Anda di halaman 1dari 5

HOMEOSTASIS

Erika Immanuela Silas, 2021


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Makassar
Email : erikamanuela05@gmail.com
Abstract
Homeostasis plays a major role in the proper functioning of the body. It is regulated by different
mechanisms such as osmoregulation, thermoregulation and chemical regulation by different systems
in the body like respiratory system, digestive system, nervous system, urinary system. These systems
maintain the stability of the body by releasing the stimulus when the hormone levels increases or
decreases. The stimulus is generated; the cells act accordingly to maintain the proper functioning of
the cell. Thus feedback mechanisms work and maintain the cells to meet the set point. The endocrine
system has a regulatory effect on other organ systems in the human body. In the muscular system,
hormones adjust muscle metabolism, energy production, and growth. In the nervous system,
hormones affect neural metabolism, regulate fluid and ion concentration and help with reproductive
hormones that influence brain development.
Keywords: Homeostasis, Membrane Plasma, Osmosis, Sel

1. PENDAHULUAN Homeostasis adalah keadaan yang


Homeostasis merupakan mekanisme relatif konstan di dalam lingkungan internal
pengaturan lingkungan kesetimbangan yang tubuh. Homeostasis merujuk pada ketahanan
dinamis di dalam tubuh hewan yang konstan. atau mekanisme pengaturan lingkungan
Konsep homeostasis ini mengacu kepada kesetimbangan dinamis dalam (badan
pemeliharaan suatu keadaan stabil dinamis di organisme) yang konstan. Homeostasis
dalam lingkungan cairan internal yang merupakan salah satu konsep yang paling
membasuh semua sel tubuh. Karena sel-sel penting dalam biologi. Bidang fisiologi dapat
tubuh tidak berkontak langsung dengan mengklasifkasikan mekanisme homecstasis
lingkungan luar, kelangsungan hidup sel pengaturan dalam organisme. Umpan balik
bergantung pada pemeliharaan lingkungan homeostasis terjadi pada setiap organisme
cairan internal yang stabil yang berhubungan (Resha,2009). 
langsung dengan sel. Sebagai contoh, di Mekanisme dalam homeostasis diatur
lingkungan internal O2 dan zat-zat gizi harus oleh otak terutama hipotalamus. Hipotalamus
terus menerus diganti sesuai kecepatan memiliki termostat yang merespons terhadap
penggunaannya oleh sel. Jadi homeostasis perubahan suhu tubuh dengan cara
dapat disimpulkan sebagai upaya untuk mengaktifkan mekanisme yang
mempertahankan lingkungan dalam yang memperbanyak hilangnya panas atau
stabil. Sel tidak dapat berfungsi lebih baik perolehan panas. Sel-sel saraf yang
apabila mengalami kekurangan dan kelebihan mengindera suhu tubuh terletak pada
cairan. Pertukran zat antara sel-sel dapat kulit,hipotalamus itu sendiri dan beberapa
terjadi bila kondisi sel ditempatkan dalam bagian lain sistem saraf. Beberapa diantaranya
suatu larutan dengan berbagai macam adalah reseptor panas yang memberi sinyal
konsentrasi yang bersifat isotonis, hipotonis, kepada termostat di hipotalamus ketika suhu
maupun hipertonis. kulit atau darah meningkat. Sedangkan
Osmosis adalah proses perpindahan zat reseptor dingin bekerja mensinyal termostat
pelarut dari konsentrasi terlarut rendah ke ketika suhu tubuh menurun.Proses ini akan
konsentrasi terlarut tinggi melalui membran terjadi terus-menerus hingga lingkungan
semipermeabel. Osmosis akan membuat dinamis dalam tubuh akan berada pada jumlah
konsentrasi zat terlarut kedua bagian sama. yang normal (Campbell, 2008:144)
Hal terjadi karena pelarut dari konsentrasi Setiap sel dibatasi oleh membran yang
rendah akan pindah ke konsentrasi terlarut bersifat semipermeabel yang hanya dapat
tinggi dan membuat perbandingan antara zat dilewati oleh beberapa zat tertentu tapi zat lain
pelarut dan terlarut keduanya setara. tidak. Membran tersebut berperan sebagai jalur
lintas sejumlah substansi yang masuk dan
2. TINJAUAN PUSTAKA keluar sel. Hal ini akan menentukan apakah
sebuah sel berada dalam keadaan homeostasis sekeliling sedotan sampai ruang antar
atau tidak. Homeostasis sel adalah kemampuan cangkang dan sedotan tertutup rapat, (8).
sel untuk memperoleh lingkungan internal Mengamati pergerakan air atau cairan dalam
yang stabil melalui pengaturan lintasan zat cair sedotan setiap 5 menit. Mengukur tinggi cairan
melalui membran sel. Molekul air cukup kecil di dalam sedotan dengan menggunakan mistar.
untuk bergerak melewati membran, tetapi Kegiatan II
molekul-molekul di dalam sel telur Langkah-langkah yang dilakukan,
terlalu besar untuk keluar dari sel. Gerakan air yaitu : (1). Menyuntik kantung limfa pada
melewati membran tersebut dinamakan katak hingga katak terbius, (2). Menggunakan
osmosis (Adnan, 2009).  scalpel dan melepaskan kulit yang menempel
Pada hakekatnya semua organ dan pada badan katak, (3). Membersihkan kulit
jaringan tubuh melakukan fungsi yang katak, mengisi tabung dengan NaCl 8%,
membantu mempertahankan keadaan konstan kemudian menutup mulut tabung dengan
tersebut. Misalnya paru-paru menyediakan mengikat kulit katak tersebut dengan
oksigen sebanyak yang diperlukan sel. Ginjal menggunakankulit kata dan mengikatnya
juga mempertahankan konsentrasi ionion yang menggunakan gelang karet, (4). Melakukan
konstan. Selain itu penyediaan nutrient oleh pengamatan setiap 5 menit selama 3 jam, (5).
usus juga termasuk ke dalam fungsi yang Mengamati tinggi permukaan larutan NaCl di
mempertahankan keadaan konstan tersebut dalam tabung reaksi.
(Guyton, 1976). Kegiatan III
Langkah-langkah yang dilakukan,
3. METODE PENELITIAN yaitu : (1). Membersihkan usus ayam dari
Metode yang digunakan ialah metode kotoran, memotong sepanjang 15 cm,
eksperimen dengan menggunakan model (2).Mengikat salah satu ujung usus ayam
perlakuan dan pengukuran. Praktikum ini dengan karet gelang, (3) Memasukkan larutan
dilaksanakan pada hari Rabu, 21 April 2021, NaCl 6% dan 8% pada masing-masing usus,
Pukul 10.00-12.00 Wita, di Laboratorium (4). Memasukkan setiap usus ayam ke dalam
Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA UNM. tabung reaksi menusuk bagian ujung usus
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam ayam yang terbuka dengan lidi sebagai
kegiatan I. Alat: Gelas aqua, sedotan penggantung pada mulut tabung reaksi., (5).
transparan, lilin, korek api, mistar dan Karet Isi tabung reaksi dengan air suling dengan
gelang. Bahan : Telur, aquades, dan larutan menggunakan syringe hingga 3/4nya.
NaCl 0,2 %, 0,4 %, 0,8 %, 1%, 2% dan 4%. Menandai tinggi permukaan air di dalam
Kegiatan II. Alat : Gelas kimia, tabung reaksi, tabung reaksi, (6).Melakukan pengamatan
rak tabung reaksi, mistar, penjepit tabung setiap 30 menit selama 24 jam.Mengamati
reaksi, karet gelang, alat seksi dan papan seksi. tinggi permukaan air di dalam tabung reaksi.
Bahan : Kodok, aquadest dan larutan NaCl
2%, 4%, 6% dan 8%. Kegiatan III. Alat : 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabung reaksi, tali raffia, mistar, rak tabung Tabel 3.1 kegiatan I
reaksi dan syringe. Bahan : Usus ayam, air Me Aqua Na Na Na Na Na Na
suling dan larutan NaCl 6% dan 8%. nit des Cl Cl Cl Cl Cl Cl
Kegiatan I Ke- 0,2 0,4 0,8 1 2 4
Langkah-langkah yang dilakukan, M M M M M M
yaitu : (1). Mengisi aqua gelas dengan air 5 0 cm 0 0 0 0 0 0
suling hingga tiga perempatnya, (2) Mengetuk cm cm cm cm cm cm
ujung cangkang telur yang membulat secara 10 0 cm 0 0 0 0 0 0
hati-hati, (3). Melepaskan cangkang telur cm cm cm cm cm cm
secara hati-hati sebesar ukuran jari, (4). 15 0 cm 0 0 0,5 0 0,5 0
Mengetuk ujung telur yang runcing, Membuat cm cm cm cm cm cm
lubang sebesar pipet sedotan, (5). Meletakkan 20 0 cm 0 0,5 0,5 0 0,5 0
telur dalam posisi tegak dengan bagian tumpul cm cm cm cm cm cm
di bawah pada mulut gelas yang beriasi air, (6) 25 0 cm 0 1 0,5 0 1 0
Memasukkan ujung sedotan ke dalam lubang cm cm cm cm cm cm
cangkang menembus membrane cangkang, (7). 30 0 cm 0 1, 0,5 0 2 0
Menyalakan dan meneteskan lilin cair di
cm 5 cm cm cm cm 4 9,9 cm 9,8 cm
cm 5 9,9 cm 9,8 cm
35 0 cm 0 2
0,5 0 3 0 6 9,9 cm 9,8 cm
cm cm
cm cm cm cm 7 9,9 cm 9,7 cm
40 0 cm 0 2,5
0,5 0 3,8 0 8 9,8 cm 9,7 cm
cm cm
cm cm cm cm 9 9,8 cm 9,7 cm
45 0 cm 0 3
0,5 0 4 0 10 9,8 cm 9,6 cm
cm cm
cm cm cm cm 11 9,8 cm 9,6 cm
50 0 cm 0 3,5
0,5 0 4,8 0 12 9,8 cm 9,5 cm
cm cm
cm cm cm cm 13 9,8 cm 9,4 cm
55 0 cm 0 4
0,5 0 6 0,5 14 9,7 cm 9,3 cm
cm cm
cm cm cm cm 15 9,7 cm 9,3 cm
60 0 cm 0 4,5
0,5 0 7 0,5 16 9,6 cm 9,2 cm
cm cm
cm cm cm cm 17 9,6 cm 9,2 cm
Tabel 3.2 kegiatan II 18 9,6 cm 9,1 cm
Pengamatan Bagian dorsal Bagian 19 9,6 cm 9,1 cm
ke- (8%) ventral (8%) 20 9,6 cm 9,1 cm
1 4 cm 4 cm 21 9,6 cm 9,1 cm
2 4,1 cm 4,1 cm 22 9,5 cm 9 cm
3 4,1 cm 4,2 cm 23 9,5 cm 8,9 cm
4 4,2 cm 4, 4 cm 24 9,4 cm 8,8 cm
5 4,2 cm 4,7 cm 25 9,3 cm 8,7 cm
6 4,3 cm 4,9 cm 26 9,2 cm 8,6 cm
7 4,3 cm 5,2 cm 27 9,1 cm 8,5 cm
8 4,5 cm 5,6 cm 28 9 cm 8,4 cm
9 4,5 cm 5,8 cm 29 9 cm 8,4 cm
10 4,6 cm 6,3 cm 30 8,9 cm 8,3 cm
11 4,7 cm 6,5 cm Kegiatan I dengan tujuan mengamati
12 4,8 cm 6,7 cm keadaan sel pada keadaan yang isotonis,
13 4,9 cm 7,1 cm hipotonis, dan hipertonis. Dalam percobaan ini
14 5,0 cm 7,5 cm telur digunakan sebagai sampel yang akan
15 5,1 cm 7,7 cm diamati pergerakan zat cair yang melalui
16 5,1 cm 7,9 cm membran telur. Setiap konsentrasi larutan
17 5,2 cm 8,2 cm NaCl yang berbeda, yakni NaCl 0,2%, 0,4%,
0,8%, 1%, 2% dan 4% akan menyebabkan
18 5,2 cm 8,3 cm
pengaruh yang berbeda pula terhadap
19 5,3 cm 8,6 cm
pergerakan zat cair. Dari hasil pengamatan
20 5,4 cm 8,9 cm
dapat dilihat bahwa tinggi telur dalam pipet
21 5,5 cm 9,1 cm yang telurnya diletakkan dalam larutan NaCl
22 5,6 cm 9,3 cm dengan konsentrasi 2% adalah yang tertinggi.
