Anda di halaman 1dari 34

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN(P3K)

TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Dosen Pembimbing: Ibu Lathifa Putri Afisna, S.Pd., M.Eng.

Disusun Oleh:
1. Aditya Rayhan Pradana 118170030
2. Muhammad Iqbal 14115014
3. Nur Ali Majid 14115015
4. Rabin Isak 118170058

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


LAMPUNG SELATAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas petunjuk dan bimbingan-
Nya, karena tanpa ridho-Nya, kami tidak dapat menyelesaikan tugas ini. Penulisan
tugas ini sangat penting bagi kami. Disamping dapat menuangkan gagasan dalam
bentuk tulisan, melalui makalah ini, kami juga dapat berlatih menjadi insan yang baik
dimasa depan. Ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu selaku dosen pengampuh mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
2. Teman-teman mahasiswa/i Teknik Mesin ITERA, yang telah memotivasi.
3. Keluarga kami terutama untuk kedua orang tua yang selalu mendoakan dan
memberikan dukungan dengan penuh cinta dan kasih sayang.
Semoga Allah SWT memberikan berkat, rahmat, dan hidayah serta kemulian-Nya
atas kebaikan kita semua. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Lampung Selatan, 07 November 2019

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
2.1 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).....................................................3
2.2 Pelaksanaan P3K..................................................................................................3
2.3. Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K........................................8
2.4 Fasilitas P3K di Tempat Kerja...........................................................................19
BAB III PENUTUPAN..............................................................................................22
3.1. Kesimpulan........................................................................................................22
3.2. Saran..................................................................................................................22
Daftar Pustaka...........................................................................................................23

iii
BAB I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dilihat dari definisi tempat kerja sendiri yaitu suatu tempat yang di dalamnya
terdapat tenaga kerja yang bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
urusan suatu usaha serta adanya sumber-sumber bahaya. Jadi dapat dipastikan bahwa
di tempat kerja pasti terdapat potensi bahaya yang mengancam keselamatan dan
kesehatan pekerja.
Adanya potensi bahaya di tempat kerja terkadang disadari oleh pekerja tapi
mereka tidak mengerti dampak yang ditimbulkannya dan cara mengendalikannya.
Akhirnya mereka membiarkannya begitu saja dan terbiasa dengan keberadaan potensi
bahaya tersebut, padahal jika terjadi kecelakaan kerja dapat mengakibatkan cideranya
pekerja bahkan menimbulkan kematian. Oleh karena itu, dalam rangka memberikan
perlindungan bagi pekerja yang mengalami kecelakaan di tempat kerja perlu
dilakukan pertolongan pertama secara cepat dan tepat.
Pemerintah mengatur pelaksanaan P3K di tempat kerja dalam peraturan
perundangan. Pada Pasal 3 ayat (1) huruf (e) Undang-Undang No.1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja disebutkan bahwa “Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk memberi pertolongan pada
kecelakaan”. Hal ini mengindikasikan bahwa perlu adanya peraturan pelaksanaan
yang khusus mengatur tentang pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Maka
pada tahun 2008 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengeluarkan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
Per.15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja.
Pasal 2 ayat (1) dan (2) Permenakertrans No.Per.15/Men/VIII/2008
menyebutkan bahwa “Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K
di tempat kerja” serta “Pengurus wajib melaksanakan P3K di tempat kerja”. Hal ini
menunjukkan adanya kewajiban bagi pihak perusahaan/tempat kerja untuk
melaksanakan P3K sekaligus menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K di tempat
kerjanya untuk memberikan perlindungan kepada pekerja saat kecelakaan terjadi.
P3K sendiri merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita
hanya mengetahui teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental
kita tidak terlatih ketika kita benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya.
Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa membaca teori kemungkinan besar kita
akan melakukan pertolongan yang salah pada korban. Sebagai seorang pecinta alam,
materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam seringkali tidak dapat diduga
dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan tenaga
medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya
pilihan adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah
sakit atau dokter terdekat.

1.2.  Rumusan Masalah


1. Apakah yang di maksud P3K?
2. Bagaimana cara melaksanakan P3K?
3. Kesalahan apa yang sering muncul saat memberikan P3K?

1.3.  Tujuan
1. Agar pembaca tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama pada
kecelakaan atau cedera akibat trauma ditempat kejadian dengan cepat dan
tepat.
2. Mencegah terjadinya kesalahan saat memberi pertolongan jika terjadi
kecelakaan atau cedera akibat trauma dan mencegah penurunan kondisi
badan atau cacat.
3. Meminimalisir kesalahan yang terjadi.

2
BAB II
Pembahasan

2.1. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) adalah upaya pertolongan dan
perawatan sementara terhadap korban kecelakaan sebelum mendapat pertolongan
yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Ini berarti pertolongan tersebut
bukan sebagai pengobatan atau penanganan yang sempurna, tetapi hanyalah berupa
pertolongan sementara yang dilakukan oleh petugas P3K (petugas medik atau orang
awam) yang pertama kali melihat korban. Pemberian pertolongan harus secara cepat
dan tepat dengan menggunakan sarana dan prasarana yang ada di tempat kejadian.
Tindakan P3K yang dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan
dan bahkan menyelamatkan korban dari kematian, tetapi bila tindakan P3K dilakukan
tidak baik malah bisa memperburuk akibat kecelakaan bahkan menimbulkan
kematian.
Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus
tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih
lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

2.2 Alat Pelindung Diri (APD)


Alat Pelindung Diri (APD) atau Personal Protective Equipment adalah alat-
alat atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindungi dan menjaga
keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang memiliki potensi bahaya atau
resiko kecelakaan kerja. Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan harus sesuai
dengan potensi bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi pekerja
sebagai penggunanya.

3
Di dalam Perusahaan Manufakturing terutama yang bergerak dalam Produksi
Perakitan Elektronika, beberapa resiko pekerjaan yang berpotensi membahayakan
keselamatan dan kesehatan serta berpotensi menimbulkan kecelakan kerja antara lain
proses menyolder, proses pemotongan kaki Komponen Elektronika, proses
penggunaan bahan-bahan kimia, suara-suara yang timbul akibat mesin produksi,
pembuangan limbah dan kegiatan pemindahan bahan-bahan produksi. Oleh karena
itu, pekerja-pekerja yang mengerjakan proses tersebut memerlukan perlengkapan atau
alat untuk melindungi dirinya sehingga mengurangi resiko bahaya dan kecelakaan
kerja. Alat Pelindung Diri atau APD ini merupakan salah satu syarat penting dalam
penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3.

Alat Pelindung Diri (APD) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Alat Pelindung Kepala antara lain : Helmet (Topi Pengaman), Safety Glass
(Kacamata Pengaman), Masker, Respirator, Ear Plugs (Penutup Telinga).
2. Alat Pelindung Badan antara lain : Apron, Jas Laboratorium
3. Alat Pelindung Anggota Badan diantaranya adalah : Sepatu Pelindung (Safety
Shoes/Boot), Sarung Tangan (Hand Gloves).

4
2.2.1 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)

Berikut ini adalah Alat-alat Pelindung Diri (APD) :

1. Alat Pelindung Kepala

Gambar 2.1 Alat Pelindung Kepala

1.1. Topi Pelindung (Safety Helmet)

Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya
seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran listrik. Pemakaian Topi
Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan
efektif melindungi pemakainya. Di Produksi Elektronika, Topi pelindung biasanya
digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.

Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkan perlindungannya terhadap listrik, yaitu:

1.  Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang
bertegangan rendah hingga 2.200 Volt

5
2.  Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan
kejatuhan benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang
bertegangan tinggi hingga 22.000 Volt
3. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari
terbentur dan kejatuhan benda tetapi tidak melindungi kepala dari paparan
bahaya aliran listrik.

1.2. Kacamata Pelindung (Safety Glass)

Kacamata Pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata dari bahaya
loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang
menyilaukan serta percikan bahan kimia. Kacamata Pelindung terdiri dari 2 Jenis
yaitu :

1. Safety Spectacles, berbentuk Kacamata biasa dan hanya dapat melindungi


mata dari bahaya loncatan benda tajam, debu, partikel-partikel kecil dan
mengurangi sinar yang menyilaukan. Biasanya dipakai pada Proses menyolder
dan Proses pemotongan Kaki Komponen.
2. Safety Goggles, Kacamata yang bentuknya menempel tepat pada muka.
Dengan Safety Goggles, mata dapat terlindung dari bahaya percikan bahan
kimia, asap, uap, debu dan loncatan benda tajam. Biasanya dipakai oleh
Teknisi Mesin Produksi.

1.3. Penyumbat Telinga (Ear Plug)

Penyumbat Telinga atau Ear Plug digunakan untuk melindungi alat pendengaran
yaitu telinga dari Intensitas Suara yang tinggi. Dengan menggunakan Ear Plug,
Intensitas Suara dapat dikurangi hingga 10 ~ 15 dB. Ear Plug biasanya digunakan
oleh Pekerja yang bekerja di daerah produksi yang memiliki suara mesin tinggi
seperti SMT (Surface Mount Technology) ataupun Mesin Produksi lainnya.

6
1.4. Penutup Telinga (Ear Muff)

Penutup Telinga atau Ear Muff adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat
pendengaran dari Intensitas Suara yang tinggi. Ear Muff dapat mengurangi intensitas
suara hingga 20 ~ 30dB. Ear Muff terdiri dari Head Band dan Ear Cup yang terbuat
dari bantalan busa sehingga dapat melindungi bagian luar telinga (daun telinga). Ear
Muff sering digunakan oleh Teknisi Mesin dan Generator (Genset).

1.5. Masker

Masker adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan  seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, debu dan bau bahan kimia
yang ringan. Masker biasanya terbuat dari Kain atau Kertas. Masker umumnya
dipakai di proses menyolder.

1.6. Respirator

Respirator adalah alat yang digunakan untuk melindungi alat-alat pernafasan   seperti
Hidung dan Mulut dari resiko bahaya seperti asap solder, bau bahan kimia, debu,
Uap, Gas serta Partikel Mist dan Partikel Fume. Respirator sering dipakai oleh
Teknisi Mesin Solder, Operator Pengecatan (Painting) dan Proses bahan Kimia
lainnya.

7
2. Alat Pelindung Badan

Gambar 2.2 Alat Pelindung Badan

2.1. Apron (Celemek)

Apron atau sering disebut dengan Celemek adalah alat pelindung tubuh dari percikan
bahan kimia dan suhu panas. Apron atau Celemek sering digunakan dalam proses
persiapan bahan-bahan kimia dalam produksi seperti Grease, Oli, Minyak dan
Adhesive (perekat). 

3. Alat Pelindung Anggota Badan

Gambar 2.3 Alat Pelindung Anggota Badan

8
3.1. Sarung Tangan (Hand Glove)

Sarung Tangan adalah perlengkapan yang digunkan untuk melindungi tangan dari
kontak bahan kimia, tergores atau lukanya tangan akibat sentuhan dengan benda
runcing dan tajam. Sarung Tangan biasanya dipakai pada proses persiapan bahan
kimia, pemasangan komponen yang agak tajam, proses pemanasan dan lain
sebagainya. Jenis-jenis sarung tangan diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sarung Tangan Katun (Cotton Gloves), digunakan untuk melindungi tangan


dari tergores, tersayat dan luka ringan.
2. Sarung Tangan Kulit (Leather Gloves), digunakna untuk melindungi tangan
dari tergores, tersayat dan luka ringan.
3. Sarung Tangan Karet (Rubber Gloves), digunakan untuk melindungi tangan
dari kontak dengan bahan kimia seperti Oli, Minyak, Perekat dan Grease.
4. Sarung Tangan Electrical, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak
dengan arus listrik yang bertegangan rendah sampai tegangan tinggi.

3.2. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)

Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk
melindungi kaki dari kejatuhan benda, benda-benda tajam seperti kaca ataupun
potongan baja, larutan kimia dan aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja
diujungnya dengan dibalut oleh karet yang tidak dapat menghantarkan listrik. Sepatu
Pelindung wajib digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.

2.3 Pelaksanaan P3K


Sebelum melaksanakan Tindakan P3K maka perlu dilakukan tahapan awal
sebelum P3K yaitu:
1. Penolong mengamankan diri sendiri (memastikan penolong telah aman
dari bahaya)

9
2. Amankan Korban (evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih
aman dan nyaman.
3. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban
baru.
4. Usahakan Menghubungi Tim Medis
5. Lakukan tindakan P3K

2.3.1. Teknik Dalam P3K


A. Prioritas dalam P3K
Urutan tindakan secara umum:
1. Cari keterangan penyebab kecelakaan.
2. Amankan korban dari tempat berbahaya.
3. Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan,
pendarahan dan kesadaran.
4. Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
5. Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita
melakukan tindakan untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat)
terlebih dahulu, baru kemudian setelah stabil disusul tindakan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah suatu kondisi
dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong
pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.

2.3.2. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan
yang telah ada sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat
serta infeksi. Kegunaan pembalutan adalah:
1. Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
2. Melakukan tekanan
3. Mengurangi atau mencegah pembengkakan

10
4. Membatasi pergerakan
5. Mengikatkan bidai.
Macam-macam pembalutan:
1. Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori),
kelihatan tipis, lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong
lurus dari salah satu sudut suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-
masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh 2 buah pembalut segitiga.
2. Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang,
sendi paha/ lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus
kulit), Beuton (alat untuk merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas
tertutup).
3. Pembalut Pita Gulung.
4. Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut
gulung. Indikasi Pembalutan adalah untuk Menghentikan pendarahan,
melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.

2.3.3 Bentuk dan Anggota Tubuh yang Dibalut:


1. Bundar, pada kepala.
2. Bulat panjang tapi lonjong, artinya kecil ke ujung, besar ke pangkal, pada
lengan bawah dan betis.
3. Bulat panjang hamper sama ujung dengan pangkalnya, pada leher, badan,
lengan atas, jari tangan.
4. Tidak karuan bentuknya, pada persendian.

11
2.3.4 Pembidaian
Bidai adalah alat yang dipakai untuk mempertahankan kedudukan (fiksasi)
tulang yang patah. Tujuannya, menghindari gerakan yang berlebihan pada tulang
yang patah. Syarat pemasangan bidai:
1. Bidai harus melebihi dua persendian yang patah
2. Bidai harus terbuat dari bahan yang kuat, kaku dan pipih.
3. Bidai dibungkus agar empuk.
4. Ikatan tidak boleh terlalu kencang karena merusak jaringan tubuh tapi
jangan kelonggaran.
Alat-alat bidai:
1. Papan, bamboo, dahan
2. Anggota badan sendiri
3. Karton, majalah, kain
4. Bantal, guling, selimut

2.3.5 Pernafasan Buatan


Sering disebut bantuan hidup dasar (BHD) atau resusitasi jantung paru (RJP)
intinya adalah melakukan oksigenasi darurat. Dilakukan pada kecelakaan:
1. Tersedak,
2. Tenggelam
3. Sengatan Listrik,
4. Penderita tak sadar,
5. Menghirup gas dan atau kurang oksigen,
6. serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
Fase RJP:
A = Airway control (pengeuasaan jalan napas),
B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)
C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi). Untuk teknik RJP dapat
dilihat pada lampiran gambar.

12
2.3.6 Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke
tempat lain yang lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah –
daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus
melakukan evakuasi dan perawatan darurat selama perjalanan.
Cara pengangkutan korban:
1. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban
cedera ringan, dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
2. Pengangkutan dengan alat (tandu)
Rangkaian pemindahan korban:
a. Persiapan,
b. Pengangkatan korban ke atas tandu,
c. Pemberian selimut pada korban
d. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:
1. Pengangkatan korban
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat
tubuh (paha, bahu, panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh
korban.
2. Sikap mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
3. Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari
kaki, kecuali;
 Menaik, bila tungkai tidak cedera,
 Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
 Mengangkut ke samping,
 Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
 Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.

13
2.3.  Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K
Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K - Pengertian P3K adalah
bantuan yang dilakukan dengan cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke rujukan,
sedangkan Pertolongan Pertama (PP) adalah pemberian pertolongan segera kepada
penderita sakit atau cedera/ kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar,
yaitu suatu tindakan perawatan yang didasarkan pada kaidah ilmu kedokteran yang
dapat dimiliki oleh orang awam khusus yang dilatih memberikan pertolongan
pertama. Kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Tindakan P3K Menurut Christopher
P. Holstege, M.D. yang sering kita lakukan adalah:

1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.


Menoreh luka bisa memutuskan tendon, urat syaraf dan meningkatkan
resiko terkena infeksi. Sebaiknya cukup buat ikatan pada luka dengan disertai
bidai atau ranting lalu segera bawa ke rumah sakit.

2. Mengoles mentega pada luka bakar.


Tindakan tersebut dapat menyulitkan tindakan lebih lanjut oleh dokter dan
menngkatkan resiko terkena infeksi pada luka bakar. Cukup dinginkan luka
dengan air dingin, jaga kebersihan luka, dan menutupnya dengan kain bersih.
Jangan memecahkan atau mengorek bagian luka yang melepuh. Luka bakar
dengan kondisi melepuh yang parah harus segera dibawa ke rumah sakit.
3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa
dikencangkan dan dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang
mengalami pendarahan.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan rusaknya jaringan di daerah luka dan
sekitar luka. Tindakan yang benar untuk mengentikan pendarahan adalah
menutup luka langsung dengan kain kasa atau kain yang bersih kemudian
dibalut dengan rapi dan cukup kencang. Bawa segera ke rumah sakit apabila

14
pendarahan tidak berhenti, luka tetap menganga, terinfeksi atau luka
disebabkan oleh gigitan hewan berbisa.

4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau


patah tulang.
Tindakan tersebut berpotensi menyebabkan kondisi bengkak bahkan
membuat proses penyembuhan menjadi makin lama. Tindakan yang benar
adalah dengan meletakan es pada bagian tubuh yang keseleo, otot tegang, atau
patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es selama 10 menit dan
seterusnya setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama 1-2 hari.

5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.


Tindakan tersebut malah berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada
kasus kecelakaan sepeda motor, membuka helm korban malah berpotensi
menyebabkan lumpuh atau bahan kematian. Apabla kondisi mobil/ motor
yang mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi berbahaya
lainnya, biarkan korban hingga datangnya tim medis.

6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.


Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka pada mata. Tindakan yang
benar adalah dengan mencuci mata melalui air yang mengalir.

7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat


kedinginan atau tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada kondisi
dimana jari jari sudahmulai membeku, terkadang langsung direndam
pada air panas.
Tindakan tersebut bisa menyebabkan hal yang membahayakan tubuh.
Tidakan yang benar adalah cukup dengan mengunakan air yang cukup hangat
atau menggunakan uap yang kering.

15
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.
Alkohol bisa menyerap kedalam tubuh dan menyebabkan keracunan
terutama pada anak anak. Tindakan yang benar adalah gunakan
acetaminophen atau ibuprofen atau segera bawa ke dokter atau rumah sakit
untuk demam yang sangat tinggi.
2.3.10. Penanganan atau pertolongan terhadap cedera
Kecelakaan atau cedera dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan siapa saja.
Menurut Andun Sudijandoko (2000: 29) dalam melakukan pertolongan dan penangan
cedera olahraga terlebih dahulu mengetahui bagian badan yang terkena cedera dan
beratnya cedera tersebut. Secara umum, pasien tidak diperkenankan melakukan
kegiatan olahraga seperti biasa samapai kelainan tersebut betul-betul membaik, dan
dapat menggerakkan tubuh dengan nyeri yang minimal. Perlu sekali diingat bahwa
bagian besar penyebab cedera tulang adalah akibat melakukan aktivitas sebelum
waktunya. Olahraga adalah merupakan kegiatan yang rutin dilakukan untuk menjaga
kebugaran tubuh, baik berupa jalan kaki, lari, senam dan berbagai bentuk olahraga
yang lain. Dari kegiatan olahraga tersebut bisa terjadi cedera, baik karena jatuh,
benturan ataupun salah gerak. Cedera tersebut bisa terjadi berupa strain maupun
sprain. Sprain adalah robekan atau peregangan dari suatu otot, ligamen dan sendi,
sedang strain adalah suatu kondisi nyeri pada otot yang disebabkan karena adanya
tarikan yang berlebihan dari otot tersebut.
Menurut Andun Sudijandoko (2000: 31) cedera tersebut ditandai dengan
adanya sara sakit, pembengkakan, kram, memar, kekakuan dan adanya pembatasan
gerak sendi serta berkurangnya kekuatan pada daerah yang mengalami cedera
tersebut. Sebelum ke rumah sakit, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah
evaluasi awal tentang keadaan umum penderita, untuk menentukan apakah ada
keadaan yang mengancam kelangsungan hidupnya. Setelah diketahui tidak ada hal
membahayakan jiwanya maka dilanjutkan upaya RICE, yaitu:
1. REST, yaitu mengistirahatkan anggota tubuh yang terkena cedera agar
tidak menambah luas cedera tersebut.

16
2. ICE, yaitu memberi kompres dingin pada bagian tubuh yang terkena
cedera dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit dan dingin akan
membantu menghentikan pendarahan.
3. COMPRESSION, yaitu memberikan balutan tekan pada anggota tubuh
yang cedera dengan tujuan untuk mengurangi pembengkakan.
4. ELEVATION, yaitu meninggikan anggota tubuh yang cedera untuk
mengurangi pembengkakan. Ketika mengalami cedera baru dihindari.
5. HARM, yaitu
H: HEAT, pemberian panas pada bagian cedera justru akan meningkatkan
pendarahan.
A: ALCOHOL, akan meningkatkan pembengkakan.
R: RUNNING, terlalu dini akan memperburukcedera.
M: MASSAGE, tidak boleh diberikan pada masa akut karena akan merusak
jaringan.
Pertolongan pertama adalah sebuah pemberian perawatan yang di perlukan untuk
sementara waktu. Seperti prtolongan pada:
a) Pendarahan

Ganbar: 1. Pertolongan pada pendarahan


Pendarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari
trauma pukulan, tendangan atau terjatuh (Hardianto Wibowo, 1995:39)

17
Cara menghentikan pendarahan, yaitu dengan mempergunakan bahan lembut apa saja
yang dimiliki saat itu seperti sapu tangan atau kain yang bersih. Lalu tekankan pada
bagian tubuh yang mengalami pendarahan dengan kuat. Kemudian ikatlah sapu
tangan baju atau apa pun agar sapu tangan yang digunakan tetap menekan luka
sumber pendarahan. Letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh
lainnya kecuali kalua keadaannya tidak memungkinkan.
b) Keseleo atau terkilir
Menurut Iskandar Junaidi (2011: 109) keseleo merupakan kecelakaan yang
paling sering terjadi, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam berolahraga.
Keseleo disebabkan adanya hentakan yang keras terhadap sebuah sendi tetapi dengan
arah yang salah atau berlawanan dengan alur otot. Akibatnya, jaringan pengikat antar
tulang (ligament) robek. Robekan ini diikuti oleh pendarahan dibawah kulit,
menggumpal di bawah kulit dan menyebabkan terjadinya pembekakan, rasa nyeri,
serta sendi sulit digerakan. Bagian tubuh yang sering mengalami keseleo pada saat
berolahraga antara lain:
1. Pergelangan kaki

Gambar: 2. Keseleo pada pergelangan kaki


Menurut Iskandar Junaidi (2011: 109) keseleo atau terkilir paling banyak
terjadi pada pergelangan kaki biasanya terkilir kearah mendalam. Akibat yang
sering terjadi adalah ligament antara tulang betis dan tulang kering. Tindakan
pertolongan sebagai berikut.
a. Apabila tidak ada patah tulang, tindakan pertama ditempat kecelakaan
dilakukan dengan mengendorkan tali sepatu korban dan balutlah
pergelangan kaki dengan pembalut

18
b. Untuk 24 jam pertama merendam atau mengompres kaki yang cedera
didalam air dingin atau es selam 30 menit beberapa kali sehari. Setelah
itu untuk jam ke-25 atau hari berikutnya, merendam kaki dengan air
panas beberapa kali sehari.
c. Tekanlah bagian kaki dengan lembut atau dibalut dengan menggunakan
spon untuk mencegah kebengkakan dan menahan pendarahan
d. Setalah direndam air es, pergelangan kaki tersebut dibalut dengan
pembalut yang menekan. Pembalut tekan ini dikenakan mengelilingi
pergelangan kaki. Untuk menambah tekanan, diantara pembalut dan
tempat pembengkakan diselipkan bantalan spon. Dalam 24 jam pertama
penderita tidak boleh menggunakan kakinya yang cedera untuk menahan
berat badan. Korban harus isrirahat dangan kaki yang cedera diletakkan
lebih tinggi dari bagian tubuh setelah 36-48 jam. Untuk mengurangi rasa
sakit atau pembengkakan dapat diberikan obat gosok, balsam atau sinar
infra merah.

1.1. Akan tetapi obat tersebut tidak boleh digunakan langsung ditempat
yang cedera malainkan ditempat yang lebih atas lagi.
1.2. Pemijatan tidak boleh dilakukan ditempat yang cedera karena dapat
menambah pendarahan

2. Pergelangan tangan

Gambar: 3. Keseleo pergelangan tangan

19
Menurur Iskandar Junaidi (2011: 111) pergelangan tangan dapat terkilir
karena mengangkat beban berat secara mendadak atau melakukan suatu yang
belum biasa. Tindakan pertolongan bila terjadi cedera yaitu:
a. Jika tidak ada patah tulang maka tindakan pertama ialah sama dengan
tindakan tindakan dalam mengatasi keseleo pergelangan kaki.
b. Merendam tangan ke dalam air dingin atau es selam 30 menit kemudian
berikan balutan yang menekan.
c. Istirahatkan tangan yang sakit dengan jalan menggantungkan ke Pundak.

3. Jari tangan

Gambar: 4. Keseleo pada jari tangan


Menurut Iskandar Junaidi (2011: 112) tindakan pertolongan bila jari tangan
mengalami cedera, yaitu tindakan pertolongan seperti tindakan pada keselo
pada pergelangan kaki.
4. Sendi siku
Menurut Iskandar Junaidi (2011: 113) apabila sebuah pukulan keras
mengenai siku ketika lengan rentang lurus, ada kemungkinan siku akan
terkilir. Untuk mengetahui yaitu dengan cara bagian siku ditekuk 90 derajat
dan korban diminta mengerak-gerakan jari-jari serta pergelangan tangannya.
Apabila ia merasa nyeri di tepi luar dan dalam sendi siku, maka siku
mengalami terkilir. Tindakan pertolongan yang harus dilakukan yaitu:

20
Gambar: 5. cedera persendihan siku
a. Kompres dengan air dingin atau es selam 30 menit kemudian dibalut
dengan siku tertekuk 90 derajat dan digantungkan keleher.
b. Pemijitan boleh dilakukan setelah pembekakan mereda. Sesudah sembuh,
untuk sementara waktu tidak diperkenankan melakukan olahraga berat

5. Sendi lutut

Gambar: 6. cedera sendi lutut


Menurut Iskandar Junaidi (2011: 113) Karena susnanya uang kompleks,
cedera pada sendi lutut dapat menimbulkan berbagi masalah komplikasi,
seperti terkilir, tulang rawan terpeleset atau pecah tempurung lututnya.
Apabila sudah terjadi pembengkakan, diagnose yang pasti hanya dapat
dilakukan dengan pemeriksaan rongen (sinar X). Untuk tindakan pertolongan
bila tidak ada tanda-tanda retak, diperlukan seperti terkilir pada umumnya.
Tindakan pertolongan yaitu: Kompres es selama 30 menit, lalu berikan

21
balutan yang menekan (kalau perlu di lapisi dengan spons diatas dan di kiri
dan kanan tempurung lutut) kemudian diistirahatkan.
6. Kejang otot (Kram)

Gambar: 7. kejang otot

Menurut Iskandar Junaidi (2011: 127) kram atau kejang otot dapat terjadi
karena keletihan, dapat pula karena dingin atau karena panas. Tindakan
pertolongan yaitu:
a. Kejang otot karena letih dapat diatasi dengan meregangkan otot tersebut.
Bila kram terjadi
b. di betis berdirilah dengan bertumpukan dengan jari-jari kaki (berjinjit)
dan kemudian
c. sentakan tumit kebawah.
d. Dapat juga menolong dengan melemaskan tungkai yang mengalami
kejang dan memijat
e. otot yang kejang itu kearah jantung
f. Kejang otot pada saat berenang dapat diatasi dengan jalan menarik lutut
ke dada sambil
g. dada berusaha mengapung dan memijit otot yang kejang.

22
2.3.11 P3K Pada Keracunan
Keracunan adalah kondisi yang disebabkan oleh menelan, mencium,
menyentuh, atau menyuntikkan berbagai macam obat, bahan kimia, racun, atau
gas.

1. Pertolongan pertama untuk keracunan

Pertolongan pertama untuk keracunan berbeda-beda, cara mengobati seseorang


yang mungkin keracunan tergantung pada:
 gejala yang ditampakkan korban
 usia korban
 apakah Anda tahu jenis dan jumlah zat yang menyebabkan keracunan

Jika Anda mencurigai ada potensi keracunan pada seseorang atau pada diri Anda
sendiri, hubungi Halo BPOM di 1500533 atau hubungi Sentra Informasi
Keracunan (SIKer) di daerah Anda. SIKer adalah sumber terbaik untuk informasi
tentang keracunan, dan di banyak kondisi, dapat menganjurkan bahwa perawatan
di rumah sudah mencukupi. Nomor telpon SIKer nasional dan daerah.

2. Gejala keracunan yang sering terjadi

Gejala keracunan dapat menyerupai kondisi lainnya, seperti kejang, mabuk


alkohol, stroke, dan respon insulin. Tanda-tanda dan gejala keracunan bisa
meliputi:

 terbakar atau kemerahan di sekitar mulut dan bibir


 napas berbau seperti bahan kimia, seperti bensin atau pengencer cat
 muntah
 gangguan pernapasan
 mengantuk
 linglung (gegar otak) atau masalah perubahan mental lainnya

23
Jika Anda mencurigai keracunan, waspadalah terhadap tanda-tanda seperti botol
atau kemasan pil yang kosong, pil yang bertebaran, dan luka bakar, noda, dan bau
pada korban atau benda di dekatnya. Pada anak-anak, periksa kemungkinan
bahwa ia mungkin telah menempelkan koyo obat atau menelan baterai kecil.

3. Pertolongan Pada Keracunan

Lakukan hal berikut sambil menunggu pertolongan datang:

 Untuk racun yang ditelan: Singkirkan apapun yang masih berada dalam
mulut korban. Jika racun yang diduga merupakan pembersih rumah atau
bahan kimia lainnya, bacalah label wadah dan ikuti panduan untuk keracunan
yang tidak disengaja.
 Untuk racun yang tersentuh kulit: Singkirkan pakaian yang terkontaminasi
dengan menggunakan sarung tangan. Cucilah kulit selama 15 sampai 20 menit
di air yang mengalir.
 Untuk racun yang kena mata: Bilaslah mata dengan air bersuhu sejuk atau
suam-suam kuku selama 20 menit atau sampai pertolongan datang.
 Untuk racun yang dihirup hidung: Bawalah korban ke udara segar sesegera
mungkin.
 Jika korban muntah, miringkan kepalanya ke samping untuk mencegah
tersedak.
 Jika korban tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan, seperti tidak
bergerak, bernapas, atau batuk, segera lakukan resusitasi jantung (CPR).

2.3.12 P3K Pada Luka Bakar

Luka bakar yang dialami seseorang dapat dikategorikan sebagai berikut:

 Luka bakar ringan


Luka bakar ringan bisa disebut dengan luka bakar derajat 1 yang memiliki ciri
luas area luka tidak lebih dari 8 centimeter (cm). Selain itu, luka jenis ini

24
hanya meliputi kulit bagian paling luar dan dianggap tidak serius. Gejala yang
muncul, biasanya seperti rasa sakit, kemerahan, dan bengkak. Contoh luka
bakar derajat pertama yaitu luka bakar pada permukaan kulit yang terbakar
sinar matahari secara langsung.

 Luka bakar sedang


Luka bakar sedang adalah luka bakar derajat 2 yang memiliki ciri kulit
melepuh, sangat perih dan kemerahan. Luka bakar jenis ini memerlukan
perawatan medis darurat, terutama jika luka bakar meluas di area penting,
seperti wajah, tangan, bokong, selangkangan atau paha dan kaki. Sebagian
luka bakar derajat 2 membutuhkan waktu penyembuhan lebih dari tiga
minggu.

 Luka bakar berat


Luka bakar berat atau luka bakar tingkat 3 termasuk luka bakar yang serius,
karena merusak seluruh lapisan kulit dan lemak, bahkan bisa sampai ke otot
dan tulang. Korban kebakaran yang mengalami luka bakar berat dapat
mengalami keracunan karbon monoksida, sesak napas atau kulit yang terbakar
hangus.

1. Cara Mengatasi Luka Bakar Ringan

Luka bakar ringan umumnya dapat ditangani sendiri di rumah, namun harus
dilakukan dengan cara yang benar. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat
memberikan pertolongan pertama pada luka bakar ringan adalah:

 Luka bakar perlu didinginkan untuk meredakan rasa perih. Anda bisa letakkan
handuk yang sudah dibasahi air dingin pada luka.
 Hindari memecahkan luka yang melepuh karena berisiko menyebabkan
infeksi.
 Cuci dengan air bersih mengalir jika ada luka lepuh yang pecah dengan
sendirinya.

25
 Jika rasa sakit terasa tidak tertahankan, penderita dapat mengonsumsi obat
pereda rasa sakit, seperti paracetamol, atau obat antinyeri lainnya sesuai
anjuran dokter.

1.1 Penanganan Luka Bakar Sedang

Penanganan luka bakar sedang di rumah umumnya hampir sama dengan luka
bakar ringan. Hanya saja, pada kondisi tertentu, luka bakar sedang sebaiknya
diperiksakan ke dokter.

Berikut ini adalah penanganan luka bakar sedang:

 Dinginkan area luka bakar dengan handuk selama kurang lebih 15 menit.
 Hindari memecahkan luka yang melepuh karena berisiko menyebabkan
infeksi.
 Periksakan diri ke dokter jika terdapat luka lepuh yang cukup besar, jika luka
bakar cukup luas, atau jika terjadi infeksi berupa bengkak, merah, dan rasa
sakit yang bertambah parah. Dokter mungkin akan memberi pengobatan
berupa antinyeri atau antibiotik.

Anda juga perlu segera memeriksakan diri ke dokter, bila luka bakar
memengaruhi area tertentu seperti wajah, tangan, bokong, selangkangan, atau
kaki.

1.2 Langkah Pertolongan Luka Bakar Berat

Sebagai bentuk pertolongan pertama pada luka bakar berat, segera larikan
korban ke unit gawat darurat (UGD) atau hubungi ambulans UGD rumah sakit
terdekat. Selama menunggu, Anda bisa melakukan sesuatu untuk menolong
korban, misalnya:

 Jauhkan korban dari sumber kebakaran atau area yang berdekatan dengan api
maupun asap.

26
 Pastikan korban dapat bernapas dengan lancar.
 Bila perlu dan jika memungkinkan, berikan bantuan pernapasan.
 Lepaskan perhiasan, ikat pinggang, ataupun aksesori yang melingkar di
sekitar area yang terbakar.
 Untuk mencegah terjadinya hipotermia, jangan berikan air dingin pada luka
bakar yang luas. Hal ini juga untuk mencegah turunnya tekanan darah dan
aliran darah secara drastis.
 Tutup luka bakar dengan kain bersih atau plester yang dingin dan lembut.
 Hindari mengoleskan obat atau salep pada area yang terbakar di luar dari
anjuran dokter. Selain itu, menempelkan es atau mengoleskan mentega justru
dapat membahayakan jaringan kulit yang terbakar.
 Baringkan pasien dengan kaki terangkat setidaknya 40 cm.
 Gunakan selimut atau mantel pada tubuh pasien.

2.4 Fasilitas P3K di Tempat Kerja


1. Ruang pertolongan pertama
Merupakan ruangan yang harus ada dan dirancang khusus oleh perusahaan
untuk penanganan pertama pada pekerja yang mengalami kecelakaan. Tidak
hanya digunakan untuk menangani pekerja yang mengalami kecelakaan saja.
Tempat perawatan ini juga dapat dimanfaatkan bagi pekerja yang sakit saat
bekerja.
2. Lemari atau Kotak P3K dan isinya
Kotak P3K merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan berbagai
peralatan dan obat-obatan P3K. Selain dipasang di ruang pertolongan pertama,
kotak-kotak ini biasanya juga dipasang di beberapa tempat yang mudah dilihat
dan dijangkau oleh para pekerja. Adapun isi dalam kotak K3 biasanya terdiri
dari:

27
Gambar: 8. Isi kotak P3K

3. Alat Evakuasi dan Transportasi


Peralatan evakuasi yang dimaksud merupakan peralatan yang digunakan
untuk memindahkan korban kecelakaan kerja dari lokasi kecelakaan ke tempat
lain yang lebih aman dengan cara sederhana.

4. Petugas Pertolongan Pertama


Ketersediaan petugas pertolongan pertama yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam menangani korban kecelakaan kerja sangatlah
dibutuhkan perusahaan. Petugas yang profesional dan terlatih biasanya
mampu menghadapi berbagai situasi kecelakaan kerja sehingga dapat
mengurangi risiko kecelakaan. Berdasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi RI Nomor Per.15/Men/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan Kerja menyebutkan bahwa jumlah ideal petugas P3K bagi

28
perusahaan yang memiliki resiko rendah terhadap kecelakaan adalah sejumlah
1 (satu) petugas P3K untuk menangani 150 tenaga kerja.
5. Fasilitas tambahan
Selain berbagai fasilitas pertolongan pertama yang disebutkan di atas,
perusahaan tertentu juga membutuhkan berbagai fasilitas tambahan untuk
memastikan kegiatan pertolongan pertama dapat berjalan dengan baik.
Fasilitas tambahan ini dapat berupa peralatan perlindungan pribadi atau
peralatan khusus yang digunakan di tempat kerja yang menangani potensi
bahaya yang memerlukan penanganan khusus.

29
BAB III

Penutup

3.1. Kesimpulan
P3K sangat penting dan dibutuhkan dalam penanganan awal pada sebuah
kecelakaan sebelum di tangani oleh tim ahli medis. Sehingga, dalam dunia pekerjaan wajib
adanya pengetahuan tentang P3K sehingga mampu meminimalisir cedera fatal bahkan
kematian dini terhadap pekerja. Tidak hanya di dunia pekerjaan, semua orang wajib
mengetahui tentang P3K untuk melakuakan pertolongan pertama saat terjadi sebuah
kecelakaan sampai menunggu ambulance maupun tim ahli medis dating.

3.2. Saran
Agar tak melakukan kesalahan saat melakukan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan ada beberapa kesalahan yang harus di hindari, yaitu:
1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.
2. Mengoles mentega pada luka bakar.
3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan
dan dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.
7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau
tubuhnya mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudah mulai
membeku, terkadang langsung direndam pada air panas.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam.

30
Daftar Pustaka
Sarna, Mawi. 2019. “Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan(P3K) di Tempat Kerja”,
https://mawisaranasamawi.com/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-p3k-di-
tempat-kerja/, diakses pada 09 november 2019 pukul 20.18.
Ridley, John. 2009. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja: Ikhtisar Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Irzal. 2016. Dasar-dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Prenada Media
Group.

31

Anda mungkin juga menyukai