Lampiran Pendahuluan Pengesahan Fitri
Lampiran Pendahuluan Pengesahan Fitri
DI SUSUN OLEH :
FITRIYANA ISTIQFAROH, S.Kep
17111024120134
DI SUSUN OLEH :
Fitriyana Istiqfaroh, S.Kep
17111024120134
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN & FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2019
Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien dengan
Meningoencephalitis Terpasang Ventilator dengan Intervensinovasi Terapi
Kombinasi Isap Lendir (Suction) Sistem Terbuka dan Foot Massage
Terhadap Status Hemodinamika di Ruang
Intensive Care Unit (ICU) RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda 2019
INTISARI
ABSTRACK
1
Student of Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
2
Lecturer of Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mengenai piameter lapisan dalam selaput otak- dan arakhnoid serta dalam
derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medula spinalis yang
dan meningitis purulenta. Meningitis serosa ditandai dengan jumlah sel dan
2013).
Penyakit ini dapat dijumpai pada semua umur mulai dari anak!anak sampai
dari selaput (meningen) dan meliputi bagian jaringan syaraf otak (Smeltzer,
2013).
bawah direktur pelayanan) dari rumah sakit, dengan staf dan perlengkapan
khusus yang ditujukan untuk merawat serta memantau secara ketat pasien-
pasien yang menderita cedera, penyakit atau penyulit-penyulit yang
Pada saat ini, ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah
atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu
pusat, ginjal dan lain-lainnya, baik pada pasien dewasa atau pasien anak
(Hendra, 2012).
mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan ICU dan HCU
ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim multidisiplin yang kuat
2011), Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang
mandiri, dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus untuk
Merujuk pada definisi di atas, Chulay dan Burns (2006) serta Gattinoni dan
Carlesso (2013) menjabarkan kondisi yang sering terjadi pada pasien di ICU
adalah hemodinamik yang tidak stabil yang ditandai dengan peningkatan MAP,
(Chulay & Burns, 2006). Pada kondisi disfungsi jantung, peningkatan denyut
hipoksia jaringan (Morton & Fontaine, 2009). Hal ini ditandai dengan adanya
2016).
dalam perawatan pada saat intra dan pasca operasi secara harafiah
hemodinamik dapat diartikan sebagai cairan atau darah dan sistem salurannya
S. 2013).
dengan kecepatan dan ketepatan yang tidak selalu dibutuhkan pada situasi
kesehatan fisik, psikis dan sosial, termasuk intervensi dimana perawat mampu
masalah. Salah satu intervensi yang sering dilakukan oleh perawat di ruang
pernafasan (suction) terutama pada pasien yang terpasang alat bantu nafas atau
oleh karena itu akan meningkatkan produksi sekresi jalan nafas dan
dapat menyebabkan disfungsi sel dan organ yang pada akhirnya menyebabkan
kematian sel atau kegagalan organ (Morton & Fontaine, 2009). Oleh karena itu,
sebagai bagian dari interdisiplin di ICU, perawat dituntut agar dapat
dan dapat melengkapi terapi farmakologi yang selama ini sudah diberikan
2016).
Manusia merupakan makhluk yang utuh dan unik yang terdiri dari
komponen bio, psiko, sosio, dan spiritual. Hal ini berarti kebutuhan manusia
juga harus dipenuhi secara keseluruhan atau holistik yang meliputi kebutuhan
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual baik dalam kontinum sehat maupun
terapi medis konvensional. Salah satu jenis terapi komplementer yang menurut
Foot massage adalah manipulasi jaringan lunak pada kaki secara umum
dan tidak terpusat pada titik-titik tertentu pada telapak kaki yang berhubungan
dengan bagian lain pada tubuh (Coban & Sirin, 2010). Manipulasi ini terdiri
fisik dan mental emosional (Puthusseril, 2006; Kozier et al., 2010) dalam
(Setyawati, 2016).
Saat pasien diberikan foot massage, maka pasien merasa mendapatkan
sentuhan pada tubuhnya. Teori Jin Shin Jyutsu menyatakan bahwa dinamika
dalam tubuh ini dapat menimbulkan perasaan bahagia, ketenangan dan secara
Dari jurnal terkait yang didapatkan oleh peneliti yaitu tentang gambaran
pasien yang dilakukan open suction system memiliki nilai mean pada systol
sebesar 132.70, diastol sebesar 78.30, heart rate sebesar 104.10, respiratori rate
sebesar 19.30, suhu sebesar 36.00, SpO2 sebesar91.70, MAP sebesar 9.80.
Hasil diskusi, kondisi pada pasien yang dilakukan open suction system relatif
stabil.
pengaruh foot massage secara signifikan terhadap penurunan MAP ( p< 0,001),
pengelolaan kasus yang dituangkan dalam Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners
Lendir (Suction) Sistem Terbuka dan Pijat Kaki (Foot Massage) Terhadap
Samarinda 2019”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan
menarik rumusan masalah dalam Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini
intervensi inovasi isap lendir (suction) sistem terbuka dan foot massage
A. Tujuan Umum
B. Tujuan Khusus
Meningoenchepalitis
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pasien
hemodinamika
TINJAUAN PUSTAKA
1. Hemodinamik
a. Definisi
gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak ditangani secara cepat dan
tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ multipel (Jevon & Ewens,
2009).
3) Status psikologi yang buruk atau psychological distress tentu saja akan
c. Tujuan Pemantauan
d. Pemantauan Hemodinamik
1) Invasif
Pemantauan parameter hemodinamik invasif dapat dilakukan pada
dalam arteri yang dikanulasi, yang hasilnya tidak dipengaruhi oleh isi atau
yang sangat bermanfaat pada pasien sakit kritis yang membutuhkan infus
Perubahan ini direkam dan diamplifikasi sehingga dapat dilihat pada layar
saluran yang terisi penuh dengan cairan, terhubung dengan manometer air
pada daerah yang akan dipantau (misalnya ventrikel). Sinyal akan dikirim
ke layar monitor melalui serat optik. Sistem ini tidak tergantung pada
pada transducer. Sinyal ini akan diamplifikasi dan pada layar monitor
2) Non Invasif
a) Pernafasan
ventilasi mekanik ditentukan pada batas atas dan batas bawah. Batas
oximetry merupakan salah satu alat yang sering dipakai untuk observasi
yang spesifik, tidak membutuhkan kalibrasi dan non invasif. Nilai normal
c) Tekanan Darah
Nilai normal sesuai usia pasien adalah sebagai berikut: usia 1 bln: 85/50
mmHg, 16 tahun: 117/67 mmHg dan 20 tahun ke atas 120/80 mmHg. Pada
pasien dewasa lebih sering digunakan pada angka 110/70 sampai dengan
120/80 mmHg.
monitor. Frekuensi jantung pasien usia 1 bulan: 100 sampai dengan 180
diperkuat jika disertai dengan turgor kulit dan pola pernapasan yang
tidak stabil. Normal CRT adalah kurang dari dua detik (Fergusson, 2008).
B. Anatomi fisiologi
1. Anatomi Otak
jaringan yang erdapat di kepala. Otak terdiri atas otak besar atau
balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan saraf pusat.
bening. Pada ruangan ini terdapat pembuluh darah arteri dan vena
2. Meningoencephalitis
a. Definisi Meningoensefalitis
disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa yang dapat terjadi
Meningitis dan ensefalitis dapat dibedakan pada banyak kasus atas dasar
terjadi pada cairan otak yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.
