Anda di halaman 1dari 8

A.

Analisa Rangkaian
Pada percobaan TOR ini praktikan melakukan beberapa percobaan diantaranya
percobaan karakteristiik dingin dan karakteristik panas. Pada saat melakukan percobaan
praktikan menggunakan beberapa peralatan diantaranya motor 3 phasa, MCB 3 phasa,
MCB 1 phasa, kontaktor, push button, variac, power supply 3 phasa, TOR, multimeter,
panel meter, stop watch dan kabel penghubung. Rangkaian daya yang digunakan dalam
praktikan kali ini adalah rangkaian DOL.
Pada rangkaian 1 terdapat 2 rangkaian pada gambar 11 dan 13 yaitu rangkaian kontrol
dan daya Direct On Line (DOL). DOL disebut juga dengan Start – Stop adalah teknik
yang memungkinkan untuk start atau stop motor melalui suatu rangkaian kontrol atau
bisa disebut rangkaian pengunci karena rangkaian DOL berfungsi untuk menjaga agar
arus listrik tetap mengalir pada sebuah rangkaian pengendali. Rangkaian dengan
beberapa komponen, MCB 1 Phasa, TOR, Push Button Off dan On, 1 Rele Kontaktor.
MCB dan TOR berfungsi sebagai pengaman rangkaian dari Over load dan Over Current.
Push button sebagai peralatan input (device) arus listrik ke rangkain khususnya ke Rele
Kontaktor yang berfungsi sebagai pengontrolan rangkaian dengan anak kontaknya.
Rangkaian Daya menerapkan sistem TT dengan ada pentanahan/pembumian pada
trafo dan motor listrik. Rangkaian daya ini menggunakan sumber 3 phasa dan 1 Netral
dengan berapa komponen MCB 3 Phasa, Rele Kontaktor, TOR, dan motor induksi 3
Phasa. Rangkaian Daya ini komponennya sinkronisasi dengan rangkaian kontrol.
Maksudnya komponen yang digunakan pada rangkaian kontrol digunakan juga di
gunakan pada rangkaian kontrol digunakan juga di rangkaian daya
Pada saat merangkai rangkaian daya praktikan menghubungkan keluaran dari power
supply 3 phasa ke MCB 3 phasa, terus keluaran dari MCB 3 phasa tersebut dihubungkan
ke masukkan kontak utama kontaktor dan salah satu dari keluaran MCB tadi
dihubungkan ke Ampere meter baru dihubungkan ke kontaktor yang gunanya untuk
mengetahui arus yang mengalir ke motor. Setelah itu keluaran dari kontaktor
dihubungkan ke motor listrik 3 phasa. Yang mana motor tersebut telah dibintangkan
terminalnya. Untuk menambah / menghubungkan ke beberapa motor, praktikan
memparalelkan saja motor tersebut.

Ada pun cara kerja overload adalah dengan memanfaatkan pelat bimetal yang akan
memutus jika terjadi arus listrik melampui batas kapasitasnya.Prinsip kerja ini hampir
sama dengan cara kerja pada MCB untuk mengamankan arus lebih yang mengalir pada
instalasi penerangan maupun tenaga. Pada saat terjadi beban lebih pada motor maka arus
akan meningkat dan memutus bimetal. Maka kontak NO dan NC pada overload juga
bekerja. Kontak NC digunakan untuk memutus rangkaian control yang mengendalikan
Magnatic contactor. Dengan terbukanya kendali ke Magnetic contactor yang
mengendalikan rangkaian utama maka motor akan berhenti bekerja. Sedangkan kontak
NO dapat dihubungkan dengan lampu indicator terjadinya beban lebih pada rangkaian.
Sedangkan rangkaian 2 sama dengan rangkaian 1, bedanya hanya ditambah generator
yang shaft nya dihubungkan dengan motor induksi 3 fasa dan ditambah dioda pada
generator.

B. Analisa Data
Pada saat percobaan pertama karakteristik dingin, pengaruh perubahan tenperatur
terhadap kenaikkan besaran arus yang diberikan adalah ketika praktikan menggunakan
TOR dalam keadaan dingin dengan besaran arus yang ditentukan, serta dengan waktu
yang paling lama 10 menit, maka TOR yang digunakan tadi semakin panas sehingga
menyebabkan TOR strip. Dari pengamatan hasil data percobaan yang ada pada jobsheet
besaran arus yang diberikan sangat berpengaruh pada TOR, sebab dari hasil yang
didapatkan, semakin besar arus yang diberikan semakin cepat panasnya TOR sehingga
cepatnya terjadi strip pada TOR yang digunakan.
Pada tabel karakteristik panas, perubahan temperatur suhu sangat berpengaruh
terhadap besaran arus yang digunakan. Karena TOR yang digunakan dalam keadaan
derajat celcius yang berbeda. Dengan besaran arus yang ditentukan pada waktu yang
diberikan paling lama 10 s, maka besaran arus sangat berpengaruh terhadap terjadinya
strip pada TOR. Karena temperature suhu TOR semakin panas dan menyebabkan
cepatnya terjadi strip pada TOR seperti yang terlihat pada tabulasi data. Semakin besar
arus yang diberikan maka semakin cepatlah terjadinya trip pada TOR.
Pada percobaan karakteristik panas maupun dingin, cepat atau lambatnya terjadi trip
pada TOR bukan disebabkan oleh keadaan suhu TOR saja tetapi juga disebabkan oleh
beban lebih, seperti telah dipraktikan semakin banyak motor yang digunakan semakin
cepat panasnya TOR dan menyebabkan cepatnya terjadi trip pada thermal overload relay
Gambar Karakteristik Trip TOR (Karakteristik Panas)

Gambar Karakteristik Trip TOR (Karakteristik Dingin)

C. Analisa Perbandingan
Dalam analisa perbandingan ini kita dapat membandingkan dari tabel hasil pratikum,
waktu trip TOR karakteristik panas lebih cepat dibandingkan TOR karakteristik dingin,
menurut analisa kami hal ini disebabkan pada TOR karakteristik panas karena digunakan
terus menerus untuk mengamankan beban lebih maka kondisi bimetal belum sepenuhnya
lurus sehingga saat teraliri arus beban lebih maka TOR lebih cepat trip.
Pada pengamatan data TOR karakteristik dingin, setelah teraliri arus beban lebih lalu
trip TOR harus menunggu sampai keadaan bimetal benar-benar lurus sehingga apabila
teraliri arus beban lebih, maka butuh waktu lebih lama trip dibanding saat bimetal agak
sedikit melengkung, yaitu pada TOR karakteristik panas.

Perhitungan trip
- Karakteristik Panas
a. Ib = (1,045/1,05)*1,6

= 1,672/1,05

= 1,59 A

= 1,6 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))] 1,39 = T x 1,6 [ (2,4)2 / ((2,4/1,6)2 – 1,1025))]

1,39 = T x 1,6 [ 5,76/(5,76/2,56) – 1,1025))]

1,39 = T x 1,6 [ 5,76/(2,25 – 1,05))]

1,39 = T x 1,6 [ 5,76/(1,2))]

1,39 = 1,6 T [4,8]

1,39 = 7,68 T

T = 1,39/7,68 = 0,180 Menit

a. Ib = (1,045/1,05)*1,91,9855/1,05

= 1,89

= 1,9 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))] 2,41 = T x 1,9 [ (2,6)2 / ((2,6/1,9)2 – 1,1025))]

2,41 = T x 1,9 [ 6,76/(6,76/3,61) – 1,1025))]

2,41 = T x 1,9 [ 6,76/(2,25 – 1,05))]

2,41 = T x 1,9 [ 6,76/(0,77))]

2,41 = 1,9 T [8,78] = 16,68 T

T = 2,41/16,68 = 0,14 Menit


b. Ib = (1,045/1,05)*2,2

= 2,299/1,05

= 2,189 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))]

360 = T x 2,2 [ (6,76)2 / ((2,6/2,189)2 – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(6,76/4,791) – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(6,76 – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(0,3075))]

360 = 2,2 T [21,983]

360 = 48,364 T

T = 360/48,364 = 7,443 Menit

c. Ib = (1,045/1,05)*2,51,045/1,05

= 1 x 2,5 A

= 2,5 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))]

420 = T x 2,5 [ (2,4)2 / ((2,4/2,5)2 – 1,1025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(5,76/6,25) – 1,1025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(0,929 – 11,025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(-0,1735))]

420 = 2,5 T [-33,19]

2,41 = -82,99 T

T = 2,41/-82,99 = - 5,06 Menit


Perhitungan Ieɵ/Ib

 Ieɵ/Ib = 2,4/1,6 = 1,5

 Ieɵ/Ib = 2,6/2,2 = 1,181

 Ieɵ/Ib = 2,6/1,9 = 1,368

 Ieɵ/Ib = 2,4/2,5 = 0,96

- Karakteristik Dingin

a. Ib = (1,045/1,05)*1,6

= 1,672/1,05

= 1,59 A

= 1,6 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))] 3,39 = T x 1,6 [ (2,4)2 / ((2,4/1,6)2 –

1,1025))]

3,39 = T x 1,6 [ 5,76/(5,76/2,56) – 1,1025))]

3,39 = T x 1,6 [ 5,76/(2,25 – 1,05))]

3,39 = T x 1,6 [ 5,76/(1,2))]

3,39 = 1,6 T [4,8]

3,39 = 7,68 T

T = 3,39/7,68 = 0,441 Menit

b. Ib = (1,045/1,05)*1,9

= 1,9855/1,05

= 1,89 A = 1,9 A
Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))] 4,61 = T x 1,9 [ (2,6) 2 / ((2,6/1,9)2 –

1,1025))]

4,61 = T x 1,9 [ 6,76/(6,76/3,61) – 1,1025))]

4,61 = T x 1,9 [ 6,76/(2,25 – 1,05))]

4,61 = T x 1,9 [ 6,76/(0,77))]

4,61 = 1,9 T [8,78] = 16,68 T

T = 4,61/16,68 = 0,276 Menit

c. Ib = (1,045/1,05)*2,2

= 2,299/1,05

= 2,189 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))]

360 = T x 2,2 [ (6,76)2 / ((2,6/2,189)2 – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(6,76/4,791) – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(6,76 – 1,1025))]

360 = T x 2,2 [ 6,76/(0,3075))]

360 = 2,2 T [21,983]

360 = 48,364 T

T = 360/48,364 = 7,443 Menit

d. Ib = (1,045/1,05)*2,5

= 1,045/1,05

= 1 x 2,5 A

= 2,5 A

Trip = T x In [ (Ieɵ)2 / ((Ieɵ/Ib)2 – Es))]

420 = T x 2,5 [ (2,4)2 / ((2,4/2,5)2 – 1,1025))]


420 = T x 2,5 [ 5,76/(5,76/6,25) – 1,1025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(0,929 – 11,025))]

420 = T x 2,5 [ 5,76/(-0,1735))]

420 = 2,5 T [-33,19]

2,41= -82,99 T

T = 2,41/-82,99 = - 5,06 Menit

Perhitungan Ieɵ/Ib

 Ieɵ/Ib = 2,4/1,6 = 1,5

 Ieɵ/Ib = 2,6/2,2 = 1,181

 Ieɵ/Ib = 2,6/1,9 = 1,368

 Ieɵ/Ib = 2,4/2,5 = 0,96

Anda mungkin juga menyukai