TUGAS
2). Komunikasi secara umum merupakan suatu proses penyampaian – penerimaan pesan
antar dua orang atau lebih. Pesan yang disampaikan dapat berupa komunikasi lisan,
komunukasi tulisan, komunikasi verbal, komunikasi non verbal. Komunikasi tulisan suatu
proses penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk
tulisan yang memilki makna tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi tulisan adalah
kegiatan komunikasi yang menggunakan sarana tulisan yang dapat menggambarkan atau
mewakili komunikasi lisan termasuk kedalamnya adalah menulis dan membaca.
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu
memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap
berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran.
Dengan menguasai dan mengembangkan beberapa strategi serta teknik berkomunikasi
secara otomatis akan meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan berbagai
macam orang.Seorang pendidik bisa menciptakan dan mengembangkan komunikasi yang
efektif melalui materi pembelajaran yang bisa diterima dan mudah dipahami oleh peserta
didik.
Dalam komunikasi pendidikan, seorang pendidik harus mempunyai komunikasi pribadi
yang baik karena ini akan berpengaruh untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara
pendidik dan peserta didiknya. Seorang pendidik juga harus mempunyai peranan yang
penting untuk bisa mengendalikan kondisi kelas yang sehat karena merupakan tolak ukur
keberhasilan.
Bahasa tubuh merupakan bagian yang sangat penting dalam komunikasi manusia yang
merupakan bagian komunikasi nonverbal untuk dapat menyampaikan pesan-pesannya
sendiri. Kita bahkan bisa memahami maksud komunikasi seseorang melalui bahasa
tubuhnya. Hal lain yang penting dari bahasa tubuh dalam komunikasi umumnya dan
komunikasi antar pribadi khususnya adalah membantu efektivitas komunikasi kita. Menurut
Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model
proses komunikasi, yaitu :
Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana
proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan
dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk
menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says
what, in wich channel, to whom, dan with what effect.
Model sirkuler
Model ini ditandai dengan adanya unsur umpan balik (feedback). Pada hakekatnya
model sirkuler ini merupakan proses komunikasi yang berlangsung dua arah. Melalui model
ini dapat diketahui efektif dan tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan
efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.
Proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang efektif
adalah komunikasi yang terjadi adanya arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya
feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi
tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator,
kemudian komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan
makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yang
dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan
proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudian memahaminya
sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan
komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik.
3). Menurut cerita diatas bahasa yang dipergunakan Maryam yaitu bahasa Jawa (Solo) dan
bahasa Indonesia dikarenakan Maryam sejak kecil lebih banyak menggunakan kedua
bahasa tersebut. Sedangkan bahasa Bugis Maryam belum terlalu banyak digunakan.
4). Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan ilmu yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat
kemudian dikaji secara reflektif. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik
untuk memahami dan merespon suatu lokal, regional, nasional, dan global. Tujuan mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah diharapkan membantu peserta didik mengenalkan
nilai kewarganegaraan dan moral. Dengan belajar IPS, peserta didik dapat mengamalkan
nilai-nilai moral dan mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Adapun tujuan utama
pembelajaran IPS adalah menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam
masyarakat. Ruang lingkup dalam pembelajaran IPS mencakup hubungan sosial, ekonomi,
psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi dan politik.Geografi merupakan salah satu dari
beberapa ruang lingkup pembelajaran IPS, mempunyaiperanan yang sangat penting di
dalam kehidupan manusia. Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPS kesulitan
menemukan model yang tepat dalam melakukan pembelajaran. Sehingga pembelajaran
yang dilakukan guru monoton, lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tidak
adanya media pembelajaran yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang
optimal. Dengan cara pembelajaran dapat mengurangi keantusiasan dan minat siswa untuk
mengikuti pelajaran IPS dan kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Pada
pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut, merupakan gambaran yang terjadi di SDN
Gebangsari 01. Berdasarkan diskusi dengan tim kolaborasi, pembelajaran IPS pada aspek
geografi masih belum optimal, karena guru kurang menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi, sehingga siswa kurang aktif, cepat merasa bosan dan penggunaan media
pembelajaran masih kurang. Hal itu didukung data dari pencapaian hasil observasi dan
evaluasi materi kenampakan alam pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran
2010/2011 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah
yaitu 65. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 95,
dengan rerata kelas 57,94. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata
pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya, agar
siswa sekolah dasar tersebut mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Berdasarkan
diskusi dengan guru kelas IV, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim
kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang
dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas
guru. Maka peneli menggunakan salah satu model
pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Quantum Learning, dengan menggunakan
model pembelajaran Quantum Learning yang menekankan aktivitas siswa dengan
memanfaatkan.