Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH AGAMA

TENTANG

“ RASUL - RASUL ULUL AZMI ”

Disusun Oleh : 36 Widya Hastutiningrum

XI TKJ 2

SMK TUNAS HARAPAN PATI

2013/2014
KATA PENGANTAR
       Kami panjatkan puji serta syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan petunjuk serta kemudahan untuk menyelesaikan makalah pendidikan agama
islam ini yang bertemakan mengenai “Rasul ulul azmi”.
       Dalam makalah ini akan dibahas secara garis besar hal-hal yang berkaitan dengan Rasul-
Rasul yang mendapatkan gelar ulul azmi dari Allah SWT.Pembahasan tersebut dimulai
dengan membicarakan mengenai pengertian ulul azmi, Rasul yang mendapatkan gelar ulul
azmi, Kriteria Rasul yang mendapatkan gelar ulul azmi, dan kisah-kisah Rasul yang
mendapat gelar ulul azmi.Diharapkan dengan adanya makalah mengenai Rasul-Rasul ulul
azmi ini dapat manambah wawasan dan pengetahuan pembaca dan dapat bermanfaat.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas PI (Praktek Industri) pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
materi dan lain sebagainya dalam proses penyusunan makalah ini.
     Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memenuhi kebutuhan pembaca.kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.

Pati, 2013
                                                                                                                                              

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ulu al-Azmi (Arab ‫ )أولوالعزم‬adalah sebuah gelar kenabian istimewa yang diberikan
kepada para rasul yang memiliki kedudukan khusus karena ketabahan dan kesabaran yang
luar biasa dalam menyebarkan ajaran tauhid. Dari 25 nabi yang wajib diketahui dalam
agama Islam, terdapat 5 nabi yang mendapatkan gelar Ulul Azmi, yaitu Nuh, Ibrahim,
Musa, Isa dan Muhammad.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah saya ini, saya akan mencoba membahas beberapa masalah antara lain :
1) Pengertian ulul azmi
2) Rasul-Rasul yang mendapatkan gelar ulul azmi dari Allah SWT
3) Kriteria Rasul ulul azmi
4) Kisah-Kisah Rasul yang mendapat gelar ulul azmi tersebut

1.3 Manfaat Penelitian


Untuk memberikan wawasan, pengetahuan dan pembelajaran tentang Rasul-Rasul
yang mendapatkan gelar ulul azmi dari Allah SWT dan kisah-kisahnya ynag penuh
perjuangan untuk menegakkan agama Allah SWT.

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ulul Azmi
Ulu al-Azmi (Arab ‫ )أولوالعذم‬adalah gelar yang diberikan kepada para rasul
yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran yang luar
biasa, dalam menyebarkan agama.
Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari beberapa rasul yang telah diutus
oleh Allah. Gelar ini adalah gelar tertinggi/istimewa ditingkat para nabi dan rasul.
Tentang gelar ini telah dijelaskan pada Al-Qur'an Surah Al-Ahqaaf ayat 35 dan Asy-
Syuraa ayat 13.

Para Rasul yang memiliki julukan Ulul Azmi adalah:


1. Nuh
2. Ibrahim
3. Musa
4. Isa
5. Muhammad

B. Kriteria Ulu al-Azmi


Ada beberapa kriteria yang menjadi acuan untuk mendapatkan gelar ini, diantara lain
adalah:
a. Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah.
b. Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada
kaumnya.
c. Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka.

C. Kisah Rasul – Rasul Ulu al-Azmi


1. Nabi Nuh
Nuh adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah
dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar.
Kualifikasi Nuh sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya
dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya.
Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan
masyarakat umum, untuk kembali kejalan yang lurus. Hampir 1000 tahun
usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan
istri dan anaknya yang bernama Kan’an termasuk penentangnya.
Atas kehendak Allah umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan
dengan gelombang air bah dan semuanya hancur, kecuali Nuh dan
pengikutnya yang beriman.

2. Nabi Ibrahim
Sejak masih bayi Ibrahim harus diasingkan ke dalam gua, yang
disebabkan oleh perintah Raja Namrud untuk membunuh setiap bayi laki-laki
yang baru lahir.
Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat
penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala.
Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan
diusir dari kampung halamannya.
Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia
belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak
berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat
melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail.
Allah memerintahkan Ibrahim untuk “membuang” istri dan anak yang
baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena
kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih
berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru beranjak
remaja. Hal ini pun ia laksanakan, meskipun akhirnya yang disembelih adalah
seekor domba. selain itu ujian Ibrahim yang lain adalah membangun Ka'bah,
membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, menghadapi Raja Namrud yang
zalim.

