NAMA : Syahdan
NIM : P2002060
A. Masalah Utama
Isolasi sosial : menarik diri
4. Penyebab
Menurut Pusdiklatnakes (2012) kegagalan-kegagalan yang terjadi sepanjang
daur kehidupan dapat mengakibatkan perilaku menarik diri:
a Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
Adanya faktor herediter yang mengalami gangguan jiwa, adanya
resiko, riwayat penyakit trauma kepala, dan riwayat penggunaan
NAPZA.
2) Faktor Psikologis
Ditemukan pengalaman negatif klien terhadap gambaran diri, tidak
jelasnya atau berlebihnya peran yang dimiliki, kegagalan dalam
mencapai harapan atau cita-cita, krisis identitas dan kurangnya
penghargaan baik dari diri sendiri maupun lingkungan,yang dapat
menyebabkan gangguan dalam berinteraksi dengan orang lain, dan
akhirnya menjadi masalah isolasi sosial.
b Faktor Presipitasi
Biasanya ditemukan riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis,atau
kelaiananstruktur otak,kekerasan dalam keluarga,kegagalan dalam hidup,
kemiskinan, atau adanya tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering
tidak sesuai dengan klien,konflik antar masyarakat.
Faktor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang
penuh stress seperti kehilangan, yang mempengaruhi kemampuan
individu untuk berhubungan dengan orang lain dan menyebabkan
ansietas.
Faktor pencetus dapat dikelompokkan dalam kategori :
1) Faktor sosiokultural.
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga, dan
berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena
dirawat dirumah sakit.
2) Faktor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk
berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan untuk ketergantungan dapat menimbulkan
ansietas tinggi (Stuart, 2006).
5. Sumber Koping
Salah satu gangguan berhubungan sosial diantaranya perilaku menarik diri
atau isolasi sosial yang disebabkan oleh perasaan tidak berharga yang bisa
dialami klien dengan latar belakang yang penuh dengan permasalahan,
ketegangan, kekecewaan dan kecemasan. Perasaan tidak berharga
menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangkan berhubungan dengan
orang lain. Akibatnya klien menjadi regresi atau mundur, mengalami
penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan
kebersihan diri. Klien semakin tenggelam dalam perjalinan terhadap
penampilan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku yang tidak sesuai
dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut halusinasi (Dalami, dkk, 2009).
6. Mekanisme Koping
Individu yang mengalami respon sosial maladiptif menggunakan
berbagai mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme
tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik (Stuart,
2006). Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadian antisosial
antara lain proyeksi, spliting dan merendahkan orang lain, koping
yang berhubungan dengan gangguan kepribadian ambang spliting, formasi
reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi orang lain, merendahkan orang lain dan
identifikasi proyektif.
Pada klien isolasi sosial ketika menghadapi stresor tidak mampu
menggunakan mekanisme koping yang efektif. Mekanisme koping yang
digunakan yaitu proyeksi, splitting dan merendahkan orang lain. Proyeksi
adalah memindahkan pikiran atau dorongan atau impuls emosional atau
keinginan-keinginan yang dapat diterima orang lain. Pada orang-orang yang
melakukan mekanisme koping proyeksi, ide atau keinginan individu akan
dialihkan kepada orang lain sampai orang lain yang diajak berinteraksi dapat
menerima idenya tersebut. Splitting adalah memandang orang atau situasi
semuanya baik atau semuanya buruk. Pada splitting individu mengalami
kegagalan dalam mengintegrasikan kualitas positif dan negatif dalam diri
Sedangkan merendahkan orang lain adalah mekanisme koping yang dilakukan
seseorang dengan memandang dirinya lebih baik dan lebih tinggi dari orang
lain. Orang lain dianggap tidak mempunyai kemampuan lebih dari diri klien
(Townsend, 2009).
Menurut Stuart (2006), sumber koping yaang berhubungan dengan
respon sosial maladaptif meliputi keterlibatan dalam hubungan keluarga yang
luasan teman, hubungan dengan hewan peliharaan dan penggunaan kreatifitas
untuk mengekspresikan stress interpersonal misalnya kesenian, musik atau
tulisan.
C. Pohon Masalah
Data Objektif:
a) Klien berbicara dan tertawa sendiri.
b) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
c) Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
d) Disorientasi
F. Diagnosis Keperawatan
1. Isolasi sosial: menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Budi Anna Keliat. 2009. Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta. ECG
Yosep Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta. ECG