PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam
mediastinum yaitu rongga yang berada diantara paru kanan dan kiri.
Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena,
trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan
salurannya. Secara garis besar mediastinum dibagi atas 4 bagian penting
yaitu mediastinum superior, anterior, posterior dan mediastinum medial.
Rongga mediastinum ini sempit dan tidak dapat diperluas, maka
pembesaran tumor dapat menekan organ di dekatnya dan dapat
menimbulkan kegawatan yang mengancam jiwa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tumor mediastinum?
2. Bagaimana etiologi dari tumor mediastinum?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor mediastinum?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari tumor mediastinum?
C. TUJUAN
1. Menjelaskan tentang definisi tumor mediastinum.
2. Memahami etiologi dari tumor mediastinum.
3. Memahami patofisiologi dari tumor mediastinum.
4. Memahami manifestasi klinis dari tumor mediastinum.
Page 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam
mediastinum yaitu rongga yang berada di antara paru kanan dan kiri.
Mediastinum berisi jantung, pembuluh darah arteri, pembuluh darah vena,
trakea, kelenjar timus, syaraf, jaringan ikat, kelenjar getah bening dan
salurannya.
Tumor mediastinum sebagian besar adalah metastasis dari tempat lain
(yang paling sering karsinoma bronkogenik), kemudian limfoma, sebagian
kecil lagi dari tumor neurogenic, teratoma, timoma dan lipoma.
Tumor neurogen adalah tumor primer mediastinum yang sering,
umumnya terletak di dekat mediastinum posterior dekat lekukan para
vertebral. Umumnya bersifat jinak antara lain neurofibroma, schwannoma
dan ganglioneuroma. (FKUI,1990; hal 807)
Page 2
ultraviolet yang berasal ari sinar matahari maupun sinar lain seperti
sinar X (rontgen) dan radiasi bom atom.
4. Faktor nutrisi
Salah satu contoh utama adalah dianggapnya aflaktosin yang
dihasilkan oleh jamur pada kacang dan padi-padian sebagai pencetus
timbulnya tumor.
5. Penyebab bioorganisme
Misalnya virus, pernah dianggap sebagai kunci penyebab tumor
dengan ditemukannya hubungan virus dengan penyakit tumor pada
binatang percobaan. Namun ternyata konsep itu tidak berkembang
lanjut pada manusia.
6. Faktor hormon
Pengaruh hormon dianggap cukup besar, namun mekanisme dan
kepastian peranannya belum jelas. Pengaruh hormone dalam
pertumbuhan tumor bisa dilihat pada organ yang banyak dipengaruhi
oleh hormone tersebut.
C. Patofisiologi.
Sebagaimana bentuk kanker / karsinoma lain, penyebab dari
timbulnya karsinoma jaringan mediastinum belum diketahui secara pasti;
namun diduga berbagai faktor predisposisi yang kompleks berperan dalam
menimbulkan manifestasi tumbuhnya jaringan/sel-sel kanker pada jaringan
mediastinum.
Adanya pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu
yang relatif singkat maupun timbul dalam suatu proses yang memakan
waktu bertahun-tahun untuk menimbulkan manifestasi klinik. Kadang
berbagai bentuk karsinoma sulit terdeteksi secara pasti dan cepat oleh tim
kesehatan. Diperlukan berbagai pemeriksaan akurat untuk menentukan
masalah adanya kanker pada suatu jaringan.
Page 3
Dengan semakin meningkatnya volume massa sel-sel yang
berproliferasi maka secara mekanik menimbulkan desakan pada jaringan
sekitarnya; pelepasan berbagai substansia pada jaringan normal seperti
prostalandin, radikal bebas dan protein-protein reaktif secara berlebihan
sebagai ikutan dari timbulnya karsinoma meningkatkan daya rusak sel-sel
kanker terhadap jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki
ikatan yang relatif lemah.
Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki ikatan yang
longgar mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih
mudah untuk pecah dan menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya
(metastase) melalui kelenjar, pembuluh darah maupun melalui peristiwa
mekanis dalam tubuh.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara
mekanik menyebabkan penekanan (direct pressure / indirect pressure) serta
dapat menimbulkan destruksi jaringan sekitar; yang menimbulkan
manifestasi seperti penyakit infeksi pernafasan lain seperti sesak nafas,
nyeri inspirasi, peningkatan produksi sputum, bahkan batuk darah atau
lendir berwarna merah (hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak
kerusakan pembuluh darah.
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder;
sehingga kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah
pada infeksi saluran nafas seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun
mungkin secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai gejala demam
yang menonjol.
D. Manifestasi Klinik
1) Mengeluh sesak nafas, nyeri dada, nyeri dan sesak pada posisi
tertentu (menelungkup)
2) Sekret berlebihan
3) Batuk dengan atau tanpa dahak
4) Riwayat kanker pada keluarga atau pada klien
Page 4
5) Pernafasan tidak simetris
6) Unilateral Flail Chest
7) Effusi pleura
8) Egophonia pada daerah sternum
9) Pekak/redup abnormal pada mediastinum serta basal paru
10) Wheezing unilateral/bilateral
11) Ronchii
Sebagian besar pasien tumor mediastinum akan memperlihatkan
gejala pada waktu presentasi .Kebanyakan kelompok melaporkan bahwa
antara 56 dan 65 persen pasien menderita gejala pada waktu penyajian, dan
penderita dengan lesi ganas jauh lebih mungkin menunjukkan gejala pada
waktu presentasi. Tetapi, dengan peningkatan penggunaan rontgenografi
dada rutin, sebagian besar massa mediastinum terlihat pada pasien yang
asimtomatik. Adanya gejala pada pasien dengan massa mediastinum
mempunyai kepentingan prognosis dan menggambarkan lebih tingginya
kemungkinan neoplasma ganas.
Massa mediastinum bisa ditemukan dalam pasien asimtomatik, pada
foto thorax rutin atau bisa menyebabkan gejala karena efek mekanik local
sekunder terhadap kompresi tumor atau invasi struktur mediastinum.
Gejala sistemik bisa nonspesifik atau bisa membentuk kompleks gejala
yang sebenarnya patogmonik untuk neoplasma spesifik.
Keluhan yang biasanya dirasakan adalah :
1. Batuk atau stridor karena tekanan pada trachea atau bronchi utama.
2. Gangguan menelan karena kompresi esophagus.
3. Vena leher yang mengembang pada sindroma vena cava superior.
4. Suara serak karena tekanan pada nerves laryngeus inferior.
5. Serangan batuk dan spasme bronchus karena tekanan pada nervus
vagus.
Walaupun gejala sistemik yang samar-samar dari anoreksia, penurunan
berat badan dan meningkatnya rasa lelah mungkin menjadi gejala yang
disajikan oleh pasien dengan massa mediastinum, namun lebih lazim gejala
Page 5
disebabkan oleh kompresi local atau invasi oleh neoplasma dari struktur
mediastinum yang berdekatan.
Nyeri dada timbul paling sering pada tumor mediastinum anterosuperior.
Nyeri dada yang serupa biasanya disebabkan oleh kompresi atau invasi
dinding dada posterior dan nervus interkostalis. Kompresi batang trachea,
bronkhus biasanya memberikan gejala seperti dispneu, batuk, pneumonitis
berulang atau gejala yang agak jarang yaitu stridor. Keterlibatan esophagus
bisa menyebabkan disfagia atau gejala obstruksi. Keterlibatan nervus
laringeus rekuren, rantai simpatis atau plekus brakhialis masing-masing
menimbulkan paralisis plika vokalis, sindrom Horner dan sindrom Pancoast.
Tumor mediastinum yang meyebabkan gejala ini paling sering berlokalisasi
pada mediastinum superior. Keterlibatan nervus frenikus bisa menyebabkan
paralisis diafragma.
Page 6
3. Diagnosa keperawatan Post Operatif
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan agens
anesthetic
Nyeri akut dan ketidaknyamanan berhubungan dengan paska
operasi
Resiko cedera berhubungan dengan status paska anesthesia
Page 7
Phatwasy
Tumor Mediastinum
Page 8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Mediastinum adalah suatu bagian penting dari thorax. Mediastinum
terletak di antara kavita pleuralis dan mengandung banyak organ penting dan
struktur vital. Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di dalam
mediastinum yaitu rongga di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung,
aorta, dan arteri besar, pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf,
jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya.
Page 9
DAFTAR PUSTAKA
Page 10