Anda di halaman 1dari 46

JOB 1

DUAL POWER SUPPLY VARIABLE

1.1. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mendesain layout rangkaian dual power supply


variable.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja rangkaian dual power supply


variable.

3. Mahasiswa dapat melakukan penyolderan komponen-komponen power


supply dengan baik dan benar.

4. Menghasilkan rangkaian power supply yang sesuai dengan fungsinya.

1.2. Dasar teori

Power supply variable simetris IC LM317LM337 adalah rangkaian power


supply atau adaptor dengan tegangan output simetris atau ganda dan dapat diatur
untuk memuat terminal output tersebut. Rangkaian Power supply variable
simetris IC LM317LM337 ini dapat memberikan tegangan output positif dari +1.2
VDC sampai +30 VDC dan -1.2 VDC sampai -30 VDC. Pada kedua terminal
tegangan output rangkaian Power supply variable simetris IC LM317LM337 ini
dapat dibebani hingga 1 A untuk tiap terminal tegangan outputnya.

Power supply variable simetris IC LM317LM337 ini menggunakan


regulator DC variabel LM317 untuk regulator positifnya dan regulator tegangan
negatif variabel LM337 untuk regulator negatifnya. Rangkaian Power supply
variable simetris IC LM317LM337 ini dapat digunakan untuk memberikan
sumber tegangan dengan arus maksimal 1A. Dalam aplikasi dilapangan dapat
dipasang voltmeter pada tiap jalur outputnya untuk memudahkan dalam
pengaturan level tegangan output rangkaian Power supply variable simetris IC

1
LM317LM337 ini. Untuk membuat “Power supply variable simetris IC
LM317LM337” dapat dilihat pada gambar rangkaian dan komponen berikut.

Untuk mengatur tegangan output rangkaian Power supply variable simetris


IC LM317LM337, untuk tegangan positive dapat dilakukan dengan mengatur
potensiometer di bagian regulator LM317 dan untuk mengatur level tegangan
negarive dilakukan dengan mengatur potensiometer di bagian regulator tegangan
negative LM337.

Power supply variable simetris IC LM317 LM337 di atas menggunakan


sumber input tegangan AC 28V CT 28V dari transformator CT. Transformer yang
digunakan sebagai stepdown untuk rangkaian Power supply variable simetris IC
LM317 LM337 diatas menggunakan sumber input tegangan AC 28V CT 28V dari
transfomator CT, diatas cukup dengan transfomer 2A dengan tegangan output
28V CT. IC LM317 dan LM337 pada rangkaian Power supply variable simetris
IC LM317 LM337 harus dilengkapi dengan pendingin (heatsink) untuk
membuang panas yang dihasilkan IC tersebut pada saat bekerja.

Rangkaian Power supply variable simetris IC LM317 LM337 diatas


menggunakan sumber input tegangan AC 28V CT 28V dari transformator CT.

1.3. Daftar Komponen

No. Nama Komponen Jumlah Satuan

1 Transformator CT 1 Amper 1 Buah

2 Dioda 1N4004 7 Buah

3 Kapasitor 2200 uF/35 Volt 2 Buah

4 Kapasitor 100 nF 2 Buah

5 Kapasitor 10 uF/35 Volt 2 Buah

6 IC LM317 1 Buah

7 IC LM337 1 Buah

8 Resistor 220 ohm/0,5 watt 2 Buah

9 Resistor 1K5/0,5 watt 2 Buah

10 Resistor 1K/0,5 watt 2 Buah

11 Potensiometer 5 K Ohm 2 Buah

12 LED 2 Buah

13 PCB Polos 10 x 10 1 Keping


14 Kaki PCB 4 Buah

15 Swicth Power 1 Buah

16 Kabel Power 1 Buah

17 Banana soket merah & hitam 2 Pasang

18 Kabel jumper Secukupnya

19 Amplas Secukupnya

20 Box Desain

1.4. Daftar Alat

No Nama Alat Jumlah Satuan

1 Gambar Layout 1 Set

Rugos elektro/permanent ink/foto


2 1 Set
copy laser jet

3 Solder 1 Buah

4 Penyedot timah 1 Buah

5 Tang potong 1 Buah

6 Tang lancip 1 Buah

7 Pinset 1 Buah

8 Mistar baja 1 Buah

9 Landasan solder 1 Buah

10 Mata bor 0,8 mm, 1mm 1 Buah


1.5. Langkah kerja

1. Potonglah papan PCB dengan ukuran 10x10 mm.


2. Ukurlah jarak lubang kaki komponen sesuai dengan ukuran komponen
asli.
3. Besarnya lubang dan jalur harus sesuai dengan kaki komponen.
4. Periksalah sekali lagi apakah perancangan sudah benr.
5. Pindahkan jalur yang sudah dibuat ke papan PCB (pemindahan jalur
PCB bisa dengan menggunakan metode menggambar langsung di
papan PCB dengan menggunakan kertas foto copy laser jet yang
sudah ada layoutnya).
6. Rapikan papan PCB yang sudah dari kotoran ataupun sisa-sisa rugos
yang tertempel tidak pada tempatnya.
7. Rendamlah papan PCB yang sudah di buat layoutnya dengan
menggunakan larutan FeCI atau menggunakan larutan H2O2 dan HCI
tunggu proses pelarutan sampai selesai.
8. Bersihkan jalur layout papan PCB yang sudah di proses dengan
menggunakan tiner/sikat kawat.
9. Borlah kaki-kaki komponen yang akan dipasang pada PCB.
10. Pasanglah komponen – komponen pada papan PCB sesuai dengan
rancangan.
11. Lakukan pengetesan apakah rangkaian yang dibuat telah dapat
digunakan.

1.6. Keselamatan Kerja

1. Ikutilah instruksi dari instruktur.


2. Lakukanlah pengecekan ulang layout yang dibuat sebelum dpindhkan
ke papan PCB.
3. Saat melubangi PCB dengan bor lakukan dengan hati-hati.
4. Selalu letakan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder.
5. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung
racun.
6. Jangan terlalu lama menempelkan mata solder pada kaki komponen
yang sensitive terhadap panas.

1.7. Tata Letak dan Layout Rangkaian


1.8. Gambar Rangkaian
1.9. Analisa

Tegangan AC dari sumber listrik akan melewati saklar terlebih dahulu,


lalu akan mengalir ke trafo yang akan menurunkan tegangan. Setelah melewati
trafo, arus akan diubah dari AC ke DC oleh dioda bridge, lalu arus akan mengalir
ke kapasitor untuk difilter agar tidak terlalu tinggi tinggi. Dan arus juga akan
mengalir ke dioda yang mana berfungsi sebagai penyearah. Arus akan melewati
IC regulator untuk dapat diatur tegangan output. IC LM 317 digunakan untuk
dapat memberikan tegangan output positif dari + 1,2 VDC hingga + 30 V DC
sedangkan IC LM317 digunakan untuk memberikan tegangan output negatif dari -
1,2 VDC hingga -30 VDC . Alat untuk mengatur keluarannya yaitu
potensiometer. Agar tidak melebihi kapasitas yang yang diterima IC regulator
maka dipasang resistor. Jika rangkaian yang dibuat benar, maka ketika kita
menghubungkan rangkaian dengan sumber listrik LED akan menyala.

1.10. Kesimpulan

1. Job ini dibuat untuk melatih para mahasiswa agar dapat membuat alat
dari skema rangkaian yang telah dibuat.

2. Tata letak komponen harus benar, karena itu merupakan kunci


keberhasilan pembuatan alat dual power supply variable.

3. Selain tata letak, jalur juga sangat mempengaruhi. Perhatikan jalur


yang kita buat, jangan sampai ada jalur yang berdekatan ataupun
terputus. Karena akan menyebabkan rangkaian tidak akan hidup.

4. Power supply merupakan sebuah alat yang memasok atau menyalurkan


energi listrik.

5. Prinsip kerja dual power supply variable menggunakan trafo yang


berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dari tegangan tinggi ke
rendah ataupun sebaliknya, namun dengan frekuensi yang sama.
1.11. Saran

1. Pastikan komponen yang akan digunakan dalam kondisi yang baik


juga saat pemasangan jangan sampai terbalik.

2. Saat pembuatan layout, jalur yang dibuat harus tebal serta penuh, sebab
apabila tidak maka jalur akan terputus.

3. Hati-hati saat menyolder jalur jangan sampai menyatu dengan jalur


yang lain karena akan membuat rangkaian tidak akan menyala.

4. Gunakan lotfet secukupnya.


BAB II
CLOCK GENERATOR
2.1. Tujuan :

1. Mahasiswa dapat mendesain layout rangkaian clock generator.


2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja rangkaian clock generator.
3. Mahasiswa dapat melakukan penyolderan komponen-komponen power
supply degan baik dan benar.
4. Menghasilkan rangkaian clock generator yang sesuai dengan
fungsinya.

2.2. Dasar Teori

Pembangkit clock atau clock generator merupakan suatu rangkaian digital


yang digunakan untuk menghasilkan pulsa atau clock yang selanjutnya digunakan
untuk menggerakkan rangkaian digital.

Clock adalah ibarat nyawa bagi rangkaian digital tanpa clock rangkaian
digital tidak akan bekerja. Rangkaian clock generator yang digunakan disini
menggunakan IC Ne555 sebagai komponen utamanya.

Seperti yang kita ketahui bahwa IC Ne555 merupakan ic paling simpel


yang sering digunakan pada rangkaian digital. Rangakaian clock generator ini
menggunakan power supply 9-12 volt DC yang di catu dari rangkaian power
supply.

Rangkaian clock generator ini merupakan pembangkit sinyal pulsa digital


dengan frekuensi dan siklus kerja (duty cycle) yang dapat diatur yang
menggunakan IC Timer 555 yang dirangkai secara stabil di mana IC iniberfungsi
sebagai osilator yang membangkitkan aliran pulsa persegi dengn frekuensi yang
ditentukan oleh nilai hambatan pada kombinasi potensiometer VR1 untuk
mengatur frekuensi dan potensiometer VR2 unk mengatur nilai duty.
Rangkaian clock generator ini juga dilengkapi IC 7805 dan IC 7809 yang
dapat digunakan sebagai supply tegangan rangkaian digital yang akan digunakan.

