AGAMA HINDU
Dosen Pengampu: Drs. Dahrun Sajadi, MA
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Pak Drs. Dahrun Sajadi, MA selaku Dosen Mata Kuliah
Studi Agama-agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan juga bagi saya selaku penulis
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama sebagai pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soalrohani
yang bersifat ghaib dan metafisika secara etimologinya berasal dari bahasa
sansekerta, yaitu dari kata "A" dan "gam". "A" berarti tidak dan "gam" berarti
pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau
bergerak dan bersifat langgeng. Agama merupakan sesuatu yang bersifat
stagnan, tetap tidak bergerak karena akan dianggap melanggar apabila ada
sesuatu yang melenceng dalam perjalanannya.
4
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain
sebagai berikut:
a. Bagaimana Asal-usul Agama Hindu dan Pembawanya
b. Bagaimana Bangsa Dravida di India
c. Bagaimana Bangsa Arya
d. Bagaimana Agama Lembah Sungai Indus
e. Bagaimana Konsep Kepercayaan dan Ketuhanan Menurut Agama Hindu
C. Tujuan
Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Penduduk india pada zaman itu terkenal dengan bangsa Dravida. Mula-
mula mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama kelamaan hanya
tinggal disebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena mereka di
sebelah Utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada bangsa-bangsa
yang merebut negeri itu.
Jadi, Dalam sejarah agama Hindu, tidak diketahui siapa pendiri agama
tersebut secara pasti dan jelas. Kepercayaan dan agama yang dibawa oleh
bangsa penakluk (Arya) itu tidak merta menghapuskan kepercayaan penduduk
india setempat (asli), tetapi berasimilasi, berpadu, bercampur dan
mempengaruhi satu sama lain.
7
Bangsa Dravida memiliki perawakan berkulit hitam, berhidung pipih, fisik
yang kecil dan berambut keriting.
C. Bangsa Arya
Diperkirakan sekitar 2000 dan 1000 tahun yang lalu, Bangsa Arya datang
dari wilayah utara India yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran.
Bangsa Arya datang ke India melalui jurang – jurang di pegunungan “Hindu
Kush“. Bangsa Arya serumpun dengan bangsa – bangsa yang ada di Eropa
seperti bangsa Jerman, Romawi dan Yunani serta bangsa – bangsa lain di
Asia. Mereka tergolong dalam ras Indo Jerman. Kedatangan bangsa Arya
pertama kali yaitu ke Sungai Shindu yang saat itu masih subur. Disanalah
terjadi pertemuan antara Bangsa Arya dan Dravida selaku penghuni lama
Sungai Shindu.
8
kulit hitam dengan postur tubuh yang lebih pendek daripada Bangsa Arya.
Berkat pertemuan ini terjadi peleburan kebudayaan Dravida dan Arya yang
membentuk kebudayaan India yang kita ketahui di masa kini.
9
tinggal padat dengan jalan raya yang saling menyilang, serta toko-toko penjual
tembikar di kedua sisi jalan.
10
Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena
memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama
Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu
Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita
Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber
dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada
manusia dalam beragam bentuk.
Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut
dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu.
Kelima keyakinan tersebut, yakni:
1. Widhi Tattwa – percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala
aspeknya
2. Atma Tattwa – percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa – percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam
setiap perbuatan
4. Punarbhava Tattwa – percaya dengan adanya proses kelahiran kembali
(reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa – percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan
akhir manusia
11
bahwa dewa-dewi merupakan Tuhan tersendiri atau makhluk yang
menyaingi derajat Tuhan.
Atma Tattwa
Atma tattwa merupakan kepercayaan bahwa terdapat jiwa dalam setiap
makhluk hidup. Dalam ajaran Hinduisme, jiwa yang terdapat dalam
makhluk hidup merupakan percikan yang berasal dari Tuhan dan disebut
Atman. Jivatma bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan
manusia yang bersifat maya, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang
sesungguhnya. Keadaan itu disebut Awidya. Hal tersebut mengakibatkan
Jiwatma mengalami proses reinkarnasi berulang-ulang. Namun proses
reinkarnasi tersebut dapat diakhiri apabila Jivatma mencapai moksa.
Karmaphala
Agama Hindu mengenal hukum sebab-akibat yang disebut Karmaphala
(karma = perbuatan; phala = buah/hasil) yang menjadi salah satu
keyakinan dasar. Dalam ajaran Karmaphala, setiap perbuatan manusia
pasti membuahkan hasil, baik atau buruk. Ajaran Karmaphala sangat erat
kaitannya dengan keyakinan tentang reinkarnasi, karena dalam ajaran
Karmaphala, keadaan manusia (baik suka maupun duka) disebabkan
karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat
ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani
kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia
menentukan nasib yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan
kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi)
Punarbhawa
Punarbhawa merupakan keyakinan bahwa manusia mengalami reinkarnasi.
Dalam ajaran Punarbhawa, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus
menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Apabila
manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka
mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan
12
selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan
agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang
belum sempat dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang
mencapai kesadaran tertinggi (moksa).
Moksa
Varanasi di Sungai Gangga, sungai suci Hindu. Varanasi menarik ribuan
umat Hindu setiap tahun.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama Hindu berasal dari Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma yaitu
"Kebenaran Abadi", dan Vaidika-Dharma (pengetahuan kebenaran) dimana
agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India.
B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.
14
DAFTAR PUSTAKA
Zaenuddin. (2020). Sejarah : Sejarah Agama Hindu. Artikel. Diakses pada tanggal
30 Maret 2021 melalui https://artikelsiana.com/sejarah-sejarah
agama-hindu- lahir-perkembangan/
Nurudin. (2010). Agama Hindu. Wordpress. Diakses pada tanggal 30 Maret 2021
melalui https://sururudin.wordpress.com/2010/12/01/agama-hindu/
Hartasiswi, Nadya. (2011). Makalah Agama Hindu. Scribd. Diakses pada tanggal
30 Maret 2021 melalui
https://www.scribd.com/doc/55169521/Makalah-Agama- Hindu
Dian. (2013). Peradaban Lembah Sungai Indus. WordPress. Diakses pada tanggal
30 Maret 2021 melalui
https://peradabankuno.wordpress.com/india/peradaban-lembah-sungai
indus/
15