Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2017

(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 1-10)


Diterima: Bulan 201X
Disetujui: Bulan 201Y
Dipublikasikan: Bulan 201Z

FUNGI ENDOFIT PADA BERBAGAI TANAMAN BERKHASIAT OBAT DI


KAWASAN HUTAN EVERGREEN TAMAN NASIONAL BALURAN DAN POTENSI
PENGEMBANGAN SEBAGAI PETUNJUK PARKTIKUM
MATA KULIAH MIKOLOGI
Endophytic Fungi of Various Medicinal Plants Collected From Evergreen Forest Baluran National
Park and Its Potential as Laboratory Manual for Mycology Course

Siti Murdiyah1
1
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember,
Jl. Kalimantan 37 Sumbersari, Jember, (0331) 337738
e-mail korespondensi: murdiyah_st.fkip@unej.ac.id

ABSTRAK
Fungi endofit yang ditemukan pada tanaman berkhasiat obat memiliki manfaat khusus. Metabolit
antimikroba yang dihasilkan oleh fungi endofit memberikan alternatif pilihan untuk mengatasi
resistensi obat yang terus meningkat dan sebagai upaya untuk memberantas penyakit-penyakit infeksi
yang menjadi salah satu penyebab utama mortalitas pada manusia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengisolasi fungi endofit dari sampel daun 5 jenis tanaman berkhasiat obat yang diperoleh dari hutan
evergreen Taman Nasional Baluran dan pemanfaatannya sebagai petunjuk praktikum Mikologi. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat 3 isolat fungi endofit yang ditemukan dari 2 tanaman berkhasiat obat
Kesambi (Schleicera oleosa) dan Ketapang (Terminalia catappa). Ketiga isolat membentuk struktur
reproduksi aseksual berupa sporangiospora sedangkan struktur reproduksi seksual tetap tidak
ditemukan hingga akhir penelitian sehingga klasifikasi isolat fungi endofit belum dapat ditentukan.
Hasil uji validitas menujukkan bahwa petunjuk praktikum layak digunakan dengan persentase capaian
85.37% dan 88.56%.

Kata Kunci: fungi endofit, tanaman berkhasiat obat, petunjuk praktikum

ABSTRACT
Endophytic fungi found on a variety of medicinal plants may express particular benefit. These fungi
provide an alternative to overcome the progressive microbial resistance and as an effort to combat
infectious diseases that became one of the leading causes of mortality. The main objective of this study
was to isolate endophytic fungi from leaf samples of five medicinal plants species collected from
evergreen forests Baluran National Park and its use as laboratory manual for Micology. Research
findings showed there were 3 isolates of endophytic fungi isolated from 2 medicinal plants namely
Kesambi (Schleicera oleosa) and Ketapang (Terminalia catappa). All three isolates formed
sporangiophores as asexual reproductive structures, while the structure of sexual still undiscovered
therefore its classification has not been determined. The validity tests also showed that the lab manual is
feasible for use with the percentage achievement 85.37% and 88.56%.

Keywords: endophytic fungi, medicinal plants, laboratory manual

Taman Nasional Baluran sebagai salah Hutan evergreen pada Taman Nasional
satu kawasan konservasi yang didalamnya Baluran memiliki keanekargaman
memiliki berbagai macam flora, fauna dan tumbuhan yang berfungsi secara ekologis
ekosistem serta beragam manfaat baik dan fisiologis. Beberapa jenis tumbuhan
pemanfaatan skala terbatas maupun manfaat telah diidentifikasi sebagai jenis tumbuhan
skala luas berupa produk jasa lingkungan. yang dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan
obat. Tanaman tersebut adalah Asam
(Tamarindus indica), Mimba (Azadirachta
Siti Murdiyah, Fungi Endofit Pada 1
Available at http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 1-10)
Diterima: Bulan 201X
Disetujui: Bulan 201Y
Dipublikasikan: Bulan 201Z

indica), Kesambi (Schleicera oleosa), dalam waktu singkat tanpa menimbulkan


Ketapang (Terminalia catappa), Saga kerusakan ekologis.
(Adenantera microsperma). Agensia-agensia terapi farmakologi
Metabolit berkhasiat secara baru sangat diperlukan mengingat
farmakologis ini ternyata tidak hanya perkembangan penyakit yang pesat dewasa
dihasilkan tanaman tetapi juga oleh ini. Kebutuhan ini menjadi masalah yang
mikroorganisme yang tumbuh dalam problematis mengingat alam sebagai
jaringan tanaman. Penelitian terdahulu telah sumber utama tanaman obat bersifat sangat
berhasil membuktikan secara ilmiah melalui terbatas. Ekstraksi dan pemurnian zat
isolasi spesies mikroorganisme penghasil metabolit aktif dari tanaman obat
antibiotik berspektrum kerja luas dari membutuhkan biomassa yang besar serta
berbagai bagian organ tumbuhan seperti melalui pengambilan sampel yang
daun, akar, dan kulit batang (Simlai, et al. destruktif. Isolasi spesies endofit pada
2014; Yunus, 2007; Tejesvi dan Pirttila, tanaman berkhasiat obat secara ekologis
2011; Restiani, et al: 2016). Potensi menjadi solusi yang ramah lingkungan.
farmakologis yang dimiliki oleh satu jenis Metabolit antimikroba yang dihasilkan
tumbuhan sangat mungkin disebabkan oleh fungi endofit memberikan alternatif
karena asosiasi mutualistik dengan pilihan untuk mengatasi resistensi obat
mikroorganisme endofit, salah satunya yang terus meningkat dan sebagai upaya
adalah fungi. Fungi endofit adalah fungi untuk memberantas penyakit-penyakit
yang hidup dalam jaringan tanaman pada infeksi yang menjadi salah satu penyebab
periode tertentu dan mampu membentuk utama mortalitas.
koloni dalam jaringan tanpa membahayakan Penelitian ini bertujuan untuk
inang itu sendiri. mengisolasi jenis-jenis fungi endofit dari
Setiap tanaman dapat mengandung satu sampel daun 5 jenis tanaman obat hutan
atau lebih mikroorganisme endofit yang evergreen Taman Nasional Baluran dan
terdiri dari fungi atau bakteri (Radji, pemanfaatannya sebagai suplemen petunjuk
2005;Rante, dkk. 2013; Anandha & praktikum mata kuliah Mikologi.
Sridhar, 2002). Fungi endofit hidup Penelitian ini akan menjadi langkah
intraseluler di dalam jaringan tanaman sehat awal untuk uji antagonisme terhadap
yang menginduksi inang untuk patogen-patogen penyebab penyakit dan uji
menghasilkan senyawa metabolit sekunder. kemampuan produksi metabolit sekunder
Induksi ini dapat disebabkan karena fungi endofit yang terbukti memiliki
rekombinasi genetik atau koevolusi potensi sebagai agen farmakologi.
(Sugijanto, dkk. 2004; Sia, et al. 2013). Hasil penelitian harus dapat
Huang dalam White, et al (2014 dimanfaatkan secara praktis maupun
menyebutkan bahwa terdapat korelasi teoritis, tidak hanya oleh komunitas
antara keberadaan fungi endofit dengan akademis tetapi juga masyarakat secara
kemampuan tanaman inang dalam luas. Hal ini memerlukan strategi
memproduksi metabolit sekunder. mengkomunikasikan hasil penelitian
Kemampuan fungi endofit untuk kepada masyarakat (Imamah, et al, 2016).
mensintesis senyawa metabolit sekunder Bentuk komunikasi penyebaran
adalah peluang untuk produksi skala besar (diseminasi) dapat dilakukan secara lisan
melalui seminar, simposium atau workshop

Siti Murdiyah, Fungi Endofit Pada 2


Available at http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 1-10)
Diterima: Bulan 201X
Disetujui: Bulan 201Y
Dipublikasikan: Bulan 201Z

dan dapat dilakukan secara tertulis seperti permukaan selesai dilakukan, potongan
artikel, buku, kolom maupun perangkat sampel dikeringkan dengan kertas saring
pembelajaran. steril selama beberapa menit. Kemudian
Perangkat pembelajaran yang dipilih masing-masing potongan sampel diletakkan
adalah petunjuk praktikum untuk mata pada media PDA yang ditambah dengan
kuliah Mikologi. Jenis perangkat tersebut kloramfenikol 1% dengan posisi permukaan
paling sesuai dengan load penelitian yang belahan menempel pada media agar.
sarat dengan teknis-teknis laboratoris. Penambahan kloramfenikol 1% untuk
mencegah pertumbuhan bakteri. Petridisk
METODE PENELITIAN kemudian diinkubasi selama 2-14 hari pada
suhu 27˚-29˚C (suhu ruang).
Tiga rumusan masalah penelitian Koloni yang tumbuh dalam medium
dijawab melalui 6 tahap penelitian yang diamati setiap hari selama 14 hari.
meliputi pengkajian literatur, pengambilan Pengamatan dilakukan secara makroskopis,
sampel, pengumpulan data, penyusunan meliputi kecepatan pertumbuhan koloni,
petunjuk praktikum, validasi dan revisi warna permukaan koloni bagian atas, warna
produk serta penyusunan laporan akhir. permukaan koloni bagian bawah, bentuk
Sampel daun didapatkan dari kawasan dan tekstur permukaan, serta tepian koloni.
hutan evergreen Taman Nasional Baluran. Koloni yang menunjukkan perbedaan
Aktifitas isolasi dan karakterisasi dianggap sebagai isolat yang berbeda, yang
dilaksanakan di Laboratorium kemudian dipisahkan dan dikultur kembali
Mikrobiologi. Daun yang dipilih sebagai dalam media SA. Pemurnian ini dilakukan
sampel adalah daun yang utuh, sehat tanpa berulang-ulang hingga didapatkan kultur
bercak penyakit, Daun dimasukkan dalam yang seragam dalam satu petridisk.
polybag steril dan disimpan dalam lemari es Karakterisasi dilakukan dengan
(± 5˚C) hingga siap digunakan untuk isolasi melakukan pengamatan ciri-ciri tertentu dan
(El-Nagerabi, et al. 2013). mencocokkan ciri-ciri tersebut dengan
Prosedur sterilisasi permukaan literatur (Sudantha, 2009). Karakterisasi ini
menggunakan teknik yang dikembangkan hanya terbatas pada pengamatan
Rante (2013) sedangkan prosedur isolasi mikroskopis yang meliputi morfologi dan
serta pemurnian fungi endofit mengadopsi warna hifa, bentuk dan ukuran konidia, ada
metode oleh Kasi, dkk (2015). Sampel daun tidaknya chlamydospora atau struktur
dibersihkan dahulu dengan aquadest steril reproduksi yang lain.
yang mengalir untuk menghilangkan Slide kultur tiap-tiap isolat murni
kotoran yang melekat, setelah ditiriskan dipersiapkan terlebih dahulu untuk menjaga
sampel dipotong-potong menjadi potongan bentuk aerial hifa agar tidak rusak saat
kecil berukuran 3x3 cm. Potongan sampel pengamatan mikroskopis. Pembuatan slide
ini kemudian direndam dalam etanol 70% kultur dilakukan dengan menginokulasi
selama 2 menit, dilanjutkan dengan kaca benda steril yang telah diberi 1 tetes
perendaman dalam natrium hipoklorit 5,3% medium SA dengan fragment hifa. Kaca
selama 5 menit dan perendaman etanol 70% benda diletakkan dalam petridisk yang telah
kembali selama 1 menit. dialasi tissue steril dan ditutup dengan kaca
Isolasi fungi endofit dilakukan dengan penutup. Tisu dan kaca benda dibatasi oleh
metode tanam langsung. Setelah sterilisasi 2 buah tusuk gigi steril untuk mencegah uap

Siti Murdiyah, Fungi Endofit Pada 3


Available at http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 1-10)
Diterima: Bulan 201X
Disetujui: Bulan 201Y
Dipublikasikan: Bulan 201Z

air menempel pada kaca benda yang dapat isolat; 2 isolat dari Kesambi (Schleicera
mengganggu pengamatan dan menjadi jalan oleosa) dan 1 isolat dari Ketapang
masuk mikroorganisme kontaminan. Tisu (Terminalia catappa). Isolat selanjutnya
kemudian ditetesi dengan aquadest steril disebut dengan KS1, KS2 dan KT1. Koloni
dan diinkubasi. Slide kultur siap diamati mikroba endofit dapat diisolasi juga dari
dengan mikroskop setelah 2-7 hari. sampel daun mimba (Azadirachta indica)
Hasil pengamatan karakterisasi akan dan saga (Adenantera microsperma), koloni
dikonsultasikan dengan buku kunci endofit yang tumbuh dari 2 sumber ini
identifikasi Alexopoulos, Mims dan adalah koloni bakteri sehingga tidak
Blackwell (1996), Ellis, et al (2007), Hibbet diperhitungkan karena tidak sesuai dengan
(2007) serta Hawksworth, et al (2014). tujuan penelitian.
Langkah penelitian berikutnya setelah Perolehan isolat fungi endofit hasil
proses isolasi dan karakterisasi adalah isolasi selanjutnya dilakukan pengamatan
penyusunan draft petunjuk praktikum. secara makroskopis dan mikroskopis. Hasil
Pengembangan paket pembelajaran pengamatan morfologi ditunjukkan pada
mata kuliah Mikologi ini menggunakan Gambar 1 berikut.
model Dick and Carey. Model ini terdiri
atas 10 langkah, yaitu: (1) mengidentifikasi
tujuan umum pembelajaran, (2) analisis
pembelajaran, (3) mengidentifikasi tingkah
laku masukan dan karakteristik
pembelajaran, (4) merumuskan tujuan
khusus pembelajaran, (5) mengembangkan
butir-butir tes acuan patokan, (6)
mengembangkan strategi pembelajaran, (7)
mengembangkan dan memilih materi
pembelajaran, (8) merancang dan
melakukan penilaian formatif, (9) merevisi
materi pembelajaran, (10) merancang dan
melakukan penilaian sumatif. Penyusunan
draft petunjuk praktikum hanya
menggunakan 9 dari ke 10 langkah tersebut.
Peneliti tidak melaksanakan tahap
perancangan penilaian dan evaluasi karena
keterbatasan waktu penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa


dari 5 jenis tanaman berkhasiat obat yang Gambar 1. Koloni fungi endofit yang diisolasi dari daun
menjadi sampel, isolat fungi endofit hanya Kesambi (Schleicera oleosa) dan daun Ketapang
ditemukan pada daun Ketapang (Terminalia (Terminalia catappa). Dari atas ke bawah; KS1, KS2, KT1.
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
catappa) dan Kesambi (Schleichera
oleosa). Total yang ditemukan adalah 3

Siti Murdiyah, Fungi Endofit Pada 4


Available at http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 1-10)
Diterima: Bulan 201X
Disetujui: Bulan 201Y
Dipublikasikan: Bulan 201Z

Hasil pengamatan sifat makroskopis


menunjukkan strain KS1 dan KS2 memiliki
laju pertumbuhan yang relatif lebih cepat.
Fungi secara teoritis memiliki masa
inkubasi 5-7 hari. Isolat KS1 dan KS2 sudah
menunjukkan pertumbuhan koloni yang
pesat setelah diinkubasi kurang dari 5 hari.
Salah satu karakter morfologi khas yang
membedakan antara isolat KS1, KS2 dan
KT1 adalah terbentuknya tetesan air atau
droplet di permukaan koloni dan warna
spora. Droplet terbentuk pada koloni isolat
KT1. Warna spora mulai dari putih pada
isolat KS2 hingga hitam pada isolat KT1.
Ciri morfologi yang ditemukan di ketiga
isolat fungi endofit adalah tekstur dan
bentuk permukaan koloni.
Karakter makroskopis masing-masing
isolat tersaji dalam Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Karakter isolat fungi endofit


Indikator Kesambi 1 Kesambi Ketapang
Pengamatan (KS1) 2 (KS2) (KT1)
Kecepatan Cepat Cepat lambat
pertumbuhan (2 hari) (4 hari) (7 hari)
Gambar 2. Struktur reproduksi aseksual. Dari atas ke
Warna bawah: KS1, KS2, KT1.
Putih keabu-
permukaan putih Hitam (Sumber: Dokumentasi pribadi)
abuan
atas koloni
Warna Putih bagian
permukaan pinggir putih Hitam Hasil pengamatan mikroskopis tersaji
bawah koloni kekuningan dalam Tabel 2 berikut.
Bentuk
permukaan tersebar tersebar tersebar
koloni Tabel 2. Hasil pengamatan mikroskopis isolat fungi
Tekstur endofit
Seperti Seperti Seperti
permukaan Indikator Kesambi 1 Kesambi 2 Ketapang
kapas kapas kapas
koloni pengamatan (KS1) (KS2) (KT1)
Membentuk Ukuran hifa paling besar besar paling kecil
Ciri khusus - -
droplet Ada tidaknya
ada ada ada
sekat
Ciri khusus Membentuk Membent Tidak ada
Karakter mikroskopis isolat fungi endofit pada hifa rhizoid uk rhizoid rhizoid
tersaji dalam Gambar 2 berikut. Struktur
Tidak Tidak Tidak
reproduksi
ditemukan ditemukan ditemukan
seksual
Struktur
sporangiosp sporangio sporangiosp
reproduksi
ora spora ora
aseksual
Ukuran Ukuran Ukuran
Ciri lain sporangium sporangiu sporangium
kecil m besar kecil

Siti Murdiyah, Fungi Endofit Pada 5


Available at http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 1-10)
Diterima: Bulan 201X
Disetujui: Bulan 201Y
Dipublikasikan: Bulan 201Z

Hasil penelitian isolasi fungsi endosfit dengan kondisi mikrohabitat tanaman inang
ini selanjutnya digunakan sebagai dasar dan kecocokan genotip antara tanaman
penyusunan suplemen perkuliahan mata inang dan endofit, sehingga akan
kuliah Mikologi dengan bentuk produk berpengaruh terhadap perbedaan dalam
petunjuk praktikum. Hasil penilaian ahli komposisi koloni endofit dan tingkat infeksi
menunjukkan capaian persentase sebesar tanaman inang yang di tempati oleh jamur
85,37% dan 88,56% atau termasuk dalam endofit pada lokasi yang sama.
kualifikasi sangat baik, tidak memerlukan Hasil akhir dari penelitian ini adalah
perbaikan dan dapat digunakan dalam pengetahuan baru dalam bentuk artikel dan
aktifitas perkuliahan. suplemen perangkat perkuliahan untuk
Fungi endofit merupakan melengkapi petunjuk praktikum pada mata
mikroorganisme penting dan sumber kuliah Mikologi. Petunjuk telah divalidasi
senyawa bioaktif baru karena memiliki dengan kualifikasi sangat baik tanpa
kemampuan khusus menghasilkan senyawa memerlukan revisi sehingga siap untuk
bioaktif yang sama dengan tanaman dimanfaatkan dalam perkuliahan. Kendala
inangnya atau senyawa lainnya. Penelitian yang dihadapi adalah proses identifikasi
yang menyelidiki tentang keragaman, peran dan karakterisasi isolat yang hanya
ekologi, metabolit sekunder dan menggunakan teknik konvensional melalui
bioaktivitas fungi endofit dari berbagai pembandingan dengan referensi. Peneliti
tanaman berkhasiat obat sedang marak memerlukan beberapa kali pengamatan
dilakukan (Liang et al, 2012; Barathidasan untuk lebih meyakinkan hasil
& Panneerselvam, 2011). Keberadaan fungi pembandingan. Proses pengamatan yang
endofit secara tidak langsung berulang tentu saja tidak efisien karena
mempengaruhi kemampuan tanaman memerlukan alokasi waktu yang tidak
dengan khasiat obat dalam memproduksi sedikit.
metabolit sekundernya (Wang et al, 2014;
Arnold, et. al, 2003). KESIMPULAN
Fungi endofit yang dihasilkan dari
tanaman inang dapat menghasilkan jenis Setiap jenis tumbuhan hidup dalam co-
isolat yang berbeda-beda dan jumlah existence dengan mikroorganisme.
bervariasi (Azevedo, et al., 2000). Noverita, Keberadaan bersama dalam satu bentuk
dkk (2009) menyatakan bahwa isolasi interaksi ini lebih kuat pada tanaman yang
jamur endofit dari bagian tanaman yang mempunyai fungsi secara farmakologi.
berbeda dari satu tumbuhan inang, ternyata Hutan evergreen kawasan Taman Nasional
mengandung jenis isolat yang berbeda pula. Baluran memiliki 5 jenis tanaman
Kandungan jenis endofit yang berbeda ini berkhasiat obat yang, dari kelima jenis
merupakan mekanisme adaptasi dari endofit tanaman berkhasiat obat tersebut hanya 2
terhadap mikroekologi dan kondisi jenis tanaman yang berafiliasi dengan fungi
fisiologis yang spesifik dari masing-masing endofit. Dua tanaman tersebut adalah
tumbuhan inang. Satu jaringan hidup suatu Kesambi (Schleicera oleosa) dan Ketapang
tumbuhan dapat menjadi inang tempat (Terminalia catappa). Ditemukan 3 isolat
tumbuh lebih dari satu jenis jamur endofit. fungi endofit dari daun tanaman obat
Wang, et al (2014) juga menyebutkan tersebut, 2 isolat dari daun Kesambi
bahwa kehadiran jenis endofit dihubungkan

Siti Murdiyah, Fungi Endofit Pada 6


Available at http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 1-10)
Diterima: Bulan 201X
Disetujui: Bulan 201Y
Dipublikasikan: Bulan 201Z

(Schleicera oleosa) dan 1 isolat dari daun Tamilnadu, India. In European Journal
Ketapang (Terminalia catappa). of Experimental Biology, 1 (3):31-36.
Hasil penelitian juga dimanfaatkan untuk Ellis, D., Davis, S., Alexiou, H., Handke,
penyusunan perangkat pembelajaran dalam R., Bartley, R. (2007). Description of
bentuk suplemen petunjuk praktikum untuk Medical Fungi. Australia: Mycology
mata kuliah Mikologi. Hasil uji kelayakan Units’ Women and Children Hospital.
draft perangkat pembelajaran menunjukkan El-Nagerabi, S., El-Shafie, A.E., Al-
bahwa draft berkualifikasi baik dan dapat Khanjari, S.S. (2013). Endophytic fungi
digunakan dalam kegiatan perkuliahan. associated with Ziziphus species and new
records from mountainous area of Oman.
UCAPAN TERIMA KASIH BIODIVERSITAS, Volume 14, Number
1, April 2013. p. 10-16.
Penulis mengucapkan banyak terima Hawksworth, D.L., Crous, P.W. (2014).
kasih kepada Universitas Jember khususnya IMA Fungus. The Global Mycologycal
Lembaga Penelitian Universitas Jember Journal. Vol. 5 No. 1 June 2014.
yang mendanai penelitian tentang fungi Hibbet, D., Binder, M., Bischoff, J.,
endofit ini. Blackwell, M., Cannon, P.F., Eriksson,
O.E., Huhndorf, S., Timothy, J., Kirk,
DAFTAR RUJUKAN
P.M., Lucking, R., (2007). A higher-
Alexopoulos, C.J. Mims, C.W. (1996). level phylogenetic classification of the
Introductory Mycology. New York: John Fungi. Mycological Research, Vol 1,
Wiley & Sons. Issue 11. p. 5 0 9 – 5 4 7.
Anandha, K. & Sridhar, KR. (2002). Huang, W.Y. Cai, Y.Z. Xing, J. Corke, J.H.
Diversity of endophytic fungi in the and Sun, M. (2007). A Potential
roots of mangrove species on the west Antioxidant Resource: Endophytic Fungi
coast of India. Can. J. Microbiol. 48: From Medicinal Plants. Econ Bot 61:14–
871–878. 30.
Arnold. Meji. Kyllo. Rojas and Robbins. Imamah, E.Q. Lestari, U. Gofur, A. (2016).
(2003). Fungal Endophytes Limit Pengembangan Booklet Dari Penelitian
Pathogen Damage In A Tropical Tree. Pengaruh Tahu Berformalin Terhadap
PNAS. December 23, Vol. 100, No. 26. Histopatologi Hati Mencit Jantan Galur
p. 15649–15654 Balb/C Untuk Masyarakat Kota Kediri.
Azevedo, J.L. Macheroni, W. Pereira, J.O. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia,
and Araujo, W.L. (2000). Endophytic 2(2). 102-108. Retrieved from
microorganisms: a review on insect http://ejournal.umm.ac.id/index.php/
control and recent advances on tropical jpbi/.
plants. Electronic Journal of Kasi, Y.A. Posangi, J. Wowor, P.M and
Biotechnology. Vol.3 No.1, Issue of Bara, R. (2015). Uji Efek Antibakteri
April 15. Jamur Endofit Daun Mangrove
Bharathidasan & A. Panneerselvam. (2011). Avicennia Marina Terhadap Bakteri Uji
Isolation and identification of Staphylococcus aureus Dan Shigella
endophytic fungi from Avicennia marina dysenteriae. Jurnal e-Biomedik (eBm),
in Ramanathapuram District, Karankadu, Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015.

Siti Murdiyah, Fungi Endofit Pada 7


Available at http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi
JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 3 NOMOR 1 TAHUN 2017
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 1-10)
Diterima: Bulan 201X
Disetujui: Bulan 201Y
Dipublikasikan: Bulan 201Z

Liang, H. Yongmei X. Juan C. Dawei Z. from the Amazonian plant Paullinia


Shunxing G and Chunlang W. (2012). cupana and from Olea europaea isolated
Antimicrobial activities of endophytic using cassava as an alternative starch
fungi isolated from Ophiopogon media source. SpringerPlus, 2:579.
japonicus (Liliaceae). In BMC Simlai, A., Rai, A., Mishra, S., Mukherjee,
Complementary and Alternative K., Roy, A. (2014). Antimicrobial and
Medicine 2012, 12:238. Antioxidative Activities In the Bark
Noverita, Fitria, D., & Sinaga, E. (2009). Exstract of Sonneratia caseolaris, A
Isolasi Dan Uji Aktifitas Antibakteri Mangrove Species. Journal of
Jamur Endofit Dari Daun dan Rimpang Experimental and Clinical Science. Vol.
Zingiber ottensii Val. Retrieved from 13 Augt 2014. p: 997-1010.
https://www.researchgate.net/publication Sudantha, I M. 2009. Karakterisasi Jamur
/235981709. Saprofit Dan Potensinya Untuk
Radji, M. (2005). Peranan Bioteknologi dan Pengendalian Jamur Fusarium
Oxysporum F. Sp. Vanillae Pada
Mikroba Endofit dalam Pengembangan
Tanaman Vanili. Dalam Agroteksos Vol.
Obat Herbal. Laboratorium Mikrobiologi 19 No. 3, Desember 2009. hlm 89-100.
dan Bioteknologi. Departemen Farmasi, Sugijanto, NE. Indrayanto, G. Zaini, N.C
FMIPA-UI. Majalah Ilmu Kefarmasian (2004). Isolasi dan Determinasi Berbagai
No.3. Vol. II. Desember 2005 p.113-126. Jamur Endofit dari Tanaman Aglaia
Rante, H. Taebe, B. dan Intan, S. (2013). elliptica, Aglaia eusideroxylon, Aglaia
Isolasi Fungi Endofit Penghasil Senyawa odorata dan Aglaia odoratissima. Jurnal
Antimikroba dari Daun Cabai Katokkon Penelitian Medika Eksakta vol. 5 no 2
(Capsicum Annuum L Var. Chinensis) Agustus.
dan Profil KLT Bioautografi. Majalah Tejesvi and Pirttila. (2011). Potential of
Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17, Tree Endophytes as Sources for New
No.2 – Juli 2013, hlm. 39 – 46. Drug Compounds. In Pirttila dan Frank,
Restiani, RA. Suarsini, E. Indriwati, SE. A.C. (Eds.). Endophytes of Forest Trees
(2016). Test of Fungi Number of Biology and Applications. pp 295. New
Syzygium polyanthum Bark Simplisia York: Springer-Dordrecht.
for Traditional Medicine as Disseminate Wang, Kuiwu. Shiwei, W. Bin, W. Jiguang,
Material to the Low Economic W. 2014. Bioactive Natural Compounds
Communities in Malang. Jurnal from the Mangrove Endophytic Fungi.
Pendidikan Biologi Indonesia, 2 (3), In Medicinal Chemistry, 14, 370-391.
300-308. Retrieved from Yunus, A. (2012). Isolasi Fungi Endofit
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ dari Tanaman Artemisia Annua L dan
jpbi/. Mengetahui Kemampuannya dalam
Sia, E.D. Marcon, J. Luvizotto, D.M. Menghasilkan Artemisinin. Retireved
Quecine, M.C. Tsui, S. Pereira, J.O. from http://eprints.uns.ac.id/id/eprint.
Azevedo, J.L. (2013). Endophytic fungi

Siti Murdiyah, Fungi Endofit Pada 8


Available at http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jpbi

Anda mungkin juga menyukai