Skripsi623 1705096897
Skripsi623 1705096897
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh:
Novita Intan Adiningsib
NIM: 702012066
FAKULTAS K E D O K T E R A N
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2016
L E M B A R PENGESAHAN
Menyetujui:
Palembang, 13 Agustus2016
Yang membuat pemyataan.
iVt^.TER A,i
T'EIVIPEU
3C9C3ADF898153088
# 0 0 0
ENAMSIBURUPIAH
tingginya atas ilmu pengetaiiuan yang telali diajarkan kepada saya dari
Dekan, wakil dekan, serta semua kaiy awan yang berada di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
(/totto t
X + 61 halaman + 9 tabel
ABSTRAK
Referensi : 26 (2003-2015)
Kata Kunci: Kelengkapan imunisasi dasar, tingkat ekonomi, tingkat
pendidikan ibu.
iv
U N I V E R S I T Y O F MUHAMMADIYAH PALEMBANG
MEDICAL FACULTY
X + 61 pages + 9 tables
ABSTRACT
Reference8:26(2003-2015)
Keywords: completeness of basic immunization, economic level, education
level of the mother.
V
K A T A PENGANTAR
Fuji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kaninia-
NYA, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian tentang"Pengaruh
Tingkat Ekonomi dan Pendidikan Ibu terhadap perilaku meiakukan
Imunisasi Dasar Lengkap pada balita di wilayah Puskesmas Pembina
Palembang** sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran
(S.Ked). Salawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar
Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai
akhir zaman.
Peneliti menyadari bahwa penelitian jauh dari sempuma. Oleh karena itu,
peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam hal penyelesaian penelitian,peneliti banyak mendapat bantuan,
bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan rasa hormat
dan terima kasih kepada :
1. Allah SWT, yang telah memberi kehidupan dengan sejuknya keimanan.
2. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan materil maupun spiritual.
3. Dekan dan staff Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
4. dr. H. MA. Husnil Farouk, MPH. selaku pembimbing I.
5. Trisnawati, S.Si, M.Kes. selaku pembimbing II.
6. Dr. Liza Chairani, Sp.A, M.Kes selaku penguji
7. dr. H. Achmad Azhari, DAHK selaku penguji
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung peneliti dan semoga
penelitian ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetabuan
kedokteran. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN i
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN M O T T O ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
K A T A PENGANTAR v
D A F T A R ISI vi
DAFTAR T A B E L ix
D A F T A R GAMBAR. x
D A F T A R LAMPIRAN xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.3.1. Tujuan Umum 4
1.3.2. Tujuan Khusus 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.4.1. Manfaat Teoritis 4
1.4.2. Manfaat Praktis 5
1.5 Keaslian Penelitian 5
BAB I I . TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 8
2.1.1 Imuniasi 8
2.1.1.1 Pengertian Imunisasi 8
2.1.1.2 Tujuan Imunisasi 8
2.1.2 Respon Imun pada Imunisasi 9
2.1.3 Vaksin 10
2.1.3.1 Pengertian Vaksin 10
2.1.3.2 Jenis-Jenis Vaksin 10
2.1.4 Macam-Macam Imunisasi Dasar 13
2.1.5 Jadwal Imunisasi Dasar 23
2.1.6 Status Imunisasi 23
2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi
Dasar 24
2.1.8 Pendidikan 28
2.1.8.1 Defmisi Pendidikan 28
2.1.8.2 Jenis-Jenis Pendidikan 29
2.1.9 Definisi Ibu 31
2.1.10 Perilaku 31
2.1.11 TingkatEkonomi 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR T A B E L
Tabel Halaman
Latar Belakang
Imunisasi merupakan kemajuan yang besar dalam usaha
imunoprofilaksis serta menurunkan prevalensi penyakit (Baratavridjaja,
2012) . Program imunisasi dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1956.
Kementerian Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi
(PPl) pada anak dalam upaya menurunkan kejadian penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD31), yaitu tuberkulosis, difteri, pertusis,
campak, polio, tetanus serta hepatitis B. Menurut KeMenKes RI Nomor
161 l/MENKES/SK/XI/2005, program pengembangan imunisasi mencakup
satu kali HB-0, satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi DPT-HB,
empat kali imunisasi polio, dan satu kali imunisasi campak (Riskesdas,
2013) .
Secara nasiona! cakupan imunisasi HBO (<7 hari), DPT-HB I/DPT-
HB-Hibl, Polio 3, Polio 4, Campak telab mencapai target masing-masing
yaitu (> 80%), (>95%), (>90%), (>90%), dan (>90%), sedangkan imunisasi
BCG lebih rendah dari target yaitu (>95%).
Keberhasilan program imunisasi dasar lengkap dapat diukur melalui
capaian cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi 0-11 bulan. Cakupan
imimisasi dasar lengkap nasional tahun 2014 adalah 86,8%. Cakupan ini
belum mencapai target yang ditetapkan yaitu >90%. Dari 33 provinsi, hanya
9 provinsi yang dapat mencapai target tersebut. Provinsi dengan cakupan
tertinggi adalah Kepulauan Riau (101,8%), sedangkan provinsi Papua
memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap yang rendah (43,2%)
(Kemenkes RI, 2014).
I
2
U . 2 . Tujuan Khusus
1. Mengidentikasi kelengkapan imunisasi dasar (BCG, Hepatitis B,
Polio, DPT, Campak), tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan
ibu di wilayah Puskesmas Pembina Palembang.
2. Menganalisis pengaruh tingkat ekonomi dan pendidikan ibu
terhadap perilaku meiakukan imunisasi dasar lengkap pada balita
di wilayah Puskesmas Pembina Palembang.
B. Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit
tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (Ranuh, 2008).
8
9
2.1.3. Vaksin
2.1.3.1 Pengertian Vaksin
Vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme atau substansi
mikroorganisme yang digunakan untuk menginduksi sistem imunitas
(Radji, 2010).
Vaksin adalah suatu suspensi mikroorganisme hidup yang
dilemahkan atau mati atau bagian antigen agen ini yang diberikan
pada hospes potensial untuk menginduksi imunitas dan mencegah
penyakit (Behrman dkk, 2012).
2. Vaksin Inactivated
Vaksin inactivated dapat terdiri atas seluruh tubuh
virus atau bakteri, atau fraksi (komponen) dari kedua
organisme tersebut. Vaksin inactivated dihasilkan dengan
cara membiakkan bakteri atau virus dalam media
pembiakkan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif
(inactivated) dengan penambahan bahan kimia (biasanya
formalin). Untuk vaksin fraksional, organisme tersebut
12
gluteal lateral atau paha anterior), dan sebagai tanda baku untuk
keperluan diagnosis apabila diperlukan.
2. Kejadian ikutan pasca imunisasi
Penyuntikan BCG secara intradermal akan
menimbulkan ulkus lokal yang superfisial 3 minggu setelah
penyuntikan. Ulkus tertutup krusta, akan sembuh dalam 2-3
bulan, dan meninggalkan parut bulan dengan diameter 4-8 mm.
Apabila dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih
besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam maka parut
yang terjadi tertarik ke dalam (retracted).
3. Rekomendasi
a. BCG diberikan pada bayi < 2 bulan
b. Pada bayi yang kontak erat dengan pasien TB dengan
bakteri tahan asam (BTA) +3 sebaiknya diberikan INH
profilaksi dahulu, apabila pasien kontak sudah tenang
bayi dapat diberi BCG.
4. Kontra indikasi
Kontra indikasi dari imunisasi BCG adalah :
a. Reaksi uji tuberculin > 5mm,
b. Menderita infeksi HIV atau dengan risiko tinggi infeksi
HIV, imunokompromais akibat pengobatan
kortiko steroid, obat imunosupresif, mendapat
pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai
sumsum tulang atau sistem limfe.
c. Menderita gizi buruk.
d. Menderita demam tinggi.
e. Menderita infeksi kulit yang luas.
f. Pemah sakit tuberculosis (Ranuh, 2008).
15
B. Imunisasi Hepatitis B
Kegunaan vaksin Hepatitis B adalah mencegah terhadap
penyakit Hepatitis B. Vaksin hepatitis B harus segera diberikan
setelah lahir, mengingat hepatitis B merupakan upaya
pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai
penularan melalui transmisi maternal dari ibu kepada bayinya
(Ranuh, 2008).
Cakupan imunisasi HBO (<7 hari) secara nasional telah
mencapai target (> 80%), yaitu 85,8%. Cakupan ini lebih rendah
dari tabun 2013 sebesar 86,7%. Ada 15 provinsi yang telah
mencapai target cakupan (>80%). Provinsi dengan cakupan
imunisasi HBO (<7 hari) tertinggi adalah provinsi Jawa Barat
(99,4%), sedangkan cakupan terendah adalah provinsi Papua
(40,2%) (Kemenkes RI, 2014).
C. Imunisasi Polio
Terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio-
1, 2, dan 3, yaitu :
1. OPV {oral polio vaccine), hidup dilemahkan, tetes, oral.
2. IPV (inactivatedpolio vaccine), in-aktif, suntikan.
Kedua vaksin polio tersebut dapat dipakai secara
bergantian. Vaksin IPV dapat diberikan pada anak sehat maupun
anak yang menderita imunokompromais, dan dapat diberikan
sebagai imunisasi dasar maupun ulangan. Vaksin iPV dapat
juga diberikan bersamaan dengan vaksin DPT, secara terpisah
atau kombinasi.
Di Indonesia, vaksin polio yang digunakan adalah
vaksin polio oral (OPV). Untuk imunisasi dasar, vaksin polio
diberikan sebanyak 4 kali (Ranuh, 2008).
Secara nasional, cakupan imunisasi Polio 4 telah
mencapai target (>90%) yaitu 94,3% lebih rendah dari cakupan
tahun 2013 yaitu 97,6%. Sebanyak 14 provinsi telah mencapai
target cakupan imunisasi Polio 4. Provinsi dengan cakupan
imunisasi Polio 4 tertinggi yaitu provinsi Jawa Barat (106,0%),
sedangkan cakupan imunisasi terendah adalah provinsi Papua
(52,4%).
Cakupan imunisasi Polio 3 telah mencapai target (>90%)
yaitu 95,4 % lebih rendah dari capaian tahun 2013 sebesar
98,9%. Sebanyak 16 provinsi telah mencapai target cakupan
imunisasi Polio 3. Provinsi dengan cakupan imunisasi Polio 3
tertinggi yaitu provinsi Jawa Barat (106,7%), sedangkan
cakupan terendah adalah provinsi Papua (55,1%), Provinsi DIY
memiliki cakupan sebesar 78,8% (Kemenkes RI, 2014).
18
D. Imunisasi DPT
Vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus) adalah vaksin
yang terdiri dari toxoid difteri dan tetanus yang dimumikan serta
bakteri pertusis yang telah diinaktivasi. Saat ini telah ada vaksin
DTaP (DPT dengan komponen acelluler pertussis) di samping
vaksin DTwP (DPT dengan komponen whole cell pertussis) yang
telah dipakai selama ini. Kedua vaksin DPT tersebut dapat
dipergunakan secara bersamaan dalam jadwal imunisasi (Ranuh,
2008),
Cakupan imunisasi DPT-HB 1/DPT-HB-Hibl nasional
telah mencapai target (>95%), yaitu sebesar 97,7% tetapi lebih
rendah dari tahun lalu sebesar 101,0%. Dari 15 provinsi yang
telah mencapai target, 8 diantaranya memiliki cakupan >100%,
Provinsi dengan cakupan imunisasi DPT-HB 1/DPT-HB-Hibl
tertinggi yaitu provinsi Jawa Barat (109,2%), sedangkan cakupan
terendah ada pada provinsi Sulawesi Tenggara (62,0%)
(Kemenkes RI, 2014).
E. Imunisasi Campak
Pada saat ini di negara yang sedang berkembang, angka
kejadian campak masih tinggi dan seringkali dijumpai penyulit,
maka WHO menganjurkan pemberian imunisasi campak pada
bayi berumur 9 bulan. Untuk negara maju imunisasi campak
(MMR) dianjurkan pada anak berusia 12-15 bulan dan kemudian
imunisasi kedua (booster) juga dengan M M R dilakukan secara
rutin pada umur 4-6 tahun, tetapi dapat juga diberikan setiap
waktu semasa periode anak dengan tenggang waktu paling sedikit
4 minggu dari imunisasi pertama (Ranuh, 2008).
Cakupan imunisasi campak nasional telah mencapai target
(>90%), yaitu sebesar 94,6%. Capaian cakupan ini lebih rendah
daripada tahun 2013 sebesar 97,7%. Sebanyak 16 provinsi telah
mencapai target cakupan imunisasi campak tersebut. Provinsi
dengan cakupan imunisasi campak tertinggi yaitu provinsi Jawa
Barat (105,7%), sedangkan cakupan terendah adalah provinsi
Papua (54,9%) (Kemenkes RI, 2014).
1. Dosis dan tata cara pemberian
E. Perilaku Kesehatan
Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara
berkembang pada dasamya menyangkut dua aspek utama, yaitu
fisik, seperti misalnya tersedianya sarana kesehatan dan
pengobatan penyakit, dan non-fisik yang menyangkut perilaku
kesehatan. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat.
Perilaku manusia mempakan hasil daripada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan
kata lain, perilaku merupakan responatau reaksi seorang individu
terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam
dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan : berfikir,
berpendapat, bersikap) maupun aktif (meiakukan tindakan).
Sesuai dengan batasan ini,perilaku kesehatan dapat
dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi
individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut
pengetahuan, dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang
berhubungan dengan kesehatan.
Keberhasilan upaya pencegahan dan pengobatan penyakit
tergantung pada kesediaan orang yang bersangkutan untuk
melaksanakan dan menjaga perilaku sehat. Banyak dokumentasi
penelitian yang memperiihatkan rendahnya partisipasi masyarakat
dalam pemeriksaan kesehatan, imunisasi, serta berbagai upaya
pencegahan penyakit dan banyak pula yang tidak memanfaatkan
pengobatan modem. Karena itu tidaklah mengherankan bila
banyak ahli ilmu perilaku yang mencoba menyampaikan konsep
serta mengajukan bukti-bukti penelitian untuk menggambarkan.
27
G. Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap tingkah laku seseorang. Keadaan ekonomi keluarga yang
baik diharapkan mampu mencukupi dan menyediakan fasilitas
serta kebutuhan untuk keluarganya, sehingga seseorang dengan
tingkat sosial ekonomi yang tinggi akan berbeda dengan tingkat
sosial ekonomi rendah. Keluarga dengan tingkat sosial ekonomi
yang tinggi akan mengusahakan ekonomi yang lengkap bagi anak
atau bayinya (Notoadmodjo, 2007).
2.1.8. Pendidikan
A. Definisi Pendidikan
Arti pendidikan dari segi etimologis, pendidikan berasal dari
bahasa Yunani "Paedagogie". Ini adalah kata majemuk yang terdiri
dari kata "PAES" yang berarti "Anak" dan kata "Ago" yang berarti
"Aku membimbing". Jadi Paedagogie berari aku membimbing anak.
Orang yang pekerj aannnya membimbing anak dengan maksud
membawanya ketempat belajar (Ahmadi dkk, 2015).
Arti pendidikan secara definitif menurut tokoh pendidikan K.i
Hajar Dewantara, mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai
anggota masyarakat dapat mencapai keseiamatan dan kebahagian yang
setinggi-tingginya (Ahmadi dkk, 2015).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
29
2.1.10. Perilaku
A. Definisi perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia
pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.
B. Konsep perilaku
Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa
perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsangan (stimulasi)
dan tanggapan dan respon. Ia membedakan adanya dua respons,
yakni:
1. Respondent respons atau reflexive respons, ialah respons yang
ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.
Perangsangan-perangsangan yang semacam ini disebut eliciting
stimulasi, karena menimbulkan respon-respon yang relatif
telap, misalnya, makanan lezat menimbulkan keluamya air liur,
cahaya yang sangat terang akan menyebabkan mata tertutup,
dan sebagainya.
32
Keterangan:
I : variabel yang diteliti
1 "i : variabel yang tidak diteliti
I
I
35
2.4 Hipotesis
Hoi : Tidak ada pengaruh tingkat ekonomi terhadap perilaku meiakukan
imunisasi dasar lengkap pada baalita di wilayah Puskesmas
Pembina Palembang
Hil : Ada pengaruh tingkat ekonomi terhadap perilaku meiakukan
imunisasi dasar lengkap pada balita di wilayah Puskesmas Pembina
Palembang
Ho2 ; Tidak ada pengaruh pendidikan ibu terhadap perilaku meiakukan
imunisasi dasar lengkap pada balita di wilayah Puskesmas Pembina
Palembang
Hi2 : Ada pengaruh pendidikan ibu terhadap perilaku meiakukan
imunisasi dasar lengkap pada balita di wilayah Puskesmas Pembina
Palembang
BAB III
METODE PENELITIAN
36
37
B . Besar Sampel
(Pl-P2)^
n : Besar sampel
(0,5-0,31)2
0,036
c. Pendidikan ibu
Definisi Pendidikan terakhir ibu.
Alat ukur Kuesioner
Hasil ukur 1. Rendah: berpendidikan terakhir SD - SMP
2. Cukup: berpendidikan terakhir SMA / Sederajat
3. Tinggi: berpendidikan terakhir Diploma / Strata
Skala Ordinal
B, Analisis Bivariat
Untuk mencari hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen. Analisis dilakukan dengan uji Chi square
(Dahlan, 2013).
42
Populasi
Semua balita di Palembang yang berusia 9 bulan sampai 2 tahun yang sudah
mendapatkan imunisasi dasar.
Sampel
Balita yang berusia 9 bulan sampai 2 tahun yang sudah mendapatkan imunisasi
dasar dan berada di wilayah Puskesmas Pembina Palembang pada tahun 2015.
Data Penelitian
Pengajuan Judul
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Sidang Skripsi
44
3.10. Anggaran
Lengkap 32 51,6
Tidak Lengkap 30 48,4
Total 62 100
Kurang 40 64,5
Baik 22 35,5
Total 62 100
45
46
Imunisasi Dasar
Tingkat Tidak
Lengkap Jumlah P
Ekonomi Lengkap
n % n % N %
Kurang 15 37,5 25 62,5 40 64,5
0,021
Baik 15 68,1 7 31,8 22 35,5
Imunisasi Dasar
Tingkat
Tidak P
Pendidikan Lengkap Jumlah
Lengkap
Ibu
n % n % N %
Rendah 5 23,8 16 76,1 21 33,9
Cukup 12 57,1 9 42,8 21 33,9
0,01
Tinggi 13 65,0 7 35,0 20 32,2 9
Dari tabel 4.5 didapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan ibu yang
rendah memiliki balita dengan imunisasi dasar lengkap 5 orang
(23,8%), dan tidak lengkap 16 orang (76,1%), tingkat pendidikan ibu
yang cukup memiliki balita dengan imunisasi dasar lengkap 12 orang
(57,1%), dan tidak lengkap 9 orang (42,8%), sedangkan tingkat
pendidikan ibu yang tinggi memiliki balita dengan imunisasi dasar
lengkap 13 orang (65,0%), dan tidak lengkap 7 orang (35,0%).
48
4.3 Pembahasan
4.3.1 Analisis Univariat
A. Kelengkapan Imunisasi Dasar
Dari hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 62 orang
didapatkan bahwa balita dengan imunisasi dasar lengkap sebanyak
30 orang dan imunisasi dasar tidak lengkap sebanyak 32 orang.
Banyak faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi seperti
ketersediaan vaksin, keterjangkauan pelayanan kesehatan, tingkat
ekonomi, pendidikan, petugas kesehatan, letak geografis, dan
pengetahuan orangtua tentang imimisasi (Asrianzah, 2011).
bekerja atau tidak bekerja dan hanya sebagai ibu rumah tangga
(Prasetyo Rini, 2009).
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Tenaga kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu tentang
imunisasi dengan memberikan edukasi melalui penyuluhan-penyuluhan
tentang imunisasi atau membagikan brosur atau selebaran mengenai
imunisasi dasar kepada ibu.
2. Untuk peneliti selanjutnya, agar meneliti lebih lanjut tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar serta
mengambil sampel penelitian tidak hanya di satu puskesmas atau
posyandu untuk meminilasi adanya keterbatasan jumlah sampel
penelitan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M , 2003. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Ibu Tidak
Bekerja Tentang Imunisasi. Tesis Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(http://^epository.usu.ac.id^itstream/123456789/6275/l/D0300563.pdf
diakses 26 Agustus 2015)
Badan Pusat Statistik Kota Palembang. Upah Minimum Regional Kota Palembang
tahun 2015.
(https://palembangkota.bps.go.id./linktabelstatis/vicw/id/68 diakses 26
Agustus 2016)
(http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/view/4116/4009 diakses
diakses 01 September 2015)
Notoadmodjo, S . 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. PT. Rineka Cipta,
Jakarta, Indonesia
Radji, M . 2010. Imunologi dan Virologi : "Aplikasi Praktis Imunologi". PT. ISFI
Penerbitan, Jakarta, Indonesia
Sisfiani dkk, 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu
Dalam Pemberian Imunisasi Dasar pada Balita di Desa Taraitak Satu
Kecamatan Langowan Utara Wilayah Kerja Puskesmas Walantakan
(http://www.eioumaI.unsrat.ac.id/index.php/ikp/article/download/5223/4737
diakses 5 Agustus 2016)
Lampiran L
SURAT PERSETUJUAN
{INFORMED CONSENT)
Nama :
Usia :
Alamat :
Dengan ini bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun. Saya akan menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan oleh
peneliti dengan jujur dan apa adanya, serta partisipasi ini saya lakukan ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan/pamrih.
Palembang 2015
( )
Lampiran 2.
Kuesioner Penelitian
No. Responden
Tanggal
DATA U M U M
Nama Ibu
Usia
Nama Anak
Usia
Alamat
Pekerjaan Ibu
Pendidikan Terakhir Ibu
SD - SMP
Ket: Beri tanda silang (X)
pada kotak yang tersedia SMA / Sederajat
Diploma / Strata
PENGARUH TINGKAT EKONOMI DAN PENDIDIKAN
IBU TERHADAP PERILAKU MELAKUKAN IMUNISASI
DASAR LENGKAP PADA BALITA
Pelunjuk pengisian
1. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut ibu paling benar dan sesuai dengan yang ibu
ketahui dengan memberi tanda silang (X).
2. Semua pertanyaan penting sehingga jangan sampai ada yang dilewatkan
3. Bila ada yang kurang ibu pahami, maka dapat ditanyakan ke peneliti
ImunisaslDasar
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
B. Tingkat Ekonomi
TingkatEkonomi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
baik Count 7 15 22
fotal Count 32 30 62
Chi-Square Tests
4 of Valid Cases" 62
I. 0 cells (,0%) have expected count less than 5, The minimum expected count is 10,65.
Imunisasi Dasar
9 12 21
^1
Expected Count 10.8 10.2 21.0
tinggi Count 7 13 20
Total Count 32 30 62
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
i of Valid Cases 62
Sehubungan dengan rencana pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi mahaslswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang, atas nama:
Maka dengan inl kami mohon kepada Saudara agar klranya berkenan memberikan ijin pengambilan
data yang dlbutuhkan dalam penyusunan skripsi kepada nama tersetnit diatas dl Puskesmas Pembina
Palembang.
'A
Tembusan:
1. Yth. Wakil Dekan 1,11, 111, IV FK UMP.
2. Yth. Ka. UPK FK UMP. TOr.HM. AH Muchtar. M,Sc
3. Arsip. NSM/NIDN. 1062464/0020084707
FAKULTAS KEDOKTERAN m
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG <
SK. DiRJEN DtKTI MO. 2130 / DIT / 2008 TGL 11 JUU 2008: IZiN PENYELENGGARA PROGRAM STUDl PENDIDIKAN DOKTER
Kampus B ; JL KH. Bhalqi f Talang Banten 13 UIu Telp. 0711 • 520045
Fax : 0711 516899 Palembang ( 30263 )
Sehubungan dengan rencana pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi mahaslswa Fakuhas
Kedokteran Univers'rtas Muhammadiyah Palembang, atas nama:
Maka dengan Ini kami mohon kepada Saudara agar klranya berkenan memberikan yin penelWan yang
dlbutuhkan dalam penyusunan skripsi kepada nama t^sebut diatas di Puskesmas Pembina
Palembang.
y : Dekan
A.^y^ 4A ^
Tembusan:
1. Yth. Wakil Dekan 1,11, III, IV FK UMP.
2. Yth. ka. UPK FK UMP. Dr.HM. AH Muchtar, M.Sc
3. Arsip. NBM/NION. 1O62484/O020O347O7
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
DINAS K E S E H A T A N
JL. Merdeka No.72 Palembang 30151 Sumatera Selatan
Telp/Fax. (0711) 350651, 350523
E-mail: dinkes palembang@yahoo.co.id. Website: www.dinkes.palembang.go.id
Sehubungan dengan Surat Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan
Masyarakat Kota Palembang Nomor ; 070 / BAN / KPB / 2015. Tanggal, 22 Oktober 2015
Perihal : Permohonan Izin Penelitian dan Izin Pengambilan Data, maka dengan ini pada
prinsipnya kami menyetujui dan memberikan izin untuk Penelitan Pengambilan Data di
2.
3.
KESEHATAN
I N D R O , M.Kes
PEMBTNA U T A M A MUDA
N I P . 195705271986121001
Tembusan :
1. KabidPMK
2 . Arsip
tsomi
UKAS
PEMERINTAH KOTA PALEMBANG
BADAN K E S A T U A N BANGSA DAN P O L I T I K K O T A P A L E M B A N G
J L . LUNJUK JAVA NOMOR 3 - DEMANG L E B A R DAUN P A L E M B A N G
T E L P O N (0711) 368726
Email: badankesbang@yahoo.co.id
Dengan Catalan:
1. Sebelum meiakukan penelitian/survey/riset teriebih dahulu melapor kepada pemerintah setempat.
2. Penelitian tidak diizinkan menanyakan seal politik. dan meiakukan penelitian/survey/riset yang
sifatnya tidak ada hubungan dengan judul yang telah diprogramkan.
3. Dalam meiakukan penelitian/survey/riset agar dapat mentaati peraturan perundang-undangan dan
adat istiadatyang beriaku didaerah setempat,
4. Apabila Izin penelitian/ survey/riset telah habis masa berlakunya, sedang tugas
penellSan/survey/riset belum selesai maka harus adap perpanjangan izin.
5. Setelah selesai mengadakan penelitian/survey/riset diwajibkan memberikan laporan tertulis kepada
Walikota Palembang melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Palembang.
Tembusan:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palemb
PEMERINTAH K O T A P A L E M B A N G
D I N A S K E S E H A T A N
JL. Merdeka No.72 Palembang 30151 Sumatera Selatan
Telp/I'ax. (0711) 350651, 350523
mail: dinkes paiembang/ajyahoo.co.id. Website: www.dinkes.palembang.go.id
SURAT KETERANGAN
Nomor : 800/ /PPSDM-DIKLAT/Kes/2015
Berdasarkan Surat Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindimgan Masyarakat Kota
Palembang Nomor : 070 / 1734 / BAN.KPB / 2015 tanggal 22 Oktober 2015 perihal Permohonan
izin / penelitian/Pengambilan Data, Surat Kepala Dinas Kesehatan Kota Palembang Nomor : 800/
1013 /Diklat. PSDM/2015 tanggal 28 Oktober 2015 perihal izin penelitian dan Pengambilan Data
di Dinas Kesehatan Kota Palembang, nama tersebut diatas memang benar telah selesai meiakukan
penelitian dan pengambilan data di Puskesmas Pembina Kota Palembang.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhmya, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
TWlNDRO,M.Kes
'UTama muda
NIP. 195705271986121001
KARTU AKT V TAS B MB NGAN SKR RS
NAMA MAHASISWA ^dj\to VwViJG Kj;iT\\rD £.Vi PEMBIMBING! : \l tel pirock.fwpf/
NIM PEMBIMBING II :Tf6fYiMY,. S T K %
JUDULSKRIPSI
T>UV Y^fe^ . W . <^c^ H i k * \*rk*k,p
Vi^torr^f VaW^U:
M -Cl -Tel 4
\ 1 - o\ - I d 4
11
12 ^3- « - 2<U
.>
13 J?9 - 'Mb /4^\U/--^ hr^^^Ax^'L^i
14
15
16
CATATAN
Dikeluarkan di : Palembang
Pada Tanggal : L r / o ^ / 2o/6
a.n. Dekam.,
BIODATA
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Ayah : Suwanta
Ibu : Siti Ngaisah
Jumlah Saudara : 3 (Tiga)
Anak ke : 1 ( Pertama)
Riwayat Pendidikan : 1. SDN Kertamukti (1999-2005)
2. SMP N 6 Teladan Kayuagung (2005-2008)
3. SMA N 3 Unggulan Kayuagung (2008-2011)
4. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang (2012-Sekarang)