Anda di halaman 1dari 14

MAKNA KANYOUKU YANG BERKAITAN DENGAN BAGIAN TUBUH

HANA (HIDUNG), KUCHI (MULUT), MIMI (TELINGA), ME (MATA),


DAN SHITA (LIDAH)
Anggun Widiyani

Abstract
Kanyouku is a group of words (phrase) that has specic meaning (the meaning cannot be
translated word for word thereof). The term kanyouku cannot be translated directly into
Bahasa Indonesia, but can still be predicted through the relation between idiomatic and
lexical meaning of the words that form the phrase. This study was a qualitative study aiming
at describing the relationship between lexical and idiomatic meaning in kanyouku using the
following words: hana (nose), kuchi (mouth), mimi (ears), me (eyes), and shita (tongue).
(tongue). The findings of the research
(tongue). The findings of the of
The ndings research suggest
the research that: that: kanyouku ‘hana ga takai’ has partial(( bubun )
suggest ㇱ
and whole(( zentai
ో zentai ) relationship as well as cause-effect relationship; kanyouku kuchi
ga omoi has metonymic meaning extension due to cause-effect process; and kanyouku me
o toosu , mimi ga itai , and shita o maku have spatial and timerelationship.
relationship.Lexical
Lexicaland
andidiomatic meaning rel
idiomatic meaning relationship in kanyouku was dominated by metonymicmetonymic relations
relations (
㖧ᗡ kanyu
kanyu ) in the forms of cause-effect, spatial and time, and part for whole relations.
Keywords: idiom, lexical meaning, idiomatic meaning, and metonymy.

Pendahuluan apa yang dimaksud oleh pembicara. Karena


secara leksikal makna kanyouku tersebut
Dalam berkomunikasi orang Jepang
hidung tinggi . Pemahaman kanyouku yang
menggunakan frase yang disebut dengan
terbatas bisa menyebabkan salah pemahaman
kanyouku. Makna kanyouku merupakan
dan tidak tepat pada sasaran yang dimaksud.
makna yang diakui dan digunakan masyarakat
penutur bahasa yang bersangkutan untuk Fenomena ini sesuai dengan kajian
berkomunikasi. Makna kanyouku tidak Suryadimulya (2010) simpulan yang
bisa diterjemahkan begitu saja padanannya dihasilkan dari penelitian tersebut secara
kedalam bahasa Indonesia karena berbeda pokok ada dua hal, yaitu: (1) derajat
dengan makna leksikalnya. Hal ini menjadi pemahaman makna kanyouku pembelajar
kendala bagi pembelajar bahasa Jepang bahasa Jepang dari Indonesia terutama yang
karena tidak ada cara lain selain menghafal tidak atau belum pernah belajar di Jepang,
semua makna kanyouku tersebut. Kanyouku masih rendah. (2) Diperlukannya penjelasan
yang banyak dijumpai dalam masyarakat tentang latar belakang keberadaan kanyouku
Jepang adalah kanyouku tentang anggota tersebut diciptakan guna pemahaman makna
tubuh, misalnya di bagian tubuh atas sekitar kanyouku.
wajah, yaitu bagian tubuh manusia yang Berdasarkan latar belakang yang
terdiri dari mata, hidung, mulut, telinga, lidah. telah diungkapkan di atas, maka rumusan
Misalnya, pada kanyouku yang masalahnya adalah:
menggunakan unsur kata hidung dalam 1) Apa saja makna leksikal dan ideomatik
bahasa Jepang yaitu: hana ga takai dari kanyouku yang menggunakan unsur:
menyatakan arti sombong . Pada pembelajar hana (hidung), kuchi (mulut), mimi
bahasa Jepang awal akan sulit memahami (telinga), me (mata) dan shita (lidah).

25
Jurnal Sora: Vol 1 No. 1, Oktober 2016

2) Bagaimana hubungan kedekatan antar Data kualitatif akan dianalisis dengan


makna leksikal dan ideomatik dari setiap menggunakan langkah-langkah berikut:
kanyouku? 1. Pengkajian makna leksikal (mojidouri
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk no imi) dari setiap kanyouku yang diteliti.
mengetahui hubungan antara makna leksikal 2. Mencari makna ideomatik (kanyouku-
dengan makna ideomatik dari kanyouku yang tekina imi) dari setiap kanyouku yang
menggunakan kata: hana (hidung), kuchi diteliti
(mulut), mimi (telinga), me (mata) dan shita 3. Deskripsi hubungan antara makna
(lidah).
leksikal dan makna ideomatik dari setiap
kanyouku yang diteliti.
Metode 4. Menyimpulkan hasil analisis
Dalam penelitian ini menggunakan Untuk sumber data yang digunakan selain
metode kualitatif yaitu deskriptif analitik yang jitsurei juga sakurei. Jitsurei diambil dari
digunakan untuk menjabarkan hal-hal makna- kamus kanyouku bahasa Jepang antara lain
makna dari setiap kanyouku yang diteliti. Nihongo daijiten, Kotowaza Kanyouku Jiten,
Dalam pengkajian makna kanyouku penulis dan Kanyouku no Imi to Youhou, dll. Jadi,
akan menjabarkan frase/klausa tersebut penelitian ini berusaha untuk menjabarkan
dan dianalisis dari makna leksikal, makna berbagai makna yang terkandung pada
ideomatik, dan bagaimana hubungan antara kanyouku yang mengandung kata kuchi
kedua makna dalam kanyouku tersebut. Perlu (mulut), me (mata), hana (hidung), mimi
adanya upaya juga untuk mendeskripsikan (telinga), shita (lidah). Dengan demikian,
hubungan antar makna leksikal (mojidouri penelitian ini merupakan studi kasus terhadap
no imi) dengan makna ideomatik (kanyouteki kata-kata tersebut.
na imi). Hal ini ditujukan untuk menjelaskan
mengapa makna ideomatik itu muncul, dari Pengertian Kanyouku
berbagai sudut pandang terutama budaya atau Perpaduan dua kata atau lebih disebut
kebiasaan orang Jepang. Untuk memperjelas frase. Kemudian dalam Sutedi (2011:
hubungan makna tersebut seperti yang 175) diberikan batasan lebih lengkap lagi,
digunakan dalam linguistik kognitif seperti bahwa kanyouku adalah frase atau klausa
yang pernah dilakukan Sutedi (2011: 177) yang hanya memiliki makna ideomatik
dengan menggunakan ketiga majas (gaya saja, makna tersebut tidak bisa diketahui
bahasa) metafora, metonimi, dan sinekdoke meskipun kita memahami makna setiap kata
karena kehidupan berbahasa tidak terlepas ysng membentuk frasa tersebut. Apabila
dari ketiga majas tersebut. Namun dalam disimpulkan kanyouku adalah suatu ungkapan
menentukan makna dasar digunakan hasil (baik secara lisan maupun tulisan) dalam
penelitian terdahulu. bentuk frase (kelompok kata) yang makna
keseluruhannya tidak dapat dijabarkan dari
Teknik Pengumpulan Data arti tiap unsurnya sebagai suatu kesatuan
yang memiliki arti khusus.
Data yang diperlukan dalam penelitian
ini yaitu data tentang contoh kalimat tentang Jenis Kanyoku dari Segi Makna
penggunaan frase/klausa bahasa Jepang Klausa kanyouku dilihat dari makna
(data kualitatif) yang diperoleh dengan yang terkandung di dalamnya frasa ada dua
menggunakan format data. Instrumen yang macam dalam Sutedi (2011: 175), yaitu:
digunakan dalam penelitian ini yaitu : format 1. Memiliki makna sebagai makna
data. ideomatik

