Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM IX

A. Judul Praktikum:
Pembuatan Sediaan Mikroskopik
B. Tujuan Praktikum :
Mempelajari cara menyiapkan sediaan mikroskopik dengan baik, sebagai prasyarat untuk
berbagai pewarnaan.
C. Dasar Teori
Pewarnaan mikroba sangat bergantung pada sedian mikroskopik ini sehingga untuk
melakukannya membutuhkan ketelitian dan juga pengalaman. Olesan yang dibuat jangan terlalu
tebal atau tipis. Pada olesan – olesan yang tebal sel – sel bakteri akan bertumpuk – tumpuk
sehingga sulit untuk menentukan bentuk sel secara individu. Olesan juga tidak boleh terlalu tipis
karena dapat menyulitkan pengamatan secara mikroskopik. Jika menggunakan biakan yang
berasal dari medium padat maka olesannya cenderung tebal sedangkan jika menggunakan biakan
yang berasal dari medium cair maka olesannya cenderung tipis.
Selain pembuatan preparat oles hal lain yang dapat mempengaruhi pewarnaan mikroba adalah
tempat untuk meletakkan olesan tadi ( kaca objek ). Yang perlu diperhatikan pada kaca objek ini
adalah goresan yang terdapat pada permukaannya. Sebaiknya kaca objek yang digunakan tidak
memiliki goresan dan juga harus dalam keadaan steril sehingga sebelum digunakan kaca objek
harus dibersihkan dulu dengan menggunakan alkohol. Jika kaca objek tidak dalam keadaan steril
maka akan menganggu proses pengamatan karena akan mikroba – mikroba yang terdapat pada
kaca objek yang tidak bersih akan bercampur dengan mikroba yang akan diteliti sehingga
pengamatan akan menjadi kacau.
Setelah proses pembuatan preparat oles selesai langkah selanjutnya adalah memfiksasi olesan
tersebut diatas api dari pembakar Bunsen. Fiksasi perlu dilakukan karena berfungsi sebagai
berikut :
1. Merekatkan sel mikroba pada gelas objek
2. Membunuh mikroba tanpa merusak struktur dan bentuknya
3. Mengubah afinitas ( daya ikat ) zat warna
4. Membuat sel – sel mikroba lebih kuat ( keras )
5. Melepaskan granuler ( butiran ) protein menjadi gugus reaktif ( NH3+) yang akan bereaksi
dengan gugus OH- dari zat warna
6. Mencegah otolisi sel
7. Mempertinggi sifar reaktif gugus tertentu
D. Alat dan Bahan
Objek gelas, biakan bakteri muda (24-48 jam). Alcohol, kapas, jarum inokulasi, pipet tetes,
pembakar Bunsen.
E. Prosedur kerja
1. Membersihkan objek gelas hingga bebas lemak dengan kapas beralkohol.

2. Meneteskan satu tetes aquades dengan menggunakan pipet tetes pada objek gelas tersebut.
3. Memijarkan jarum inokulasi dan dinginkan.
4. Mengambil biakan bakteri dengan jarum inokulasi tersebut, kemudian campurkan dengan
tetesan aquades pada objek gelas, sebarkan suspense tersebut sehingga menjadi sediaan yang
tipis dalam bentuk lingkaran kira-kira sebesar uang logam 25 rupiah.
5. Mengeringkan sediaan tersebut dengan melewatkan objek gelas bagian bawahnya diatas api
sebanyak 3 kali, cara ini disebut fiksasi panas. Ada juga sediaan yang difiksasi dengan motif
alcohol atau bahan kimia lain.
6. Mengunakan sediaan mkroskopik di atas untuk proses pewarnaan selanjutnya.

F. Hasil Pengamatan

Gambar di atas merupakan gambar dari media yang siap untuk dilakukan uji coba.
G. Pembahasan
Media mikroskopik adalah media yang digunakan untuk mendeteksi jenis bakteri dengan cara
pewarnaan bakteri baik bakteri gram positif maupun gram negative bahkan digunakan juga untuk
pewarnaan endospora.
Setelah media dibuat dan diseterilkan media siap untuk digunakan dalam percobaan pewarnaan
gram dan pewarnaan endospora.
H. Jawaban Pertanyaan
Fiksasi Panas adalah suatu cara yang digunakan untuk menseterilkan media dengan cara
melewatkan meletakkan sel pd gelas obyek tujuannya adalah untuk membunuh mikroba dan
mikroba yang mati lebih mudah diwarnnai dan tidak merusak mikroba.

I. Kesimpulan
Pembuatan media mikroskopik dilakukan dengan cara fiksasi panas. Fiksasi Panas adalah suatu
cara yang digunakan untuk menseterilkan media dengan cara melewatkan media di atas api yang
membara. Dan tujuan dari fiksasi panas adalah untuk memetikan bakteri tanpa merusak bakteri
tersebut.
Setelah media dipanaskan dengan cara fiksasi panas media siap dipakai untuk percobaan dalam
pewarnaan gram dan pewarnaan endospora.

J. Daftar Pustaka
Dwidjoseputro, D. 1993. Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerbit
Djambatan, Jakarta
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Jakarta.
K. Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. UMM Press. Malang
Prescott, LM; John PH; Donald AK. 2002. Microbiology 5th edition. McGraw-Hill Company.
New York.
Schlegel,H.G. dan Schmidt, K.1994. Mikrobiologi Umum. Gadjah Mada University Press :
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai