Anda di halaman 1dari 24

SUMBER-

SUMBER
HUKUM ISLAM

Haniah Ilhami. S.H., L.LM.


Ijtihad sebagai Sumber
Hukum Islam
Apa itu Ijtihad?

Ijtihad adalah usaha atau ikhtiar sungguh-sungguh


dengan mempergunakan segenap kemampuan yang
ada, dilakukan oleh orang yang memenuhi syarat,
untuk merumuskan garis hukum yang belum jelas
atau tidak ada ketentuannya di dalam Al-Quran dan
Sunnah Rasulullah
Munculnya Ijtihad

Perubahan
waktu =
Permasalahan IJTIHAD
manusia Perlu diketahui
Perkembangan
semakin hukumnya
Kehidupan Memberikan solusi
beragam
Manusia bagi banyak
masalah baru
Klasifikasi

Berdasarkan Jumlah Mujtahid Berdasarkan Objek Ijtihad

1. Ijtihad Fardhi (dilakukan 1. Persoalan-persoalan zhanni


secara individual) 2. Hal-hal yang tidak terdapat
2. Ijtihad Jama’I (dilakukan ketentuannya dalam Al-
secara berkelompok) Qur’an dan As Sunnah
3. Masalah-masalah hukum
baru
Karakteristik Ijtihad

Dipengaruhi waktu dan tempat


Tidak dapat diterapkan terhadap ketentuan Ibadah
mahdhah (khusus)
Tidak boleh bertentangan dengan Al Qurán dan As
Sunnah
Siapa yang dapat melakukan Ijtihad?

KEILMUAN

INTEGRITAS PENGUASAAN
PERSONAL BAHASA
Kaidah Penemuan Hukum Islam

Al Ahkam Al Khamsah Al Maqasid Al Khamsah


“Nilai Hukum” “Tujuan Hukum (Khusus)”

Wajib Agama

Sunnah Jiwa

Mubah perbuatan
Akal

Makruh Keturunan
Nilai
Hukum
Haram Harta
Beberapa Metode Ijtihad

Ijma’
Qiyas
Mashalih al Mursalah
Istihsan
Istishab
‘Urf
1. Ijma’
Adalah......

Konseptual : Kesepakatan oleh semua ulama terhadap suatu


persoalan hukum
Operasional : Kesepakatan pendapat (konsensus) dari para ulama di
suatu tempat dan waktu tertentu terhadap satu
persoalan hukum

Contoh:
Kesepakatan berbagai elemen (ulama, pemerintah, ahli hukum
Islam) tentang legislasi hukum perkawinan dan kewarisan islam
melalui Kompilasi Hukum Islam
2. Qiyas
Adalah......
Menetapkan hukum terhadap sesuatu hal yang tidak
diterangkan oleh Quran dan Sunnah, dengan dianalogikan
kepada hukum sesuatu yang sudah diterangkan
hukumnya oleh Quran dan Sunnah, karena ada sebab yang
sama.

Unsur-unsur Qiyas :
1. Al Ashl : Ketentuan yang sudah ada
2. Al Far'u : masalah baru
3. Hkm Al Ashl : Hukum atas ketentuan yang sudah ada
4. Al Illah : alasan hukum
BAGAIMANA MELAKUKAN QIYAS?

Ketentuan yg ada Masalah Baru

Alasan Hukum

=
Kaidah Hukum Kaidah Hukum

Contoh:

Khamr Narkotika
Menghilangkan
kesadaran

HARAM = HARAM
3. Mashalih al Mursalah
Adalah......
Menetapkan hukum atas pertimbangan
kegunaan dan kemanfaatan yang sesuai dengan
tujuan syariat.

Menentukan kegunaan dan kemanfaatan :

Al Maqasid Al Khamsah + Kepentingan Umum

Kewajiban pencatatan perkawinan


4. Istihsan
Adalah......
Menetapkan hukum baru yang berbeda dengan
kaidah dasarnya atas dasar kepentingan umum
BAGAIMANA MELAKUKAN ISTIHSAN?

Ketentuan yang ada = Masalah Baru

Alasan Hukum


Kaidah Hukum Kaidah Hukum

Contoh:
Harta Bersama = Harta Bersama

Menjaga Hak
Wanita


Percampuran Pemisahan Harta
Harta Gono-Gini
5. Istishab
Adalah......
Menetapkan hukum suatu hal menurut keadaan
yang terjadi sebelumnya, sampai ada dalil yang
mengubahnya.
Contoh
Status Perkawinan

A B Kesimpulan:
Meninggalkan B Pernikahan tidak sah
tanpa bercerai Meminang B karena status B
untuk menikah diasumsikan masih sebagai
C istri A yang sah karena
tidak ada perceraian

Status “hidup” dalam Pewarisan

Harta Waris
Pergi untuk
waktu yang
tidak diketahui

A B C D
‘Urf (adat-istiadat)

Definisi Meneruskan praktek adat-istiadat atau kebiasaaan


masyarakat yang tidak bertentangan dengan hukum
Islam

Syarat • Harus nyata ada & dilakukan terus-menerus


• Harus masih dilakukan pada saat ini

Tidak bertentangan dengan


= Hukum
Al-Qur’an & Al Hadits

Contoh Adat = memberi hadiah pada saat peminangan

Tidak bertentangan dengan


= Dibolehkan
Al-Qur’an & Al Hadits
SUMBER HUKUM ISLAM
dalam Sistem Hukum Nasional
Sebagai dasar hukum atas regulasi/ kebijakan/
fatwa/ Produk Pengadilan
1. REGULASI
1. regulasi

UU No.21/2008
tentang Perbankan
Syariah
2. FATWA

Fatwa DSN-MUI No.


120/DSN-
MUI/II/2018
Tentang
Sekuritas Berbentuk
Efek Beragun Aset
Berdasarkan Prinsip
Syariah
2. PRODUK
PENGADILAN

Putusan MA No.489
K/Ag/2014
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai