Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH BETON BERTULANG

Disusun oleh:

Nama : Lusiana Pratana


NIM : 1211820011

Dosen:
Prof. Ir. Krishna Mochtar, MSCE, PhD, IPU

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG – TANGERANG SELATAN


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton adalah salah satu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau
agregat agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan menggunakan bahan perekat berupa
semen dan air yang akan membentuk suatu massa mirip batuan. Seperti subtansi-subtansi
batuan lainya, beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan kuat Tarik yang sangat rendah.
Beton bertulang merupakan suatu kombinasi antara beton dan baja, dimana tulangan baja
berfungsi menyediakan kuat Tarik yang tidak dimiliki oleh beton itu sendiri.

Dalam struktur beton bertulang khususnya pada area kolom akan terjadi momen gaya
lentur dan juga gaya aksial yang bekerja secara Bersama-sama momen momen ini
diakibatkan oleh adanya beban eksentris atau adanya gravitasi yang dapat menimbulkan
beban lateral seperti angin dan gempa atau bisa juga diakibatkan oleh beban lantai yang tidak
seimbang. Oleh karena itu, setiap penampang komponen pada struktur seperti balok dan
kolom harus direncanakan kuat terhadap setiap gaya internal yang akan terjadi, baik momen
lentur, gaya aksial, gaya geser maupun torsi yang timbul sebagai respon struktur tersebut
terhadap pengaruh luar.

1.2 Rumusan Masalah

Pembahasan Beton pada paper kali ini dibati oleh aspek aspek dibawh ini:

• Definisi dari struktur beton bertulang


• Perkembangan beton bertulang
• Kelebihan dan kelemahan beton bertulang sebagai suatu bagian dalam struktur
bangunan
• Sifat-sifat beton bertulang

1.3 Tujuan
Tujuan ditulisnya makalah ini adalah diharapkanya para mahasiswa agar mampu
memahami dan menjelaskan Definisi Struktur Beton Bertulang, Kelebihan dan juga
Kelemahan dari Struktur Beton Bertulang itu sendiri, Sifat-sifat Beton Bertulang, Kolom,
Pengantar gempa serta Balok
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Struktur Beton Bertulang

Beton bertulang adalah suatu bahan material yang terbuat dari beton dan baja
tulangan. Kombinasi dari kedua material tersebut menghasilkan bahan bangunan yang
mempunyai sifat-sifat yang baik dari masing-masing bahan bangunan tersebut. Beton
mempunyai sifat yang cukup baik karena mempunyai kapasitas tekan yang tinggi. Akan
tetapi, beton juga memiliki kekurangan yaitu lemah jika bebanya merupakan beban tarik.

Sedangkan tulangan tulangan baja


mempunyai ketahanan yang cukup tinggi
terhadap beban tarik, namun mempunyai
ketahanan yang rendah terhadap beban tekan
karena bentuknya yang tipis atau langsing
sehingga akan mudah mengalami tekuk. Namun,
dengan menempatkan tulangan baja dibagian
beton yang mengalami tegangan tarik akan
meminimalisir kekurangan dari beton terhadap
beban tarik. Demikian juga bila tulangan baja
diletakan di bagian beton yang mengalami tekan, beton disekeliling tulangan
bersama-sama tulangan sengkan akan mencegah tulangan mengalami tekuk.

2.2 Perkembangan Beton Bertulang

Beton pertama kali digunakan pada tahun


1850 oleh seorang warga perancis yang bernama
Joseph Monier dan Joseph Lambot. Pada saat itu,
mereka sedang membuat perahu dan beton diberi
tulang yang berasal dari kawan besi yang disusun
secara pararel. Karena itulah kedua orang tersebut
dinyatakan sebagai p enemu konsep beton bertulang.
Tahun 1867 Joseph Monier berhasil memperoleh
hak paten dari hasil karya yang diciptakannya.
Hasil karya tersebut berupa kolam penyimpan air
yang dibuat dari bahan beton dan diberi tulang
konstruksi dari anyaman tulang besi. Pe nggunaan
konsep ini sendiri ternyata mampu menghasilkan
konstruksi yang lebih ringan tapi bagian betonnya
tetap memiliki kekuatan yang maksimal.
Sejak saat itulah, Joseph Monier semakin sering memperoleh hak paten
dari penggunaan konstruksi beton bertulang pada bangunan yang lebih besar
seperti bendungan, jembatan dan lain sebagainya. Selanjutnya, seorang warga
inggris yang bernama William E. Ward di tahun 1875 berhasil menciptakan
bangunan dengan menggunakan konstruksi tulang beton pertama di Amerika
Serikat. Hanya saja, dia mengatakan bila ide pembuatan bertulang ini asalya dari
para tenaga kasar atau buruh di Inggris. Dua tahun berikutnya yaitu
1877, Thaddeus Hyat dari Amerika berhasil membuat analisa mengenai
ketahanan beton pada panas api. Di sisi lain
E.L Ransome yang berasal dari San
Fransisco di tahun 1870 berhasil
menemukan beton bertulang yang berbentuk
ulir. Penemuan ini selanjutnya mend apatkan
hak paten pada tahun 1884 atas namanya
sendiri.
Pada dasarnya beton bertulang
memiliki ciri utama pada penampang yang
melinting dan menggunakan bentuk bujur
sangkar serta diputar atau diulir dalam satu
putaran. Ukuran panjang yang umumnya digunakan adalah kurang dari 12 kali
diameter tulang. Dengan begitu ikatan yang ada antara tulang dan beton jadi
semakin kuat. Dari sini selanjutnya konsep penggunaan dan pengembangan dari
teknologi beton bertulang terus berubah sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan berbagai inovasi baru yang dilakukan oleh para ahli konstruksi.
Saat ini sistem perhitungan dan prinsip yang digunakan dalam menghitung
beban beton bertulang ada dua yaitu W.S.D dan U.S.D. Untuk perhitungan
W.S.D menggunakan elastisitas yang merupa kan perbandingan modulus
elastisitas baja dan beton. Sedangkan U.S.D adalah cara perhitungan yang
didasarkan pada kekuatan dan daya tahan paling tinggi dari bahan beton
bertulang melawan tingkat kelenturan tulang.

2.3 Kelebihan dan Kelemahan Beton Bertulang

Pada pekerjaan konstruksi, beton bertulang berfungsi sebagai penahan beban yang
bekerja karena sifatnya yang tahan terhadap getaran, tidak termakan karat, serta tahan
terhadap gempa. Artikel ini adalah informasi dasar seputar kelebihan dan kekurangan struktur
beton bertulang. Kelebihan lain dari beton bertulang adalah hampir tidak memerlukan
pemeliharaan serta bisa dibentuk sesuai kebutuhan konstruksi yang berbeda-beda.
Dibandingkan dengan baja, penggunaan beton bertulang pada tanah dasar yang kurang baik
tidak akan menemui kesukaran.

Kelebihan Beton Bertulang:

• Kuat tekan beton bertulang relatif lebih tinggi dari bahan lain konstruksi lain.
• Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air. Tidak berkarat karena air dan
pada kasus kebakaran dengan intensitas rata-rata, struktur dengan ketebalan penutup
beton tertentu hanya mengalami kerusakan pada permukaannya saja.
• Struktur beton bertulang sangat kokoh.
• Biaya pemeliharaan beton bertulang hampir sangat rendah
• Durabilitas yang tinggi. Beton bertulang lebih awet dan tahan lama dibandingkan
dengan bahan lain. Normalnya sebuah struktur beton bertulang dapat digunakan
sampai jangka waktu yang sangat lama dengan tidak kehilangan kemampuan
menahan bebannya. Hal tersebut karena hukum kimia proses pemadatan semen yang
semakin lama akan semakin membatu.
• Untuk bahan pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan
semacamnya, beton bertulanglah pilihan paling hemat biaya.
• Beton bertulang bisa dibuat dalam banyak bentuk untuk beragam fungsi dan
kegunaan, seperti bentuk pelat, balok. dari bentuk sederhana seperti kolom hingga
berbentuk atap kubah yang rumit.
• Material beton bertulang bisa dibuat dari bahan-bahan lokal yang murah seperti pasir,
kerikil, dan air dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan tulangan baja.
• Dibanding struktur baja, pembuatan dan instalasi konstruksi beton bertulang lebih
mudah dan cukup dengan tenaga berkeahlian rendah.