26
Anggun Widiyani : Makna Kanyouku yang Berkaitan ...

2. Memiliki makna keduanya (leksikal dan 2. Majas metonimi (韓愈, kanyu) adanya
ideomatik). hubungan kedekatan atau keterikatan.
Klausa pada kanyouku hara ga tatsu Maksud keterkaitannya ada dua
marah hanya memiliki makan ideomatik macam yaitu secara ruang dan secara
saja. Karena jika diterjemahkan secara waktu atas ruang, waktu, dan sebab-
leksikal menjadi *perut berdiri dan kalimat akibat.. Meskipun banyak beberapa
tersebur tidak wajar (janggal). Sedangkan bentuk metonimi namun semuanya
pada klausa kanyouku ashi o arau memiliki bisa dimasukkan kedalam kategori
dua makna, yaitu secara leksikal bermakna berdekatan ruang dan waktu.
mencuci kaki dan secara idieomatik
bermakna menghentikan perbuatan buruk 3. Majas sinekdoke
, dan sinekdoke ( , teiyu) untuk
ឭ༙
(=bertaubat). Dalam kanyouku seperti ini menyatakan hal yang bersifat umum ke
bisa dijelaskan dengan menggunakan ketiga khusus ataupun sebaliknya.
jenis gaya bahasa (hiyu, metonimi, dan
sinekdoke). Pada klausa ashi o arau yang Analisis dan Pembahasan
bermakna mencuci kaki memiliki pengertian
bahwa (membersihkan kotoran yang ada di Kanyouku yang berhubungan dengan
kaki dengan menggunakan air). Sedangkan anggota bagian tubuh pada penelitian ini
pada klausa ashi o arau yang bermakna difokuskan sebanyak 5 buah kanyouku
menghentikan perbuatan buruk terkandung yang sering muncul. Analisis makna yang
makna (menghentikan perbuatan buruk yang akan menggunakan teori Sutedi (2011)
tidak disukai sehingga jiwa menjadi tenang mendeskripsikan hubungan antar makna yang
dan merasa bebas berbaur dengan orang lain). bisa diwakili dengan majas atau gaya bahasa
Antara dua makna yang terkandung tersebut (hiyu) tersebut sebagai sudut pandangnya.
ada kesamaannya, sehingga penggunaan ashi
o arau berkembang menjadi menghentikan 1. Kanyouku 1 : 㥦߇㜞޿ <hana ga
perbuatan buruk merupakan perluasan takai>
secara metafora.
a. Makna Leksikal (Mojidouri no imi) :
Keterkaitan Gaya Bahasa dengan Makna

Kanyouku masih bisa diprediksikan kanyouku ‫ޟ‬ hana ga takai


makna ideomatik karena masih terlihat terbentuk dari kata ‫ޟ‬ hana dan ‫ޟ‬
adanya hubungan makna ideomatik dengan
makna leksikal. Aliran ini sumbangan takai sehingga apabila diterjemahkan
‫ޠ‬
dari linguistik kognitif yang berasakan secara leksikal (mojidouri no imi) bermakna:
pada pemikiran bahwa semua perubahan hidung (nya) tinggi . Sebutan bagi
dan perkembangan makna dalam suatu orang asing yang memiliki hidung tinggi
bahasa dapat dideskripsikan, dan tidak menonjol ke depan <mancung> dalam arti
terjadi secara kebetulan belaka melainkan sebenarnya sehingga makna leksikalnya
ada yang memotivasinya. Kanyouku yang frase tersebut wajar (berterima). Kanyouku
mempunyai dua makna dapat dideskripsikan ini memiliki dua makna sekaligus, baik
menggunakan tiga jenis majas yaitu metafora, secara leksikal (mojidouri no imi) maupun
metonimi dan sinekdoke. makna ideomatik (kanyou no imi).
1. Majas metafora ( 㓝༙ inyu) yang dapat Makna Ideomatik (kanyokuteki no imi):
dijelaskan dari sifat kemiripan atau Contoh kalimat:
kesamaan antara dua hal.

27
Jurnal Sora: Vol 1 No. 1, Oktober 2016

1) ߇ߞߎ߁

ߘߟ߉ࠂ߁ߖ޿ 
߅ ࠅ ࠎ ߯ ߞ ߊ  - lulus ujian
- juara lomba yang
ߢ   ߖࠎߖ޿ߪߥߚ߆
bergengsi
- memperoleh peng-
Kono. (Kaneda, 2005 : 112) hargaan tertinggi
<Siswa lulusan dari sekolah ini
Hal ini bisa berkaitan
mengikuti olimpiade, (saya) sebagai dengan diri sendiri
guru pun merasa bangga>. atau dengan orang-
orang di sekitar diri
߹߃€‚ƒ
2)
ߒ߶߁ߒߌࠎ „…
ߏ߁߆ߊ †‡ˆ ‰Š
yang dianggap dekat
disekitarnya (seperti:
†‡ˆ ‰Šߜߜ߅߿†‹Œࠊߚߒߪߥߚ߆ 
omae ga (Muneo, 1992: 151 )
siswa didik, anak
kandung, atau bisa
juga tim kesayan-
<Karena kamu sudah lulus dalam ujian
gan, dan lain-lain)
sidang peradilan, sebagai ayah saya pun Oleh karena itu,
merasa bangga>. orang tersebut me-
3) Ž miliki perasaan ingin
mengeksistensikan
(Kunimi, 1972 : 835) dirinya.
<Orang itu sombong>
Pada kalimat no (1) Seorang guru merasa
bangga karena tidak semua guru memiliki b. Analisis Hubungan Antarmakna
siswa yang bisa lolos ke dalam olimpiade.
Juga, pada contoh no (2) Sebagai orang tua Dalam bahasa Indonesia kanyouku
(dalam hal ini ayah) pasti akan merasa bangga hana ga takai sama dengan kembang
memiliki anak yang berprestasi. Kanyouku lubang hidungku dan besar hidung , yang
hana ga takai bisa digunakan dalam situasi keduanya mempunyai kesan negatif karena
kehidupan keluarga. Dalam hal ini orang mengandung sikap membanggakan diri serta
tua kepada anak kandungnya sendiri yang arogansi (sombong). Juga, menurut Sutedi
berprestasi seperti; memiliki penghargaan, (2011: 179) hana ga takai maknanya terlalu
lulus ujian, dsb. Sedangkan pada contoh no bangga : sombong.
(3) subjeknya adalah orang III ano hito , Deskripsi hubungan antara makna
disana yaitu sebutan bagi seseorang yang leksikal yaitu hidung (nya) tinggi dan
memiliki sikap yang membanggakan diri makna ideomatik menjadi bangga, sombong.
nya sendiri dan terkesan negatif. Hal ini terkait dengan makna inti dari unsur
kata
‫ޟ‬
hana <hidung> bagi orang Jepang
‫ޟ‬
Makna adalah simbol bagi dirinya sendiri. Pada
Frase/
Ideoma- Situasi Penggunaan waktu orang Jepang memperkenalkan diri
Klausa
tik
sendiri dengan cara ujung jari telunjuk tangan
hana ga • merasa Seseorang memiliki kanan mengarah menunjuk ke hidung sendiri,
bangga, sesuatu yang dinilai menunjukkan inilah aku . Maknanya jadi
takai sebagai prestasi atau
• som- meluas: hidung sebagai bagian dari
kelebihan yang tidak anggota tubuh (bagian) → meluas menjadi
bong. bisa atau sulit di-
dapatkan oleh orang diri sendiri (keseluruhan). Hubungan
lain seperti: antara bagian yang digunakan untuk
menyatakan keseluruhan merupakan

28
Anggun Widiyani : Makna Kanyouku yang Berkaitan ...

contoh hubungan metonimi bagian (( ) ㇱ berakibat tidak sopan karena ada kesan
keseluruhan ) (Sutedi, 2009: 75).
ಽ㧔ో૕㧕
ో૕㧕 ingin menganggap dirinya lebih tinggi atau
hebat dihadapan orang lain. Karena hidung
Sudut pandang yang lain yang bisa menjadi lebih tinggi dari biasanya, melalui
menjelaskan bahwa perluasan makna perubahan keadaan tersebut sehingga bisa
pada kanyouku tersebut terjadi secara menimbulkan kesan membanggakan diri
metonimi. Gambaran orang yang merasa atau merasa hebat. Perasaan seperti bangga
bangga (agul: bahasa Sunda) pada waktu atau hebat itu merupakan suatu keadaan
membanggakan sesuatu kepada orang lain jiwa yang terjadi dari dalam diri manusia.
wajahnya akan melihat sedikit ke atas, jadi Dengan demikian hubungan maknanya
berdekatan secara sebab-akibat (cara-
posisi hidungnya tinggi karena ikut naik.
hasil) yang merupakan salah satu bentuk
Dalam kaitannya dengan budaya Jepang hubungan dari metonimi. Posisi hidung
yang terdapat kebiasaan ojigi hal tersebut yang tinggi adalah sebabnya, dan akibatnya
sangat tidak sopan. Orang Jepang biasa timbul perasaan diri (bangga, dan sombong)
mengekspresikan rasa hormat dan rasa maaf karena merasa hebat. Hubungan kedekatan
dalam bentuk ojigi. Dalam kamus Koujien yang menyatakan sebab-akibat seperti ini
(1989: 264) ojigi adalah cara menghormat juga merupakan salah satu bentuk dari
dengan membungkukkan kepala. Ojigi metonimi.
dilakukan misalnya pada saat mengucapkan Hubungan makna leksikal dan makna
terima kasih, permintaan maaf, memberikan ideomatik dari kanyouku
‫ޟ‬ hana ga
‫ޟ‬㥦߇㜞޿
ijazah saat wisuda, dll. Orang Jepang yang takai di atas mengalami perluasan secara
metonimi, yaitu kedekatan hubungan
tidak mau melakukan ojigi dianggap tidak
bagian (( ) dan
ㇱಽ dankeseluruhan ( ) serta
ో૕
sopan. Semakin lama menundukkan kepala
hubungan sebab-akibat. Hubungan kedua
bahkan menundukkan badan menunjukkan makna tersebut digambarkan dalam grafik
penghormatan dan intensitas perasaan yang berikut ini.
ingin disampaikan.
(1) Hidung (sebagai organ tubuh)

(metonimi) (metonimi)

(2) diri sendiri (3) perasan diri (bangga, sombong )

Grak 1 : Hubungan Makna (leksikal


dan ideomatik) kanyouku hana ga takai

2. Kanyouku 2 : ญ߇㊀޿ <kuchi ga


<kuchi ga omoi>
.
omoi>
Gambar Ojigi

Kesalahan yang sering terjadi sebagai a. Makna Leksikal (mojidouri no imi):


orang asing yang baru mengenal budaya ‫ޟ‬
Jepang adalah saat melakukan ojigi wajah Kanyouku kuchi ga omoi
‫ޟ‬
tidak ikut ditundukkan melainkan memandang
lawan bicara. Hal ini akan berakibat kurang
terbentuk dari kata
‫ޟ‬ kuchi dan
‫ޟ‬ ‫ޟ‬ ‫ޟ‬
omoi . Sehingga diterjemahkan secara
baik dipandang dari tradisi Jepang bahkan

29
Jurnal Sora: Vol 1 No. 1, Oktober 2016

leksikal (mojidouri no imi) bermakna: Makna kedua penggunaan kanyouku


mulut (nya) berat . Makna leksikal dari kuchi ga omoi yang lain dapat dilihat seperti
kanyouku ini tidak wajar (tidak berterima) contoh berikut.
karena pada kenyataannya tidak ada mulut
7)


yang berat. Sehingga kanyouku ini hanya


memiliki makna ideomatik saja.
(www.bimyo-kotoba.com)
b. Makna Ideomatik (kanyou no imi) : <Dia katanya merasa tertarik dengan
Contoh kalimat: pria yang pendiam>

4)
߼޿ࠊߊ 

߆ࠇ 
Jiten,p. 501)
8)

ߊߜ ߅߽

ߎ߹  ߘ ߷ 
ߊߜߋߖ€

(Kotowaza Kanyouku Jiten, p. 501)
(Koujien Kotowaza Jiten p. 167)
<Banyak bicara pun mengganggu, tetapi
orang yang sulit berbicara seperti dia <Laki-laki yang lebih baik itu yang tidak
pun menyusahkan> banyak bicara, itulah kata-kata yang
biasa diucapkan nenek saya>
5) ߐߞ߆ ߚ޿߳ࠎߊߜ߅߽€
޿ࠎߚ߮ࠀ
ߒߓࠎ ˆ‰‡Š‹Œ
߭ࠂ߁ࠈࠎ߆Ž
‚ƒ„ …†‡ƒ‡ 9)
޿ ߒ
Ž€…†‡Ž€‘
(Nihongo Kanyouku Kanyouku Eigo
Ideom, Tatoru Shoukai, p. 127)
€…†‡Ž€‘‚ƒߒ
„
<Penulis itu pendiam. Sulit sekali untuk <Orang T hoku itu adalah penyair. Sedang
(http://www.geocities.co.jp/
diwawancara>
heartland-gaien)
<Orang Tōhoku itu adalah penyair.
6)
߈ߺ ߌߞߡࠎ
…†‡ ߊߜ ߅߽ˆ‰ 
(http://www.h3-dion-ne.jp/~urotora/ Sedangkan orang Kansai itu kadang
kanyouku2.htm) disebut juga kritikus. Orang Touhoku
tidak banyak berbicara, meski ada
<Kekurangan dirimu adalah jarang
yang mau mereka ungkapkan>
berbicara>
Makna pertama dari kanyouku kuchi Makna ideomatik dalam kalimat di atas
ga omoi dalam contoh kalimat (4)-(6) di juga menggambarkan sifat atau karakter
atas secara umum menggambarkan sifat atau seseorang yang tidak terlalu banyak berbicara
karakter seseorang. Seseorang yang sedikit dengan orang lain. Namun dalam konteks
atau jarang sekali berbicara di depan kalimat di sini kesan yang muncul adalah
orang lain (pendiam). Frase/klausa yang positif dan adakalanya memiliki sifat tidak
sama terdapat juga dalam bahasa Indonesia terlalu banyak bicara itu justru lebih
yaitu berat mulut . Umumnya kata kuchi diharapkan, jadi makna ideom kuchi ga
ga omoi dalam contoh kalimat di atas omoi tidak selalu berkesan negatif. Misalnya
berkesan negatif seperti jarang berbicara dalam kalimat no (4) dalam hal ini wanita
(pendiam) seperti pada contoh no (4), 5), dan lebih menyukai karakter pria yang lebih baik
(6) sehingga tidak jarang membuat orang lain pendiam daripada yang terlalu banyak bicara,
repot atau kesulitan. begitu juga dalam kalimat no (5) nenek yang
menasehati cucunya untuk memilih pria yang

30
Anggun Widiyani : Makna Kanyouku yang Berkaitan ...

tidak terlalu banyak bicara. Karena memang



 12)
jika dilihat dari budaya Jepang menurut

 

Davies J Roger & Ikeno Osamu (2002: 51)




 
Š‹ŒŽ
 €‚ƒ„…†‡ˆ‰ Š‹ŒŽ (
menyebutkan bahwa dalam masyarakat
p. 32)
Jepang sejak dulu terdapat budaya yang
bernama chinmoku <silence>. Oleh karena
itu dalam budaya Jepang dari sejak dulu laki- <kakek saya begitu mulai pembicaraan
laki yang bisa menahan diri dan mengontrol tentang perang menjadi sulit bicara.
pembicaraannya memiliki kesan lebih Pasti ada banyak sekali kenangan yang
bijak sehingga menjadi memiliki daya tarik pahit>
tersendiri buat kaum wanita.
Sedangkan pada contoh no (6) 13)
 ߓ ߜ ߚ ޿ ࠅ ࠃ ߁ ߱ ࠎ 


,
dikarenakan orang Tohoku yang memiliki ߺ߿ߎ߃ࠎߖࠎߒ €
߈ࠂ߁߉
karena itu makna kedua kuchi ga omoi

sifat seperti itu menjadi terkenal puitis. Oleh
߈ࠂ߁߉‚ ߐ޿ߜࠀ߁…†ߊߜ‡ˆ߅߽‰
meskipun diartikan jarang berbicara
€ ƒ„
(pendiam) namun dalam hal ini tidak
(http://www.asahi.com/travel/rail/
menyusahkan orang lain sehingga
news)
berkesan lebih positif.
Selanjutnya makna ketiga dari <Ditanyakan mengenai penggunaan
kanyouku kuchi ga omoi terdapat dalam 15% dari seluruh anggaran kotamadya,
beberapa contoh di bawah ini. dia sedikit menjawab katanya sedang
10)   
 didiskusikan dengan pusat (kota tokyo)
(www.web lio.jp/content/) dan kota-kota tetangganya >
<Karena bukan pembicaraan yang baik, Jika melihat konteks keseluruhan
tidak sadar saya menjadi pendiam.> contoh kalimat no (10) - (13) di atas, makna
kanyouku kuchi ga omoi bukan tentang
11) ‘’‘ “”•–—ƒ˜™•
“š ›œ “š • sifat atau karakter seperti pada contoh bagian
–—ƒ˜™•
“š ›œ “š • pertama dan kedua. Karena ada hal yang
œ “š • ƒ  ‘Œ‚ƒ¡ ¢‘ £¤¥ ¦§¨©ª«
membuat tidak nyaman seseorang bisa saja
Œ‚ƒ¡ ¢‘ £¤¥ ¦§¨©ª«
menjadi lebih tertutup sehingga terkesan
sulit untuk berbicara.
¥ ¦§¨©ª«
  ›  “ • ž ›
 •   ƒ     Ÿ   › 
ƒ  “ • ž › Ÿ
  ›•   ƒ     Frase/
Klausa
Makna
Ideomatik Kesan Situasi Penggunaan
I,II, III
(www.soudan1.bigglobe.ne.jp) kuchi • Pendiam, negatif Sifat atau karakter
<Dia sudah mempunyai kekasih jarang seseorang yang
ga berbi- sedikit atau jarang
yang sudah berhubungan selama 8
omoi cara, sulit sekali berbicara di
tahun. Untuk pembicaraan tentang berbi- depan orang lain
kesukaan dan masalah sehari-hari dia cara/ (pendiam) atau cara
begitu bersemangat, tetapi mengenai tidak lan- berbicaranya tidak
kekasihnya tidak diberitahukan secara car (sifat, lancar sehingga ti-
detail, sepertinya dia tidak begitu banyak karakter) dak jarang membuat
bicara mengenai hal yang berhubungan orang lain repot atau
kesulitan.
dengan kekasihnya>

31
Jurnal Sora: Vol 1 No. 1, Oktober 2016

• Pendiam, positif Meskipun seseorang makna kesuluruhan kanyouku yaitu memiliki


jarang memiliki sesuatu sikap seseorang (pendiam) atau jarang
berbicara untuk dikatakan berbicara di depan umum. Hal ini bisa juga
mereka tidak akan dianggap sebagai hubungan sebab-akibat
mengungkapkan yang merupakan salah satu bentuk metonimi.
seluruhnya. jarang
berbicara (pen- Disebabkan mulutnya berat berakibat
diam) namun dalam menjadi seseorang yang jarang berbicara di
hal ini tidak meny- depan umum.
usahkan orang lain
(bisa mengontrol
Grak hubungan kedua makna leksikal
lisan) sehingga ber- dan makna ideomatik kanyouku kuchi ga
kesan lebih positif. omoi
(1) mulut (organ tubuh)
• Pendiam, netral Lebih tertutup
tidak sehingga terke-
(metonimi)
begitu san sulit untuk
banyak berbicara,bukan
bicara, karena karakter atau
sedikit sifat tetapi karena (1) fungsi berbicara (pendiam)

berbicara ada hal yang mem- Grak 2: Hubungan Makna (leksikal dan
buat tidak nyaman
ideomatik) kanyouku shita o maku
atau sensitif untuk
dibicarakan.
3. Kanyouku 3 : ⋡ࠍㅢߔ <me o
c. Analisis Hubungan Antarmakna toosu>

Makna leksikal mulutnya berat . Dalam a. Makna Leksikal (mojidouri no imi):


hal ini ‫ޟ‬ญ ‫ޠ‬ ’kuchi’ <mulut> adalah salah
satu bagian anggota tubuh pada manusia Kanyouku
‫ޠ ޟ ޟ‬ ’me o toosu’ ter-
yang salah satu fungsinya untuk berbicara, bentuk dari kata dari kata ’me’ dan
sedangkan ‫ޟ‬㊀޿ ‫ޠ‬ ’omoi’ <berat> dapat   ‫ޠ‬’toosu’ sehingga makna leksikal
berarti susah atau sulit dilakukan karena kanyouku tersebut bermakna melewati mata .
melebihi kemampuan atau kesanggupannya. Dalam kenyataan kanyouku ini maknanya
Dalam berkomunikasi dengan orang lain, wajar (berterima), Sehingga, kanyouku ini
ada banyak hal yang harus diperhatikan memiliki dua makna baik itu secara leksikal
agar komunikasi kita dapat berjalan lancar, maupun makna ideomatik.
seperti dengan siapa kita berbicara, hal apa b. Makna Ideomatik (kanyouteki no imi):
yang akan disampaikan serta bagaimana
menyampaikan sesuatu hal kepada orang lain 14) Kanyouku me o toosu dalam contoh
secara tepat. Oleh karena itu, tidak semua kalimat, adalah sebagai berikut:
orang dapat dengan mudah menyampaikan


sesuatu hal dan mengungkapkan apa yang

 €‚ƒ„ …†‡ (
dia rasakan kepada orang lain terlebih jika
tidak terbiasa. Perasaan sulit atau berat untuk p. 169)
menyampaikan sesuatu kepada orang lain <Karena tidak ada waktu, saya membaca
membuat mulut seseorang pun serasa berat koran sekilas kemudian pergi>.
sekali untuk terbuka. Akibatnya dirinya 15)
ˆ‰Š‹ŒŽŽ
tidak akan terlalu banyak bicara di depan
ˆ‰Š‹ŒŽŽ‘’ ˆ“ ”‰•–
orang lain dan berbicara seperlunya saja.
Gerakan sulit membuka mulut dikarenakan
Š‹ŒŽŽ‘’ ˆ“ ”‰•–
suatu kondisi yang mendorong terjadinya (hp://soudan1.biglobe.ne.jp)

32
Anggun Widiyani : Makna Kanyouku yang Berkaitan ...

<Tergantung dari orang, ada orang yang sangat sibuk bekerja akan sangat menghargai
membeli majalah kemudian membaca waktu yang ada.
sampai selesai secara cepat> Sedangkan unsur kata ‫ޠ ⋡ޟ‬
‘me’

