Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

OLEH :

INDAH AYU PERMATA SARI, S.Kep


20501031

PEMBIMBING AKADEMIK :

Ns. FITRY ERLIN, M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
KASUS GANGGUAN JIWA

Tn.A berumur 23 tahun dirawat di RSJ Tampan Pekanbaru, pasien masuk ke


RSJ Tampan dengan alasan pasien sering mengamuk, melempar barang-barang,
memukul orang lain dan berbicara sendiri, setelah dilakukan pengkajian 4 Nov 2020
didapatkan TD 110/90 mmHg, Nadi 92 x/menit, Suhu 37◦C RR 22x/menit, BB 55 kg
dan TB 160 cm, penampilan kurang rapi, kontak mata kurang, pasien tidak
kooperatif, tangan menggenggam, mata melotot, muka merah, bicara kasar dan keras.
Pasien pernah mengalami aniaya fisik dimasa lalu yaitu pasien sering dipukul oleh
orang tuanya jika berbuat kesalahan dan bila pasien ingin makan dirumah Ibu pasien
tidak memberikan makan, dan makanan malah disimpan didalam kamar. Pasien
sering kesal dan marah saat ingin meminta uang dengan orang tuanya tapi tidak
pernah di kasih. Pasien sudah pernah dirawat sebelumnya di RSJ tampan namun
pengobatannya kurang berhasil, pasien mengatakan seharusnya semua orang tidak
meremehkannya dan pasien merasa dibuang oleh keluarganya. Pasien berkelahi
dengan teman seruangan karena merasa temannya suka mengaturnya sehingga pasien
mengangkat temannya, memukul, dan melukai temannya. Pasien sangat mudah emosi
jika ada yang membuatnya merasa tidak nyaman. Pasien mendapatkan obat HLP 5
mg 2x1/2, CPZ 100 mg 1x1, THP 2 mg 2x1.
FORMAT PENGKAJIAN GANGGUAN JIWA

A. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. A (L) Tanggal Pengkajian : 04 Nov 2020
Umur : 23 thn RM No. :
Informan :

B. KELUHAN UTAMA
Pasien masuk ke RSJ Tampan dengan alasan pasien sering mengamuk, melempar
barang-barang, memukul orang lain dan berbicara sendiri.
C. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT DAN FAKTOR PRESIPITASI
Pasien masuk ke RSJ Tampan dengan alasan pasien sering mengamuk, melempar
barang-barang, memukul orang lain dan berbicara sendiri, pasien juga pernah
mengalami aniaya fisik dimasa lalu yaitu pasien sering dipukul oleh orang tuanya
jika berbuat kesalahan dan pasien juga pernah mempunyai pengalaman masa lalu
yang tidak menyenangkan yaitu bila pasien ingin makan dirumah ibu pasien tidak
memberikan makan, dan makanan malah disimpan didalam kamar.
D. FAKROR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya ?
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil

3. Trauma Pelaku/Usia Korban/Usia
Saksi/Usia
 Aniaya fisik

 Aniaya seksual
 Penolakan
 Kekerasan dalam

keluarga
 Tindakan kriminal

Jelaskan No 1, 2, 3 : Pasien pernah dirawat di RSJ beberapa tahun yang lalu,


dan pasien pernah menjadi korban aniaya fisik oleh
Masalah Keperawatan :
orang tuanya
1. Perub. Tumbang
Masalah Keperawatan : Resiko tinggi kekerasan
2. Berduka antisipasi
3. Berduka disfungsional
4. Respon pasca trauma
5. Sindrom trauma perkosaan
6. Resiko tinggi kekerasan

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?


Ya Tidak

Hubungan Riwayat pengobatan dan
Gejala yang ditunjukkan
Keluarga perawatan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Masalah Keperawatan :
1. Koping keluarga tidak efektif :
Ketidakmampuan
2. Koping keluarga tidak efektif :
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Kompromi
3. Resiko tinggi kekerasan
Pasien pernah mengalami aniaya fisik dimasa lalu yaitu pasien sering dipukul
oleh orang tuanya jika berbuat kesalahan dan bila pasien ingin makan dirumah
Ibu pasien tidak memberikan makan, dan makanan malah disimpan didalam
kamar.
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :
Resiko tinggi kekerasan 1. Per. Tumbang
2. Berduka antisipasi perkosaan
3. Berduka disfungsional kekerasan
4. Respon pasca trauma
5. Sindrom trauma
6. Resiko tinggi kekerasan