23 5,7 cm 9,6 cm Sedangkan telur dalam pipet yang ditempatkan
24 5,8 cm 9,7 cm pada larutan NaCl 0,2% dan 1% tidak bergerak
25 5,9 cm 9,8 cm sedikitpun. Telur dalam pipet yang
26 6,0 cm 10 cm ditempatkan pada air suling tidak mengalami
27 6,1 cm 10,3 cm perubahan dibandingkan pada NaCl 0,4%;
28 6,2 cm 10,5 cm 0,8%; 2% dan 4%
29 6,3 cm 10,7 cm Berdasarkan data yang diperoleh, maka
30 6,4 cm 11 cm terjadi perbedaan antara teori dengan hasil
Tabel 4.1 kegiatan III yang diperoleh. Seharusnya yang lebih dahulu
Pengamatan ke- NaCl 6 % NaCl 8% mengalami pertambahan air adalah pipet pada
1 10 cm 10 cm telur yang ditempatkan dalam aquades. Karena
2 10 cm 10 cm aquades merupakan air yang memiliki nilai
3 9,9 cm 9 cm potensial air yang tinggi atau kemampuan air
untuk berpindah besar dibandingkan larutan
NaCl yang mengandung zat terlarut yang dipengeruhi oleh ketebalan membran sehingga
berarti nilai potensial airnya lebih rendah proses osmosis lebih banyak terjadi pada kulit
dibandingkan dengan aquades Wulangi bagian ventral dari pada kulit bagian dorsal
(1993). sebab kulit ventral lebih tipis dibandingkan
Selain itu pertambahan air yang paling kulit dorsalnya.
banyak seharusnya terjadi pada telur yang Kegiatan III dengan tujuan praktikum
diletakkan dalam aquades dibandingkan mengamati peristiwa osmosis pada usus ayam
dengan telur yang diletakkan dalam larutan dilakukan pada larutan NaCl 6% dan 8%.
NaCl namun terjadi sebaliknya. Hal ini dapat Setelah mengamati selama 15 jam dimana
terjadi karena akibat kesalahan dalam prosedur pengambilan data dilakukan dalam interval 30
kerjanya seperti kekeliruan dalam perhitungan menit diperoleh data yang mengalami
waktu dan juga luas permukaan membran penurunan dengan menunjukkan pergerakan
cangkang telur yang berbeda. air di tabung reaksi yang berisi NaCl 8% lebih
Kegiatan II dengan tujuan praktikum signifikan mengalami penurunan dengan tinggi
mengamati peristiwa osmosis pada kulit kodok awal 10 cm dan tinggi akhir mencapai 8,3 cm
pada bagian ventral (perut) dan dorsal ini berarti bahwa air dalam tabung berpindah
(punggung) yang berperan sebagai membran masuk ke dalam usus dan menyebabkan usus
semipermeabel. Larutan yang digunakan yaitu membengkak. Sebaliknya tinggi awal pada
NaCl 8%. Setelah mengamati selama 15 jam tabung reaksi 6% yakni 10 cm dan tinggi akhir
dimana pengambilan data dilakukan dalam 6,4 cm serta membengkak. Meskipun
interval 30 menit diperoleh data yang mengalami kenaikan tapi tidak sebesar larutan
mengalami kenaikan. Data awal yang pada konsentrasi 8%. Bila sel berada pada
diperoleh yaitu larutan dalam tabung yang larutan yang bersifat hipotonis (konsentrasi
ditutup kulit katak bagian perut adalah 4 cm rendah) akan menyerap air dalam jumlah yang
dan data akhir dari pengamatannya yaitu 11 besar karena adanya osmosis air dari
cm; sedangkan pada kulit katak bagian lingkungan ke dalam sel dan menyebabkan sel
punggung, data awal yang diperoleh yaitu 4 membengkak (Campbell, 2008:144)
cm dan data akhir akhirnya yaitu 6,4 cm
Peristiwa berpindahnya kadar air dalam sel 5. KESIMPULAN
melalui membran semipermeabel dari Sel yang berada pada larutan isotonis
keadaan sel yang hipotonis menuju hipertonis, tidak akan mengalami perubahan cairan karena
sehingga terjadi plasmolisis yang konsentrasi sel dan larutan berada dalam
menyebabkan terlepasnya sitoplasma dari keadaan setimbang. Sel yang berada pada
dinding sel disebut osmosis. Dengan larutan hipertonis akan menyebabkan air
pengertian osmosis tersebut maka dapat dalam sel keluar menuju lingkungan. Sel yang
dibuktikan data hasil pengamatan terjadinya berada pada larutan hipotonis akan mengalami
peristiwa osmosis pada lapisan kulit katak . peristiwa osmosis Osmosis berlangsung pada
Hal ini juga sesuai dengan teori menurut kulit katak karena kulit katak merupakan
Wulangi (1993), yakni tentang peristiwa membran semipermeabel. Proses osmosis
osmosis, dimana air murni (aquades) dalam lebih banyak terjadi pada kulit bagian ventral
gelas kimia akan mengalami perpindahan dibandingkan kulit bagian dorsal karena kulit
kedalam lautan NaCl melalui membrane dorsal lebih tebal dibandingkan kulit bagian
semipermeabel dalam hal ini kulit katak. Hal ventral. Osmosis dapat terjadi pada lapisan
ini disebabkan karena aquades memiliki nilai usus ayam karena usus ayam termasuk
potensial air yang lebih tinggi dibandingkan membran semipermeabel dan terjadi proses
dengan larutan NaCl masuknya air dari luar lingkungan yang
Hal ini dapat dilihat dengan adanya menyebabkan usus membengkak. Peristiwa ini
pertambahan volume secara berkelanjutan terjadi karena adanya perbedaan PA air,
selama masa pengamatan pada tabung berisi dimana terjadi perpindahan air dari yang ber-
larutan. Selain itu berdasarkan data diperoleh PA tinggi ke larutan yang ber-PA rendah
jumlah peningkatan volume air dalam tabung
larutan yang dilapisi kulit katak bagian ventral 6. REFERENSI
mengalami peningkatan yang sangat signifikan Abbas, K., Rasha, B. 2009.
jika dibandingkan dengan bagian dorsal. Hal Phonocardiography Signal
ini sesuai dengan teori bahwa osmosis
Processing. Morgan &  calypool
publisher
Adnan. 2009. Penuntun Praktikum Fisiologi
Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM
Campbell, Neil A.2008. Biologi Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Guyton C., Arthur. 1976. Fisiologi
Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Wulangi, Kartolo S. 1993. Prinsip-Prinsip
Fisiologi Hewan. Jakarta:
Depdikbud Dirjen Kependidikan
Proyek Pembinaan.

Anda mungkin juga menyukai