Dari beberapa contoh kalimat no. (14-15) mata berfungsi untuk melihat. Sedangkan
di atas kanyouku me o toosu yaitu digunakan mengingat dengan otak. Dengan kata lain
pada saat situasi seseorang membaca tulisan dengan pemikiran bahwa mata memiliki
atau bacaan sekilas karena tidak cukup hubungan kedekatan dengan otak. Informasi
waktu. Jadi, makna secara ideomatik yang masuk melalui indera penglihatan akan
kanyouku me o toosu sejalan dengan di tampung di dalam otak untuk diteruskan
pendapat Kuramochi (1987: 660) bermakna keproses berikutnya. Karena informasi yang
membaca secara sekilas sebuah tulisan atau dilihat akan diteruskan ke salah satu bagian
bacaan. Objek tulisan tersebut umumnya otak yang memungkinkan untuk melihat,
berupa: surat kabar, majalah, dokumen, mengamati, berkir, dll. Jika informasi yang
materi, pengumuman/iklan, soal ujian dll. di lihat oleh mata hanya sekedar lewat (sekilas)
Pemakaiannya biasanya karena terdesak oleh maka proses penampungan di dalam otak
waktu yang terbatas (tidak memiliki banyak pun akan lebih cepat juga untuk diolah nya.
waktu). Oleh karena itu memilih metode membaca
cepat dapat membuat membaca lebih efektif
Frase/ Makna
Situasi Penggunaan dan menghasilkan informasi yang melimpah
Klausa Ideomatik tanpa harus membuang banyak waktu.
Me o membaca Pemakaiannya biasanya Jadi, dalam hal ini mata memiliki
tulisan karena terdesak oleh waktu
toosu sekilas yang terbatas (tidak me-
kedekatan dengan otak. Bagian yang
miliki banyak waktu) pada melihat tulisan adalah mata sebagai indera
saat membaca secara sekilas penglihatan, namun pada waktu membaca
sebuah tulisan atau bacaan. sebenarnya otak lah yang memproses lebih
Objek tulisan tersebut um- lanjut sehingga informasi bisa dipahami.
umnya berupa: surat kabar,
majalah, dokumen, materi,
Sehingga perluasan makna leksikal melewati
pengumuman/iklan, soal mata menjadi makna ideomatik membaca
ujian dll. sekilas menunjukkan kedekatan secara ruang
dan waktu. Hal ini termasuk kedalam salah
c. Analisis Hubungan AntarMakna satu jenis metonimi.

Hubungan kedua makna tersebut terdapat Hubungan kedua makna tersebut


pemikiran sebagai berikut: ‫ࠍ⋡ޟ‬ㅢ ‘ me o
digambarkan dalam grak berikut ini.
‫ޟ‬
toosu memiliki makna leksikal melewati (1) melewati mata

mata . Sedangkan makna ideomatik adalah (metonimi)

membaca sekilas . Membaca sekilas dalam


(2) membaca sekilas
hal ini adalah merupakan teknik membaca
cepat (tehnik Skimming dan dengan tehnik
Skenning). Membaca adalah suatu cara untuk Grak 3: Hubungan Makna (leksikal dan
mendapat informasi dari suatu yang di tulis). ideomatik) kanyouku me o toosu
Membaca yang efektif diperlukan untuk
memperoleh informasi yang jelas dari intisari 4. kanyouku 4: ⡊߇∩޿ <mimi ga itai>
<
suatu bacaan berupa ide pokok atau fakta,
data penting, sehingga membaca tidak hanya
a. Makna Leksikal (mojidouri no imi):
membuang-buang waktu saja. Terlebih orang
Jepang yang dikenal dengan budayanya yang kanyouku ‫ޟ‬⡊߇∩޿ ’mimi ga itai’ ‫ޠ‬
33
Jurnal Sora: Vol 1 No. 1, Oktober 2016

terbentuk dari kata dan Pada contoh kalimat di atas yang sakit
‫ ޟ ޠ ޿∩ ޟ‬⡊ ‫ޠ‬
‘itai’ sehingga
’mimi’

secara leksikal
(mojidouri no imi) bermakna: telinga(nya)
adalah bukan telinga secara sik, melainkan
perasaan yang merasa tidak tahan mendengar
sakit . Secara leksikal frase ini juga biasanya kelemahan dirinya. Jika kata
‘ ’ ‘mimi’

sering digunakan untuk menyatakan sakit


telinga secara sik dalam arti sebenarnya.
dalam frase ‘
mimi ga itai
‫ޟ‬
dihubungkan dengan makna ideomatik maka
Makna leksikal dari kanyouku ini wajar terkandung makna yaitu ‫ޟ‬⡊‫ޠ‬ <telinga>
(berterima) sehingga kanyouku ini memiliki sebagai wadah yang berfungsi untuk
dua makna baik itu secara leksikal maupun mendengarkan (sesuatu yang menyinggung
makna ideomatik. perasaan). Antara telinga dan yang didengar
berdekatan secara ruang dan waktu, karena
perasaan yang sakit tidak akan terlihat pada
b. Makna Ideomatik (kanyouteki no imi): waktu ada kata-kata yang didengar dari luar.
Untuk mengetahui makna ideomatik dari Dalam hal ini telinga yang terlihat secara
kanyouku yang menggunakan kanyoukuteki sik dan memegang peranan penting untuk
menangkap pembicaran yang didengar dan
no imi mimi ga itai dalam contoh kalimat,
akhirnya mempengaruhi makna keseluruhan
adalah sebagai berikut:
dari kanyouku ini. Oleh karena itu, hubungan
kedua makna pada kanyouku ini termasuk
16.

 kedalam metonimi yaitu berdasarkan dari


 kedekatan secara ruang dan waktu.
Hubungan kedua makna tersebut
<kalau dibicarakan begitu, oh tentu saja digambarkan dalam grak berikut ini:
perasaan saya tersinggung>
(1) telinganya sakit

17.€‚ƒ„…†
‡ˆ‰
† Š‹ŒŽ
†
‡ˆ‰
† Š‹ŒŽ (metonimi)

(2) perasaan tersinggung, sakit hati


Ž 
<karena mendengar teman saya yang Grak 4 : Hubungan Makna (leksikal dan ideomatik)
dimarahi oleh guru, saya pun sakit hati> kanyouku shita o maku
Dari beberapa contoh kalimat yang
mengandung kanyouku mimi ga itai di atas,
terdapat situasi di mana seseorang merasa tidak 5. Kanyouku 5: ⥠ࠍᏎߊ <shita o
senang orang lain menyakiti perasaannya. maku>
Setiap orang memiliki kekurangan dalam
dirinya yang tidak suka disinggung apalagi
dihadapan orang lain dan dengan cara yang a. Makna Leksikal (Mojidouri no imi):
tidak baik. Hal ini sejalan dengan pengertian Kanyouku ‫ࠍ⥠ޟ‬Ꮞߊ ‫ޠ‬‘shita o maku’
di kamus kotowaza kanyouku jiten (1997: 645)
terbentuk dari kata yang mengandung unsur
frase ini bermakna tak tahan mendengarkan
Sehingga makna frase ‫ࠍ⥠ޟ‬Ꮞߊ shita o
pembicaraan yang berhubungan dengan ‫ޟ‬
kelemahan diri sendiri. Jadi istilah sakit maku bila diterjemahkan secara leksikal
telinga digunakan untuk menyatakan arti (mojidouri no imi) bermakna: menggulung
tak tahan mendengarkan pembicaraan yang
berhubungan dengan kelemahan diri sendiri
lidah . kanyouku ‫ࠍ⥠ޟ‬Ꮞߊ shita o maku
‫ޟ‬
tidak memiliki makna leksikal, jadi hanya
karena membuat malu dan sebagainya. memiliki makna ideomatik saja.

34
Anggun Widiyani : Makna Kanyouku yang Berkaitan ...

b. Makna Ideomatik (kanyouteki no imi) Frase/ Makna


Situasi Penggunaan
Klausa Ideomatik
Untuk mengetahui makna ideomatik dari
‫ޟ‬ Shita o kaget, Situasi seseorang yang ter-
kanyouku ‫ߊޟ‬ shita o maku dalam takjub kaget atau takjub terhadap
contoh kalimat, adalah sebagai berikut: maku
sesuatu yang mengagum-
18.  
 kan dan diluar kemampuan
dirinya untuk melakukan
(2001 Japanese-English Idioms, p.270)
hal-hal tersebut. Contoh:
<Saya takjub dengan kefasihan berbicara prestasi, semangat, kemam-
(orasi) nya.> puan yang bersifat dinamis.
Perasaan ini dimotivasi dari
19.   €‚
dalam diri pembicara itu
sendiri yang menyadari dan
  €‚

 €‚

ƒ„…†‡ˆ‰€Š‹ŒˆŽ‘ ingin menekankan perasaan


kekagetannya.

<Saya takjub dengan kemampuan


c. Hubungan Antarmakna
lingustiknya dia. Karena selain bisa tiga
bahasa (Inggris, Jerman, dan Budha) Kata shita sebagai objek tujuan dari
juga bisa berbicara bahasa Thailand dan verba maku yang berjenis verba transitif.
China.> Dengan kata lain, ada kekhususan dari objek
yang digulung adalah lidah. Lidah dalam
Dari semua contoh kalimat no (18) dan hal ini bukanlah berarti lidah dalam arti
(19) di atas menggambarkan subjek (saya sebenarnya, yang dimaksudkan adalah kata-
atau kita) yang merasa sangat kaget sehingga kata. Menggulung itu membuat sesuatu yang
menjadi takjub, terkesan, kagum terhadap datar menjadi membulat. ‫ޟ‬Ꮞߊ ‫ޠ‬
’maku’

suatu hal yang dilakukan oleh orang lain. dalam hal ini mengandung arti menggulung
Perasaan tersebut ingin ditegaskan karena kata-kata, karena lidah sebagai alat yang
hal tersebut sudah diluar kemampuan dirinya berfungsi untuk menghasilkan kata-kata
seperti hasil, prestasi yang mengagumkan, ketika bentuknya menggulung maka
semangat, kemampuan seseorang, dan kata-kata menjadi hilang (tidak keluar).
keadaan yang mendesak. Sedangkan menurut Sedangkan makna ideomatik yang terbentuk
Kuramochi (1987: 183) makna ideomatik dari ‫ࠍ⥠ޟ‬Ꮞߊ ’shita o maku’ ‫ޠ‬
shita o
yang terbentuk dari ‫ޟ‬ shita o maku maku adalah suatu kondisi dimana mulut
tidak bisa tertutup karena sangat kaget dan
‫ޟ‬ adalah suatu kondisi dimana mulut tidak
takjub terhadap perbuatan yang dilakukan
bisa tertutup karena sangat kaget dan takjub
terhadap perbuatan yang dilakukan orang orang lain Kuramochi (1987: 183). Dengan
lain. Objek yang digunakan dalam kanyouku kata lain, karena ada sesuatu yang membuat
ini berupa fenomena yang bersifat dinamis, kaget dan takjub biasanya tidak sadar mulut
bukan sesuatu yang statis (seperti keindahan, sedikit terbuka dan sulit menutup, seperti
dll). Kanyouku ini digunakan ketika situasi ada lidah yang tergulung. Dalam keadaan
seseorang yang terkaget atau takjub terhadap seperti itu berbicara atau berkata sesuatu
sesuatu yang mengagumkan dan diluar merupakan hal yang sulit. Bagian wajah yang
kemampuan dirinya untuk melakukan hal-hal terbuka sebenarnya mulut namun lidah yang
tersebut. Perasaan ini dimotivasi dari dalam berada di dalam mulut berdekatan secara
diri pembicara itu sendiri yang menyadari dan ruang. Sehingga perluasan makna leksikal
ingin menekankan perasaan kekagetannya. menggulung lidah menjadi makna ideomatik

35
Jurnal Sora: Vol 1 No. 1, Oktober 2016

kagum, takjub menunjukkan kedekatan secara SIMPULAN


ruang dan waktu. Hal ini termasuk kedalam
salah satu jenis metonimi. Dari hasil analisis data dan pem-
bahasan yang telah penulis uraian di atas
Hubungan kedua makna tersebut di-
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
gambarkan dalam grak berikut ini:
Data yang diperoleh adalah lima kanyouku
(1) menggulung lidah yang menggunakan kata kao yang didapat
dari berbagai sumber data. Data tersebut akan
(metonimi)
dipaparkan pada tabel di bawah ini:

(2) merasa kaget dan takjub

Grak 5: Hubungan Makna (leksikal dan


ideomatik) kanyouku shita o maku

Tabel Hubungan Antara Kedua Makna (Makna Leksikal dan Makna Ideomatik)

Makna Makna
No Frase/Klausa Jenis Hubungan
Leksikal Ideomatik

1. 㥦߇㜞޿ Hidungnya tinggi Merasa bangga Metonimi :


(sombong); agul Hidung → Perasaan dan kea-
(bahasa sunda) daan psikis (mental) seseorang
Kedekatan :

2. ญ߇㊀޿ Mulutnya berat Sulit berbicara di Metonimi :


depan umum, ber- Mulut → Sulit berbicara di de-
sifat pendiam pan umum ,bersifat pendiam
Kedekatan :

3. ⡊䈏∩䈇㩷 Telinganya sakit Tersinggung pera- Metonimi :


saannya telinganya sakit → Perasaan
tersinggung (sakit hati)
Kedekatan :

4. ⋡ࠍㅢߔ Melewati mata Membaca sekilas Metonimi :


melewati mata → membaca
sekilas
kedekatan :

5. ⥠ࠍᏎߊ Menggulung li- Takjub, kagum Metonimi :


menggulung lidah → takjub,
dah kagum
Kedekatan :

36
Anggun Widiyani : Makna Kanyouku yang Berkaitan ...

Dari ke lima buah kanyouku bahasa Matsumura Meihen. (1995). Daiji Hayashi
Jepang yang mengandung unsur bagian Dai 2 Han. Sanseidou Miyajiyuu.
anggota tubuh berikut ini adalah kesimpulan Momiya Mayousuke. (2002). Nincihi
dari makna leksikalnya terdapat empat Imiron no Shikumi. Kenkyuusha
buah kanyouku yaitu: 「鼻が高い」、「
口が重「「耳が遠い」、「舌を巻く」、「
Niimura, (1999). Koujien Dai 5 Han.
目を通す」yang kategori maknanya tidak
Iwanami Shoten
berterima (tidak wajar), sedangkan satu buah Sanseidou, (1997) . Jistuyou Kotowaza &
kanyouku yaitu: 」:「耳が痛い」 makna Kanyou Jiten (JKJ), Sanseidou.
leksikalnya berkategori berterima (wajar). Suryadimulya, Agus Suherman. (2009).
Hasilnya sebagian besar hubungan kedekatan Karakteristik Idiom Bahasa Jepang
kanyouku berupa (kanyu) metonimi. dan Bahasa Indonesia yang
Menggunakan Bagian Tubuh.
[Online]. Tersedia di: http://
Daftar Pustaka
pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/
Atsushi, Akiko. (2010). Ni Eigo Ideom uploads/2009/05/karakteristik_
no Ninchiteki Kenkyuu. Hakushi idiom_bahasa_jepang_dan_bahasa_i
Ronbun. [Online]. Tersedia: http:// ndonesia.pdf. Diakses 21 Oktober
ir.library.tohoku.ac.jp/re/.../1/Shoji- 2013.
Akiko-2010-Tour01-075.pdf [20 Shogakkan Nihongo Hyougen Kenkyuu
Desember 2011 Kaicho. (1995). Karada Kotoba no
Davies J Roger & Ikeno Osamu. (2002). Jiten. PHP
The Japanese Mind : Understandimg Taniguchi, Kazumi, (2003). Ninchi Imiron
Contemporary Japanese Culture. no Shintenkai Metafora to Metonimi.
Vermont: Tuttle Publishing Kenkyuusha
Funanoken. (1998). Imi kara Hikeru Tashima, Shosukehoka, (1991). Kotowaza
Kanyouku Jiten. Nihon Jitsugyou Jiko to Seigo Kanyouku Jiten.
Shuppansha Gotoushoin.
Garrison, Jeffrey. (1996). Idiom Bahasa Tanaka, Masae and Aida Garana Hoko,
Jepang: Memakai Nama-Nama (1994) . Sugu ni Tsukaeru Jissen
Bagian Tubuh, Jakarta: Kesaint Nihongo Shiri-zu 7 & Oboete
Blanck Benrina Kanyouku (sho&chuukyuu).
Kindaichi, Haruhiko, (1995). Nihongo Jiten. Senmon Kyouiku Shuppan.
Tokyo: Koudansha ________________ (1995). Sugu ni
Kenkyuusho Futari, K (1996). Gaikokujin no Tsukaeru Jissen Nihongo Shiri-zu
tame no Kihongo Yourei Jiten (Dai 3 8 & Hyougen wo Yutaka ni Ikiki
Han). Tokyo : Bunkachou Kanyouku (Joukyuu). Senmon
Kyoiku Shuppan.
Kuramochi, Yasuo & Sakata, Yukiko. (1987).
Jitsuyou Kotowaza Kanyouku Jiten. Sutedi Dedi. (2004), Dasar-dasar Linguistik
Jepang: Sanseidou Co., Ltd. Bahasa Jepang, Bandung:
Humaniora Utama Press
Lakkoff, George and Mark Johnson. (1980).
Metaphors we Live By. [Online]. Sutedi, Dedi. (2001). Analisis Makna Verba
Tersedia: http://. www.press. Agaru dan Noboru (Dekripsi
uchicago.edu. [4 Desember 2011] Hubungan Antarmakna dalam
Polisemi Verba AGARU dan

37
Jurnal Sora: Vol 1 No. 1, Oktober 2016

NOBORU ). Dalam FUSII, pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/


[Online]. Vol 8, 4 halaman. Tersedia: uploads/2009/05/karakteristik_
http://www..le.upi.edu. [14 idiom_bahasa_jepang_dan_bahasa_i
September 2011] ndonesia.pdf. Diakses 21 Oktober
_________. (2009), Pengantar Penelitian 2013.
Pendidikan dan Bahasa Jepang. Tanaka, Satoko. ( ). Kuchi no Kanyou
Humaniora press. Bandung Hyougen- Metafora to Metonimi no
Sutedi, Dedi. (2011). Dasar-Dasar Linguistik Sougo Sayou- . [Online]. Tersedia:
Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora http:// www.lang.nagoya-u.ac.jp.
[4 Agustus 2011]
Suryadimulya, Agus Suherman. (2009).
Karakteristik Idiom Bahasa Xiaoyun, Fang. (2011 ). A Comparative Study
Jepang dan Bahasa Indonesia yang of Idioms of Nose in Japanese and
Menggunakan Bagian Tubuh. Chinese. [Online]. Tersedia: http://
[Online]. Tersedia di: http:// www.gaikokubungaku60_2.com [6
September 2016

Keterangan Penulis
Penulis adalah dosen Jurusan Bahasa Jepang
di STBA Yapari-ABA Bandung untuk mata
kuliah Choukai Renshuu, Koutou Renshuu,
Dokkai Shokyuu 1 & 2, Dokkai Chuukyuu,
Jiyuu Sakubun, Bijinesu Reetaa, dan Bunkei
Renshuu. Penulis dapat dihubungi melalui
email: nu_anggun@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai