Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH II METODE STUDI ISLAM

“SEJARAH PERKEMBANGAN AGAMA DAN FUNGSI


AGAMA BAGI KEHIDUPAN”

OLEH :

NAMA : CAHYANI
NIM : 190104052
SEMESTER/KELAS : IV/C

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATAR/AM
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah serta karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tanpa suatu halangan yang amat berarti hingga akhirnya saya dapat
menyalesaikan makalah ini dengan baik.
Sholawat beserta salam tak lupa pula saya haturkan kepada junjungan alam Nabi
besar kita, yakni Nabi Muhammad SAW. yang telah menyampaikan petunjuk Allah
SWT. untuk kita semua, sehingga kita dapat merasakan indahnya iman dan islam.
Saya juga ingin mengucapkan kepada semua yang telah membantu saya dalam
penyusunan makalah ini. Tidak lupa pula saya ingin mengucapkan terimakasih kepada
Dosen Pengampu mata kuliah Metode Studi Islam yang telah memberikan kesempatan
kepada saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Demikian yang dapat saya sampaikan, apabila ada kata di dalam makalah ini
yang kurang berkenan saya minta maaf sebesar-besarnya. Semoga makalah ini dapat
membantu saya dalam proses belajar.

Mataram, 10 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Hal
COVER .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. iii
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………... 1
C. Tujuan .............................................................................................. 1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................... 2
A. Pengertian dan Sejaran Agama Secara Umum ............................... 2
B. Peranan dan Fungsi Agama Bagi Kehidupan ................................. 3
C. Fungsi Agama Bagi Manusia ......................................................... 4
D. Fungsi Integratif Agama ................................................................. 5
E. Hikmah Agama dan Sikap Hidup Beragama Kepada Sesama Manusia 6

BAB III. PENUTUP ...................................................................................... 8


A. Kesimpulan ...................................................................................... 8
B. Saran . …………………………………………………………….. 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manusia memiliki kebebasan beragama. Agama islam sebagai agama yang
paling baik tidak pernah membeda- bedakan golongan. Hal ini berlaku selama
manusia itu mempergunakan akal pikiran dan semua karunia Allah SWT
dalam hal-hal yang diridhoi-Nya. Agama islam sangat mentoleransi kepada
agama-agam lain. Manusia sebagai makhluk yang berakal dituntun untuk
memiliki akhlak yang baik. Agama sebagai bentuk keyakinan manusia
terhadap sesuatu yang bersifat supernatural ternyata seakan menyertai manusia
dalam ruang lingkupo kehidupan yang luas. Agama memiliki nilai-nilai bagi
kehidupan manusia sebagai orang per orang maupun dalam hubungannya
dengan kehidupan bermasyarakat. Selain itu agma juga memberi dampak bagi
kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan masalah
1 Bagaimana peran dan fungsi agama menurut islam?
2 Bagaimana sikap dan hikmah beragama?
3 Bagaiman cara islam mentoleransi terhadap agama lain?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui peranan agama dan fungsinya bagi kehidupan
2. Untuk mengetahui sikap dan hikmah beragama.
3. Untuk mengetahui cara islam mentoleransi terhadap agama lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah Agama Secara Umum
Merumuskan pengertian agama bukan suatu perkara mudah, dan
ketidak sanggupan manusia untuk mendefinisikan agama karena disebabkan
oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan kepentingan mutlak dan tidak
dapat ditawar-tawar lagi, karena itu tidak mengherankan jika secara
internal muncul pendapat-pendapat yang secara apriori menyatakan bahwa
agama tertentu saja sebagai satu-satunya agama samawi, meskipun dalam
waktu yang bersamaan menyatakan bahwa agama samawi itu meliputi Islam,
Kristen dan Yahudi.
Sumber terjadinya agama terdapat dua katagori, pada umumnya agama
Samawi dari langit, agama yang diperoleh melalui Wahyu Illahi antara lain
Islam, Kristen dan Yahudi.—-dan agama Wad’i atau agama bumi yang juga
sering disebut sebagai agama budaya yang diperoleh berdasarkan kekuatan
pikiran atau akal budi manusia antara lain Hindu, Buddha, Tao, Khonghucu
dan berbagai aliran keagamaan lain atau kepercayaan.
Dalam prakteknya, sulit memisahkan antara wahyu Illahi dengan
budaya, karena pandangan-pandangan, ajaran-ajaran, seruan-seruan pemuka
agama meskipun diluar Kitab Sucinya, tetapi oleh pengikut-pengikutnya
dianggap sebagai Perintah Illahi, sedangkan pemuka-pemuka agama itu
sendiri merupakan bagian dari budaya dan tidak dapat melepaskan diri dari
budaya dalam masa kehidupannya, manusia selalu dalam jalinan lingkup
budaya karena manusia berpikir dan berperilaku.
Beberapa acuan yang berkaitan dengan kata “Agama” pada umumnya;
berdasarkan Sansekerta yang menunjukkan adanya keyakinan manusia
berdasarkan Wahyu Illahi dari kata A-GAM-A, awalan A berarti “tidak” dan
GAM berarti “pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan
yang kekal, dengan demikian “agama: berarti pedoman hidup yang kekal”
Berdasarkan kitab, SUNARIGAMA yang memunculkan dua istilah;
AGAMA dan UGAMA, agama berasal dari kata A-GA-MA, huruf A berarti
“awang-awang, kosong atau hampa”, GA berarti “genah atau tempat” dan MA
berarti “matahari, terang atau bersinar”, sehingga agama dimaknai sebagai
ajaran untuk menguak rahasia misteri Tuhan, sedangkan istilah UGAMA
mengandung makna, U atau UDDAHA yang berarti “tirta atau air suci” dan
kata GA atau Gni berarti “api”, sedangkan MA atau Maruta berarti “angin atau
udara” sehingga dalam hal ini agama berarti sebagai upacara yang harus
dilaksanakan dengan sarana air, api, kidung kemenyan atau mantra.
Berdasarkan kitab SADARIGAMA dari bahasa sansekerta IGAMA
yang mengandung arti I atau Iswara, GA berarti Jasmani atau tubuh dan MA
berarti Amartha berarti “hidup”, sehingga agama berarti Ilmu guna memahami
tentang hakikat hidup dan keberadaan Tuhan.
B. Peranan dan Fungsi Agama Bagi Kehidupan
Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam
kehidupan manusia, antara lain adalah :
a. Karena agama merupakan sumber moral
b. Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
c. Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
d. Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala
suka, maupun di kala duka.
Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak
berdaya, serta tidak mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q.
S. al-Nahl (16) : 78
“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-
apa. Dia menjadikan untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi
sedikit di antara mereka yang mensyukurinya”.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi
oleh berbagai macam godaan dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar
dirinya. Godaan dan rayuan dari dalam diri manusia dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan
kebaikan, yang menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin
disebut dengan malak Al-hidayah yaitu kekuatan-kekuatan yang berusaha
menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.
b. Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada
kejahatan,yang menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah,
yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada
kejahatan. Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu
membimbing manusia kejalan yang baik dan menghindarkan manusia dari
kejahatan atau kemungkaran.

C. Fungsi Agama Bagi Manusia


Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah
disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk
menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama
mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:
1. Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana
ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu
keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi
pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan
sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan
kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia
harus menaati Allah SWT
2. Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan
soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan
kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan untuk menjawabnya adalah
perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
3. Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok
manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan
sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan
nilai yang sama.
4. Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan.
Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang
wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan
fungsi kawanan sosial
D. Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti
peran agama dalam menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-
anggota beberapa masyarakat maupun dalam kewajiban-kewajiban sosial yang
membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan nilai-nilai yang mendasari
sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok-kelompok
keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang
mempersatukan, mengikat, dan memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat
yang sama agama juga dapat memainkan peranan sebagai kekuatan yang
mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan eksistensi suatu
masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam
mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan
menyalahkan eksistensi pemeluk agama lain.
Tujuan Agama
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-budipekerti
dengan adab yang sempurna baik dengan tuhan-nya maupun lingkungan
masyarakat.semua agama sudah sangat sempurna dikarnakan dapat menuntun
umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta dibenarkan. keburukan cara ber-
sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan ketidakpahaman tujuan
daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu dengan yang
lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama
Beberapa tujuan agama yaitu :
a. Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa
(tahuit).
b. Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan baik,
sehingga dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan
akhirat.
c. Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.
d. Menyempurnakan akhlak manusia.

E. Hikmah Agama dan Sikap Hidup Beragama Kepada Sesama Manusia

Hidup beragama tampak pada sika dan cara perwujudan sikap hidup
beragama seorang yang menerima sesama yang beragama apapun sebagai sesama
hamba Allah. Karena keyakinan seorang bahwa Allah yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang mengasihi setiap manusia dan seluruh umat manusia tanpa
diskriminasi berdasarkan kemaha-adilan Tuhan, maka dia pun wajib dan tak
punya pilihan lain, selain mengasihi sesamanya tanpa diskriminasi berdasarkan
agama, budaya, etnik, profesi, atau kepentingan tertentu yang berbeda.
Perbedaan ciptaan Allah ditengah alam semesta adalah suatu keniscayaan
yang patut diterima sebagai anugerah yang harus disyukuri. Hal demikian harus
menjadi lebih nyata pada hidup beragama di tengah pluralitas agama sebagai
keniscayaan yang diterima dan disyukuri sebagai anugerah Allah.
Seorang yang tulus dalam beragama akan menghormati, menghargai dan
bahkan mengasihi atau merahmati sesamanya karena sesamanya adalah manusia
yang dikasihi Allah. Seorang yang tulus beragama mengasihi sesamanya hanya
dengan berpamrih pada Tuhan sebagai sumber segala kasih dan rahmat. Kasih
atau cinta kepada sesama manusia harus dapat menembus atribut-atribut yang
mengemasnya. Atribut-atribut perbedaan yang melekat pada diri seorang tak
harus menjadi perisai yang menangkis atau menangkal kasih atau rahmat yang
diberikan oleh orang lain kepadanya. Secara hakiki, manusia adalah manusia
ciptaan Allah sehingga saling berbeda tidak mengharuskan seorang untuk berlaku
tak adil dengan membeda-bedakan seorang dengan dirinya sendiri atau
dengan orang lain atau dengan memperlakukan sesama secara diskriminasi
karena berbeda agama, suku, atau status dan lain sebagainya.
Membedakan diri sendiri dengan orang lain adalah perbuatan akal sehat,
tetapi membeda-bedakan atau melakukan diskriminasi terhadap orang lain justru
bertentangan dengan akal sehat dan nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi oleh
umat beragama dari setiap agama yang saling berbeda. Karena itu, membeda-
bedakan manusia berdasarkan perbedaan agama sesungguhnya bertentangan
dengan ajaran agama. Sebagai bangsa yang beragama, sepatutnya kita menjadi
contoh terbaik bagi umat manusia sedunia dengan cara hidup yang saling
mengasihi dan saling merahmati dengan menerima perbedaan agama sebagai
rahmat Allah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran dan fungsi agama bagi manusia sangatlah berpengaruh
terhadap kehidupannya,karena agama adalah suatu pedoman hidup
seseorang untuk mencapai kebahagiaan dunia maupun akhiratnya.
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-
budipekerti dengan adab yang sempurna baik dengan tuhan-nya maupun
lingkungan masyarakat.semua agama sudah sangat sempurna dikarnakan
dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta
dibenarkan. keburukan cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama
dikarnakan ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta
membandingkan agama satu dengan yang lain adalah cerminan kebodohan
si pemeluk agama.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan pembaca dapat
mengetahui dan memahami Agama serta dapat memberikan kritik dan
saran nya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://dyanperawat.blogspot.com/2012/01/hikmah-agama-dan-sikap-hidup-
beragama.html
http://ruangpelangi.wordpress.com/toleransi-beragama/
http://abdain.wordpress.com/2010/04/11/fungsi-agama-bagi-kehidupan/

Anda mungkin juga menyukai