Meningitis serosa adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang
disertai cairan yang jernih. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah
b. Etiologi Meningoensefalitis
1. Infeksi virus:
(David, 2008).
kandidosis, koksidiodomikosis.
d) Protozoa: plasmodium, tripanosoma, toksoplasma.
e) Staphylococcus aureus
f) Streptococcus
g) E. Colli
h) Mycobacterium
3) Pasca infeksi
a) Campak
b) Rubella
c) Varisela
d) Virus Pox
MeaslesVaricella-zoster.
ayam dan kera. Virus ini mencapai otak melalui saraf olfaktoris, kemudian
luas.
epidemika,Mononukleosisinfeksiosa.
ensefalitis St.Louis, West Nile virus, Eastern and Weastern equine virus,
paling banyak. Virus Valley fever di Afrika dan Timur tengah, Amerika
Sindrom Guillane Barre telah dikaitkan dengan infeksi Virus Epstein Barr,
yaitu orang-orang dengan sel imunitas yang lemah termasuk pasien yang
penyebaran
araknoid dapat dibentuk granuloma yang besar atau yang kecil, yang
tidak ada komplemen, antibodi opsonin dan sel fagosit. Terbukti pada
umur lebih dari 40 tahun merupakan agen penyebab yang paling sering.
c. Patofisiologi Meningoencephalitis
bentuk sepsis atau berasal dari radang okal di bagian lain di dekat otak.
dan limfosit. Seluruh proses ini memakan waktu kurang dari 2 minggu.
virus yang melalui parotitis, morbili, varisela, dll. masuk ke dalam tubuh
mulut, virus herpes simpleks melalui mulut atau mukosa kelamin. Virus-
virus yang lain masuk ke tubuh melalui inokulasi seperti gigitan binatang
(rabies) atau nyamuk. Bayi dalam kandungan mendapat infeksi melalui
kapilaris di pleksus koroideus. Cara lain ialah melalui saraf perifer atau
kerusakan neuron dan glia dimana terjadi peradangan otak, edema otak,
karena parasit penyebabnya adalah parasit yang dapat hidup bebas di alam.
Dalam tubuh manusia, parasit ini dapat bertahan dalam bentuk kista,
terutama otot dan jaringan susunan saraf pusat. Pada fetus yang mendapat
d. Pathway
Meningoencephalitis
Edema Pembentukan
Transudat & Eksudat
Penurunan Kesadaran
Hipovolemik
Penumpukan sekret
3. Kaku kuduk.
f. Pemeriksaan Diagnostik
sensitivitas mikroorganisme.
4. Pemeriksaan laboratorium.
g. Penatalaksanaan
1. Antibiotik
D. Craniotomy
1. Pengertian
2. . Tujuan craniotomy
3. Indikasi Craniotomy
f. Tumor otak,
g.Perdarahan (hemorrage),
4. Penatalaksanaan Medis
a. Pra Operasi
intrakranial.
b. Pasca Operasi
tambahan.
tekanan ventrikel normal dan stabil. Ahli bedah neuro diberi tahu
a. Definisi EVD
bedah saraf, ahli saraf atau perawat ICU dan paramedis perawatan
lubang.
b. Indikasi
1) hydrocephalus
2) hemorrage
3) tumor
4) meningitis atau
5) trauma kepala
6. VP Shunt
a. Devinisi Vp Shunt
cepat hingga memicu tekanan yang tak semetinya. Jika tidak segera
jaringan otak dan menyalurkan zat gizi keotak. Cairan ini mengalir
volume darah intrakranial dalam kadar yang tepat . CSF akan terus
keluar melalui bagian dasar otak dan diserap kedalam aliran darah.
b. Tujuan Vp Shunt
kavitas drainase
darah.
7. Komplikasi Bedah
h. Beri sedatif
tanda-tanda memburuk.
q.Hilangkan infeksi.
h. Analisis Gas Darah (AGD) adalah salah satu tes diagnostik untuk
asam basa.
E. Diagnosa Keperawatan
Keterangan :
NUTRITIONAL
1. keluhan ekstrem MONITORING
1. Pengertian
bagian atas.
suctioning antara 10-15 detik, dan tidak boleh lebih karena selama
2. Tujuan Suctioning
3. Efek suction
Menurut Willkins & Williams L, (2004) efek yang dapat terjadi dari
80 mmHg
4. Macam-Macam Suctioning
tidak ada jalan nafas, caranya kateter dimasukan melalui mulut atau
pada pasien adalah bila terjadi gurgling (suara nafas berisik seperti
penurunan pulse rate (nadi), irama nadi tidak teratur, respiration rate
6. Kanul Suction
a. Dewasa :12-18 Fr
Cina. Terapi ini sudah lebih dari 3000 tahun yang lalu dan digunakan
jaringan, organ dan sel-sel dalam tubuh kita. Setiap organ dalam tubuh
terhubung ke titik refleksi tertentu pada kaki melalui perantara 300 saraf.
di rumah pada baik menggunakan ibu jari atau ruas jari telunjuk untuk
massage
teknik pijat juga. Dalam masa kejayaannya antara 300 dan 700 AD,
negara Eropa.
dari tangan dan kaki. Dia menggambarkan teorinya dalam sebuah buku
suplai makanan dan oksigen yang cukupi sehingga otak berfungsi dengan
a. Melancarkan sirkulasi
sering kali dirugikan dengan penggunaan sepatu yang ketat dan tidak
keadaan santai dan rileks selama pemijatan. Salah satu bukti yang
teknik yang diajarkan cukup cepat dan dapat berfungsi secara efektif
bagi wanita dan pria. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti
stres dan diet yang tidak sehat. Beberapa kasus ditemukan bahwa
penderita tekanan darah tinggi ini bukan merupakan hasil genetik dan
cepat lelah, sakit kepala, dan perubahan suasana hati. Menopause juga
memiliki gejala yang hampir sama, namun ditambah dengan
periode tersebut.
pergelangan kaki. Hal ini sangat umum pada wanita hamil, terutama
setiap hari, ditambah dengan banyak istirahat dan diet yang tepat.
pada klien.
b. Menyeimbangkan diri
Ketenangan dan kenyamanan diri adalah hal yang penting jika
ingin memberikan pijatan yang baik. Kenakan pakaian yang tidak
membatasi gerak saat memijat, rilekskan diri dengan meletakkan
kedua tangan dibawah pusar dan rasakan hangat tangan masuk
memasuki daerah pusar kemudaian bukalah mata perlahan-lahan.
c. Effleurage
Tujuan umum
Mampu melakukan tindakan pijat kaki dan suctioning secara benar
Tujuan khusus
Suctioning
1. Menjelaskan tujuan suction
2. Menjelaskan tahapan prosedur suction
3. Menerapkan suction secara benar
Pijat kaki
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan pijat kaki
2. Menjelaskan tahapan prosedur pijat kaki
3. Menerapkan pijat kaki secara benar
Pengertian
Pijat kaki adalah sentuhan yang dilakukan pada kaki dengan sadar dan
digunakan untuk meningkatkan kesehatan
Tujuan
Suctoning
1. Membersihkan jalan napas
2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
Pijat kaki
1. Menimbulkan relaksasi yang dalam
2. Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri dan
inflamasi,
3. Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi setiap organ
internal,
4. membantu memperbaiki mobilitas
5. Membantu menstabilkan hemodinamik pada tubuh
Nama Mahasiswa :
Pengkajian
6 Mencuci tangan
7 Mempersiapkan alat
- Suctioning
- Pijat kaki
stetoskop
sphygmomanometer
jam
oximetry
Termometer
Lembar observasi
Alat tulis
bed side monitor (Jika ada)
Minyak beraroma
Handuk
Fase Orientasi
9 Memperkenalkan diri
10 Melakukan kontrak
13 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
Fase Terminasi
20 Membaca hamdalah
25 Merapikan alat
26 Mencuci tangan
Evaluasi
Dokumentasi
Tekanan dan gesekan harus dihindari pada luka dan memar serta
pada kondisi kulit seperti ruam, luka bakar, dan sengatan matahari.
lain.
H. Ventilator
1. Pengertian Ventilator
distrofi otot)
b. Insufisiensi jantung.
Tidak semua pasien dengan ventilasi mekanik memiliki
c. Disfungsi neurologis
d. Tindakan operasi
gagal napas selama operasi akibat pengaruh obat sedatif sudah bisa
hipoksia
5. Klasifikasi Ventilator
dan miastenia gravis. Saat ini sudah jarang di pergunakan lagi karena
penggunaan ventilator.
6. Mode Ventilator
bantuan penuh terdiri dari mode volume control (VC) dan pressure
Pada mode ini, frekwensi nafas (f) dan jumlah tidal volume
(TV) yang diberikan kepada pasien secara total diatur oleh mesin.
jumlah nafas yang di set pada mesin. Tetapi jika keampuan inspirasi
pasien belum cukup kuat, maka bias terjadi fighting antara mesin
dengan pasien. Beberapa pengaturan (setting) yang harus di buat
Mode ini tidak perlu mengatur frekwensi nafas mesin karena jumlah
tahap weaning, pemberian trigger yang tinggi atau IPL yang tinggi
c. SIMV + PS
Mode ini merupakan gabungan dari mode SIMV dan mode PS.
yang diberikan berupa volume dan tekanan. Jika dengan mode ini
IPL dibuat 0 cmH2O, maka sama dengan mode SIMV saja. SIMV +
PEEP, FiO2, alarm batas atas dan bawah dari MV serta Upper
Pressure Limit.
cukup kuat atau jika dengan mode PS dengan IPL rendah sudah
melalui mode ini berupa PEEP dan FiO2 saja. Dengan demikian
7. Setting Ventilator
hipoventilasi.
b. Tidal volume
nilai yang kita seting. Monitoring volume tidal sangat perlu jika
bagi pasien.
Keterangan :
dengan ekspirasi
barotrauma.
g. Sensitifity/trigger
Sensitifity berfungsi untuk menentukan seberapa besar usaha
h. Alarm
8. Komplikasi Ventilator
a. Infeksi Nosokomial
pneumonia yang timbul lebih dari 48-72 jam setelah intubasi atau
(Sundana, 2008).
d. Gastrointestinal
A. Pengkajian Kasus.................................................................79
B. Analisa Data.........................................................................82
D. Intervensi Keperawatan........................................................85
E. Intervensi Inovasi.................................................................89
F. Implementasi........................................................................94
G. Implementasi Inovasi...........................................................110
H. Evaluasi ...............................................................................112
Penelitian Terkait.................................................................123
E. Penelitian Terkait..................................................................127
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa :
jaringan cerebral b.d trauma kepala , resiko infeksi b.d adanya prosedur
infasif dan defisit perawatan diri b.d kelemahan yang diberikan intervensi
selama 3 X 8 jam.
perubahan kearah yang lebih baik pada masalah keperawatan yang ada
128
TTV :
N = 85x/i TD = 116/90mmHg
RR = 22x/i N = 83x/i
T = 36,2ᴼC RR = 22x/i,
SPO2 = 99%
TTV : TTV :
TD = 109/74 TD = 119/85 mmHg
mmHg
N = 85x/i
N = 90x/i
RR = 21x/i
RR = 21x/i
T = 36,7ᴼC
T = 37,0ᴼC
MAP = 96
MAP = 86
SPO2 = 99%
SPO2 = 96%
TTV : TTV :
T = 36,6ᴼC T = 36,5ᴼC
MAP = 75 MAP = 89
3. Hasil analisa pada pasien dengan menggunakan Isap Lendir (suction) dan
non invasif didapatkan hasil secara objektif terjadi perbaikan nilai tekanan
darah, nadi, dan SpO2 dan tidak terjadi perubahan pada RR dikarenakan
B. Saran
1. Institusi akademis
terbaru.
2. Perawat
Perawat lebih banyak memberikan pelayanan secara maksimal sehingga
mampu meningkatkan kualitas hidup klien untuk terhindar dari perubahan pada
3. Mahasiswa
perawat pada pasien bersihan jalan nafas, dan ketidakefektifan bersihan jalan
dapat teratasi.
dan juga mahasiswa harus lebih banyak belajar dan mancari referensi lebih
sakit.
kesehatan dapat mengaplikasikan teknik foot massage dan suction ini dalam
Smeltzer & Bare (2013), Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah Bruner
& Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC.