Misdalifah 19.20.3019
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Penyakit Menular
Seksual” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam kita
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini penulis buat untuk
melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II.
Kami memohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
A. Penyakit HIV/AIDS...............................................................................................5
B. Penyakit Sifilis.....................................................................................................17
C. Penyakit Gonore...................................................................................................21
BAB III............................................................................................................................26
PENUTUP.......................................................................................................................26
A. Kesimpulan..........................................................................................................26
B. Saran....................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang penularannya
terutama melalui hubungan seksual (Daili, 2007; Djuanda, 2007). Sejak tahun
1998, istilah STD mulai berubah menjadi STI (Sexually Transmitted Infection),
(2009), terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba (bakteri, virus, dan parasit) yang
dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan
yang paling sering dari semua infeksi (Holmes, 2005; Kasper, 2005).
penyebab pertama penyakit yang tidak menyenangkan pada dewasa muda laki-
laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di negara
berkembang. Dewasa dan remaja (15- 24 tahun) merupakan 25% dari semua
populasi yang aktif secara seksual, tetapi memberikan kontribusi hampir 50% dari
semua kasus IMS baru yang didapat. Kasus- kasus IMS yang terdeteksi hanya
menggambarkan 50%- 80% dari semua kasus IMS yang ada di Amerika. Ini
1
Diperkirakan lebih dari 340 juta kasus baru dari IMS yang dapat
setiap tahunnya pada laki- laki dan perempuan usia 15- 49 tahun. Secara
epidemiologi penyakit ini tersebar di seluruh dunia, angka kejadian paling tinggi
tercatat di Asia Selatan dan Asia Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika
Latin, dan Karibean. Jutaan IMS oleh virus juga terjadi setiap tahunnya,
diantaranya ialah HIV, virus herpes, human papilloma virus, dan virus hepatitis B
(WHO, 2007). Di Amerika, jumlah wanita yang menderita infeksi klamidial 3 kali
lebih tinggi dari laki- laki. Dari seluruh wanita yang menderita infeksi klamidial,
golongan umur yang memberikan kontribusi yang besar ialah umur 15-24 tahun
infeksi menular seksual ini. Beberapa laporan yang ada dari beberapa lokasi
antara tahun 1999 sampai 2001 menunjukkan prevalensi infeksi gonore dan
klamidia yang tinggi antara 20%-35% (Jazan, 2003). Selain klamidia, sifilis
maupun gonore , infeksi HIV/AIDS saat ini juga menjadi perhatian karena
yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah
orang dengan HIV di Indonesia pada akhir tahun 2003 mencapai 90.000 –
130.000 orang. Sampai dengan Desember 2008, pengidap HIV positif yang
2
sebanyak 16.110 kasus atau terdapat tambahan 4.969 kasus baru selama tahun
2008. Kematian karena AIDS hingga tahun 2008 sebanyak 3.362 kematian
penduduk yang tercatat, ada sedikitnya 2947 yang menderita infeksi menular
tersering, terutama pada wanita. Antara 10% dan 40% dari wanita yang menderita
Dari data dan fakta di atas, jelas bahwa infeksi menular seksual telah
menular seksual. Wanita dalam hal ini sering menjadi korban dari infeksi menular
yang diakukan oleh pemerintah dan badan-badan kesehatan lainnya. Tidak adanya
mata pelajaran yang secara khusus mengajarkan dan memberikan informasi bagi
murid sekolah menengah atas, terutama siswi, juga menjadi salah satu penyebab
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi penyakit HIV/AIDS, Sifilis dan Gonore?
3
4. Bagaimana mekanisme HIV/AIDS, Sifilis, dan Gonore?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
seksual.
2. Tujuan Khusus
Gonore.
Gonore.
Gonore.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyakit HIV/AIDS
1. Definisi HIV/AIDS
AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang
yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di
manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4
kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang terinfeksi HIV) nilai
CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus
retroviridae. Virus ini secara material genetik adalah virus RNA yang
lambat. Virus ini terdiri dari 2 grup, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Masing-
5
masing grup mempunyai lagi berbagai subtipe, dan masing-masing subtipe
HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup
dalam sel atau media hidup. Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh
AIDS ini ditandai dengan adanya berbagai infeksi baik akibat virus,
bakteri, parasit maupun jamur. Keadaan infeksi ini yang dikenal dengan
2. Distribusi Frekuensi
Penyakit ini sudah lama ada hanya saja belum disadari oleh para
6
(GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan
kaum gay/homoseksual.
Sejak saat itulah survailans AIDS dimulai. Dan juga ditemukan penyebab
suatu tes untuk mengetahui terinfeksi virus itu atau tidaknya seseorang.
disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis
7
Data Kementerian Kesehatan akhir 2009 menyebutkan penderita
Berdasarkan jenis kelamin 14720 kasus atau 73,7 persen diderita pria dan
berada di DKI Jakarta dari Propinsi DKI Jakarta (7766), disusul Jawa
Timur (4553), Jawa Barat (3077), Sumatera Utara (2783), dan Kalimantan
Barat (1914).
Pada tahun 2014 diproyeksikan jumlah infeksi baru HIV usia 15-
49 tahun sebesar 79.200 dan proyeksi untuk ODHA usia 15-49 tahun
3. Etiologi
lentivirinae. Ciri khas morfologi yang unik dari HIV adalah adanya
8
pol, env. Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang
penting dalam patogenesis penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu
protein Tat, berfungsi dalam transaktivasi dimana produk gen virus terlibat
HIV sangat efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein
Tahap pre patogenesis tidak terjadi pada penyakit HIV AIDS. Hal ini
b. Tahap Patogenesis
Pada fase ini virus akan menghancurkan sebagian besar atau keseluruhan
AIDS. Gejala klinis pada orang dewasa ialah jika ditemukan dua dari
tiga gejala utama dan satu dari lima gejala minor. Gejala utamanya
9
10% dalam kurun waktu tiga bulan, dan diare kronis selama lebih dari
c. Tahap Inkubasi
sakit. Selama masa inkubasi ini penderita disebut penderita HIV. Pada
fase ini terdapat masa dimana virus HIV tidak dapat tedeteksi dengan
menularkan virus HIV kepada orang lain dengan berbagai cara sesuai
pola transmisi virus HIV. Mengingat masa inkubasi yang relatif lama,
10
dan penderita HIV tidak menunjukkan gejala-gejala sakit, maka sangat
tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi
membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam
hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara
Pada tahap ini penderita sudah tidak bias melakukan aktivitas apa-apa.
Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk serta nyeri
dan kaki, reflek tendon yang kurang selalu mengalami tensi darah rendah
simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit
kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah
11
mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (folliculities), kulit kering
berbercak-bercak.
Fase ini merupakan fase terakhir dari perjalanan penyakit AIDS pada
meninggal dunia.
seksual, kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama
masa kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu). (Zein,
2006).
a. Seksual
penetrasi vaginal, anal (anus), oral (mulut) antara dua individu. Resiko
tertinggi adalah penetrasi vaginal atau anal yang tak terlindung dari
12
b. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan
virus HIV.
c. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau
jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa
6. Manifestasi Klinis
sampai penyakit berat yang dinamakan AIDS. AIDS pada anak terutama
terjadi pada umur muda karena sebagian besar (>80%) AIDS pada anak
akibat transmisi vertikal dari ibu ke anak. Lima puluh persen kasus AIDS
anak berumur < l tahun dan 82% berumur <3 tahun. Meskipun demikian ada
juga bayi yang terinfeksi HIV secara vertikal belum memperlihatkan gejala
13
Gejala klinis yang terlihat adalah akibat adanya infeksi oleh
HIV adalah adanya infeksi oportunistik, yaitu infeksi dengan kuman, parasit,
jamur, atau protozoa yang lazimnya tidak memberikan penyakit pada anak
maka anak akan menjadi sakit bila terpajan pada organisme tersebut, yang
biasanya lebih lama, lebih berat serta sering berulang. Penyakit tersebut
antara lain kandidiasis mulut yang dapat menyebar ke esofagus, radang paru
penyakitnya akan berjalan berat dengan kelainan luas pada paru dan otak.
14
Sebagian besar penularan HIV terjadi melalui hubungan seksual.
Oleh karena itu, membiasakan diri dengan perilaku seks yang sehat
yang haru. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penularan HIV melalui
jarum suntik. Selain itu, penggunaan sarung tangan lateks setiap kontak
kalangan pengguna narkoba suntik tiga sampai lima kali lebih cepat
15
ahli kesehatan sebaiknya melakukan tes HIV untuk memastikan bahwa
mempunyai arti yang sangat strategis karena besarnya populasi remaja di jalur
sekolah dan secara politis kelompok ini adalah aset dan penerus bangsa. Salah
satu kelompok sasaran remaja yang paling mudah dijangkau adalah remaja di
remaja berusaha untuk melarikan diri dari kenyataan hidup dan ingin diterima
dalam lingkungan atau kelompok tertentu. Oleh karena itu diperlukan peningkatan
dan pendidikan seks. Akibatnya jalur informasi yang benar dan mendidik sulit
aman yaitu dengan melakukan hubungan seks tanpa melakukan penetrasi penis ke
16
B. Penyakit Sifilis
1. Definisi Penyakit Sifilis
organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, saraf dan dapat ditularkan
kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering disebut sebagai “Lues
Raja Singa”.
2. Distrinusi Frekuensi
sifilis mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun. Sementar di Cina, laporan
menunjukkan jumlah kasus yang diaporkan naik dari 0,2 per 10.000 jiwa
pada tahun 1993 menjadi 5,7 kasus per 100.000 jiwa pada tahun 2005. di
Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan
angka sebenarnya diperkirakan lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus
17
bertambahnya penderita PMS. Baik menimpa secara langsung maupun
tidak langsung.
3. Etiologi
seperti spiral dengan panjang antara 5- 20 mikron dan lebar 0,1- 0,2
seperti spiral yang bisa melakukan gerakan seperti rotasi. Organisme ini
Treponema Pallidum akan mati dalam waktu tiga hari tetapi dapat
4. Gejala
Gejala lainnya adalah merasa tidak enak badan (malaise), kehilangan nafsu
makan, mual, lelah, demam dan anemia. Sedangkan pada fase laten
dimana tidak nampak gejala sama sekali. Fase ini bisa berlangsung
penderita. Pada awal fase laten kadang luka yang infeksius kembali
muncul. Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan berlainan; sebelum
18
5. Mekanisme Penyakit (RAP)
a. Tahap1
9-90 hari setelah terinfeksi. Timbul: luka kecil, bundar dan tidak sakit
dalam dan sekitar genetalia, anus bahkan mulut. Pada kasus yang tidak
b. Tahap 2
1-2 bulan kemudian, muncul gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada
bagian dalam mulut, nyeri otot, demam, lesu, rambut rontok dan
c. Tahap 3
Dikenal sebagai tahap akhir sifilis. Pada fase ini chancre telah
akan muncul gejala: kebutaan, tuli, borok pada kulit, penyakit jantung,
melalui ibu ke anak dalam uterus). Luka terjadi terutama pada alat kelamin
eksternal, vagina, anus, atau di dubur. Luka juga dapat terjadi di bibir dan
19
dalam mulut, Wanita hamil dengan penyakit ini dapat terbawa ke bayi.
genital (seks oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu
terinfeksi disertai dengan lesi infeksi sehingga bakteri bisa masuk ke tubuh
memasuki vagina melalui sepalut lendir dalam vagina, anus atau mulut
melalui lubang kecil. Sifilis sangan infeksius pada tahap 1 dan 2. selain
menggunakan kondom.
tidak tertular penyakit sifilis. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain :
20
C. Penyakit Gonore
1. Definisi Penyakit Gonore
melalui ciuman atau kontak badan yang dekat. Kuman patogen tertentu
yang mudah menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat
2. Distribusi Frekuensi
berkisar pada usia 15-35 tahun. Di antara populasi wanita pada tahun 2000,
insidens tertinggi terjadi pada usia 15 -19 tahun (715,6 per 100.000)
sebaliknya pada laki-laki insidens rata-rata tertinggi terjadi pada usia 20-24
487/100.000 orang yang menderita pada tahun 1970. Pada tahun 1987
21
31/100.000 orang yang menderita. Di Amerika Serikat, insiden dari kasus
3. Etiologi
4. Gejala
Gejala dari penyakit ini tebagi atas dua yaitu gejala yang terdapat pada laki –
- Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah
terinfeksi.
22
wanita, gejala awal bisa timbul dalam waktu 7-21 hari setelah
terinfeksi.
demam.
- Nanah yang keluar bisa berasal dari leher rahim, uretra atau
rektumnya.
23
- Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan
- Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata maka bisa terjadi infeksi
- Bayi baru lahir bisa terinfeksi oleh gonore dari ibunya selama
- Pada dewasa, bisa terjadi gejala yang sama, tetapi seringkali hanya
orang yang terinfeksi saat melakukan hubungan seksual melalui vagina, oral,
anus. Sedangkan kontak non seksual terjafi pada ibu hamil yang terkena
leher rahim, rektum (jalur usus besar ke anus) dan tenggorokkan atau bagian
bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore
24
bisa naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
6. Manifestasi Klinis
menghindari gaya hidup aseks bebas dan selalu setia kepada pasangan.
Dengan melakukan seks bebas, kita bisa dengan mudah tertutar penyakit
gonore ini. Oleh karena itu , untuk memutus rantai penyakit gonore ini, kita
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan :
AIDS.
pallidum.
menghindari gaya hidup seks bebas dan selalu setia kepada pasangan.
B. Saran
1. Bagi instansi terkait
26
penyuluhan tentang penyakit menular seksual sehingga masyarakat
bebas.
2. Bagi masyarakat
27
DAFTAR PUSTAKA
Djuanda adhi, dkk. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV. Jakarta: 2005
28