Kelemahan Beton Bertulang:

• Kuat tarik yang sangat rendah karenanya diperlukan penggunaan tulangan tarik.
• Waktu pengerjaan beton bertulang lebih lama.
• Kualitas beton bertulang variatif bergantung pada kualifikasi para pembuatnya
• Dibutuhkan bekisting penahan pada saat pengecoran beton agar tetap di tempatnya
sampai beton tersebut mengeras. Berat beton sendiri sangat besar (2,4 t/m3), sehingga
konstruksi harus memiliki penampang yang besar.
• Diperlukannya penopang sementara untuk menjaga agar bekisting tetap berada pada
tempatnya sampai beton mengeras dan cukup kuat untuk menahan beratnya sendiri.
• Biaya bekisting reltif mahal hingga sepertiga atau dua pertiga dari total biaya sebuah
struktur beton.
• Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton bertulang
menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-struktur bentang-panjang
dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat mempengaruhi momen lentur.
• Bervariasinya sifat-sifat beton dan proporsi-campuran serta pengadukannya.
• Proses penuangan dan perawatan beton tidak bisa kontrol dengan ketepatan maksimal,
berbeda dengan proses produksi material struktur lain.

2.4 Sifat-sifat Beton Bertulang.

Untuk melihat bagaimana sifat dari beton bertulang yang dapat menimbulkan keretakan
kita harus melihat proses dari awal pembuatan beton bertulang tersebut. Pada saat awal
pembuatan beton bertulang dengan pencampuran bahan penyusunnya seperti kerikil, pasir,
air, semen, dan baja tulangan. Dalam proses pengerasannya beton akan mengalami
pengurangan volume dari volume awal. Umumnya hal ini disebabkan air yang terkandung
pada campuran beton akan mengalami penguapan sebagian yang mengurangi volume beton
bertulang tersebut.
Sehingga apabila dikondisikan pada saat beton mengalami pengerasan dan akibat dari
volume beton berkurang yang akan menyebabkan penyusutan pada beton tetapi beton
tersebut dibiarkan untuk menyusut tanpa adanya pembebanan maka beton pun tidak akan
mengalami keretakan. Tetapi pada kondisi sebenarnya dilapangan tidak ada beton yang tidak
mengalami pembebanan. Karena tidak ada balok atau kolom pada bangunan yang berdiri
sendiri melainkan akan bersambung satu sama lain dan hal ini akan membuat beton bertulang
bekerja menahan beban-beban pada bangunan.
Sehingga apabila pada kondisi saat beton mengalami penyusutan volume kemudian
terjadi pembebanan, maka retakan pun tidak dapat dihindari.

Sifat - Sifat Dasar Beton.

Beton harus memenuhi kekuatan yang direncanakan

• Campuran beton harus mempunyai suatu mibilitas tertentu


• Campuran beton tidak boleh mengalami segregasi (pemisahan selama pengecoran).

Sifat Mekanis Beton Bertulang.

Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai:

• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta modulus elastisitas.
• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.

Sifat jangka pendek betong bertulang.

• Kuat Tekan.
Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar,menggunakan
mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada benda uji silinder
beton (diameter 150mm, tinggi 300mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang
umum dipakai adalah standar ASTM (American Society for Testing materials). Kuat
tekan beton umur 28 hari berkisar antara 10-65 Mpa. untuk beton bertulang
padaumumnya menggunakan beton dengan kuat tekan berkisar 17-30 Mpa.

• Kuat Tarik.
Kuat tarik beton yang tepat sulit untuk diukur. Selama bertahun-tahun,sifat tarik beton
diukur dengan memakai modulus keruntuhan (modulus of rupture ). Baru-baru ini,
hasil dari percobaan split silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik
dan mencerminkan kuat tarik sebenarnya.

• Kuat Geser.
Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi geser dari tegangan-
tegangan lainnya. ini merupakan salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser
yang dituliskan dalam berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada
pembebanan normal,sampai sebesar 80% dari kekuatan tekan, dalam hal terjadi
kombinasigeser dan tekan.
• Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yanglurus dari
diagram regangan-tegangan, yang akan bertambah besar dengan bertambahnya
kekuatan beton.

Sifat jangka panjang.

• Rangkak.
Rangkak (Creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan bentuk (deformasi)
permanen akibat beban tetap yang bekerja padanya. Rangkak timbul dengan intesitas
yang semakin berkurang untuk selang waktutertentu dan akan berakhir setelah
beberapa tahun berjalan. Besarnyadeformasi rangkak sebanding dengan besarnya
beban yang ditahan dan juga jangka waktu pembebanan. 1ada umumnya rangkak
tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan struktur, tetapi akan
mengakibatkan timbulnya redistribusi tegangan pada beban kerja dankemudian
mengakibatkan terjadinya peningkatan lendutan (defleksi).

• Susut.
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan 5olume beton yangtidak
berhubungan dengan beban. 1ada dasarnya ada dua jenis susut, yaitususut plastis dan
susut pengeringan. Susut plastis terjadi beberapa jamsetelah beton segar dicor ke
dalam cetakan bekisting!. Sedangkan susut pengeringan terjadi setelah beton
mencapai bentuk akhirnya, dan proseshidrasi pasta semen telah selesai. 8aju
perubahannya berkurang terhadap waktu, karena beton semakin berumur akan
semakin tahan tegangan dansemakin sedikit mengalami susut.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah, atau agregat-
agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air
membentuk suatu massa mirip-batuan. Beton bertulang adalah suatu bahan material yang
terbuat dari beton dan baja tulangan.
Kelebihan beton bertulang antara lain, beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih
tinggi, Beton bertulang mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, Struktur
beton bertulang sangat kokoh, Beton bertulang tidak memerlukan biaya pemeliharaan yang
tinggi, memiliki usia layan yang sangat panjang, Beton biasanya merupakan satu-satunya
bahan yang ekonomis, kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam,
membutuhkan sedikit semen dan tulangan baja, serta Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk
membangun konstruksi beton bertulang lebih rendah.
Kelemahan-kelemahan beton bertulang tersebut antara lain, Beton mempunyai kuat
tarik yang sangat rendah, Beton bertulang memerlukan bekisting untuk menahan beton tetap
di tempatnya sampai beton tersebut mengeras, Sifat-sifat beton sangat bervariasi karena
bervariasinya proporsi-campuran dan pengadukannya, Rendahnya kekuatan per satuan berat
dari beton.
Pengetahuan yang mendalam tentang sifat-sifat beton bertulang sangat penting
sebelum dimulai mendesain struktur beton bertulang. Beberapa sifat-sifat beton bertulang
antara lain, Kuat Tekan, Modulus Elastisitas Statis, Modulus elastisitas dinamis,
Perbandingan Poisson, Kuat Tarik, Kuat Geser dan Kurva Tegangan-Regangan.
DAFTAR PUSTAKA

• https://dokumen.tips/download/link/sejarah-beton-
bertulang#google_vignette
• https://nikifour.co.id/struktur-beton-bertulang/
• https://anekabangunan.com/sejarah-penggunaan-beton-bertulang/
• https://www.academia.edu/35346766/MAKALAH_STRUKTUR_BE
TON_I_
• https://www.scribd.com/doc/24849303/Makalah-Sejarah-Beton-Dan-
Perkembangannya
• https://www.berbagaireviews.com/2018/07/struktur-beton-bertulang-
pengertian.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai