Anda di halaman 1dari 6

BU JAWABAN TUGAS MATA LIAH

TUGAS

Nama Mahasiswa : Francisca Diesyana

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 858049684

Kode Mata Kuliah : PDGK4204

Kode/Nama UPBJJ : PDGK4204/Pend. Bahasa Indonesia di SD

Masa Ujian : 2020/21.2 (2021.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1). Secara umum, bahasa mempunyai fungsi dan tujuan yang sesuai dengan maksud
penutur. Fungsi bahasa tersebut bisa dilihat sebagai alat ekpressi diri, bahasa sebagai media
komunikasi, alat integrasi dan adaptasi sosial, serta bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Selain fungsi tersebut, Halliday (1973) menyebutkan tujuh fungsi bahasa sebagai
fungsi instrumental, fungsi regulasi, fungsi representasional, fungsi interaksional, fungsi
personal, fungsi heuristik, dan fungsi imaginatif.
 
1). Fungsi Instrumental
    Yang dimaksud dengan bahasa sebagai fungsi instrumental adalah penggunaan bahasa
dapat dipergunakan untuk melayani lingkungan dimana bahasa tersebut dipergunakan, serta
bahasa dapat menyebabkan terjadinya peristiwa tertentu. Sebagai contoh bahasa Indonesia
digunakan sebagai bahasa utama dalam rapat anggota DPR serta sekolah- sekolah di
Indonesia. Contoh riil lainnya adalah penggunaan bahasa jawa yang memiliki level. Dimana
telah menjadi unggah ungguh bagi masyarakat jawa untuk menggunakan bahasa jawa
krama inggil untuk orang yang dianggap lebih tua atau dipandang lebih tinggi status
sosialnya. Secara tidak langsung hal ini menjadi instrumen tidak tertulis yang ada dalam
kehiupan bermasyarakat.
2). Fungsi Regulasi
     Fungsi regulasi ialah penggunaan bahasa yang digunakan untuk mengawasi serta
mengendalikan peristiwa- peristiwa yang terjadi dilingkungan manusia. Dengan kata lain,
fungsi bahasa sebagai regulasi yaitu untuk mengatur dan mengendalikan penggunaan
bahasa yang dipergunakan oleh masyarakat, misalnya dalam tanda jalan seperti belok kiri,
belok kanan, jalan terus, dan lain – lain.
3). Fungsi Representasional
      Fungsi representasionaladalah bahasa yang bertujuan untuk mengambarkan maksud dan
tujuan tertentu. Maksud dan tujuan tersebut bisa berupa fakta dan pengetahuan,
menjelaskan suatu peristiwa, melaporkan sesuatu, serta lain- lainnnya. Sebagai contoh
ketika terjadi kecelakaan lalu lintas disuatu tempat, terdapat sejumlah wartawan yang
meliput dan menyampaikan peristiwa tersebut dalam stasiun televisi. Dengan demikian,
bahasa tersebut berfungsi sebagai representasional.
4). Fungsi Interaksional
Fungsi interaksional adalah bahasa yang dipergunakan sebagai media dalam menjamin
terjadinya interaksi serra memantapkan terjadinya komunikasi antara penutur dan
pendengar dalam berkomunikasi. Dengan demikian bahasa sebagai alat jaminan dan bukti
dalam proses terjadinya komunikasi.
5). Fungsi Personal
Fungsi personal ialah bahasa yang dipergunakan sebagai alat dalam mengekpresikan
diri, misalnya mengenai emosi, pendapat, perasaan, serta maksud- maksud yang bersifat
individu. Sebagai contoh ketika seseorang ingin menyatakan perasaaanya tentang
keindahan di pulau Bali, maka orang tersebut bisa menyampaikan perasaannya lewat
tulisan, dan lainnya.
6). Fungsi Heuristik
Fungsi heuristik adalah bahasa yang dipergunakan dalam mempelajari dan mengkaji
ilmu pengetahuan, mengembangkan teknologi, serta menyampaikan rumusan- rumusan
yang bersifat ilmiah. Memonumenkan sebuah ilmu bermanfaat yang bisa diwariskan kepada
generasi penerus.
7). Fungsi Imaginatif
Fungsi imaginatif ialah bahasa yang dipergunakan dalam proses penciptaan imajinasi.
Penciptaan imajinasi bisa berupa mendongeng, membuat cerita baik panjang maupun
pendek, menciptakan khayalan / mimpi, serta lain- lainnya. Contohnya adalah peulisan
sebuah novel, novel berisi cerita fiksi yang lahir akibat proses kreatif sang penulis.
  Pada dasarnya, bahasa berfungsi sesuai dengan konteks,  kegunaan, tempat, kondisi, dan
individu yang menggunakannya. Suatu bahasa sangat memungkinkan untuk tidak
digunaakan disaat tertentu. Akan tetapi, bahasa memegang peran penting dan sebagai
sebuah media yang untuk berinteraksi antara individu yang satu dengan yang lainnya.
Fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat erat kaitannya dengan kehidupan
bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan sebuah sarana untuk
beradaptasi di lingkungan yang mereka tinggali. Dan, bahasa  merupakan jawaban untuk
sarana tersebut. Dengan bahasa setiap individu bisa mengutarakan ide atau gagasan yang
dimilikinya. Di sinilah fungsi komunikasi dan sebgai sarana mengekspresikan diri dari
sebuah bahasa berperan. Di sisi lain, bahasa merupakan pemersatu dalam suatu lingkungan
yang pastinya memiliki perbedaan.

2). Komunikasi secara umum merupakan suatu proses penyampaian – penerimaan pesan
antar dua orang atau lebih. Pesan yang disampaikan dapat berupa komunikasi lisan,
komunukasi tulisan, komunikasi verbal, komunikasi non verbal. Komunikasi tulisan suatu
proses penyampaian pesan komunikasi dengan menggunakan kata-kata dalam bentuk
tulisan yang memilki makna tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa komunikasi tulisan adalah
kegiatan komunikasi yang menggunakan sarana tulisan yang dapat menggambarkan atau
mewakili komunikasi lisan termasuk kedalamnya adalah menulis dan membaca.
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik, dimana peserta didik mampu
memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah
wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik. Pengajar adalah pihak yang paling bertanggungjawab terhadap
berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran.
Dengan  menguasai dan mengembangkan beberapa strategi serta  teknik berkomunikasi
secara otomatis akan meningkatkan kemampuan untuk berhubungan dengan berbagai
macam orang.Seorang pendidik bisa menciptakan dan mengembangkan  komunikasi yang
efektif melalui materi pembelajaran yang bisa diterima dan mudah dipahami oleh peserta
didik.
Dalam komunikasi pendidikan, seorang pendidik  harus mempunyai komunikasi pribadi
yang baik karena ini akan berpengaruh untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara
pendidik dan peserta didiknya.  Seorang pendidik juga harus mempunyai peranan yang
penting untuk bisa mengendalikan kondisi kelas yang sehat karena merupakan tolak ukur
keberhasilan.
Bahasa tubuh merupakan bagian yang sangat penting dalam komunikasi manusia yang
merupakan bagian komunikasi nonverbal untuk dapat menyampaikan pesan-pesannya
sendiri. Kita bahkan bisa memahami maksud komunikasi seseorang melalui bahasa
tubuhnya. Hal lain yang penting dari bahasa tubuh dalam komunikasi umumnya dan
komunikasi antar pribadi khususnya adalah membantu efektivitas komunikasi kita. Menurut
Endang Lestari G dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model
proses komunikasi, yaitu :
Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus, dimana
proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan
dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk
menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says
what, in wich channel, to whom, dan with what effect.
Model sirkuler
Model ini ditandai dengan adanya unsur umpan balik (feedback). Pada hakekatnya
model sirkuler ini merupakan proses komunikasi yang berlangsung dua arah. Melalui model
ini dapat diketahui efektif dan tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan
efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan.
Proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang efektif
adalah komunikasi yang terjadi adanya arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya
feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi
tahapan pemaknaan terhadap pesan (meaning) yang akan disampaikan oleh komunikator,
kemudian komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan
makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yang
dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan
proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudian memahaminya
sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan
komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik.

3). Menurut cerita diatas bahasa yang dipergunakan Maryam yaitu bahasa Jawa (Solo) dan
bahasa Indonesia dikarenakan Maryam sejak kecil lebih banyak menggunakan kedua
bahasa tersebut. Sedangkan bahasa Bugis Maryam belum terlalu banyak digunakan.

4). Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial
merupakan ilmu yang menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam masyarakat
kemudian dikaji secara reflektif. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik
untuk memahami dan merespon suatu lokal, regional, nasional, dan global. Tujuan mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial adalah diharapkan membantu peserta didik mengenalkan
nilai kewarganegaraan dan moral. Dengan belajar IPS, peserta didik dapat mengamalkan
nilai-nilai moral dan mempraktekkannya dalam kehidupan nyata. Adapun tujuan utama
pembelajaran IPS adalah menyerap bahan pendidikan dari kehidupan nyata dalam
masyarakat. Ruang lingkup dalam pembelajaran IPS mencakup hubungan sosial, ekonomi,
psikologi sosial, budaya, sejarah, geografi dan politik.Geografi merupakan salah satu dari
beberapa ruang lingkup pembelajaran IPS, mempunyaiperanan yang sangat penting di
dalam kehidupan manusia. Berdasarkan temuan Depdiknas (2007), dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPS kesulitan
menemukan model yang tepat dalam melakukan pembelajaran. Sehingga pembelajaran
yang dilakukan guru monoton, lebih banyak menggunakan metode ceramah dan tidak
adanya media pembelajaran yang dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang
optimal. Dengan cara pembelajaran dapat mengurangi keantusiasan dan minat siswa untuk
mengikuti pelajaran IPS dan kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Pada
pelaksanaan pembelajaran IPS tersebut, merupakan gambaran yang terjadi di SDN
Gebangsari 01. Berdasarkan diskusi dengan tim kolaborasi, pembelajaran IPS pada aspek
geografi masih belum optimal, karena guru kurang menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi, sehingga siswa kurang aktif, cepat merasa bosan dan penggunaan media
pembelajaran masih kurang. Hal itu didukung data dari pencapaian hasil observasi dan
evaluasi materi kenampakan alam pada siswa kelas IV semester I tahun pelajaran
2010/2011 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah
yaitu 65. Data hasil belajar ditunjukkan dengan nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 95,
dengan rerata kelas 57,94. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata
pelajaran tersebut perlu sekali proses pembelajaran untuk ditingkatkan kualitasnya, agar
siswa sekolah dasar tersebut mampu meningkatkan kualitas pembelajaran IPS. Berdasarkan
diskusi dengan guru kelas IV, untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut, tim
kolaborasi menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang
dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan kreativitas
guru. Maka peneli menggunakan salah satu model
pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Quantum Learning, dengan menggunakan
model pembelajaran Quantum Learning yang menekankan aktivitas siswa dengan
memanfaatkan.

5). Perumusan Kompetensi Dasar dan Indikator


Perumusan Kompetensi Dasar
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam merumuskan KD diantaranya antara lain:
Meluas, artinya peserta didik memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan
pengalaman tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, nilai yang berkaitan pada saat
pembelajaran berlangsung. Seimbang, artinya dimana setiap peserta Kompetensi perlu
dapat dicapai melalui alokasi waktu yang cukup untuk pembelajaran yang efektif.
Relevan, maksudnya adalah dimana setiap Kompetensi terkait dengan penyiapan peserta
didik untuk meningkatkan mutu kehidupan melalui kesempatan pengalaman. Perbedaan,
merupakan upaya pelayanan individual dimana peserta didik perlu memahami apa yang
perlu untuk dipelajari, bagaimana berfikir, bagaimana berbuat untuk mengembangkan
Kompetensi serta kebutuhan individu masing-masing. (yulaewati 2004:20). Adapun Syarat
yang harus dipenuhi untuk dapat merumuskan KD yang baik adalah sebagai berikut:
Rumusan tujuan yang dibuat harus berpusat pada siswa, mengacu kepada perubahan
tingkah laku subjek pembelajaran yaitu siswa sebagai peserta didik. Rumusan KD harus
mencerminkan tingkah laku operasional yaitu tingkah laku yang dapat diamati dan diukur
yang dirumuskan dengan menggunakan kata-kata operadional.
Rumusan KD harus berisikan makna dari pokok bahasan atau materi pokok yang akan
diajarkan pada saat kegiatan belajar mengajar).
Perumusan Indikator
Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang unik
dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar, oleh
karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut.
Peserta didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya
diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dan dapat terukur
secara proporsional. Karakteristik sekolah dan daerah juga menjadi acuan dalam
pengembangan indikator karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori
tertentu yang melebihi standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi.
termasuk sekolah bertaraf internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD.
Dengan mengkaji tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar nasional yang digunakan.
Sekolah dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan
indikator. Dalam merumuskan indikator pembelajaran perlu diperhatikan beberapa
ketentuan sebagai berikut:
1. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi dua indikator
2.  Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja
yang digunakan dalam SK dan KD.
3.  Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan
melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
4.  Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.
5.  Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat kompetensi
dan materi pembelajaran.
6.  Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
7.  Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Anda mungkin juga menyukai