Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STUDI AGAMA-AGAMA

AGAMA HINDU
Dosen Pengampu: Drs. Dahrun Sajadi, MA

Disusun Oleh:

Muhammad Rifky Permana (1120190008)


Aisyah Aulia Saputri (1120190012)
Muhammad Aqsha (1120190027)

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan


pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Agama Hindu” tepat
waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Pak Drs. Dahrun Sajadi, MA selaku Dosen Mata Kuliah
Studi Agama-agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan juga bagi saya selaku penulis
terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Namun, saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam pembuatan


makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,
saya mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kemudian makalah
ini dapat saya perbaiki dan menjadi lebih baik lagi.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bekasi, 30 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... iv
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. v
C. Tujuan ................................................................................................................ v
BAB II : PEMBAHASAN
A. Asal-usul Agama Hindu dan Pembawanya ....................................................... 6
B. Bangsa Dravida di India ..................................................................................... 7
C. Bangsa Arya ....................................................................................................... 8
D. Agama Lembah Sungai Indus ............................................................................ 9
E. Konsep Kepercayaan dan Ketuhanan Menurut Agama Hindu .......................... 10
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 14
B. Saran .................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama sebagai pengetahuan kerohanian yang menyangkut soal-soalrohani
yang bersifat ghaib dan metafisika secara etimologinya berasal dari bahasa
sansekerta, yaitu dari kata "A" dan "gam". "A" berarti tidak dan "gam" berarti
pergi atau bergerak. Jadi kata agama berarti sesuatu yang tidak pergi atau
bergerak dan bersifat langgeng. Agama merupakan sesuatu yang bersifat
stagnan, tetap tidak bergerak karena akan dianggap melanggar apabila ada
sesuatu yang melenceng dalam perjalanannya.

Namun dengan berjalannya roda kehidupan serta adanya perputaran


zaman, suatu agama maupun kepercayaan itu sendiri dituntut agar dapat
menyesuaikan diri dengan merelevansikan butir-butir beserta nilai-nilai
hakikat yang berhubungan umat terhadap Tuhannya, sehingga suatu
kepercayaan akan sangat dianggap fleksibel dan memenuhi akan jiwa umatnya
yang tengah berada dalam pusaran hidup beserta hal spiritual.

Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di


sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di
Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa
keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam
dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di
Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau
Jawa,Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan
Bugis – Sidrap).

4
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini antara lain
sebagai berikut:
a. Bagaimana Asal-usul Agama Hindu dan Pembawanya
b. Bagaimana Bangsa Dravida di India
c. Bagaimana Bangsa Arya
d. Bagaimana Agama Lembah Sungai Indus
e. Bagaimana Konsep Kepercayaan dan Ketuhanan Menurut Agama Hindu

C. Tujuan
Beberapa tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Asal-usul Agama Hindu dan Pembawanya


b. Untuk mengetahui Bangsa Dravida di India
c. Untuk mengetahui Bangsa Arya
d. Untuk mengetahui Agama Lembah Sungai Indus
e. Untuk mengetahui Konsep Kepercayaan dan Ketuhanan Menurut Agama
Hindu

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal-usul Agama Hindu dan Pembawanya


Latar belakang lahirnya agama Hindu telah tercantum dalam sejarah
agama hindu bukan tidak mungkin sejarah agama Hindu ini lahir dan muncul
pasti tidak lahir atau muncul begitu saja, pasti ada sesuatu yang membuat
agama Hindu dapat lahir atau muncul dan berkembang sampai sekarang ini,
dalam agama ini terkenal dengan macam-macam kasta atau jenis-jenis kasta,
dan macam-macam dewa atau macam-macam dewa dalam Trimurti.

Agama Hindu berasal dari Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma yaitu


"kebenaran abadi", dan Vaidika-Dharma ("pengetahuan kebenaran") dimana
agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India.
Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang
merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan
muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua
di dunia yang masih bertahan hingga kini.

Dalam membicarakan agama Hindu, perlu mengetahui sejarah yang


panjang dari gejala-gejala keagamaan yang telah terlebur di dalam agama
hindu. Dimulai dari zaman perkembangan kebudayaan-kebudayaan besar di
Meisopotamia dan Mesir. Karena rupanya antara tahun 3000 dan 2000
sebelum masehi di lembah sindhu atau Indus sudah ada bangsa-bangsa yang
peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria di daerah sungai
Eufrat dan Tigris, maka terdapat peradaban yang sama di sepanjang pantai
dari laut tengah sampai ke Teluk Benggala.

Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa di Punjab dan sebelah Utara


Karachi, ditemukan puing-puing kota yang sangat tua yang berasal dari masa
2500-2000 Sebelum Masehi, yang memberikan gambaran tentang suatu
masyarakat yang teratur baik.

6
Penduduk india pada zaman itu terkenal dengan bangsa Dravida. Mula-
mula mereka tinggal tersebar di seluruh negeri, tetapi lama kelamaan hanya
tinggal disebelah selatan dan memerintah negerinya sendiri, karena mereka di
sebelah Utara hidup sebagai orang taklukan dan bekerja pada bangsa-bangsa
yang merebut negeri itu.

Antara tahun 2000-1000 sebelum masehi dari sebelah utara masuk ke


India kaum Arya, yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran yang
memasuki India. Bangsa Arya itu serumpun dengan bangsa Jerman,Yunani,
Romawi dan bangsa-bangsa lain di Eropa dan Asia. Namun peradabannya
lebih rendah dari bangsa Dravida. Setelah bangsa pendatang tadi menetap di
dataran sungai Sindhu bercampurlah mereka lama kelamaan dengan penduduk
asli bangsa Dravida.

Jadi, Dalam sejarah agama Hindu, tidak diketahui siapa pendiri agama
tersebut secara pasti dan jelas. Kepercayaan dan agama yang dibawa oleh
bangsa penakluk (Arya) itu tidak merta menghapuskan kepercayaan penduduk
india setempat (asli), tetapi berasimilasi, berpadu, bercampur dan
mempengaruhi satu sama lain.

B. Bangsa Dravida di India


Antara 3000 dan 2000 SM, di wilayah Sungai Shindu (Indus) tinggallah
bangsa – bangsa yang peradabannya menyerupai kebudayaan bangsa Sumeria
di daerah Sungai Eufrat dan Tigris. Sisa – sisa kebudayaan India banyak
ditemukan di wilayah Lembah Sungai Indus terutama di seitar kota Harappa di
Punjab dan di sebelah utara Karachi. Bahkan disekitar wilayah tersebut telah
ditemukan sebuah kota yang dinamakan Mohenjodaro. Orang – orang di
wilayah terebut memiliki rumah yang berdinding tebal dan bertangga.
Penduduk India pada zaman itu menyebutnya sebagai Bangsa Dravida.

Bangsa Dravida awalnya hidup diseluruh India, namun pada


perkembangannya mereka berpindah ke selatan membentuk pemerintahan
sendiri karena di wilayah utara mereka menjadi orang taklukkan bangsa lain.

7
Bangsa Dravida memiliki perawakan berkulit hitam, berhidung pipih, fisik
yang kecil dan berambut keriting.

India merupakan salah satu tonggak peradaban tertua di dunia yang


dikenal dengan situsnya di sekitar lembah Sungai Indus. Dari penemuan fosil
– fosil, nampak adanya dua tipe penduduk. Pertama merupakan penduduk asli
dengan ciri, memiliki kulit gelap, kecil dan pendek, hidung lebar dan pesek
dengan bibir tebal. Suku yang kedua adalah suku mediteranian yang memiliki
hubungan erat dengan orang – orang masa pradinasti di Mesir, Arab dan
Afrika Utara. Ciri fisik suku kedua ini diantaranya memiliki kulit lebih terang,
hidung mancung, dan bermata lebar.

Orang–orang ini melakukan migrasi karena daerah lembah sungai Indus


dianggap sebagai daerah subur yang sangat baik untuk pertanian. Kemudian
datanglah Bangsa Arya, bangsa pendatang yang memiliki kemampuan tinggi
dalam berperang.

C. Bangsa Arya
Diperkirakan sekitar 2000 dan 1000 tahun yang lalu, Bangsa Arya datang
dari wilayah utara India yang memisahkan diri dari kaum sebangsanya di Iran.
Bangsa Arya datang ke India melalui jurang – jurang di pegunungan “Hindu
Kush“. Bangsa Arya serumpun dengan bangsa – bangsa yang ada di Eropa
seperti bangsa Jerman, Romawi dan Yunani serta bangsa – bangsa lain di
Asia. Mereka tergolong dalam ras Indo Jerman. Kedatangan bangsa Arya
pertama kali yaitu ke Sungai Shindu yang saat itu masih subur. Disanalah
terjadi pertemuan antara Bangsa Arya dan Dravida selaku penghuni lama
Sungai Shindu.

Keduanya memiliki perbedaan yang sangat mencolok baik dari warna


kulit, fisik, serta kehidupan keseharian. Bangsa Arya memiliki fisik yang
sempurna dengan kulit putih, berbadan tegap serta hidung yang melengkung
sedikit. Bangsa Arya unggul dalam hal peperangan, hal ini menjadikan Arya
mampu menaklukkan Dravida di India. Sedangkan Bangsa Dravida memiliki

8
kulit hitam dengan postur tubuh yang lebih pendek daripada Bangsa Arya.
Berkat pertemuan ini terjadi peleburan kebudayaan Dravida dan Arya yang
membentuk kebudayaan India yang kita ketahui di masa kini.

Kedatangan bangsa Arya di India sangat dimungkinkan terjadi


peperangan. Bangsa Arya adalah bangsa nomaden (pengembara). Mereka
hidup dengan beternak sehingga pada perkembangannya mereka sangat
menjunjung lembu dan kuda dalam agama Hindu, berbeda dengan Dravida
yang mengandalkan hidupnya dengan bercocok tanam di sekitar Sungai
Shindu. Bangsa Arya bisa dikatakan lebih primitif daripada Dravida karena
bangsa Arya belum mengenal patung–patung dewa sedangkan Dravida sudah
mengenalnya.

D. Agama Lembah Sungai Indus 


Peradaban Lembah Sungai Indus menurut para arkeolog pernah
berlangsung di Lembah Sungai Indus pada tahun 3000-500 SM. Zaman ini
sering disebut zaman Chalcolithicum. Letak lembah Sungai Indus tepatnya
berada di daerah perbukitan Baluchistan. Peradaban Sungai Indus dialiri lima
anak anak sungai: Yellum, Ravi, Chenab, Beas, dan Suttly (Punjab). Daerah
lembah sungai yang subur sehingga memungkinkan tumbuhnya kehidupan
masyarakat yang menghasilkan peradaban yang cukup tinggi.

Bangsa yang pertama kali membangun peradaban Mohenjo Daro dan


Harappa ini diperkirakan adalah Bangsa Dravida. Bangsa Dravida termasuk
ras australoid dengan bibir tebal, kulit hitam, hidung pesek, berbadan tegap
dan berambut ikal. Mereka sudah menetap dan tinggal di Lembah Indus
dengan bercocok tanam sesuai keadaan alam sekitar lembah yang subur dan
dialiri sungai.

Lambat laun, Lembah Indus menjadi ramai dengan jumlah penduduk


diperkirakan mencapai 30 hingga 40 ribu orang. Jumlah populasi sebanyak itu
terbagi menjadi dua, yaitu wilayah administratif dan wilayah kota. Wilayah
administratif adalah daerah permukiman, banyak ditemui rumah tempat

9
tinggal padat dengan jalan raya yang saling menyilang, serta toko-toko penjual
tembikar di kedua sisi jalan.

Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang


termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan
menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun
200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.

Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang terus


mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah
Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup
menetap.

Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus


mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan
bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan
Hindu.

Sementara itu, wilayah kota adalah daerah pusat pemerintahan.


Penghuninya adalah raja dan pimpinan lain beserta keluarganya. Antara
wilayah pemukiman dan wilayah pemerintahan dibatasi pagar tinggi besar
yang dilengkapi menara dan sistem saluran air bawah tanah.

Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di


wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa
(Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin),
Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya.
Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas
sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan
selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama
Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.

E. Konsep Kepercayaan dan Ketuhanan Menurut Agama Hindu

10
Hindu seringkali dianggap sebagai agama yang beraliran politeisme karena
memuja banyak Dewa, namun tidaklah sepenuhnya demikian. Dalam agama
Hindu, Dewa bukanlah Tuhan tersendiri. Menurut umat Hindu, Tuhan itu
Maha Esa tiada duanya. Dalam salah satu ajaran filsafat Hindu, Adwaita
Wedanta menegaskan bahwa hanya ada satu kekuatan dan menjadi sumber
dari segala yang ada (Brahman), yang memanifestasikan diri-Nya kepada
manusia dalam beragam bentuk.

Dalam Agama Hindu ada lima keyakinan dan kepercayaan yang disebut
dengan Pancasradha. Pancasradha merupakan keyakinan dasar umat Hindu.
Kelima keyakinan tersebut, yakni:

1. Widhi Tattwa – percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan segala
aspeknya
2. Atma Tattwa – percaya dengan adanya jiwa dalam setiap makhluk
3. Karmaphala Tattwa – percaya dengan adanya hukum sebab-akibat dalam
setiap perbuatan
4. Punarbhava Tattwa – percaya dengan adanya proses kelahiran kembali
(reinkarnasi)
5. Moksa Tattwa – percaya bahwa kebahagiaan tertinggi merupakan tujuan
akhir manusia

 Widhi Tattwa Omkara


Aksara suci bagi umat Hindu yang melambangkan “Brahman” atau
“Tuhan Sang Pencipta”. Widhi Tattwa merupakan konsep kepercayaan
terdapat Tuhan yang Maha Esa dalam pandangan Hinduisme. Agama
Hindu yang berlandaskan Dharma menekankan ajarannya kepada umatnya
agar meyakini dan mengakui keberadaan Tuhan yang Maha Esa. Dalam
filsafat Adwaita Wedanta dan dalam kitab Weda, Tuhan diyakini hanya
satu namun orang bijaksana menyebutnya dengan berbagai nama. Dalam
agama Hindu, Tuhan disebut Brahman. Filsafat tersebut tidak mengakui

11
bahwa dewa-dewi merupakan Tuhan tersendiri atau makhluk yang
menyaingi derajat Tuhan.

 Atma Tattwa
Atma tattwa merupakan kepercayaan bahwa terdapat jiwa dalam setiap
makhluk hidup. Dalam ajaran Hinduisme, jiwa yang terdapat dalam
makhluk hidup merupakan percikan yang berasal dari Tuhan dan disebut
Atman. Jivatma bersifat abadi, namun karena terpengaruh oleh badan
manusia yang bersifat maya, maka Jiwatma tidak mengetahui asalnya yang
sesungguhnya. Keadaan itu disebut Awidya. Hal tersebut mengakibatkan
Jiwatma mengalami proses reinkarnasi berulang-ulang. Namun proses
reinkarnasi tersebut dapat diakhiri apabila Jivatma mencapai moksa.