3. Nabi Musa
Musa termasuk orang sabar dalam menghadapi dan mendakwahi
Firaun. Selain itu, dia juga mampu untuk bersabar dalam memimpin kaumnya
yang sangat pembangkang.

Ketika Musa akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang


dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi.
Harun yang ditugasi mengganti peran Musa, tidak sanggup untuk menghalangi
niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Tetapi, Musa pernah tidak
dapat bersabar ketika berguru kepada Khidir.

4. Nabi Isa
Banyak hal yang menunjukkan bahwa Isa memiliki kesabaran dan
keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika Isa sabar
menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan seorang
muridnya, menghadapi fitnah, penolakan, hendak diusir dan dibunuh oleh
kaum Bani Israil. Kehidupan Isa menggambarkan kezuhudan dan ketaatan
dalam beribadah.
“Isa menemui kaumnya dengan memakai pakaian dari wol. Ia keluar
dalam keadaan tidak beralas kaki sambil menangis serta wajahnya tampak
pucat karena kelaparan dan bibirnya tampak kering karena kehausan. Isa
berkata, “Salam kepada kalian wahai Bani Israil. Aku adalah seseorang yang
meletakkan dunia di tempatnya sesuai dengan izin Allah, tanpa bermaksud
membanggakan diri. Apakah kalian mengetahui di mana rumahku?” Mereka
menjawab: “Di mana rumahmu wahai Ruhullah?” Isa menjawab: “Rumahku
adalah tempat ibadah, wewangianku adalah air, makananku adalah rasa lapar,
pelitaku adalah bulan di waktu malam dan shalat ku di waktu musim dingin di
saat matahari terletak di Timur, bungaku adalah tanaman-tanaman bumi,
pakaianku terbuat dari wol, syiarku adalah takut kepada Tuhan Yang Maha
Mulia, teman-temanku adalah orang-orang yang fakir, orang-orang yang sakit,
dan orang-orang yang miskin. Aku memasuki waktu pagi dan aku tidak
mendapati sesuatu pun di rumahku begitu juga aku memasuki waktu sore dan
aku tidak menemukan sesuatu pun di rumahku. Aku adalah seseorang yang
jiwanya bersih dan tidak tercemar. Maka siapakah yang lebih kaya daripada
aku?”

5. Nabi Muhammad SAW


Sejak kecil sampai dewasa, Muhammad selalu mengalami masa-masa
sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus
membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi
seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu
Lahab, pamannya sendiri. Muhammad juga harus ikut menderita tatkala Bani
Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya.
Tokoh-tokoh Quraisy mempelopori pemboikotan tersebut yang isinya
antara lain melarang berhubungan jual beli, pernikahan, dan hubungan sosial
lainya kepada Bani Hasyim. Pemboikotan yang berjalan sekitar 3 tahun itu dan
telah menghabiskan hartanya dan istrinya, Khadijah.
BAB 3
PENUTUP

I. Kesimpulan
 Ulu al-Azmi (Arab ‫ )أولوالعذم‬adalah gelar yang diberikan kepada para rasul
yang memiliki kedudukan tinggi/ istimewa karena ketabahan dan kesabaran
yang luar biasa, dalam menyebarkan agama.
 Kriteria Rasul Ulu al-Azmi :
1. Memiliki kesabaran yang tinggi ketika berdakwah
2. Senantiasa memohon kepada Allah agar tidak menurunkan azab kepada
kaumnya
3. Senantiasa berdoa agar Allah memberi hidayah kepada kaum mereka
 Hanya lima rasul yang mendapatkan julukan ini, dari beberapa rasul yang
telah diutus oleh Allah. Yaitu Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa,
dan juga Nabi Muhammad SAW.
 Rasul – Rasul yang mendaptkan gelar ulul aazmi sudah pasti adalah Nabi yang
mempunyai kesabaran yang luar biasa dan selalu berjuang untuk mengebarkan
agama Allah SWT.

II. Saran
Sebaiknya kita dapat mencontoh, meneladani, dan mengamalkan sikap - sikap
Para Rasul yang mendapatkan gelar ulul azmi dari Allah SWT. Sebagai manusia biasa
tentu tidak mudah untuk melakukannya. Tetapi, kita dapat melatihnya sedikit demi
sedikit dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

 http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&ved=0CDsQFjAD&url=http%3A%2F
%2Fwww.scribd.com%2Fdoc%2F51897184%2FUlul-
Azmi&ei=bV50Us3xA4yBrgfk0YGAAw&usg=AFQjCNHtZFmS8KsHTzxTKbsLK
OhfAwEDIA&bvm=bv.55819444,d.bmk
 www.wikipedia.com/
 http://husnaputra123.blogspot.com/2010/04/ulul-azmi.html
 http://www.google.com/

Anda mungkin juga menyukai