Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS TERBUKA

Unit Program Jarak Jauh (UPBJJ-Ut) Sorong


Jalan Jenderal Sudirman No.9ARemu Selatan,Sorong Papua Barat
Telepon 0951-321058,321054,Faximail: 0951-321107

TUGAS 3 PDGK4104

Mata Kuliah : Perspektif Pendidikan SD


Nama : Rini Lestari
NIM : 855711917

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI DENGAN BENAR !

NO SOAL URAIAN SKOR


NILAI

Jelaskan sesuai Permen no.16/2007 tentang standar kualifikasi


Akademik dan Standar Kompetensi Guru Kelas dapat dirumuskan
1. dalam 4 rumpun kompetensi ! 20
Jelaskan menurut anda, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
memberikan pelayanan anak berbakat di sekolah ! 20
2.
Jelaskan prinsip-prinsip harus diperhatikan dalam pengembangan
Kurikulum yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2007: 453-454) ! 20
3.
Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan
KTSP ! 20
4.
Jelaskan menurut pengalaman anda, kelemahan bahan ajar yang
digunakan di SD !
5. 20

Skor akhir 100

Jawaban :
1. Permen no.16/2007 tentang standar kualifikasi Akademik dan Standar Kompetensi
Guru Kelas dapat dirumuskan dalam 4 rumpun kompetensi :
 Kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam,
 Penguasaan bidang studi,
 Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, dan
 Kemampuan mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan.

Setiap rumpun kompetensi dijabarkan menjadikomptensi, yang secara total


kompetensi. Kompetensi sebagai agen pembelajaran terdiri dari kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial.
Setiap kompetensi inti kemudian dijabarkan sebagai kompetensi guru SD / MI. Tidak
ada spesifikasi pengalaman belajar dalam Standar Kompetensi ini standar karena
memang kompetensi dalam permen ini bukan diniatkan untuk menjadi acuan dalam
pendidikan guru. Pengelompokan Standar Kompetensi Guru Kelas -SD / MI
berdasarkan pelaksanaan tugasnya, mulai dari siapa yang menerapkan (memahami
karakterisitik peserta didik), apa yang akan mengajar (penguasaan bidang studi),
bagaiaman mengajarnya (kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik), serta kemampuan mengembangkan diri secara terus - terus menerus .
Dengan demikian, pengelompokkan ini berdasarkan tugas-tugas nyata seorang guru,
yang sering juga disebut sebagai sosok utuh kompetensi guru profesional.
Kompentensi pegdagogik merupakan rumah dari kompentesi guru yang bersumber
dari ilmu pendidikan, sedangkan kompetensi kepribadian lebih menekankan pada
sifat-sifat yang harus dimiliki seorang guru, bukan pada bagaimana cara guru
mengaktualisasikan sifat-sifat tersebut dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.
Selanjutnya, skompetensi profesional hanya dimaknai sebagai penguasaan bidang
studi yang luas dan mendalam, sedangkan kompetensi sosial hampir sama dengan
kompetensi kepribadian, lebih menekankan pada sifat-sifat sosial yang harus dimiliki
oleh seorang guru.

2. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak berbakat di


sekolah antara lain :
Kebutuhan pendidikan anak berbakat ditinjau dari kepentingan anak berbakat itu sendiri, yaitu
yang berhubungan dengan pengembangan potensinya yang hebat. Untuk mewujudkan potensi
yang hebat itu, anak berbakat membutuhkan peluang untuk mencapai aktualisasi potensi yang
dimilikinya melalui penggunaan fungsi otak, peluang untuk berinteraksi, dan pengembangan
kreativitas dan motivasi internal untuk belajar berprestasi. Dari segi kepentingan masyarakat,
anak berbakat membutuhkan kepedulian, pengakomodasian, perwujudan lingkungan yang
kaya dengan pengalaman, dan kesempatan anak berbakat untuk berlatih secara nyata.
Dalam menentukan jenis layanan bagi anak berbakat perlu memperhatikan beberapa
komponen. Komponen persiapan penentunan jenis layanan seperti mengidentifikasi anak
berbakat merupakan hal yang tidak mudah, karena banyak anak berbakat yang tidak
menampakkan keberbakatannya dan tidak dipupuk. Untuk mengidentifikasi anak berbakat,
perlu menentukan alasan atau sebab mencari mereka sehingga dapat menentukan alat
indentifikasi yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Misalnya ketika memilih kelompok
Matematika, maka pendekatannya harus mengarah pada penelusuran bakat matematika.

Pelayanan yang dapat diberikan pada anak berbakat seperti :


- Menyelenggarakan kelas-kelas tradisional dengan pendekatan individual. Dalam model ini
biasanya jumlah anak per kelas harus sangat terbatas sehingga perhatian guru terhadap
perbedaan individual masih bisa cukup memadai, misalnya maksimum 20 anak. Masing-
masing anak didorong untuk belajar menurut ritmenya masing-masing. Anak yang sudah
sangat maju diberi tugas dan materi yang lebih banyak dan lebih mendalam daripada anak
lainnya; sebaliknya anak yang agak lamban diberi materi dan tugas yang sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Demikian pula guru harus siap dengan berbagai bahan yang
mungkin akan dipilih oleh anak untuk dipelajari. Guru dalam hal ini menjadi sangat sibuk
dengan memberikan perhatian individual kepada anak yang berbeda-beda tingkat
perkembangan dan ritme belajarnya.
- Membangun kelas khusus untuk anak berbakat. Dalam hal ini anak-anak yang memiliki
bakat/kemampuan yang kurang lebih sama dikumpulkan dan diberi pendidikan khusus
yang berbeda dari kelas-kelas tradisional bagi anak-anak seusianya. Kelas seperti ini pun
harus merupakan kelas kecil di mana pendekatan individual lebih diutamakan daripada
pendekatan klasikal. Kelas khusus anak berbakat harus memiliki kurikulum khusus yang
dirancang tersendiri sesuai dengan kebutuhan anak-anak berbakat. Sistem evaluasi dan
pembelajarannyapun harus dibuat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

3. Prinsip-prinsip harus diperhatikan dalam pengembangan Kurikulum yang


dikemukakan oleh Sukmadinata (2007: 453-454) :
a. Prinsip Relenvansi : Berkenan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta
didik, kurikulum SD dituntut untuk sesuai dengan proses belajar peserta didik
SD.Pengalaman belajar yang disediakan dirancang dengan memperhatikan karakteristik
proses belajar usia anak atau dengan kata lain sesuai dengan konsep developmentally
appropriatepractices (DAP) seperti yang anda ketahui,usia peserta didik SD merentang dari
6 sampai 12 tahun. Perinsip relevansi yang berkaitan dengan kebutuhan serta tuntutan
perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat Sukmadinata (2005 : 150)
mengemukakan adanya prinsip relevansi kedalam dan keluar . Prinsip relevansi keluar
mengacu pada kesesuian kurikulum dengan kebutuhan serta tuntatan perkenbangan
peserta didik dan perkembangan masyarakat,sedangkan prinsip relevansi kedalam
mengacu pada konsistensi antar berbagai komponen kurikulum (tujuan ,materi , kegiatan
relevansi ) sebagai contoh apabila tujuan atau kemampuan yang harus dikuasai
berkenan dengan penguasaan ketrampilan, maka pengalaman belajar dan materi serta
evaluasi yang dikembangkan harus mendukung penguasaan ketrampilan yang telah
dirumuskan
b. Prinsip Efektifitas : Kegiatan pengembangan kurikulum mencakup kegiatan perancangan
dam implementasi kurikulum.Melalui penerapan prinsip efektifitas,kurikulum yang
dirancang diharapkan dapat dilaksanakan dan mencapai tujuan yang ditetapkan .Semakin
lengkap dan tinggi tingkat pencapaian kurikulum kurikulum,semakin efektif implementasi
kurikulum.
c. Prinsip Efisiensi : Secara umum makna efisiensi brekenan dengan penggunaan sumber
daya dalam rangka pencapaian tujuan. Berkenan dengan prinsip ini, pengembang
kurikulum hendaknya memperhatikan berbagai faktor pendukung dan penghambat
pengelolaan pelaksanaan atau implementasi kurikulum disekolah sehingga kurikulum
dapat diimplementasikan dengna lancer dan optimal.
d. Prinsip Fleksibitas : Penerapan prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum
menuntut kurikulum dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah tempat
kurikulum diimplementasikan

4. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan KTSP :


a. Analisis Konteks
 Analisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekolah: siswa, guru dan
tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya dan program-program yang ada di
sekolah.
 Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi propesi, dunia
industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
 Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sebagai acuan
dalam penyusunan KTSP.
b. Tim Penyusun : Tim penyusun KTSP SD, SMP, SMA dan SMK terdiri dari guru,
konselor, kepala sekolah dan narasumber, dengan kepala sekolah sebagai ketua merangkap
anggota dan disupervisi oleh dinas kabupaten/kota dan propinsi yang bertanggungjawab di
bidang pendidikan.
c. Kegiatan Penyusunan
 Penyusunan KTSP merupakan bagian dari perencanaan sekolah. Kegiatan ini dapat
berbentuk rapat kerja dan loka karya sekolah yang diselenggarakan dalam jangka
waktu sebelum tahun pelajaran baru.
 Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan
penyusunan draf, review dan revisi serta finalisasi. Langkah yang lebih rinci dari
masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim penyusun.
 Dokumen KTSP SD, SMP, SMA dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala
sekolah serta diketahui oleh komite sekolah dan dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab di bidang pendidikan

5. Kelemahan bahan ajar yang digunakan di SD antara lain:


- Salah konsep, hal ini sangat penting untuk diperhatikan, di mana ketika guru salah
memberikan konsep terkait dengan bahan ajar yang disampaikan kepada siswanya maka
akan berakibat pada pemahaman siswa yang salah yang berkelanjutan. Misalnya, guru
salah memberikan konsep materi pecahan kepada siswa maka selamanya siswa akan
memakai konsep yang diberikan gurunya tersebut.
- Tidak memadainya cakupan materi yang disajikan, ketika guru menyusun materi mengajar
maka cakupan materinya harus mencukupi kebutuhan siswa sehingga siswa dapat
memahami apa yang guru ajarkan.
- Penggunaan ilustrasi yang kurang tepat, oleh karena itulah sangat penting guru
memberikan bahan ilustrasi yang tepat sesuai dengan bahan ajar yang digunakan.
- Penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi, ini
merupakan kelemahan yang perlu diperbaiki, di mana evaluasi merupakan salah satu tolak
ukur berhasil atau tidaknya guru dalam memberikan pengajaran dan pendidikan kepada
siswanya.
- Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa, ketika
mengajar siswa tingkat SD maka sebaiknya menggunakan bahasa yang sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa tersebut sehingga siswa dapat memahami dan mengikuti
dengan baik pelajaran yang diberikan guru.

Anda mungkin juga menyukai