E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda vital : TD : 110/90 mmHg Nadi : 92 x/menit
Suhu : 37◦C RR : 22x/menit
2. Ukur : TB : 160 cm BB : 55kg
3. Keluhan fisik : Ya √ Tidak
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Masalah Keperawatan :
 Resti Perubahan Suhu Tubuh
 Defisit Volume Cairan
 Perubahan Volume Cairan
 Resti Terhadap Infeksi
 Perubahan Nutrisi Kebutuhan Perubahan
Perlindungan
 Kerusakan Integritas Jaringan
 Perubahan Membran Mukosa Oral
 Kerusakan Integritas Kulit
 Perubahan Eliminasi Feses
 Perubahan Pola Eliminasi Urin

F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Masalah Keperawatan :
1. Koping keluarga tidak efektif :
Ketidakmampuan
2. Koping keluarga tidak efektif :
3. Kompromi
4. Resiko tinggi kekerasan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Tn. A mengatakan menyukai tubuhnya dari kepala hingga kaki
b. Identitas :
Pasien mengatakan tidak memiliki pekerjaan dan merasa tidak di anggap
dikeluarganya
c. Ideal diri :
Tn. A mengatakan ingin sembuh dari penyakitnya

d. Harga diri :
Pasien merasa malu karena di anggap gila

Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan :
HDR Situasional
 Pengabaian unilateral
 Gangguan citra tubuh
 Gangguan identitas pribadi
 HDR Kronik
 HDR Situasional

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : klien menganggap orang yang paling berarti adalah
kakaknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien tidak ada peran
serta dalam kegiatan masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien mudah terpancing
emosi

Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :


Gangguan identitas pribadi  Pengabaian unilateral
 Gangguan citra tubuh
 Gangguan identitas pribadi
 HDR Kronik
 HDR Situasional
4. Spritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah :
Klien jarang sholat 5 waktu penuh

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


Masalah Keperawatan : Distress Spritual

G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Kurang rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian

tidak sesuai tidak seperti biasanya

Jelaskan : Saat dilakukan pengkajian penampilan pasien terlihat kurang rapi

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :
Sindroma defisit, perawatan diri (pakaian)

2. Pembicaraan
Cepat √ Keras Gagap Inkoheren
Apatis Lambat Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara dengan suara yang


keras
Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan :
 Kerusakan komunikasi
 Kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor K Ompulsif

Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Masalah Keperawatan :

Tidak ada masalah keperawatan  Resiko tinggi cedera


 Intoleransi aktivitas
 Kerusakan fisik mobilitas

4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa
Khawatir Gembira berlebihan

Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan :
1. Resiko tinggi cedera 4. Keputusasaan
2. Ansietas 5. Ketidakpercayaan
3. Ketakutan 6. Ketidakberdayaan

5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai

Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
Tidak ada masalah keperawatan Masalah Keperawatan :
 Kerusakan Komunikasi Verbal
6. Interaksi Selama Wawancara
Bermusuhan √ Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata (-) Defensif Curiga

Jelaskan :
Masalah Keperawatan :

7. Persepsi Masalah Keperawatan :


Pendengaran Penglihatan  Perabaan
Kerusakan komunikasi
 Kerusakan interaksi sosial
Pengecapan Penghidu
 Isolasi sosial

Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan :
Halusinasi ? Perubahan Persepsi Perceptual
(Pendengaran, Penglihatan, Perabaan,
Pengecapan, Penghidu)

8. Proses pikir
Sirkumlansial Tangesial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan
pembicaraan/persevarasi

Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir

9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Pikiran magis Ide yang terkait
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir

Waham

Agama Somatik Kebesaran


X
Curiga Nihilistik Sisip pikir
X
Siar pikir Kontrol pikir

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :
Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir

10. Tingkat kesadaran


Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi :

Waktu Tempat Orang

Jelaskan :

Masalah Keperawatan :

Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat saat ini
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi

Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

12. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir

Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi


Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir

13. Kemampuan Penilaian


Gangguan ringan Gangguan bermakna

Jelaskan :

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan


Masalah Keperawatan : Perubahan Proses Pikir

14. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan :

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

Masalah Keperawatan :
 Ketidakefektifan pelaksanaan regiment
terapeutik
 Ketidakpatuhan
 Perubahan proses pikir
H. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan

√ Bantuan Minimal Bantuan total

2. BAB/BAK
√ Bantuan Minimal Bantuan total
Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

3. Mandi
√ Bantuan Minimal Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
√ Bantuan Minimal Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : s/d
Tidur malam lama : 22.00 s/d 06.00 wib
Kegiatan sebelum/sesudah tidur :
6. Penggunaan obat
Bantuan Minimal √ Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan : √ Ya Tidak
Perawatan pendukung : √ Ya Tidak
8. Kegiatan didalam rumah
Mempersiapkan makanan : Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah : Ya Tidak
Mencuci pakaian : Ya Tidak
Pengaturan keuangan : Ya √ Tidak
9. Kegiatan diluar rumah
Belanja : Ya √ Tidak
Transportasi : Ya √ Tidak
Lainnya ________________ : Ya Tidak

Jelaskan :
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

I. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas kontruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya _____________________ √ Lainnya : memukul orang
lain

Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan

J. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


√ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : pasien selalu bermasalah
dengan keluarga dan orang tua
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik :
Masalah dengan pendidikan, spesifik :
Masalah dengan dukungan pekerjaan, spesifik :
Masalah dengan perumahan, spesifik :
Masalah dengan ekonomi, spesifik :
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik :
Masalah lainnya, spesifik :
Masalah Keperawatan :

K. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Penyakit jiwa Faktor presipitasi Koping
Sistem pendukung Penyakit fisik Obat-obatan
Lainnya
Masalah Keperawatan :

L. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik :

Terapi Medik :
ANALISA DATA

N Analisa Data Diagnosa Keperawatan


o
1 Gejala Objektif Perilaku Kekerasan
- Mata pasien tampak melotot
- Muka pasien merah
- Tangan menggenggam/ mengepal
- Pasien tampak berbicara kasar
- TD 110/90 mmHg,
- Nadi 92 x/menit,
- Suhu 37◦C
- RR 22x/menit
Gejala Subjektif
- Pasien mengatakan seharusnya semua orang
tidak meremehkannya
- Pasien mengatakan merasa dibuang oleh
keluarganya
- Pasien mengatakan pernah mengalami aniaya
fisik dimasa lalu yaitu pasien sering dipukul
oleh orang tuanya jika berbuat kesalahan
- Pasien berkelahi dengan teman seruangannya
dan mengangkat temannya

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Harga Diri Rendah
3. Resiko mencederai (diri sendiri, orang lain, lingkungan)
POHON MASALAH

Resiko Mencederai (Diri sendiri, orang lain, dan Lingkungan)

Perilaku Kekerasan

HDR Kronik
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Indah Ayu Permata Sari, S.Kep

Inisial Pasien : Tn.A

Tanggal : 04 November 2020

NO DIAGNOSA TUJUAN/KRITERIA INTERVENSI


KEPERAWATAN HASIL
1 Perilaku Kekerasan 1. Klien mampu 1. Menjelaskan dan melatih klien
mengontrol perilaku minum obat dengan prinsip 6
kekerasan dengan benar, manfaat / keuntungan
cara minum obat minum obat dan kerugian
secara teratur tidak minum obat.
2. Klien mampu a. Menjelaskan tentarg obat
mengidentifikasi yang diminum (6 benar:
penyebab PK dan jenis, dosis, frekuensi,
tanda-tanda PK dan cara, orang dan kontinuitas
mengontrol PK minum obat).
dengan cara fisik 1 b. Mendiskusikan manfaat
tarik napas dalam dan minum obat dan kerugian
2 pukul kasur bantal. tidak minum obat dengan
3. Klien mampu klien
mengontrol PK c. Melatih klien cara minum
dengan cara secara teratur
verbal/bicara baik- d. Melatih klien
baik memasukkan kegiatan
4. Klien mampu yang teratur ke dalam
mengontrol PK jadwal kegiatan harian.
dengan cara spiritual. 2. Menjelaskan tanda dan gejala,
penyebab dan perilaku
kekerasan serta pelatihan
latihan tarik nafas dalam dan
pukul kasur bantal
a. Mengidentifikasi tanda
dan gejala, penyebab dan
perilaku kekerasan
b. Menjelaskan cara perilaku
kekerasan dengan cara
fisik 1: tarik nafas dalam
dan fisik 2: pukul kasur /
bantal
c. Melatih klien cara
mengontrol perilaku
dengan cara fisik 1: tarik
nafas dalam dan fisik 2:
pukul kasur / bantal
d. Melatih klien
memasukkan latihan tarik
nafas dalam dan pukul
kasur / bantal ke dalam
jadwal kegiatan harian.
3. Melatih cara verbal/bicara
baik-baik
a. Menjelaskan cera
menontrol perilaku
kekerasan dengan
verbal/bicara baik-baik
b. Melatih klien cara verbal /
bicara baik-baik
c. Melatih klien
memasukkan kegiatan
verbal / bicara baik- baik
minum obat ke dalam
jadwal kegiatan harian.
4. Melatih cara spiritual
a. Menjelaskan cara
mengontrol perilaku
dengan spiritual
b. Melatih klien cara spiritual
c. Melatih klien
memasukkan kegiatan
spiritual dalam jadwal
kegiatan harian.
FORMAT IMPLEMENTASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Perilaku Kekerasan 1. Menjelaskan dan melatih klien S:
minum obat dengan prinsip 6 1. Pasien
benar, manfaat / keuntungan mengatakan telah
minum obat dan kerugian tidak mampu melakukan
minum obat. SP 1
a. Menjelaskan tentarg obat yang O:
diminum (6 benar: jenis, dosis, 1. Pasien mampu
frekuensi, cara, orang dan mempraktikkan
kontinuitas minum obat). minum obat
b. Mendiskusikan manfaat A:
minum obat dan kerugian tidak 1. Pasien mampu
minum obat dengan klien memahami
c. Melatih klien cara minum penjelasan yang
secara teratur diberikan
d. Melatih klien memasukkan P:
1. Ulangi SP 1 dan
kegiatan yang teratur ke dalam
Lanjutkan SP 2
jadwal kegiatan harian.
(Menjelaskan
RTL:
Melaksanakan SP 2 tanda dan gejala,
penyebab dan
perilaku kekerasan
serta pelatihan
latihan tarik nafas
dalam dan pukul
kasur bantal)
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
2. Perilaku Kekerasan 1. Mereview SP 1 S:
2. Menjelaskan tanda dan gejala, 1. Pasien mengatakan
penyebab dan perilaku kekerasan telah mampu
serta pelatihan latihan tarik nafas melakukan SP 1
dalam dan pukul kasur bantal 2. Pasien mampu
a. Mengidentifikasi tanda dan mengungkapkan
gejala, penyebab dan perilaku perasaannya
kekerasan 3. Pasien mengatakan
b. Menjelaskan cara perilaku penyebab marahnya
kekerasan dengan cara fisik 1: karna orang tua
tarik nafas dalam dan fisik 2: tidak pernah
pukul kasur / bantal memberi uang dan
c. Melatih klien cara mengontrol pasien merasa tidak
perilaku dengan cara fisik 1: di anggap
tarik nafas dalam dan fisik 2: O:
pukul kasur / bantal 1. Mata pasien melotot,
d. Melatih klien memasukkan berbicara kasar
latihan tarik nafas dalam dan 2. Pasien dapat
pukul kasur / bantal ke dalam melakukan latihan
jadwal kegiatan harian. fisik tarik nafas
RTL : dalam dan pukul
Melaksanakan SP 3 bantal

A:
1. Pasien mampu
mengungkapkan
perasaan dan sedikit
menerima
penjelasan dari
perawat
2. SP 2 tercapai

P:
1. Ulangi SP 2 dan
Lanjutkan SP 3
(Melatih cara
verbal/bicara baik-
baik)

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
3. Perilaku Kekerasan 1. Mengevaluasi SP 2 S:
2. Melatih cara verbal/bicara baik- 1. Pasien
baik mengatakan sudah
a. Menjelaskan cera menontrol meminum obat
perilaku kekerasan dengan secara
verbal/bicara baik-baik 2. Pasien mulai
b. Melatih klien cara verbal / berbicara lebih
bicara baik-baik tenang
c. Melatih klien memasukkan
kegiatan verbal / bicara baik- O:
baik minum obat ke dalam Pasien
jadwal kegiatan harian. mempraktekkan
latihan secara verbal
RTL :
A:
Melaksanakan SP 4
SP 3 teratasi
P:
Ulangi SP 3 dan
Lanjutkan SP 4
(Melatih cara
spiritual)

No Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
4. Perilaku Kekerasan 1. Mereview SP 3 S:
2. Melatih cara spiritual 1. Pasien
a. Menjelaskan cara mengontrol mengatakan lebih
perilaku dengan spiritual mampu berbicara
b. Melatih klien cara spiritual baik-baik
c. Melatih klien memasukkan 2. Pasien
kegiatan spiritual dalam jadwal menyebutkan
kegiatan harian. kegiatan spiritual
yang biasa
dilakukan
O:
Pasien
mempraktekkan
latihan secara spiritual
A:
SP 4 teratasi
P:
1. Ulangi SP 4
2. Intervensi
dihentikan
STRATEGI PELAKSANAAN PERTEMUAN 1

PADA Tn.A DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RS JIWA TAMPAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1) Kondisi pasien sering mengamuk, melempar barang-barang, memukul orang
lain dan berbicara sendiri.
2) Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan.
3) Tujuan : klien dapat menunjukkan hubungan peran sesuai tanggung jawab.
4) Tindakan keperawatan :
a. Kliem mampu mengidentifikasi penyebab PK dan tanda-tanda PK dan
mengontrol PK dengan cara fisik 1 tarik napas dalam dan 2 pukul kasur
bantal.
b. Klien mampu mengontrol prilaku kekerasan dengan cara minum obat
secara teratur
c. Klien mampu mengontrol PK dengan cara verbal/bicara baik-baik
d. Klien mampu mengontrol PK dengan cara spiritual.

B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Assalamu’alaikum pak, perkenalkan nama Indah Ayu Permata Sari, saya
mahasiswa profesi ners dari stikes paying negeri pekanbaru, bapak
namanya siapa ya? Sukanya di panggil apa?
b. Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa penyebab bapak marah dan
kesal?
c. Kontrak
Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang perasaan
marah bapak? Berapa lama kita mau bincang-bincang, bagaimana kalau
15 menit? Bagaimana kalau di ruang makan saja pak?
2. Fase Kerja
Apa penyebab marah bapak? Apakah bapak sebelumnya pernah marah seperti
ini? Terus penyebab marahnya apa? Samakah dengan yang sekarang? pak,
saat penyebab marah itu muncul, apa yang bapak rasakan? (Tunggu respon
klien) Apakah bapak merasa kesal dan dada bapak berdebar-debar? Mata
melotot, rahang terkatup rapat dan tangan mau ditekuk? Setelah itu apa yang
bapak lakukan? Oh ya.. jadi bapak mengamuk, memecahkan piring ya bapak,
apakah dengan cara itu bapak marah? Apa cara tersebut menurut bapak benar?
menurut bapak apakah perbuatan bapak itu lebih baik? Maukah bapak belajar
cara mengungkapkan kemarahan bapak dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian? Ada beberapa cara mengontrol marah dengan baik pak, yang
pertama dengan nafas dalam, yang kedua dengan pukul bantal, yang ketiga
berbicara dengan baik, dan yang keempat dengan beribadah/berdoa, dan yang
kelima dengan minum obat dengan benar dan teratur. Bagaimana kalau kita
belajar cara pertama dulu? Yaitu dengan tarik nafas dalam. Begini pak, “
kalau tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka bapak dapat dengan
berdiri ataupun duduk lalu tarik nafas dalam-dalam dari hidung, tahan
sebentar, keluarkan lewat mulut.. bagus pak, iya pak bagus sekali..
3. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
dan cara belajar mengontrol marah? Tadi bapak sudah mempraktekkan tarik
nafas dalam dengan bagus. Coba bapak ulangi sekali lagi pak, iya bagus
sekali. Coba nanti bapak ingat – ingat lagi penyebab marah bapak ya? Besok
kita bincang-bincang lagi ya pak mengenai melatih minum obat dengan
prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak minum
obat? Mau dimana? Di ruang makan saja ya? Jam 10 saja ya pak? Sekarang
saya permisi dulu, sampai jumpa besok ya pak?
STRATEGI PELAKSANAAN PERTEMUAN 2

PADA Tn.A DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RS JIWA TAMPAN

1. Fase Orientasi
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi”
“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal?,
apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek
kegiatannya”. “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara
minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?”. “Dimana enaknya kita
berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”. “Berapa lama bapak
mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”
2. Fase Kerja (perawat membawa obat pasien)
“Baiklah, bapak sudah dapat obat dari dokter?” Berapa macam obat yang Bapak
minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum? Bagus!
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah
jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang.
Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam
7 malam”. “Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di ruangan”.
“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu”. “Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu
label di kotak obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang
harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar
obatnya!”. “Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi kekambuhan.” “Sekarang kita
masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak.”

3. Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum
obat yang benar?”. “Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang Bapak minum!
Bagaimana cara minum obat yang benar?”. “Nah, sudah berapa cara mengontrol
perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya
dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.“Baik,
Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhmana bapak melaksanakan
kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah dan kita akan bincang-
bincang lagi ya pak tentang cara mengontrol perilaku kekerasan dengan verbal
atau berbicara baik-baik. Sampai jumpa”
STRATEGI PELAKSANAAN PERTEMUAN 3

PADA Tn.A DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RS JIWA TAMPAN

1. Fase Orientasi
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu
lagi”“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur
bantal dan minum obat dengan prinsip 6 benar?, apa yang dirasakan setelah
melakukan latihan secara teratur?” “Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”
“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya
mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau
diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa melakukan.
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang
sama?” “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah
sudah dusalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, minum
obat dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita
marah. Ada tiga caranya pak:
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya
karena minta uang sama orang tua tidak diberi. Coba Bapat minta uang
dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di
sini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan.
Bagus pak.”
b. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu
itu’. Coba praktekkan. Bagus”
3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?” “Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang
baik yang telah kita pelajari”. “Bagus sekali bapak, sekarang mari kita masukkan
dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik?, bisa kita
buat jadwalnya?” Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya
meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba ya Pak!” “Bagaimana kalau dua jam
lagi kita ketemu lagi?” “Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi
rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju? Mau di mana Pak? Di
sini lagi? Baik sampai nanti ya”
STRATEGI PELAKSANAAN PERTEMUAN 4

PADA Tn.A DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RS JIWA TAMPAN

1. Fase Orientasi
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya
datang lagi” Baik, yang mana yang mau dicoba?” “Bagaimana pak, latihan apa
yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya” “Bagaimana kalau sekarang kita
latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?” “Dimana
enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”. “Berapa
lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?
2. Fase Kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang
mana mau dicoba? “Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk
dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks.
Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”. “Bapak bisa melakukan
sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.” “Coba Bpk sebutkan sholat 5
waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya (untuk yang
muslim).”
3. Fase Terminasi
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga
ini?” “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa
kali bapak sholat. Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan
pasien) “Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila
bapak merasa marah” “Setelah ini coba bapak lakukan jadwal sholat sesuai
jadwal yang telah kita buat tadi” ““Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan
marah yang kita pelajari?. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.
“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhmana bapak
melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai
jumpa”
RENCANA KEGIATAN HARIAN
(RKH)

Nama Mahasiswa : Indah Ayu Permata Sari , S.Kep

NIM : 20501031

Inisial Pasien : Tn.A

No Hari/ Rencana Kegiatan Jam Evaluasi Paraf


Tanggal
1 Senin/02 1. RKH 09.00 1. Membuat laporan
-11-2020 2. Membuat laporan wib pendahuluan tentang
pendahuluan sesuai Resiko Perilaku
kasus gangguan yang Kekerasan
diberikan dosen
pembimbing Sudah Terlaksana

2. Selasa/ 1. RKH 09.00 1. Membuat laporan


03-11- 2. Menganalisa kasus wib kasus tahap
2020 gangguan yang diberikan pengkajian dan analisa
oleh dosen pembimbing data

Sudah Terlaksana

3. Rabu/04- 1. RKH 09.00 1. Membuat laporan


11-2020 2. Menganalisa kasus wib kasus tahap
gangguan yang diberikan Perumusan
oleh dosen pembimbing diagnosa
3. Membuat strategi keperawatan dan
pelaksanaan(SP) intervensi
keperawatan
2. Membuat Strategi
pelaksanaan (SP)
perilaku
kekerasan

Sudah Terlaksana
4. Kamis/ 1. RKH 09.00 1. Melakukan
05-11- 2. Melakukan implementasi wib implementasi dengan
2020 keperawatan jiwa sesuai kasus perilaku kekerasan
kasus yang diberikan dosen (supervisi)
pembimbing
(supervisi) Sudah Terlaksana
5. Jumat/06- 1. Bimbingan UKOM 14.30 1. Membahas soal-soal
11-2020 keperawatan jiwa untuk Wib tentang waham dan RPK
kasus masalah gangguan
Sudah Terlaksana
jiwa
(Waham,RPK)

6. Sabtu/07- 1. RKH 09.00 1. Respon Laporan Kasus


11-2020 2. Melakukan implementasi dan Wib
evaluasi keperawatan Sudah terlaksana
3. Membuat analisa proses
interaksi (API)
ANALISA PROSES INTERAKSI

Inisial Klien : Tn. A

Usia : 23 tahun

Interaksi ke : II (Fase kerja)

Lingkungan : Di dalam ruang makan, duduk berhadapan berbatas sudut meja


makan jarak setengah meter, suasana tenang

Deskripsi : Klien memakai baju seragam warna kuning, kulit sawo matang,
klien memakai sandal jepit, ekspresi wajah tenang

Tujuan interaksi: - Klien dapat mengidentifikasi penyebab marah

- Mengetahui respon klien terhadap penyebab marah

Waktu interaksi: Hari Jumat, 06 Nov 2020, Jam 09.00 WIB

Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa Rasional


verbal non verbal berpusat pada berpusat pada
perawat klien

P : ”Selamat P : Kontak mata, Berharap klien Klien senang Mengkaji


pagi pak...?” berjabat tangan, dapat disapa oleh perasaan
masih ingat mendekati klien berinteraksi perawat sehingga dapat
dengan saya dengan perawat mengetahui
pak ? K : Klien mood klien
tersenyum

K :”Selamat Hubungan
pagi K : Klien Senang karena saling percaya
tersenyum, klien menerima Klien
mbak..?”masih kooperatif sudah terbina
mbak berjabat tangan, kehadiran
kooperatif, perawat
kontak mata
baik

P : ”Apakah
bapak masih P: Berharap klien Ada sedikit Klien
ingat kenapa Mempertahanka mau menjawab perasaan ragu mengungkapka
bapak dirawat n kontak mata pertanyaan untuk n perasaan
disini?” perawat menceritakan marahnya
K : Klien diam masalahnya
dengan perawat

K : Kontak
K : ”Saya mata, kadang
dirumah mara- menunduk
marah
P : ”Iya, dalam P: Ada banyak
catatan dokter mempertahanka keinginan
dan perawat n kontak mata untuk Klien
ditulis kalau mengungkapka mengungkapka
bapak di rumah n perasaannya n perasaan
marah-marah penyebab
sampai marah
memukul orang
lain dan
membanting
piring dan Berharap klien
gelas. Apa mengungkapka
penyebabnya n perasaannya
sampai bapak sesuai yang
melakukan itu? dialami
Apa ada yang K : Klien
membuat bapak mengengarkan
kesal?” perawat dan
terkadang
tersenyum

K : ”Saya
bertengkar
dengan orang
tua saya, orang
tua saya
membuat saya
kesal karna jika
saya minta
uang dan
makan tidak
pernah di
kasih.”

P : ”Oo jadi Ibu


kesal dengan
orang tua Ibu
karna itu?
Baiklah bu Menyebutkan
sekarang penyebab
Bagaimana marah Klien menjadi
perasaan bapak lebih dekat
setelah dengan perawat
mengungkapka
n penyebab
marah bapak
tadi?”
K : Kontak mata Menilai klien
lama, bicara menyebutkan
pelan penyebab
marahnya
P : Kontak mata,
K : ”Perasaan memperhatikan
saya jadi lega gerakan dan Klien
mabak, jadi kata-kata klien kooperatif
plong”

P : Kontak mata,
tersenyum pada Berharap
klien perasaan klien
K : Tersenyum, menjadi lega
kooperatif

Klien senang
karena dapat
K : Kontak mata mengungkapka
baik, bicara n perasaannya
pelan sambil Perawat senang
tersenyum klien mau
bercerita
tentang
masalahnya

Anda mungkin juga menyukai