Skema Rangkaian

2.3. Daftar Komponen

No. Nama Komponen Jumlah Satuan


1. Transformator 500 mA Engkel/ 1 Buah
CT
2. Dioda bridge 1 Buah
3. Kapasitor 2200 uF/35 Volt 2 Buah
4. Kapasitor 100 nF/ 35 Volt 3 Buah
6. IC 7805 1 Buah
7. IC 7809 1 Buah
8. Resistor 470 ohm/0,5 watt 2 Buah
9. Kapasitor 100 Nf 2 Buah
10. IC 555 2 Buah
11. Potensiometer 10 K 2 Buah
12. LED 3 Buah
13. PCB Polos 10 x 10 1 Keping
14. Kaki PCB 4 Buah
15. Switch Power 1 Buah
16. Kabel Power 1 Buah
17. Banana Soket Merah & Putih 2 Pasang
18. Kabel Jumper Secukupnya
19. Amplas Secukupnya
20. Box Desain
2.4. Daftar Alat

No. Nama Alat dan Spesifikasi Spesifikasi Jumlah

1. Gambar Layout dan jalur pada Rangakaian 1 set


kertas milimeter dan kalkir infrared remote
control
2. Rugos Jalur dan bulatan 1 buah
3. Solder 30W/220V 1 buah
4. Penyedot timah 1 buah
5. Tang potong 1 buah
6. Tang lancip 1 buah
7. Cutter 1 buah
8. Pinset 1 buah
9. Mistar baja 1 buah
10. Landasan solder 1 buah
11. Kertas kalender 1 lembar
12. Setrika 1 buah
13. Multimeter 1 buah
14. Mata bor 0,5mm, 1mm, 1 buah
1,5mm
2.5. Langkah Kerja

1. Potonglah papan PCB dngan ukuran 10 x 10 mm.


2. Ukurlah jarak lubang kaki komponen sesuai dengan ukuran komponen
asli.
3. Besarnya lubang dan jalur harus sesuai dengan kaki komponen.
4. Periksalah sekali lagi apakah perancangan sudah benar.
5. Pindahkan jalur yang sudah di buat ke papan PCB (pemindahan jalur
PCB bisa dengan menggunakan metode menggambar langsung di
papan PCB dengan menggunakan permanent ink/menggunakan rugos
jalur dan rugos dot/menggunakan kertas fotocopy laser jetyang sudah
ada layoutnya)
6. Rapikan atau bersihkan papan PCB dari kotoran ataupun sisa-sisa
rugos yang tertempel tidak ada tempatnya.
7. Rendamlah papan PCB yang sudah di buat layoutnya dengan
menggunakan larutan FeCl atau menggunakan larutan H2O2 dan HCl
tunggu proses pelarutan sampai selesai
8. Bersihkan jalr layout papan PCB yang sudah di proses dengan
menggunakan Tiner/sikat kawat
9. Borlah kaki kaki komponen yang akan dipasang pada papan PCB
10. Pasanglah komponen-komponen pada papan PCB sesuai dengan
rancangan.
11. Lakukan pengetesan apakah rangkaian clock generator yang dibuat
telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

2.6. Keselamatan Kerja

1. Ikutilah instruksi dari instruksi


2. Lakukan pengecekan ulang layout yang dibuat sebelum dipindahkan ke
papan PCB
3. Saat melubangi PCB dengan bor lakukan dengan hati-hati
4. Selalu letakan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder
5. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung
racun
6. Jangan terlalu lama menempelkan mata solder pada kaki komponen
yang sensitiv terhadap panas.
2.7. Tata Letak dan Layout Rangkaian
2.8. Gambar Rangkaian
2.9. Analisa
Rangkaian timer menggunakan IC 555 pada gambar di atas terdiri dari bagian
pemberi tiger, penentu waktu hidup matinya timer dan bagian beban (output) atau
inteface ke perangkat yang dikontrol. Bagian pemberi tiger, adalah konfigurasi R470
yang berfungsi untuk memberikan tiger ke IC 555 sebagai tanda proses timing dimulai.
Bagian penentu waktu timing, merupakan konfigurasi antara R470 dan kapasitor
10microF yang berfungsi untuk menentukan waktu atau lamanya timer akan ON atau
OFF. Lamanya waktu ON atau OFF timer ditentukan oleh waktu proses pengisian
kapasitor 10 microF yang ditentukan oleh nilai kapasitansi kapasitor 10microF dan nilai
resistansi R470 tersebut. Bagian beban atau output adalah LED sebagain indikator, jika
LED kedap-kedip berarti rangkaian ini bekerja dengan baik, sehingga siap dihubungkan
dengan perangkat yang akan dikontrol.

2.10. Kesimpulan

1. IC NE 555 merupakan IC yang sangat berpengaruh dalam rangkaian


clock generator karena berfungsi untuk membangkitkan frekuensi atau
waktu sesuai yang diperlukan.
2. Clock Generator sering disebut sebagai pembangkit pulsa
(clock). Pembangkit pulsa dalam pembuatan rangkaiannya sering
digunakan rangkaian terpadu linear (IC: Integrated Circuit) . IC linear
yang sering digunakan secara umum biasanya NE555.
3. Selain IC NE 555 yang sangat penting dalam rangkaian clock
generator, komponen lain juga sangat berpengaruh dalam rangkaian.

2.11. Saran

1. Pastikan komponen yang akan dipergunakan berfungsi dengan baik


dan tidak dipasang terbalik pada rangkaian.
2. Ketika melayout jalur rangkaian harus tebal, agar tidak putus dan
mengakibatkan rangkaian tidak hidup.
3. Dalam pengerjaan job diharapakan tetap dalam keadaan tenang, sabar,
dan teliti ketika memasang komponen.
BAB III

SENSOR CAHAYA DENGAN LDR

3.1. Tujuan

1. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja rangkaian sensor cahaya


dengan LDR
2. Mahasiswa dapat melakukan penyolderan komponen-komponen
sensor cahaya dengan LDR dengan baik dan benar
3. Menghasilkan rangkaian sensr cahaya dengan LDR yang sesuai
dengan fungsinya
3.2. Dasar Teori
Light Dependent resistor (LDR) merupakan sebuah resistor yang nilai
resistansinya berubah seiring perubahan intensitas caaya yang
mengenainya. Dalam kondisi gelap, resistansi LDR sekitar 10MΩ, tapi
dalam kondisi terang resistansi LDR menurun hingga 1KΩ atau bahkan
lebih kecil lagi.
LDR terbuat dari sebuah cakram semikonduktor seperti kadmium
sulfida dengan dua buah elektroda pada permukaanya. Pada saat intensitas
cahaya yang mengenai LDRsedikit, bahan dari cakram LDR tersebut
menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil. Sehingga
hanya ada sesikit elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Artinya saat
intensitas cahaya yang mengenai LDR sedikit maka LDR akan memiliki
resistansi yang besar.
Sedangkan pada saat kondisi terang, maka intensitas yang mengenai
LDR banyak.. maka energi cahaya yang diserap akan membuat elektron
bergerak cepat sehingga lepas dari atom bahan semikonduktor tersebut.
Dengaan banyaknya elektron bebas, maka muatan listrik lebih mudah
dialirkan. Artinya saat intensitas cahaya yang mengenai LDR banyak
maka LDR akan memiliki resistansi yang kecil dan menjadi konduktor
yang baik.
Rangkaian sensor cahaya dengan menggunakan LDR yang akan dibuat
disini adalah rangkaian sensor cahaya akan aktif pada saat sensor tidak
menerima cahaya, apabila ingin membalik kondisi tersebut (saklar aktif pada
saat sensor menerima cahaya) maka dapat dilakukan dengan membalik posisi
antara LDR dan R3 atau menghubungkan lampu pada terminal NC relay.
Dioda D1 berfungsi untuk menghindari efek EMF atau sparking dari coil
relay.

Skema Rangkaian

3.3. Daftar Komponen

No. Nama Komponen Jumlah Satuan

1 Transformator 500 mA Engkel/CT 1 Buah

2 Dioda Bridge 1 Buah

3 Kapasitor 1000 uF/35 Volt 1 Buah

4 Kapasitor 100 uF/35 Volt 1 Buah


5. IC 7805 1 Buah

6. Kapasitor 100 Nf 1 Buah

7. Resistor 560/0,5 watt 1 Buah

8. LED 1 Buah

9. Potensiometer 5K/10K 2 Buah

10. LDR 1 Buah

11. Resistor 10K/0,5 watt 2 Buah

12. Resistor 1K/0,5 watt 2 Buah

13 IC 741 1 Buah

14 Soket IC 8 PIN 1 Buah

15 Kapasitor 220 uF/35 Volt 1 Buah

16 Dioda 1N4002 1 Buah

17. Rellay 6 volt DC 1 Buah

18. Transistor 2N2222 1 Buah

19. Lampu pijar 1 Buah

20. Fitting Lampu 1 Buah

21. PCB polos 10x10 1 Keping

22. Kaki PCB 4 Buah

23. Switch Power 1 Buah

24. Kabel Power 1 Buah


25. Kabel Jumper Secukupnya

26. Amplas Secukupnya

27. Box Desain

3.4. Daftar Alat

No Nama Alat Jumlah Satuan

1 Gambar Layout 1 Set

Rugos elektro/permanent ink/foto


2 1 Set
copy laser jet

3 Solder 1 Buah

4 Penyedot timah 1 Buah

5 Tang potong 1 Buah

6 Tang lancip 1 Buah

7 Pinset 1 Buah

8 Mistar baja 1 Buah

9 Landasan solder 1 Buah

10 Mata bor 0,8 mm, 1mm 1 Buah

3.5. Langkah Kerja

1. Potonglah papan PCB dengan ukuran 10x10 mm.

2. Ukurlah jarak lubang kaki komponen sesuai dengan ukuran komponen


asli.
3. Besarnya lubang dan jalur harus sesuai dengan kaki komponen.

4. Periksalah sekali lagi apakah perancangan sudah benr.

5. Pindahkan jalur yang sudah dibuat ke papan PCB (pemindahan jalur


PCB bisa dengan menggunakan metode menggambar langsung di
papan PCB dengan menggunakan kertas foto copy laser jet yang
sudah ada layoutnya).

6. Rapikan atau bersihkan papan PCB dari kotoran ataupun sisa-sisa


rugos yang tertempel tidak pada tempatnya.

7. Rendamlah papan PCB yang sudah di buat layoutnya dengan


menggunakan larutan FeCI atau menggunakan larutan H2O2 dan HCI
tunggu proses pelarutan sampai selesai.

8. Bersihkan jalur layout papan PCB yang sudah di proses dengan


menggunakan tiner/sikat kawat.

9. Borlah kaki-kaki komponen yang akan dipasang pada papan PCB.

10. Pasanglah komponen-komponen pada papan PCB sesuai dengan


rancangan.

11. Lakukan pengetesan apakah rangkaian yang dibuat telah dapat


digunakan

3.6. Keselamatan Kerja

1. Ikutilah instruksi dari instruktur.

2. Lakukanlah pengecekan ulang layout yang dibuat sebelum


dipindahkan ke papan PCB.

3. Saat melubangi PCB dengan bor lakukan dengan hati-hati.

4. Selalu letakan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder.
5. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung
racun.

6. Jangan terlalu lama menempelkan mata solder pada kaki komponen


yang sensitiv terhadap panas.

3.7. Tata Letak Komponen dan Layout


3.8. Gambar Rangkaian
3.9. Analisa
Rangkaian sensor cahaya ini akan bekerja untuk menghidupkan
dan mematikan lampu yang terhubung ke listrik (PLN) secara otomatis
tergantung pada kondisi cahaya yang mengenai komponen LDR. Artinya
jika keadaan sudah malam, lampu akan menyala dan jika sudah pagi
lampu akan padam. Saat keadaan terang (saat LDR terkena cahaya) LDR
akan memiliki nilai tahanan yang sangat kecil. Semakin terang cahaya
yang mengenainya semakin kecil nilai tahanan yang dimilikinya (bahkan
bisa diabaikan besarnya). Kondisi ini akan menyebakan arus listrik akan
memilih untuk mengalir melewati LDR ini dan tidak akan melewati
Resistor 1 Kilo ohm yang terhubung ke basis transistor, (ingat prinsip arus
listrik itu akan lebih suka mengalir ke tempat yang tidak punya tahanan
dan enggan untuk mengalir ke tempat yang tahanannya tinggi).
Kondisi ini akan membuat Transistor tidak dapat bekerja (seperti
saklar terbuka) sehingga tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke
emitor transistor. Ini artinya tidak ada arus yang mengalir pada relay yang
terpasang pada kolektor transistor. Karena relay tidak mendapatkan arus
listrik, maka relay tidak bekerja sehingga tidak dapat menarik saklar yang
akan menghubungkan arus listrik AC (PLN) ke lampu. Keadaan ini akan
membuat lampu pijar pada rangkaian akan padam
Saat keadaan gelap (saat LDR tidak terkena cahaya) LDR akan
memiliki tahanan yang sangat besar sehingga tidak bisa di aliri arus listrik.
Kondisi ini akan menyebabkan arus listrik memilih Resistor sebesar 1 kilo
ohm sebagai tempat mengalir. Ketika arus listrik mengalir ke basis
transistor (tentunya harus diatur agar tegangan basis ini besar dari
tegangan kerja 0.7 volt) maka transistor akan bekerja seperti sebuah saklar
tertutup. Akibatnya akan ada arus listrik mengalir dari kolektor ke emitor
yang menyebabkan relay teraliri arus listrik. Ketika relay teraliri arus
listrik, maka relay akan bekerja menarik saklar sehingga saklar tertutup
dan dapat mengalirkan arus ac (PLN) ke lampu dan lampu akan menyala.
3.10. Kesimpulan

1. LDR adalah sebagai saklar otomatis berdasarkan cahaya.Jika cahaya


yang diterima oleh LDR banyak, maka nilai resistansi LDR akan
menurun, dan listrik dapat mengalir (ON). Sebaliknya, jika cahaya
yang diterima LDR sedikit, maka nilai resistansi LDR akan menguat,
dan aliran listrik terhambat (OFF). Atau dapat dikatakan LDR
merupakan sensor optic yang berfungsi sebagai sumber cahaya

2. Potensiometer, berfungsi untuk kalibrasi intensitas cahaya untuk


menyalakan atau mematikan lampu.

3. Transistor jenis NPN, berfungsi sebagai sakelar elektrik untuk


menghidupkan relay.

4. Resistor, sebagai pengaman arus yang masuk ke transistor.

5. Relay, berfungsi sebagai sakelar untuk menghidupkan lampu.

3.11. Saran
1. Pastikan komponen yang akan dipergunakan berfungsi dengan baik
dan tidak dipasang terbalik pada rangkaian.
2. Ketika melayout jalur rangkaian harus tebal, agar tidak putus dan
mengakibatkan rangkaian tidak hidup.
3. Dalam pengerjaan job diharapakan tetap dalam keadaan tenang, sabar,
dan teliti ketika memasang komponen.
4. Perhatikan jarak kaki komponen yang sama jangan sampai terhubung,
BAB IV

SENSOR SUHU DENGAN IC LM 35

4.1. Tujuan:

5. Mahasiswa dapat mendesain layout rangkaian sensor suhu dengan IC LM 35.


6. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja rangkaian sensor suhu dengan IC LM
35.
7. Mahasiswa dpat melakukan penyolderan komponen-komponen sensor suhu
dengan IC LM 35 dengan baik dan benar.
8. Menghasilkan rangkaian sensor suhu dengan IC LM 35 yang sesuai dengan
fungsinya.

4.2. Dasar teori

Rangkaian sensor suhu ini dapat digunakan dalam berbagai aplikasi yang
emmbutuhkan sebuah pengendalian temperature. Rangkaian ini dibuat untuk
mengendalikan relay kecil ON/OFF sesuai dengan pendeteksian suhu oleh sensor suhu
LM 35DZ. Ketika suhu sensor mendeteksi suhu lebih tinggi dari tingkat presetnya (VR1),
maka relay akan terpicu dan ketika suhu turun di bawah suhu preset , maka relay dalam
keadaan normal. Rangkaian ini dapat diaktifkan dengan tegangan 12 volt atau juga
dengan menggunakan batre minimal 100 mA.

Catatan:

Ada beberapa versi dari sensor suhu LM 35:

LM 35CZ dan LM 35CAZ(Kemasan TO-92)-----40°C sampai 110°C.

LM 35DZ (Kemasan TO-92)------0-100°C

LM35H dan LM35AH(Kemasan TO-46)--------55°C-150°C.


Komponen utama dari rangkaian ini adalah sensor suhu LM35DZ yang sudah dikalibrasi
dalam skala celcius dengan konversi suhu ke tegangan dengan linear.tegangan output
(pin2) beruabah secara linear sesuai perubahan suhu dari 0V (0°C) – 100 Mv (100°C).

Sensor suhu akan mendeteksi setiap perubahan suhu yang terjadi dan
mengkoinversikannya menjadi sebuah tegangan (10 Mv/1°C).. tegangan output tersebut
dikonversikan ke sebuah komparator (LM358). Trimpot VR1 dan R3 berperan untuk
mengatur tegangan referensi Vref dari 0-1.62 V. Op-Amp(A2) berfungsi sebagai buffer
tegangan referensi untuk menghindari pembebanan rangkaian pembagi(VR1 & R3).
Komparator akan membandingkan tegangan antara output sensor suhu dengan Vref yang
kemudian memutuskan untuk memicu relay atau tidak . transistor Q1 merupakan switch
elektronis yang jika mendapatkan picu pada kaki bias , maka arus pasa emitter mengalir
ke kolektor.dengan demikian relay akan aktif.

Sebagai contoh, set point yang dibutuhkan adalah 70°C dan relay akan terpicu
saat set point tersebut tercapai.

6. Posisikan multimeter/voltmeter digital pada test point “TP1” dan “GND”.


7. Putar VR1 perlahan-lahan untuk menaikkan tegangan refensi hingga pada
voltmeter digital menunjukkan nilai sebesar 700 mV (0,7 V)
Skema Rangkaian
4.3. Daftar komponen

No Nama komponen Jumlah Satuan


1. Trafo Trafo 500 mA 1 Buah
2. D5…D8 Diode bridge 1 Buah
3. Kapasitor 2200 µF/35 V 1 Buah
4. IC 7812 1 Buah
5. Kapasitor 100 µF/35 V 1 Buah
6. Resistor 470/0.5 watt 1 Buah
7. LED 2 Buah
8. IC1 IC LM 35 1 Buah
9. IC2 IC LM 431 1 Buah
10. IC3 IC LM 358 1 Buah
11. Tr Transistor A1015 1 Buah
12. D1…D2 1N4148 2 Buah
13. Soket IC 8 PIN 1 Buah
14. D3…D4 Dioda 1N4002 2 Buah
15. ZD1 Dioda Zener 13 V 1 Buah
16. K1 Relay 12 V DC 1 Buah
17. VR1 Potensiometer 5k 1 Buah
18. R6 Resistor 33 ohm 1 Buah
19. R4,R5 Resistor 1k 1 Buah
20. R3 Resistor 1k2 1 Buah
21. R1 Resistor 10k 1 Buah
22. R2 4.7 M 1 Buah
23. C1 100 nF 1 Buah
24. C2 470 µF/35 V 1 Buah
25. Lampu pijar 1 Buah
26. Fitiing lampu 1 Buah
27. PCB polos 10x10 mm 1 Keping
28. Kaki PCB 4 Buah
29. Switch power 1 Buah
30. Kabel power 1 Buah
31. Kabel jumper 1 Secukupnya
32. Amplas 1 Secukupnya
33. Box 1 Desain

4.4. Daftar alat

No . Nama alat Jumlah Satuan


1. Gambar layout 1 Set
2. Rugos elektro/permanent ink 1 Set
3. Solder 1 Buah
4. Penyedot timah 1 Buah
5. Tang potong 1 Buah
6. Tang lancip 1 Buah
7. Pinset 1 Buah
8. Mistar baja 1 Buah
9. Landasan solder 1 Buah
10. Mata bor 0.8 mm, 1 mm 1 Buah

4.5. Langkah kerja

1. Potonglah papan PCB dengan ukuran 10x10 mm.


2. Ukurlah jarak lubang kaki komponen sesuai dengan ukuran komponen
asli.
3. Besarnya lubang dan jalur harus sesuai dengan kaki komponen .
4. Periksalah sekali lagi apakah perancangan sudah benar.
5. Pindahkan jalur yangtelah dibuat ke paapan PCB (pemindahan jalur PCB
bias dengan metode menggambar lanngsung di papan PCB dengan
menggunakan permanent ink/menggunakan rugos jalur dan rugos
dot/menggunakan kertas fotocopy laser jet yang sudah ada layout nya).
6. Rapikan atau bersihkan papan PCB dari kotoran atau sisa-sisa rugos yang
tertempel tidak pada tempatnya.
7. Rendamalah papan PCB yag sudah dibuat layout nya dengan
menggunakan larutan FeCl atau menggunkan larutan H2O2 dan HCL
tunggu pelarutan sampai selesai.
8. Bersihkan jalur layout papan PCB yang sudah dip roses dengan
menggunakan tiner/sikat kawat.
9. Borlah kaki-kaki komponen yang akan dipasang pada papan PCB.
10. Pasanglah komponen-komponen pada papan PCB sesuai dengan
rancangan.
11. Lakukan pengetesan apakah rangkaian yang dibuat telah dapat digunakan .

4.6. Keselamatan kerja

1. Ikutilah instruksi dari insruktur


2. Lakukanlah pengecakan ulang yang dibuat sebelum dipindahkan ke
papan PCB
3. Saat melubangin papan PCB dengan bor lakukan dengan hati-hati.
4. Selalu letakkan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder.
5. Jangan menghisap asal yang dikeluarkan solder karena mengandung
racun.
6. Jangan terlalu lama menempelkan mata solder pada kaki komponen yang
sensitive terhadap panas.
4.7. Tata Letak dan Layout Rangkaian
4.8. Gambar Rangkaian
4.9. Analisa

Rangkaian ini dapat diaktifkan melalui tegangan AC atau tegangan DC


12V. Rangkaian sensor cahaya ini akan bekerja untuk menghidupkan dan
mematikan lampu yang terhubung ke listrik (PLN) secara otomatis tergantung
pada kondisi suhu yang mengenai komponen IC LM35. Artinya ketika IC LM35
dipanaskan menggunakan api dari korek api ataupun memakai solder (Ketika IC
LM35 mendeteksi suhu yang lebih tinggi dari tingkat preset (ditetapkan oleh
VR1)), maka relay akan berkerja dan menyebabkan lampu akan menyala. Ketika
suhu berada di bawah preset suhu, relay adalah tidak akan memberikan tenaga
kepada beban yang akan kita gunakan. Sehingga menyebabkan lampu akan
padam.

Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran


tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan
100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating)
kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply
tunggal dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control yang
sangat mudah.

IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk


Integrated Circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pegubah dari besaran fisis suhu ke
besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.

4.10. Kesimpulan

Sensor suhu memegang peranan penting pada percobaan kali ini , sensor
suhu berfungsi sebagai pendeteksi suhu yang nantinya akan di konversikan dari
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan yang kemudian akan
menghidupkan lampu sebagai indikator keberhasilan prakek. pada percobaan kali
ini kami menggunakan Sensor suhu jenis IC LM35 , ada beberapa jenis IC LM35
namun yang dipakai adalah jenis IC LM35DZ yang mana ia akan bekerja pada
suhu 0°C-100°C . ketika sensor suhu mendeteksi suhu lebih tinggi dari tingkat
presetnya(VR1) , maka relay akan terpicu dan ketika suhu turun dibawah suhu
preset, maka relay dalam keadaan normal .

4.11. Saran

1. Pastikan komponen yang akan dipergunakan berfungsi dengan baik dan


tidak dipasang terbalik pada rangkaian.
2. Ketika melayout jalur rangkaian harus tebal, agar tidak putus dan
mengakibatkan rangkaian tidak hidup.
3. Dalam pengerjaan job diharapakan tetap dalam keadaan tenang, sabar, dan
teliti ketika memasang komponen.
4. Perhatikan jarak kaki komponen yang sama jangan sampai terhubung.
BAB V
LED STROBO

5.1. Tujuan

9. Mahasiswa dapat mendesain layout rangkaian LED Strobo.


10. Mahasiswa dapat menjelaskan cara kerja rangkaian LED Strobo.
11. Mahasiswa dapat melakukan penyolderan komponen-komponen LED
Strobo.
12. Menghasilkan rangkaian LED Strobo yang sesuai dengan fungsinya.

5.2. Dasar Teori

Strobo LED merupakan rangkaian elektronika yang sering digunakan


sebagai lampu polisi dan ambulan. Rangkaian strobo LED menggunakan IC
NE555 dan IC4017.

IC 4017 adalah suatu rangkaian terpadu yang berfungsi sebagai decade


counter (penghitung interval). Maksud dari decade counter yakni dapat merubah
salah satu output menjadi berlogika tinggi secara bergantian dari output 0 hingga
ke output 9 sehingga total output 9 sehingga total output rangkaian rangkaian ini
berjumlah sepuluh buah dengan total pin/kaki sebanyak 16 dan memiliki
fungsinya masing-masing.

IC4017 sendiri dikendalikan dengan clock atau pulsa (gelombang kotak-


kotak) yang nantinya akan menentukan kecepatan perpindahan output dari IC
4017 itu sendiri. Semakin tinggi frekuensi dari clock yang dimasukkan ke kaki 14
pin IC 4017, maka akan semakin cepat pula perpindahan logika dari output IC
tersebut.
PIN FUNGSI
1 Berfungsi sebagai output/keluaran 5
2 Output keluaran urutan 1
3 Output keluaran 0
4 Output keluaran 2
5 Output keluaran 6
6 Output keluaran 3
7 Output keluaran 7
8 Sebagai ground, atau supply tegangan 0 volt
9 Output keluaran 8
10 Output keluaran 4
11 Output keluaran 9
12 Carry out untuk menambahkan jumlah output pada IC selanjutnya
Enable input untuk mengaktifkan jalannya clock ke IC 4017 jika diberi
13
tegangan negatif
14 Clock input
15 Reset untuk mereset atau mengatur ulang kerja dari IC 4017
16 VCC sebagai masukan tegangan positif

Cara kerja rangkaian: saat catu daya dihidupkan, keluaran dari pin 3 IC
NE555 men-trigger pin 14 IC 4017 sehingga menyalakan LED merah dan biru
secara bergantian. Keluaran 0-2-4 dari IC 4017 dihubungkan dengan dioda
1N4148 yang dipasang menyatu menyalakan LED D7-D12 berkedip sampai 3 kali
karena keluaran pin 1 dan 4 tidak terhubung. Begitupun dengan LED D13-D18
yang di-drive keluaran pin 5-7-9 IC 4017.
SKEMA RANGKAIAN

5.3. Daftar Komponen

NO. NAMA KOMPONEN JUMLAH SATUAN


1. Resistor 100 Ω 2 Buah
2. Resistor 10 K Ω 2 Buah
3. Kapasitor 1 μF/35 V 1 Buah
4. Kapasitor 100 nF 1 Buah
5. IC NE555 1 Buah
6. IC4017 1 Buah
7. Transistor 2N2222 2 Buah
8. Dioda 1N4148 6 Buah
9. Potensiometer 10K Ω 1 Buah
10. Soket IC 8 Pin 1 Buah
11. Soket IC 16 Pin 1 Buah
12. LED 24 Buah
13. Kabel Jumper - Secukupnya
14. Amplas Halus - Secukupnya
15. Timah - Secukupnya
16. PCB 20 x 5 cm 1 Keping
17. Box - Desain
5.4. Daftar Alat

NO. NAMA ALAT JUMLAH SATUAN


1. Gambar layout 1 Set
Rugos elektro/permanent
2. 1 Set
ink/fotocopy laser jet
3. Solder 1 Buah
4. Penyedot timah 1 Buah
5. Tang potong 1 Buah
6. Tang lancip 1 Buah
7. Pinset 1 Buah

5.5. Langkah Kerja

1. Potonglah papan PCB dengan ukuran 10x10 cm.


2. Ukurlah jarak lubang kaki ke komponen sesuai dengan ukuran komponen
asli.
3. Besarnya lubang dan jalur harus sesuai dengan kaki komponen.
4. Periksalah sekali lagi apakah perancangan sudah benar.
5. Pindahkan jalur yang sudah dibuat ke papan PCB (pemindahan jalur PCB
bisa dengan menggunakan metode menggambar langsung di papan PCB
dengan menggunakan permanent ink, menggunakan rugos jalur dan dot,
atau menggunakan kertas fotocopy laserjet yang sudah ada layout-nya).
6. Rapikan atau bersihkan papan PCB dari kotoran ataupun sisa-sisa rugos
yang tertempel tidak pada tempatnya.
7. Rendamlah papan PCB yang sudah dibuat layout-nya dengan
menggunakan larutan FeCl atau menggunakan larutan H2O2 dan HCl.
Tunggu proses pelarutan sampai selesai.
8. Bersihkan jalur layout papan PCB yang sudah diproses dengan
menggunakan thinner/sikat kawat.
9. Borlah kaki-kaki komponen yang akan dipasang pada papan PCB.
10. Pasanglah komponen-komponen pada papan PCB sesuai dengan
rancangan.
11. Lakukan pengetesan apakah rangkaian LED Strobo yang dibuat telah
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

5.6. Keselamatan Kerja

1. Ikutilah instruksi dari instruktur.


2. Lakukanlah pengecekan ulang layout yang dibuat sebelum dipindahkan ke
papan PCB.
3. Saat melubangi PCB dengan bor, lakukanlah dengan hati-hati.
4. Selalu letakkan solder yang dalam keadaan panas pada landasan solder.
5. Jangan menghisap asap yang dikeluarkan solder karena mengandung
racun.
6. Jangan terlalu lama menempelkan mata solder pada kaki komponen yang
sensitif terharap panas.

5.7. LAYOUT DAN TATA LETAK


5.8. GAMBAR RANGKAIAN
5.9. ANALISA

Rangkaian LED Strobo berfungsi dengan cara mengecilkan tegangan 220


volt PLN nmenggunakan trafo, menurunkan tegangan menjadi sekitar 9 volt
hingga 12 volt. Tegangan AC ini kemudian diubah oleh rangkaian rectifier
(penyearah)/dioda bridge menjadi tegangan searah (DC).

Arus yang berasal dari tegangan ini kemudian akan mengalir ke rangkaian
strobo LED yang menggunakan kombinasi antara IC 4017 dan IC 555. IC 4017
adalah suatu rangkaian terpadu yang berfungsi sebagai decade counter
(penghitung interval). IC4017 sendiri dikendalikan dengan clock atau pulsa
(gelombang kotak-kotak) yang nantinya akan menentukan kecepatan perpindahan
output dari IC 4017 itu sendiri. Semakin tinggi frekuensi dari clock yang
dimasukkan ke kaki 14 pin IC 4017, maka akan semakin cepat pula perpindahan
logika dari output IC tersebut.

Saat catu daya dihidupkan, keluaran dari pin 3 IC NE555 men-trigger pin
14 IC 4017 sehingga menyalakan LED merah dan biru secara bergantian.
Keluaran 0-2-4 dari IC 4017 dihubungkan dengan dioda 1N4148 yang dipasang
menyatu menyalakan LED D7-D12 berkedip sampai 3 kali karena keluaran pin 1
dan 4 tidak terhubung. Begitupun dengan LED D13-D18 yang di-drive keluaran
pin 5-7-9 IC 4017.

5.10. KESIMPULAN

1. Peletakkan komponen merupakan hal yang harus sangat diperhatikan saat


melakukan pekerjaan. Peletakkan komponen yang salah tidak cuma bisa
berakibat rangkaian tidak berfungsi, namun juga dapat membuat
komponen mengalami kerusakan.
2. Perhatian lebih diperlukan saat merancang jalur rangkaian, jangan sampai
terlalu dekat antara satu dengan yang lain, karena dapat membuat
rangkaian mengalami short dan tidak bisa bekerja.
3. Komponen seperti kapasitor elektrolit dan IC, yang merupakan komponen
yang memiliki polaritas, harus selalu diperhatikan posisi pemasangan
kaki-kakinya. Jangan sampai kaki positif dipasang pada jalur negatif, juga
sebaliknya.
5.11. SARAN

1. Pastikan komponen yang akan dipergunakan berfungsi dengan baik dan


tidak dipasang terbalik pada rangkaian.
2. Dalam pengerjaan job diharapakan tetap dalam keadaan tenang, sabar, dan
teliti ketika memasang komponen.
3. Perhatikan jarak kaki komponen yang sama jangan sampai terhubung.
4. Berhati-hatilah dalam menyolder jalur, jangan terlalu tebal apalagi sampai
saling bersentuhan antar jalur karena dapat menimbulkan short dan
merusak rangkaian.

Anda mungkin juga menyukai