Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN PELUMAS BEKAS SEBAGAI BAHAN


BAKAR KOMPOR ALTERNATIF
Diusulkan Oleh:

Tri Laksono (191910101004)

UNIVERSITAS JEMBER

JEMBER

2019
PENGESAHAN PKM-PENERAPAN TEKNOLOGI

1. Judul Kegiatan : PEMANFAATAN PELUMAS


BEKAS SEBAGAI BAKAN BAKAR ALTERNATIF
2. Bidang Kegiatan : PKM-T
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Tri Laksono
b. NIM : 191910101004
c. Jurusan : Teknik Mesin
d. Universitas : Universitas Jember
e. Alamat Rumah dan No Tel./Hp : Bence Garum Kab. Blitar
f. Alamat email : trilaksono121001@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/penulis : 1 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama dan Gelar : Bu Rika
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No Tel./Hp :
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti :
b. Sumber lain :
7. Jangka Waktu Pelaksanaan :

Jember, 09 Desember 2019

Pembantu Dekan Ketua Pelaksana Kegiatan

Bidang Kemahasiswaan

(...................................) (Tri Laksono)

NIP............................. NIM. 191910101004

Pembantu Rektor Dosen Pendamping

Bidang Kemahasiswaan

(..................................) (Bu Rika)

NIP............................ NIDN..........................
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

RINGKASAN

BAB 1. PENDAHULUAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berkembangnya teknologi saat ini tentu saja memungkinkan banyaknya


penggunaan pelumas untuk kegiatan industri maupun dalam skala rumahan. Hal
tersebut akan menimbulkan banyaknya limbah yang akan dihasilkan di negara ini.
“Saat ini pasar terbesar pelumas di tanah air masih didominasi oleh segmen
industri. Sekitar 60% diisi industri, lalu 40% nya untuk otomotif” (Andria,
2019:5/2). Pada tahun 2014 didapat total kendaraan bermotor yang ada di
Indonesia sebanyak 114 juta unit. Yang artinya penggunaan oli minimal sebanyak
200 juta liter pertahun apabila diambil rata-rata setiap kendaraan bermotor
mengganti oli sebanyak 2 kali dalam setahun dan konsumsi olinya sebanyak 1
liter saja. Tetu saja dari hal tersebut bisa dibayangkan berapa banyak limbah
pelumas yang dihasilkan di negara ini.

Karena begitu banyaknya penggunaan pelumas pasti banyak juga limbah


yang akan dihasilkan. Limbah tersebut tidak bisa dibuang begitu saja di
sembarang tempat, karena dalam pelumas bekas tersebut banyak terdapat senyawa
berbahaya. Pelumas bekas itu sendiri sudah dikategorikan sebagai limbah bahan
berbahaya dan beracun atau dapat disebut limbah B3. Limbah B3 ini memiliki
kandungan zat berbahaya, karena limbah pelumas bersifat korosif, beracun,
mudah terbakar, mudah meledak, menyebabkan infeksi, dan radioaktif. Sehingga
jika dibuang disembarang tempat akan dapat mencemari dan merusak lingkungan.
Selain itu limbah pelumas memiliki logam berat yang terbentuk dari bensin dan
mesin yang apabila masuk dalam tubuh manusia dapat menyebabkan kerusakan
ginjal, kanker, dan kerusakan syaraf.

Oleh karena banyaknya bahaya dan permasalahan yang ditimbulkan oleh


pelumas tersebut, maka penting sekali mengolah limbah pelumas tersebut sebelum
dibuang. Karena dengan pengolahan yang tepat limbah pelumas tersebut tidak
akan menjadi berbahaya dan tidak mencemari lingkungan. Selain itu pelumas
bekas dapat juga dimanfaatkan untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif,
yaitu kompor dengan bahan bakar limbah pelumas tersebut. Dengan dapat
memanfaatkan limbah pelumas sebagai bahan bakar kompor, tentu saja itu juga
dapat mengurangi limbah pelumas tersebut dan juga menghemat penggunaan
kompor gas dan minyak tanah yang ketersediaannya sekarang semakin menipis.

Dalam pembuatan kompor tersebut memerlukan beberapa komponen yang


harus disiapkan seperti tungku pembakar, bak penampung limbah pelumas, pipa
saluran pelumas, blower sebagai sumber udara, pipa saluran blower, pipa saluran
blower ke tungku, dan kran yang digunakan untuk mengatur banyaknya pelumas
yang digunakan. Saya merasa perlunya kompor ini untuk dibuat karena dengan
adanya kompor ini limbah pelumas yang seringkali kurang dimanfaatkan bahkan
tidak dimanfaatkan oleh masyarakat akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membuat kompor tersebut?


2. Alat dan bahan apa saja yang dibutuhkan untuk membuat kompor
tersebut?
3. Lebih efisien mana antara kompor dengan bahan bakar limbah pelumas
dengan kompor yang menggunakan gas elpiji?
4. Apa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan kompor dengan bahan
bakar limbah pelumas?

1.3 Tujuan Kegiatan

1. Dapat membuat kompor dengan bahan bakar limbah pelumas.


2. Pembuatan kompor dengan biaya yang relatif murah.
3. Menghemat penggunaan minyak tanah dan gas elpiji.
4. Mengurangi limbah pelumas.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Limbah Pelumas

Limbah pelumas merupakan sisa dari produk-produk minyak bumi yang


lain. Oli digunakan sebagai minyak pelumas pada kendaraan dan industri, namun
limbah yang dihasilkan dari penggunaan pelumas tersebut belum ada penanganan
yang tepat sehingga pelumas bekas tersebut dapat mencemari lingkungan.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk memanfaatkan pelumas bekas


tersebut sebagai bahan bakar alternatif yang dapat bermanfaat, karena pada
dasarnya pelumas bekas tersebut masih memiliki nilai kalor yang cukup tinggi.
Namun pelumas yang telah digunakan dalam waktu yang cukup lama akan
mengalami perubhan komposisi atau susunan kimianya, selain itu juga akan
mengalami perubahan sifat fisis, maupun mekanis. Hal ini disebabkan karena
pengaruh tekanan dan suhu selama penggunaan dan juga karena bercampur
dengan kotoran-kotoran yang masuk kedalam minyak pelumas itu sendiri.
Pelumas bekas yang dikeluarkan dari mesin biasanya dibuang begitu saja bahkan
ada yang dimanfaatkan tanpa proses daur ulang yang benar.

Tabel 1. Sifat-sifat fisik pelumas bekas

Sifat-sifat fisik Jumlah


Spgr 0.8891
Viskositas kinematis 40oC 117.6
Viskositas kinematis 100oC 10.58
Flash point oC 202
Fire point oC 205
(Sumber: Siswanti, 2010 )

2.2. Pencemaran Oleh Limbah Pelumas

Pelumas bekas yang tidak terpakai dan terbuang percuma malah akan
menimbulkan pencemaran lingkungan, sifat dari pelumas yang memang susah
untuk dihancurkan memerlukan penanganan khusus untuk proses
pembuangannya. Selain itu limbah pelumas sudah dikategorikan sebagai limbah
B3 yang sangat berbahaya dan beracun. Limbah B3 didefinisikan sebagai zat atau
komponen yang secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lainnya. Pemanfaatan pelumas sebagai energi alternatif memang sudah
lumayan banyak dilakukan baik dalam industri dengan sekala besar, sedang dan
kecil maupun dalam lingkup keperluang rumah tangga.
Beberapa alasan pemakaian pelumas bekas adalah: a. Bernilai ekonomis,
b. Tahan lama, c. Memanfaatkan limbah menjadi bermanfaat, d. Pelumas bekas
tesedia dengan harga yang relatif murah dan mudah didapatkan.

2.3. Oil Burner

Selanjutnya mengenai Oil Burner, oil burner adalah alat mekanis yang
menggabungkan bahan bakar pelumas dengan jumlah udara yang sesuai sebelum
campuran dikirimkan ke titik penyalaan diruangpembakaran. Hal yang sangat
penting unuk dipertimbangkan adalah efisiensi proses pembakaran campuran
pelumas/udara dihomogeneisasi dengan baik dan dengan sesedikit mungkin
tetesan bahan bakar pelumas. (https:www.engineeringtoolbox.com/fuel-oil-
burners-d_1021.html).

Desain oil burner menggunakan teknik pot-type (vaporizing) burner yaitu


teknik yang umum dipakai untuk pemanas skala kecil dan menengah, walaupun
kapasitas terbatas tetapi biaya operaional kecil. Burner angin alami hanya
berdasarkan bahan pelumas bekas yang diteteskan ke tungku pembakaran,
penguapan terjadi karena panas tungku pembakaran itu sendiri. Proses
pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan banyak residu, permasalahan ini
dapat diatasi dengan cara teknik burner angin paksa yang memberi udara lebih
banyak dari sebuah blower.

Pengaruh kecepatan angin pada blower terhadap perubahan temperatur dan


panas yang dihasilkan dari limbah pelumas sebagai bahan bakar berbanding lurus,
dimana semakin tinggi kecepatan blower semakin tinggi pula temperatur dan
panas yang dihasilkan. Dan efisiensi semakin tinggi (Susila Arita, Madian Syahril
Sarmai, Ricky Fernandez, 2016).

Pemerolehan nyala api yang bersih, kualitas pembakaran di dalam


pemanas dapat dicapai dengan menginjeksikan udara ke dalam tungku yang
terbakar (Apollo, La Ode Musa, 2017).

2.4. Bagian-bagian Pada Kompor

Kompor berbahan bakar pelumas bekas memiliki beberapa komponen


yaitu:

1. Tungku pembakaran, yaitu sebagai tempat pembakarn berlangsung.


2. Bak penampung pelumas bekas, sebagai tempat untuk menampung bahan
bakar.
3. Pipa saluran pelumas bekas, berfungsi untuk menyalurkan bahan bakar
dari bak penampung ke tungku pembakaran.
4. Blower, sebagai sumber udara paksa dan sebagai syarat terjadinya
pembakaran dengan adanya udara.
5. Pipa saluran blower, berfungsi untuk menyalurkan udara dari blower ke
tungku pemanasan.
6. Kran pengatur, terletak diantara pipa saluran bahan bakar yang berfugsi
untuk mengatur banyak sedikitnya bahan bakar yang akan digunakan.

Cara kerjanya adalah pelumas yang ditampung dalam sebuah wadah kemudian
dialirkan secara grafitasi ke tungku pembakaran, banyaknya pelumas yang
dikeluarkan mempengaruhi besarnya api yang akan dihasilkan. Pengaturan
keluarnya bahan bakar diatur dengan kran yang telah disediakan. Listrik PLN
digunakan untuk memberi supplay daya ke sebuah blower, udara yang kelur dari
blower dipergunakan untuk mencampur pelumas dan udara sehingga menjadi
homogen dan mudah dibakar. Selanjutnya tungku pembakar sebagai tempat
terjadinya pembakaran hasil uap gas hasil dari percampuran homogen oli dengan
udara.

Contoh dari penggunaan kompor ini adalah digunakan sebagai pemanas


kandang ayam untuk ayam yang umurnya berkisar antara 0-21 hari dan
memerlukan suhu kandang yang berbeda-beda tergantung kisaran umur ayam.
Penggunaan pemanas kandang ayam tersebut bertujuan untuk menjaga kestabilan
suhu ayam tersebut karena dapat mempengaruhi kesehatan ayam itu sendiri. Tentu
saja penggunaan kompor dengan bahan bakar limbah pelumas akan lebih
menekan biaya lebih murah dari pada menggunakan minyak tanah atau lampu
listrik.
BAB 3

METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat Pelaksanaan

Program ini akan saya laksanakan di Desa Bence Kecamatan Garum


Kabupaten Blitar, yang akan saya tujukan kepada masyarakat di Desa Bence
tersebut.

3.2 Tahapan Pelaksanaan


STUDI PENDESAINAN MENYIAPKAN
START
LITERATUR ALAT ALAT DAN BAHAN

UJI COBA PEMBUATAN


EVALUASI ALAT
ALAT ALAT

3.3 Studi Literatur

Studi literatur berisi serangkaian kegiatan pencarian dan pengkajian


sumber-sumber yang relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi serta
menjadi acuan dalam penulisan PKM ini agar dapat dihasilkan informasi yang
lengkap, terarah, dan terpercaya dalam penulisan.

3.4 Pendesainan Kompor

Dalam pembuatan kompor terdapat beberapa bagian yang harus dibuat


yaitu, tungku untuk proses pembakaran, bak penampung oli bekas, pipa saluran
oli bekas, blower, pipa saluran blower, dan kran pengatur banyaknya oli yang
keluar.

3.5 Pengumpulan Alat dan Bahan

Pendataan kebutuhan alat dan bahan sesuai tingkat kebutuhan. Pemilihan


bahan ditinjau dari segi harga dan kualitas barang yang digunakan sehingga
pengeluaran nantinya sesuai dengan target awal dan menyesuaikan alokasi dana
yang tersedia.
3.6 Pembuatan Alat

Setelah melakukan pendesainan dan semua alat yang dibutuhkan telah


disiapkan, langkah selanjutnya adalah membuat alat tersebut sesuai dengan yang
telah direncanakan. Oleh karena itu pembuatan alat harus dilakukan secara teliti
dan menggunakan standar yang telah ditentukan untuk menghasilkan alat yang
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.7 Pengujian Alat

Pengujian alat yaitu dengan cara melihat bagaimana pengaruh banyak


sedikitnya oli yang akan digunakan terhadap besarnya api yang akan dihasilkan.

3.8 Sosialisasi dan Monitoring

Tahap sosialisasi dilaksanakan di Desa Bence sebagai target pengenalan


kompor alternatif. Sosialisasi tersebut akan dilakukan secara umum kepada
masyarakat Bence tentang bagaimana penggunaan kompor serta pemeliharaan
kompor tersebut. Setelah kegiatan tersebut dapat berjalan, selanjutnya perlu
diadakan monitoring untuk memantau kemajuan dari pengenalan alat yang telah
dilakukan.

3.9 Evaluasi

Tahap evaluasi dilaksanakan setelah teknologi kompor alternatif


diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Pada tahapan ini akan dievaluasi sistem
kerja dari alat, baik dari kestabilan alat, maupun ketahanan kompor alternatif
tersebut. Apabil dari hasil evaluasi dirasa tidak sesuai dngan harapan maka akan
dilakukan kembali tahap perncanaan, pembuatan, dan penjujian alat kembali
untuk penyempurnaan kompor alternatif tersebut.

3.10 Pembuatan Laporan Akhir

Laporan akan dibuat setelah semua tahapan dari pembuatan kompor


alternatif tersebut dapat terselesaikan serta dapat dijelaskan secara detail dan rinci
sesuai dengan penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh.
BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang
2 Bahan habis pakai
3 Perjalanan
4 Lain-lain
Jumlah

4.2 Jadwal Kegiatan

Jenis Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu


1 2 3 4
Studi Literatur
Pendesainan Alat
Menyiapkan Alat dan
Bahan
Pembuatan Alat
Pengujian
Evaluasi
Penyempurnaan
Penulisan Laporan

DAFTAR PUSTAKA
Jodeh dkk, 2015. Kajian Adsorbsi Logam Dalam Pelumas Bekas dan Prospek
Pemanfaatannya Sebagai Bahan Bakar.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/konversi/article/view/1085

Kontan.co.id, 2019. Industri Pelumas Diprediksi Tumbuh 2%-3% Ditahun ini.


https://industri.kontan.co.id/news/industri-pelumas-diprediksi-tumbuh-
2-3-di-tahun-ini

Rizki pratama, 2018. Bahaya oli bekas jika tidak dikelola dengan benar.
https://oto.detik.com/berita/d-4218772/bahayanya-oli-bekas-jika-tidak-
dikelola-dengan-benar

Albertus dan abdullah, 2017. Perencanaan Sistem Kerja Kompor


Ekonomis dengan Bahan Bakar Oli Bekas
http://ojs.stt-ibnusina.ac.id/index.php/JT IBSI/article/view/23

Missyamsu Algusri, Dadang Redantan, 2019. Termoelektric Untuk Daya Blower


Pemanas Kandang Ayam Oli Bekas.
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/sigmateknika/article/view/1896
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Tri Laksono


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi Teknik Mesin
4. NIM 191910101004
5. Tempat Tanggal Lahir Blitar, 12 Januari 2001
6. E-mail Trilaksono121001@gmail.com
7. Nomor Telepon/Hp 081553817773

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA
Nama Institusi SDN Bence 02 SMPN 1 Garum SMAN 1 Garum
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk- Lulus 2006-2012 2012-2015 2015-2019

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

NO Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

NO Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penerapan Teknologi

Jember, 9 Desember 2019


Pengusul,
(Tri Laksono)

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi
4. NIM
5. Tempat Tanggal Lahir
6. E-mail
7. Nomor Telepon/Hp

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA S1 S2
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk- Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah

NO Nama Pertemuan Ilmiah Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

D. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, asosiasi atau


institusi lainnya)

NO Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Penerapan Teknologi

Jember, 9 Desember 2019


Dosen,
(Bu Rika)

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)

2. Bahan Habis Pakai

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)

3. Perjalanan

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)
4. Lain-lain

Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)
Lampiran 4. Gambaran Teknologi yang akan Dibuat

Pengatur Aliran
Pelumas Bekas
Pelumas

Tungku Kompor

Pengatur Aliran
Blower Sumber Listrik
Udara

Anda mungkin juga menyukai