 Karmaphala
Agama Hindu mengenal hukum sebab-akibat yang disebut Karmaphala
(karma = perbuatan; phala = buah/hasil) yang menjadi salah satu
keyakinan dasar. Dalam ajaran Karmaphala, setiap perbuatan manusia
pasti membuahkan hasil, baik atau buruk. Ajaran Karmaphala sangat erat
kaitannya dengan keyakinan tentang reinkarnasi, karena dalam ajaran
Karmaphala, keadaan manusia (baik suka maupun duka) disebabkan
karena hasil perbuatan manusia itu sendiri, baik yang ia lakukan pada saat
ia menjalani hidup maupun apa yang ia lakukan pada saat ia menjalani
kehidupan sebelumnya. Dalam ajaran tersebut, bisa dikatakan manusia
menentukan nasib yang akan ia jalani sementara Tuhan yang menentukan
kapan hasilnya diberikan (baik semasa hidup maupun setelah reinkarnasi)

 Punarbhawa
Punarbhawa merupakan keyakinan bahwa manusia mengalami reinkarnasi.
Dalam ajaran Punarbhawa, reinkarnasi terjadi karena jiwa harus
menanggung hasil perbuatan pada kehidupannya yang terdahulu. Apabila
manusia tidak sempat menikmati hasil perbuatannya seumur hidup, maka
mereka diberi kesempatan untuk menikmatinya pada kehidupan

12
selanjutnya. Maka dari itu, munculah proses reinkarnasi yang bertujuan
agar jiwa dapat menikmati hasil perbuatannya (baik atau buruk) yang
belum sempat dinikmati. Proses reinkarnasi diakhiri apabila seseorang
mencapai kesadaran tertinggi (moksa).

 Moksa
Varanasi di Sungai Gangga, sungai suci Hindu. Varanasi menarik ribuan
umat Hindu setiap tahun.

Dalam keyakinan umat Hindu, Moksa merupakan suatu keadaan di mana


jiwa merasa sangat tenang dan menikmati kebahagiaan yang
sesungguhnya karena tidak terikat lagi oleh berbagai macam nafsu maupun
benda material. Pada saat mencapai keadaan Moksa, jiwa terlepas dari
siklus reinkarnasi sehingga jiwa tidak bisa lagi menikmati suka-duka di
dunia. Oleh karena itu, Moksa menjadi tujuan akhir yang ingin dicapai
oleh umat Hindu.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Agama Hindu berasal dari Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharma yaitu
"Kebenaran Abadi", dan Vaidika-Dharma (pengetahuan kebenaran) dimana
agama Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India.

Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang


merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan
muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua
di dunia yang masih bertahan hingga kini.

B. Saran
Saya sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

14
DAFTAR PUSTAKA

Zaenuddin. (2020). Sejarah : Sejarah Agama Hindu. Artikel. Diakses pada tanggal
30 Maret 2021 melalui https://artikelsiana.com/sejarah-sejarah
agama-hindu- lahir-perkembangan/

Nurudin. (2010). Agama Hindu. Wordpress. Diakses pada tanggal 30 Maret 2021
melalui https://sururudin.wordpress.com/2010/12/01/agama-hindu/

Hartasiswi, Nadya. (2011). Makalah Agama Hindu. Scribd. Diakses pada tanggal
30 Maret 2021 melalui
https://www.scribd.com/doc/55169521/Makalah-Agama- Hindu

Purnia, Novie. (2016). MAKALAH AGAMA HINDU. Wordpress. Diakses pada


tanggal 30 Maret 2021 melalui
https://noviepurnia.wordpress.com/2016/09/08/makalah-agama
hindu/#_ftn1

Ardiansyah, Rahman. (2017). Sejarah Bangsa Arya dan Bangsa Dravida


Peradaban India Kuno. IdSejarah. Diakses pada tanggal 30 Maret 2021
melalui https://idsejarah.net/2017/09/bangsa-arya-dan-bangsa
dravida.html

Shodiq,Rifai. (2016). Peradaban Lembah Sungai Indus (3000-500 SM). Diakses


pada tanggal 30 Maret 2021 melalui
https://wawasansejarah.com/peradaban- lembah-sungai-indus/

Dian. (2013). Peradaban Lembah Sungai Indus. WordPress. Diakses pada tanggal
30 Maret 2021 melalui
https://peradabankuno.wordpress.com/india/peradaban-lembah-sungai
indus/

15

Anda mungkin juga menyukai