Uas Etika Bisnis Muhammad Amin
Uas Etika Bisnis Muhammad Amin
ETIKA BISNIS
MUHAMMAD AMIN
MME 65 B PELINDO III
2018012401
Seiring dengan perkembangan jaman dalam tahun ketahun tentu saja erat kaitannya
dengan kegiatan pemanfaatan sumber daya alam (produktivitas) dimana semakin
berkembangnya peradaban kehidupan manusia pasti membutuhkan sumber daya alam
sebagai penunjang. Contohnya penggunaan biji bisi sebagai bahan dalam pembuatan
smartphone dimana saat ini smartphone adalah bukti perkembangan teknologi
kehidupan manusia dari waktu ke waktu. Kegiatan pengeksploitasian sumber daya alam
dilakukan oleh individu atau perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam sebagai
lahan dalam mencari keuntungan dalam hal ini individu atau perusahaan tersebut perlu
memiliki tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan operasionalnya agar sesuai dengan
etika lingkungan hidup dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Etika
lingkungan hidup adalah batasan-batasan yang menjadi pedoman untuk seorang individu
atau organisasi dalam memperlakukan lingkungan hidup dan apabila dilanggar maka akan
berdampak kerusakan terhadap lingkungan hidup. Kerusakan lingkungan hidup juga akan
berdampak pula ke masyarakat yang hidup di sekitar lokasi kerusakan hidup dan
kemungkinan yang terburuknya adalah kerusakan lingkungan hidup secara global yang
merugikan orang banyak.
Hal pertama bagi perusahaan yang berkaitan dengan kontribusi Utilitarianisme adalah
menentukan kebijakan internal perusahaan dimana para top manajemen menyusun
kebijakan untuk karyawannya harus berpegang teguh kepada konsep pengelolaan
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) yaitu contohnya dengan perusahaan
tidak semena-mena membuat peraturan yang hanya menitikberatkan beberapa bagian
atau unit di dalam perusahaan apalagi tanpa memberikan kompensasi kepada pihak yang
bersangkutan. Hal ini akan memicu ketidakadilan didalam perusahaan dan terkesan
menguntukan beberapa pihak saja. Untuk itu perusahaan harus benar-benar
memperahatikan hal ini agar tidak terjadinya perpecahan diantara karyawan yang
nantinya akan menganggu proses bisnis perusahaan, dan berbuntut kerugian dari
perusahaan itu sendiri.
Hal kedua juga merupakan turunan dari konsep GCG yaitu perusahaan dalam
menentukan kebijakan bisnisnya sebagaimana berupaya untuk tidak melakukan praktik
monopoli. Biasanya monopoli terjadi karena perusahaan menginginkan keuntungan yang
lebih besar. Kebijakan bisnis yang perlu dibuat adalah dengan tidak menjual produk
dengan harga yang tinggi kepada konsumen karena produk tersebut hanya dijual oleh
perusahaan tersebut dan tidak menguasai pasar suatu produk atau jasa dalam artian tidak
membiarkan para pesaing ikut meramaikan pangsa pasar. Contohnya seperti PT
Pelabuhan Indonesia III dengan kebijakan bisnisnya yaitu memperbolehkan perusahaan
swasta bekerja sebagai perusaahaan bongkar muat dipelabuhan dan menggunakan
peralatan dari PT Pelabuhan Indonesia III padahal perusahaan swasta tersebut merupakan
pesaing dari perusahaan. hal ini juga berhubungan dengan citra perusahaan apabila
sebuah perusahaan terkenal dengan image monopolinya maka citra dari perusahaan
tersebut akan buruk dan mengancam keberlangsungan perusahaan dimasa mendatang.
Kemajuan teknologi saat ini sangat tak terbendung lajunya, semakin hari semakin
bertambah inovasi baru dari para pengembang teknologi yang niat awalnya hanya
menciptkan sebuah program yang memudahkan manusia dikehidupan sehari-hari sampai
menjadi sebuah nilai bisnis yang berpotensi diperjual belikan di pasaran global. hal ini
menjadikan perusahaan pengembang teknologi informasi berlomba-lomba menciptakan
sebuah alat yang mempunyai nilai jual dan bermanfaat untuk digunakan sebuah
organisasi maupun perorangan. Alat atu program tersebut memang mempunyai manfaat
karena dapat memudahkan tujuan sebuah organisasi atau perusahaan, tetapi terdapat
dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi informasi terhadap privasi para
pekerjanya.
Adapun yang menjadi polemik saat ini yakni pemantauan teknologi yang digunakan oleh
para pekerja oleh perusahannya. Hal ini memunculkan dampak positif dan negatif
terhadap privasi dari karyawan tersebut. Seperti pemantauan penggunaan internet yang
digunakan karyawan, penggunaan email, histori telepon, faximile, kamera CCTV yang
berada diruangan kerja karyawan.
Jika dilihat dari fungsi perusahaan yaitu mengelola karyawannya agar berperilaku dan
berkinerja sesuai dengan visi dan misi perusahaan, hal ini akan berdampak baik juga untuk
karyawannya karena karyawan dapat diberikan feedback berupa peringatan agar tidak
melakukan hal yang tidak sesuai dengan visi dan misi perusahaan sehingga karyawan
tersebut menjadi sadar dan tidak akan mengulanginya serta membuat karyawan itu
terhidar dari resiko punishment dari yang ringan sampai berupa pemecatan. Selain itu hal
tersebut juga menguntukan karena dengan pemantauan, karyawan dapat lebih disiplin
dan memiliki etos kerja sehingga akan mempengaruhi kinerja perusahaan, jika kinerja
perusahaan bagus maka semakin bertambah benefit yang didapat oleh karyawannya.
Untuk dampak negatifnya bagi karyawan dapat memicu rasa gelisah dalam setiap
bertindak karena merasa melakukan hal yang salah yang dipantau melalui CCTV diruangan
kerja, lalu adanya smartphone yang memudahkan untuk menghubungi kapan dan dimana
saja sehingga tidak beri ruang kebebasan ketika sedang berada jam luar pekerjaan, selain
itu perusahaan juga mengetahui privasi karyawannya ketika sedang menggunakan
teknologi di kantor contohnya menggunakan internet. Tidak bisa dipungkiri ketika bekerja
karyawan dapat sembari memanfaatkan internet sebagai media untuk mencari informasi
yang berhubungan dengan kehidupannya. Tetapi hal tersebut bersinggungan dengan
konsep etika karena terdapat batasan-batasan berupa informasi dari karyawan yang tidak
boleh diketahui oleh perusahaannya karena hal tersebut bersifat sangat privasi.
Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagi perusahaan dalam menjual produk
atau jasanya dan merupakan ujung tombak sebuah perusahaan dalam meraup
keuntungannya. Dalam berbisnis pasti dibutuhkan perilaku yang beretika begitu juga dalam
memasarkan produk sudah sangat jelas sekali bahwasanya jika konsep pemasaran tersebut
melanggar etika dalam berbisnis maka pihak penjual hendaknya tidak menggunakan konsep
tersebut. Tetapi dewasa ini banyak sekali pemangku bisnis yang melakukan fungsi pemasaran
dengan tidak mengindahkan secara aspek etika bisnis. Kebanyakan target dari pemasaran
sebuah produk yang melanggar etika bisnis tersebut adalah menyasar golongan tertentu yang
lemah dan atau belum matang secara fisik dan lemah secara ekonomi, seperti para lansia,
anak-anak dan orang yang tingkat ekomominya menengah kebawah.
Ada beberapa hal yang membuat pemangku bisnis melakukan hal tersebut yang pertama
yaitu karena kurangnya kemampuan dalam bersaing dengan pesaing sesama industrinya.
Maka pelanggaran etika dalam memasarkan produk dianggap jalan pintas agar mendapatkan
nilai penjualan yang tinggi dan terdapat juga biaya lebih yang dikeluarkan untuk
mengembangkan pemasaran sebuah produk. Maka membuat perusahaan enggan
menggunakan konsep pemasaran yang bagus melainkan menggunakan pemasaran yang
melenceng jauh dari konsep etika bisnis
Hal selanjutnya adalah kurangnya koordinasi antar unit dalam perusahaan tentang konsep
pemasaran sebuah produk sehingga kegiatan pemasaran berjalan tidak sesuai dengan visi dan
misi perusahaan. hilangnya koordinasi antara unit-unit dalam perusahaan dengan unit
pemasaran menyebabkan hal ini terjadi. Memang fungsi para unit pemasaran adalah
memikirkan bagaimana cara yang tepat untuk memasarkan sebuah produk tetapi sebelum
menerapkan strategi pemasaran terlebih dahulu perlu dikaji ulang antara unit, khususnya unit
yang berhubungan dengan budaya perusahaan serta bidang hukum. Namun pada
kenyataannya walaupun perusahaan sudah mematuhi etika bisnis yang ada, masih banyak
masyarakat yang beranggapan bahwa proses pemasaran perusahaan bersifat curang atau
menangdung unsur penipuan. Untuk itu perusahaan dituntut lebih inovatif dalam memilih
cara dalam memasarkan produk yang berisikan informasi yang menarik, jelas, dan tidak
bersifat menjebak mengenai produk tersebut sehingga tidak terdapat dugaan unsur
pelanggaran etika bisnis.
Contoh pemasaran produk Albothyl yang baru saja diketahui sebagai produk yang
tidak aman digunakan untuk mengobati sariawan pada bibir nyatanya Albothyl adalah produk
yang digunakan untuk pendarahan pada bagian kulit luar. Pemasaran yang digunakan melalui
iklan yang didalamnya terdapat adegan artis cilik yang menggunakan produk tersebut dan
menyatakan bahwa produk tersebut aman juga untuk anak-anak. Produk Albotyhlpun saat ini
sudah ditarik dari peredaran dan tidak boleh dipasarkan lagi.