Anda di halaman 1dari 10

Hasanuddin Journal of Applied Business and Entrepreneurship

KAJIAN KUALITATIF GAYA KEPEMIMPINAN DAN MODEL BISNIS


INOVATIF PT.BUKALAPAK STARTUP UNICORN INDONESIA

QUALITATIVE REVIEW OF LEADERSHIP STYLE AND INNOVATIVE


BUSINESS MODEL PT.BUKALAPAK STARTUP UNICORN INDONESIA
1
Ferawaty Usman, 2Djabir Hamzah, 3Fauziah Umar
1
Bukalapak (ferawatyusman@gmail.com)
2
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (djabirh@gmail.com)
3
Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin
(umar.fauziah@yahoo.com)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh CEO
Bukalapak 2) mengetahui model bisnis inovatif yang diterapkan oleh CEO Bukalapak 3)
mengetahui apakah gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh CEO Bukalapak sesuai dengan
model bisnis yang diterapkan. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian Kualitatif. Jenis
dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Informan/Narasumber
yang dipilihadalah dari pihak Internal maupun Eksternal PT.Bukalapak sebanyak 12 orang
informan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah Observasi,
Wawancara dan Teknik Dokumentasi. Data di analisis dengan menggunakan teknik analisis
data Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan yang
dimiliki oleh CEO Bukalapak adalah gaya kepemimpinan Visioner dan gaya kepemimpinan
Partisipatif. Model bisnis yang diterapkan di Bukalapak adalah Marketplace Customer to
Customner (C2C) yang berbasis E-Commerce. Gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh CEO
Bukalapak sesuai dengan model bisnis yang diterapkan.

Kata kunci: Gaya kepemimpinan, Model Bisnis Marketplace C2C, E-Commerce

ABSTRACT
This study aims to 1) to know the leadership style owned by CEO Bukalapak 2) to know the
innovative business model implemented by CEO Bukalapak 3) to know whether leadership style
owned by CEO Bukalapak according to business model applied. The method used is
Qualitative research method. The types and sources of data used are primary and secondary
data. Informants / sources are selected from the Internal and External PT.Bukalapak as many
as 12 people informants. Data collection techniques conducted in this study are Observation,
Interview and Documentation Technique. Data in the analysis by using qualitative descriptive
data analysis techniques. The results of this study indicate that leadership style owned by CEO
Bukalapak is Visionary leadership style and leadership style Partisipatif. The business model
implemented in Bukalapak is Marketplace Customer to Customner (C2C) based on E-
Commerce. Leadership style owned by CEO of Bukalapak according to business model
applied.

Keywords: Leadership style, C2C Marketplace Business Model, E-Commerce.

88
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

PENDAHULUAN
Bisnis startup seakan menjadi primadona baru dalam industrial bisnis. Hampir setiap tahun,
bahkan mungkin setiap bulan banyak berdiri bisnis startup dari berbagai jenis dan kalangan
dalam bidang teknologi. Setidaknya sampai saat ini ada ribuan startup lokal yang ada di
Indonesia.
Startup merupakan perusahaan yang menjadi cikal bakal pertumbuhan dan perkembangan
industri kreatif. Bilamana industri kreatif maju, maka pelaku usaha seperti startup ini juga
harus berkembang. Dengan adanya roadmap perkembangan industri kreatif oleh pemerintah
pusat sebagai solusi terhadap jatuhnya harga komoditas-komoditas berbasis sumber daya alam
belakangan ini memberi sinyal bahwa industri ini akan berkembang dimasa depan, oleh karena
itu startup juga akan berkembang.
Kebanyakan dari kita masih memandang inovasi itu datang dari sisi teknologi. Artinya
penciptaan produk atau layanan baru akan mendorong lahirnya inovasi. Tapi kenyataannya
tidak hanya itu saja. Model bisnis juga harus diubah atau diganti agar inovasi bisa melebar dan
meluas. Contoh kasus, kodak. Perusahaan ini gagal melihat masalah pada model bisnisnya.
Kejadian yang menimpa kodak, raksasa produsen produk film dan kamera analog menjadi ikon
kegagalan inovasi model bisnis di seantero dunia. Kejadian ini membuat banyak pihak
mengevaluasi apa yang dimaksud dengan model bisnis dan mengapa harus terlibat didalamnya.
Ternyata keunggulan teknologi harus juga diikuti dengan penyesuaian model bisnis yang
inovatif. Jika tidak maka keunggulan teknologi (seperti penemuan teknologi kamera digital
oleh kodak) tidak akan termanfaatkan pada masa yang tepat.
Kondisi tersebut merupakan kesempatan yang kini dimanfaatkan oleh para penggiat
teknologi yang turut serta membantu para pelaku UKM mengadaptasi layanan berbasis
teknologi untuk menjalankan pemasaran secara online, sehingga dari hal ini bisa menciptakan
ragam peluang baru yang menguntungkan. Salah satu yang berhasil memanfaatkan peluang
tersebut yaitu Achmad Zaky (Founder & CEO PT.Bukalapak).
Berikut beberapa torehan prestasi yang berhasil diraih oleh Achmad Zaky selama
memimpin PT.Bukalapak :
• The Loyalty and Engagement Awards 2016
• The Best Use of Consumer Insight/Data Analytics 2016
• The Best Use of Mobile Indonesia Best Brand Award 2016
• Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya 2016
• Portraits Indonesia Most Admired CEO 2017
• Tangrams Awards 2017

TELAAH PUSTAKA
Menurut Douglas dan James (1986:6) bahwa Manajemen sumber daya manusia adalah
“Human Resource Management is the prosses through whican optimal fit is achieved among
the employee, job, organization, and environment so that employees reach theirdesired level
of satisfaction and performance and the organization meets it’s goals.
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses melalui mana kesesuaian optimal
diperoleh di antara pegawai, pekerjaan organisasi dan lingkungan sehingga para pegawai
mencapaitingkat kepuasan dan performansi yang mereka inginkan dan organisasi memenuhi
tujuannya.
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang
memfokuskan diri pada sumber daya manusia A.F Stoner (1996:14).
Adapun fungsi Manajemen sumber daya manusia seperti halnya fungsi manajemen umum,
yaitu:
1. Fungsi Manajerial

89
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

 Perencanaan (Planning)
 Pengorganisasian (Organizing)
 Pengarahan (Directing)
2. Pengendalian (Controlling)
3. Fungsi Operasional
• Pengadaan Tenaga Kerja atau Pengadaan Sumber Daya Manusia (recruitment)
• Pengembangan(development)
• Kompensasi(compensation)
• Pengintegrasian(integration)
• Pemeliharaan (maintenance)
• Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja(separation)

Konsep Kepemimpinan Bisnis
Kepemimpinan bisnis (business leadership) sering disebut juga sebagai kepemimpinan
kewirausahaan (entrepreneural leadership) adalah kepemimpinan yang berlangsung di
perusahaan atau organisasi profit. Organisasi bisnis berbeda dengan organisasi nonprofit-
lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, militer, polisi dan sebagainya walaupun mungkin
sama-sama menyajikan produk dalam bentuk jasa.
Tujuh peran yang perlu dikuasai oleh semua founder startup saat bekerja, berikut
rangkumannya:
1. Pengarah visi
Founder startup butuh semangat dan gairah untuk menginspirasi, memimpin, serta
memotivasi orang-orang di bawahnya untuk menggiring mereka percaya dengan visi dan misi
yang telah didefinisikan. Membangun rasa percaya itu sangat penting. Tony Hsieh, CEO
Zappos mengungkapkan, “kejarlah visi, bukan uang, sebab uang pada akhirnya yang akan
mengikuti Anda.”
2. Informan
Uang itu keberadaannya sangat penting, terutama bila uang itu bukan milik Anda.
Ketika Anda menjaga saham dan investor dari sesuatu dari yang tidak baik, Anda akan
mendapat rasa hormat. Hal tersebut akan memacu Anda untuk lebih sukses lagi. Dennis
Crowlet, CEO Foursquare, mengatakan peran sebagai informan itu sangat krusial. Menurutnya,
dari sekian ribu ilmu yang sudah kita pelajari, mungkin yang terpenting dari itu semua adalah
terus terang kepada investor apa yang akan dilakukan oleh perusahaan, mana yang tidak, lalu
buka kepada mereka mana yang harus diprioritaskan untuk dikerjakan.
3. Manajer keuangan
Menjalankan startup berarti membuat Anda harus bertindak sebagai manajer bank dan
pegawainya. Tugasnya mengelola pendapatan, investasi, biaya, ditambah dengan persaingan
ketat dengan perusahaan lain untuk mengembangkan bisnis.
4. Tenaga pemasar
Entah saat Anda pitching ke investor, merekrut karyawan baru, melatih kemampuan
diri atau sedang berada di kafe, Anda harus selalu menjual visi selama 24/7. Selalu konsisten
itu penting, bahkan saat hari terburuk Anda. Dengan menularkan kepercayaan diri Anda
terhadap produk sendiri, berarti Anda itu sedang melakukan investasi. Tularkan rasa
kepercayaan diri ini ke lingkungan sekitar Anda, dengan selalu memberi selalu unsur positif
untuk reputasi produk Anda. Tidak ada salahnya untuk memiliki alat pemasaran yang nyata
seperti membangun aplikasi mobile untuk membantu anda bekerja di manapun.
5. Perencana
Ambil peran aktif dalam memetakan bisnis untuk saat ini, masa depan, dan jangka
panjang. Ceritakan kepada orang-orang untuk menggiring mereka percaya dengan visi dan
arah dari Anda. Strategi ini cukup strategis dan sangat terbuka kepada kritik, terutama saat
90
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

sesuatu tidak berjalan sesuai rencana.


6. Pembuat keputusan
Anda adalah orang terakhir yang mengatakan ya atau tidaknya terhadap seluruh rencana
bisnis perusahaan sebelum dikerjakan. Peran ini tekanannya memang cukup tinggi. Maka dari
itu, Anda harus nyaman sebelum memutuskan suatu keputusan bisnis, caranya dengan
mengevaluasi dengan menimbang potensi baik ataupun buruknya. Lebih penting lagi, jangan
menunggu momen datang. Sebaiknya ke luar dan cari ide, semakin proaktif pola pikir Anda,
semakin besar kemungkinan untuk membuat keputusan yang tepat.
7. Pendengar yang baik
Mencari kritik yang bersifat konstruktif pada dasarnya sangat membantu Anda untuk
mengasah kepada kesuksesan. Menurut Elok Musk, Founder PayPal dan beberapa
perusahaan teknologi sukses lain, sebaiknya Anda harus ambil sebanyak mungkin masukan
dari orang, namun hanya ambil masukan yang konstruktif saja. Tanyakan ke mereka apa yang
salah. Anda seringkali harus memancing ucapan dari mereka dengan respons untuk mencari
tahu apa yang salah. Menurutnya, sebagai seorang responder itu sangat bergantung
kemampuan Anda sebagai pendengar.

METODE PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah Lexy.J. Moelong (2011:6).
Metode ini dipilih karena lebih mampu menemukan definisi situasi dan gejala sosial
dari subyek, perilaku, motif-motif subyektif, perasaan dan emosi orang yang diamati,
merupakan definisi situasi subyek yang diteliti. Maka subyek akan dapat diteliti secara
langsung. Selain itu metode ini dapat meningkatkan pemahaman peneliti terhadap cara subyek
memandang dan menginterpretasikan kehidupannya, karena itu berhubung dengan subyek dan
dunianya sendiri bukan dalam dunia yang tidak wajar yang diciptakan oleh peneliti.
Berikut daftar penentuan informan sesuai saran/masukan dari Pembimbing dan Tim
Penguji serta penunjukan langsung yang dilakukan oleh Tim Human Capital Management
(HCM) Bukalapak atas persetujuan dari CEO Bukalapak.com :

91
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

Tabel 1. Informan Bukalapak


No Nama Jabatan Keterangan
1. Achmad Zaky Founder & CEO PT.Bukalapak.com Narsum 1
2. Muhamad Fajrin Rasyid Co-founder & Chief Financial Officer (CFO) Narsum 2
PT.Bukalapak
3. Nugroho Heru Cahyono Co-founder & Chief Technology Officer Narsum 3
(CTO) PT.Bukalapak
4. Arief Rakhman Head of Consumer Satisfaction PT. Bukalapak Narsum 4
(Divisi Satisfaction).
5. Adhitya Insan Mahaputra Head of Marketing & Public Relations Narsum 5
PT.Bukalapak
6. Mega Agustina Manager Regional 3 Area Indonesia Timur Narsum 6
(Sulawesi, Maluku, Papua) Divisi Komunitas
7. Hambali Ranger Bukalapak Makassar Narsum 7
8. Zainal. A Office boy Kantor Pusat PT.Bukalapak Narsum 8
9. Sutanto Hartono Investor PT.Bukalapak (CEO Grup EMTEK) Narsum 9
10. Irul Sudjarwo Pengusaha/Pelapak Premium/Terbaik Narsum 10
Bukalapak (Komunitas Makassar)
11. Fajeri Hidayat Pengusaha/Pelapak Premium/Terbaik Narsum 11
Bukalapak (Komunitas Banjarmasin)
12. Lutfan Rosyidi Konsumen (Buyer) aktif Bukalapak Narsum 12

Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan empat tahap penelitian, sebagaimana diungkapkan oleh
Lexy J. Moleong (Op,.Cit..Lexy J. Moleong. Hlm 127). Adapun beberapa tahapan dalam
penelitian ini adalah:
a. Tahap pralapangan
 Penentuan Lokasi penelitian yang telah dijelaskan pada pemilihanlokasi.
 Proses perizinan kepada kantor PT.Bukalapak.com.
b. Pengumpulan Data dan analisis data.
Pada tahap ini membutuhkan ketekunan observasi dan wawancara untuk mendapatkan data
tentang berbagai hal yang dibutuhkan dalam penelitian. Pengecekan keabsahan data dalam
penelitian menggunakan dua triangulasi, yaitu sumber data, dan teori serta triangulasi metode.
c. Penyusunan Laporan
Disini peneliti membuat laporan dimulai dari melakukan observasi sampai penelitian selesai,
seperti tabel di bawah ini :
Tabel. 2. Time Table
Waktu Keterangan

Februari 2018 Observasi pertama (mencari informasi tentang berita/topik yang akan diteliti melalui
berbagai sumber yakni buku, majalah, internet dll).
Maret 2018 Awal Penyusunan Penelitian Tesis

Maret 2018 Meminta data ke PT.Bukalapak mengenai Profil Perusahaan dan Profil
Narasumber/Informan melalui email ke hcm.bukalapak.com
April 2018 Wawancara testimoni via internet (whatsapp) ke narasumber 1,2,3,4,5.

Juni 2018 Wawancara ke narasumber 1

Juni 2018 Wawancara ke narasumber 1,2,3,4,5,6,7,10,11

Juni 2018 Wawancara via email ke narasumber 9

Juni 2018 Wawancara via whatsapp ke narasumber 8 dan 12

92
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

Juli 2018 Penyusunan hasil wawancara untuk dikembangkan di bab pembahasan dan hasil
penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Bukalapak adalah penyedia sarana jual beli online dari konsumen ke konsumen (C2C)
untuk transaksi satuan maupun grosir, melalui aplikasi mobile dan website. Sebagai pasar
online terbesar di Indonesia, bukalapak berperan aktif dalam pertumbuhan e-commerce
nasional dengan memberdayakan usaha kecil dan menengah (UMKM). Bukalapak merupakan
salah satu pasar daring (online marketplace) terkemuka di Indonesia (biasa dikenal juga dengan
jaringan toko daring) yang dimiliki dan dijalankan oleh PT. Bukalapak. Seperti halnya situs
layanan jual beli daring (online) dengan model bisnis (C2C), Bukalapak consumer-to-
consumer menyediakan sarana penjualan dari konsumen-ke- konsumen di mana pun. Siapa pun
bisa membuka toko daring untuk kemudian melayani calon pembeli dari seluruh Indonesia baik
satuan ataupun dalam jumlah banyak. Pengguna perorangan ataupun perusahaan dapat
membeli dan menjual produk, baik baru maupun bekas, seperti sepeda, ponsel, perlengkapan
bayi, gawai (gadget), aksesoris gawai, komputer, sabak (tablet), perlengkapan rumah tangga,
busana, elektronik, dan lain-lain. Menyadari peran UKM yang cukup signifikan sebagai
penggerak perekonomian negara, bukalapak memfasilitasi masyarakat untuk bersama-sama
untuk memajukan UKM di Indonesia.
Manfaat, yang potensial akan diperoleh dari kepemimpinan partisipatif adalah :
 Kualitas keputusan yang diambil, biasanya lebih baik, bila para peserta
mempunyai informasi dan pengetahuan yang tidak dipunyai sang pemimpin
 Bersedia untuk kerjasama dalam mencari suatu pemecahan yang baik, untuk
suatu masalah keputusan
 Keputusan yang diambil, biasanya lebih dapat diterima oleh para partisipan,
 Peluang untuk memperoleh suatu pengaruh terhadap sebuah keputusan,
biasanya akan meningkatkan komitmen dalam hal tersebut
 Kepuasan terhadap proses pengambilan keputusan, biasanya juga lebih tinggi,
 Menumbuhkan dan mengembangan keahlian dalam pengambilan keputusan.
E-commerce adalah dimana dalam satu website menyediakan atau dapat melakukan
transaksi secara online atau juga bisa merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang secara
online yang memanfaatkan fasilitas Internet. E-commerce akan merubah semua kegiatan
marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading
(perdagangan). Model bisnis e-commerce tidak dapat dipungkiri menjadi model bisnis yang
sedang menjadi tren pada era digital. Tidak dapat ditampik kalau e-commerce akan menjadi
bentuk baru dalam kegiatan jual beli barang dan jasa. Definisi E-Commerce menurut Laudon
& Laudon (1998), E-Commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk
secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai
perantara transaksi bisnis. Sedangkan definisi E-Commerce menurut David Baum (1999, pp.
36-34) yaitu:E-Commerce is a dynamic set of technologies, applications, and bussines process
that link enterprises, consumers, and communities through electronics transactions and the
electronic exchange of goods, services, and informations. Diterjemahkan oleh Onno. W. Purbo:
E-Commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang
menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik
dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Tujuan
suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan E-
Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan
keuntungannya.
Manfaat dalam menggunakan E-Commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem
transaksi adalah: a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar). Transaksi on-line

93
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual
hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu. b. Menurunkan
biaya operasional (operating cost). Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian
besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom,
beban gaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi. c. Melebarkan jangkauan (global
reach). Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat
dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media
perantara komputer. d. Meningkatkan customer loyalty. Ini disebabkan karena sistem transaksi
E-Commerce menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses
setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan
konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan. e. Meningkatkan supply
management. Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada
perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga
untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management
yang baik harus ditingkatkan. f. Memperpendek waktu produksi. Pada suatu perusahaan yang
terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau
produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena on-
line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam
komputer.
Bukalapak.com telah bekerjasama dengan sebanyak 140.000 merchants, dengan sistem
transaksi jual beli yang mudah. Pelanggan yang berbelanja di Bukalapak.com akan
mendapatkan notifikasi SMS berupa konfirmasi pembayaran untuk setiap transaksi, yang
kemudian akan diteruskan kepada pihak penjual untuk segera mengirimkan barang pesanan.

PEMBAHASAN
Peneliti dalam hal ini melihat bahwa Investor dalam memilih startup cenderung lebih
memilih startup yang menerapkan model bisnis yang telah terbukti keberhasilannya seperti
Alibaba.com. Namun beberapa CEO atau owner melakukan kesalahan fatal dengan membuat
model bisnis jenis baru sedangkan model bisnis yang dipakai untuk mendapatkan uang tersebut
belum pernah diterapkan sebelumnya dan belum terbukti sehingga risiko kerugian lebih besar.
Alangkah baiknya daripada kita kembangkan model bisnis baru, pertimbangkan saja jenis-jenis
model bisnis yang sudah teruji dan digunakan untuk banyak bisnis. Marketplace bisa dibilang
sebagai model bisnis yang bekerja layaknya seorang perantara mempertemukan penjual dengan
pembeli. Si penjual mendapatkan keuntungan dari akses ke sebuah marketplace, sebuah tempat
yang memungkinkan para pembeli mencari berbagai barang yang mereka inginkan.Terdapat
beberapa jenis marketplace, sesuai dengan sumber dan target pasarnya. Contohnya
adalah marketplace B2B seperti Indotrading, yang menyediakan berbagai produk dari dan
untuk bisnis besar. Lalu ada marketplace C2C seperti Bukalapak, yang memungkinkan
pengguna untuk membuka toko online dan berhubungan dengan konsumen sebagai pembeli.
Gaya kepemimpinan Bisnis tentu berbeda dengan gaya kepemimpinan di bidang
Birokrat maupun Militer, pada hasil kajian yang dilakukan oleh peneliti dari hasil wawancara
dengan beberapa narsum yang telah dipilih, peneliti menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
yang dimiliki oleh CEO Bukalapak adalah gaya kepemimpinan Visioner dan Partisipatif. Jenis
gaya kepemimpinan ini sesuai dengan model bisnis yang diterapkan dalam perusahaan
Bukalapak yaitu model bisnis Marketplace C2C yang berbasis E-Commerce. Hal ini sesuai
dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan beberapa orang narsum :
“Model bisnis Marketplace C2C yang diterapkan oleh Bukalapak merupakan model
bisnis yang mengharuskan CEO untuk memiliki jiwa/karakter seorang visioner, mengingat
Bukalapak.com merupakan suatu perusahaan startup yang menuntut seorang pemimpin untuk
memiliki pandangan jauh kedepan serta berani mengambil resiko, selain itu perusahaan

94
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

marketplace bukalapak merupakan perusahaan yang berhubungan langsung dengan konsumen


atau C2C dimana pemimpin diharuskan terjun langsung ke lapangan untuk melihat situasi dan
kondisi yang sedang dihadapi oleh pelapak maupun konsumen. Pemimpin perusahaan dituntut
untuk lebih adaptif, hal itu dimiliki oleh seorang Achmad Zaky Founder & CEO Bukalapak”
Arief Rakhman, Selasa 26 Juni 2018“
“Zaky merupakan sosok pemimpin yang sangat cermat dan teliti dalam
mengantisipasi maupun menghadapi suatu persoalan di Bukalapak hal ini
sejalan dengan model bisnis yang diterapkan di bukalapak dimana pemimpin
dituntut untuk memiliki jiwa visioner yang berani mengambil resiko dalam
menjalankan perusahaan Bukalapak serta lebih cermat dalam mengatasi
persoalan yang ada”. Muhamad Fajrin Rasyid, Selasa 26 Juni 2018.
“Gaya kepemimpinan yang dimiliki Achmad Zaky menurut saya telah
sesuai dengan model bisnis yang diterapkan oleh Bukalapak saat ini, mengingat
bukalapak merupakan marketplace C2C yang berbasis e-commerce, model
bisnis seperti ini membutuhkan seorang pemimpin yang memiliki pandangan
jauh kedepan (visioner), berfikir out of the box bukan berfikir secara
konvensional lagi”. Hambali, Rabu 27 Juni 2018.
“Model bisnis yang diterapkan di Bukalapak adalah model bisnis
marketplace C2C yang merupakan salah satu e-commerce di Indonesia, sebagai
seorang CEO dari EMTEK Group tentu sebelum memutuskan untuk
berinvestasi di Bukalapak kami melakukan kajian dulu salah satunya termasuk
mengenal lebih dekat dengan CEO Bukalapak itu sendiri yaitu Achmad Zaky,
saya melihat karakter yang paling menonjol dalam diri Achmad Zaky adalah
pemimpin yang memiliki karakter seorang visioner yang memiliki mindset jauh
kedepan. Perusahaan startup merupakan sebuah perusahaan rintisan (baru) yang
membutuhkan investasi dari pemodal besar (venture capital), tentu dengan
menghubungkan karakter seorang pemimpin dengan model bisnis usaha yang
dijalankannya merupakan salah satu pertimbangan besar kami di EMTEK
Group. Dan saya melihat bahwa sosok Achmad Zaky memiliki jiwa/karakter
seorang pemimpin yang sangat sesuai/cocok dengan model bisnis yang dimiliki
oleh Bukalapak” Sutanto Hartono, Rabu 27 Juni 2018.
Karakter seorang yang memiliki gaya kepemimpinan visioner memiliki karakteristik
khas yang menjadi dasar untuk mengetahui gambaran sikap dan perilaku pemimpin yang
memiliki orientasi pada visi. Beberapa pendapat dari narsum diatas sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan oleh ahli dimana Menurut Nasir (2012) beberapa ciri-ciri utama
kepemimpinan visioner adalah:
• Berwawasan ke masa depan: pemimpin visioner mempunyai pandangan yang jelas
terhadap suatu visi yang ingin dicapai, agar organisasi yang dia masuki dapat berkembang.
Sesuai dengan visi yang ingin dia capai.
• Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu dan selalu siap
menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner juga menunjukkan
perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Dalam memperhitungkan kejadian yang di
anggapnya penting.
• Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai
tujuan. Pemimpin visioner adalah sosok pemimpin yang patut dicontoh, dia mau membuat
contoh agar masyarakat sekitar mencontoh dia.
• Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola ‘mimpi’
menjadi kenyataan: pemimpin visioner adalahorang yang mempunyai komitmen yang kuat
terhadap visi diembannya, dia ingin mewujudkan visinya kedalam suatu organisasi yang dia
masuki.

95
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

• Mampu mengubah visi ke dalam aksi: dia dapat merumuskan visi kedalam misinya
yang selanjutnya dapat diserap anggota organisasi. Yang dapat menjadikan bahan acuan dalam
setiap melangkah kedepan.
• Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diyakininya: pemimpin visioner
sangatlah profesionalitas terhadap apa yang diyakini, seperti nilai – nilai luhur yang ada di
bangsa ini. Dia sosok pemimpin yang bisa dijadikan contoh.
• Membangun hubungan (relationship) secara efektif: pemimpin visoner sangatlah pandai
dalam membangun hubungan antar anggota, dalam hal memotivasi, memberi, membuat
anggotanya lebih maju dan mandiri. Secara tidak langsung hubungan itu akan terjalin dengan
sendirinya (Qalby, Munir, & Jusni, 2018) . Dia juga tidak malu – malu dalam memberi reward
dan punnisment terhadap anggotanya, tingkat integritasnya sangatlah tinggi. Hal ini sejalan
dengan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa orang narsum yang pernah mendapat
reward maupun punishment.

KESIMPULAN DAN SARAN


Gaya Kepemimpinan
Dari hasil kajian yang telah dilakukan diketahui bahwa Gaya Kepemimpinan yang
dimiliki oleh CEO Bukalapak Achmad Zaky adalah Gaya Kepemimpinan Visioner dan Gaya
Kepemimpinan Partisipatif. Ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan berbagai Narsum
Representatif baik itu dari pihak eksternal maupun internal PT.Bukalapak. Karakteristik yang
dimiliki oleh CEO Bukalapak menunjukkan ciri khas dari gaya kepemimpinan seorang visioner
maupun partisipatif, sama dengan ciri yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Dari hasil kajian yang telah dilakukan Gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh CEO
Bukalapak telah sesuai/cocok dengan model bisnis yang diterapkannya di Bukalapak. Gaya
kepemimpinan Visioner maupun Partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang sangat
sesuai bagi seorang CEO Perusahaan Startup Marketplace C2C karena karakteristik seorang
visioner sangat menunjang sebuah perusahaan baru/rintisan (startup) untuk mencapai
keberhasilan apalagi dalam waktu yang relatif singkat dimana seorang visioner memiliki
ciri/karakter yang berfikir jauh kedepan, berani mengambil resiko, serta siap dalam
menghadapi tantangan. begitupun dengan gaya kepemipinan partisipatif dimana Bukalapak
merupakan perusahaan marketplace C2C yang berhubungan langsung dan bergantung dengan
konsumen atau para pelapak, seorang CEO dituntut untuk bisa terjun langsung ke lapangan
guna mengetahui secara langsung permasalahan yang terjadi dengan para konsumen atau para
pelapak. Kedua karakter ini dimiliki oleh Achmad Zaky berdasarkan hasil wawancara dengan
beberapa orang narsum dari berbagai kalangan, kemudian peneliti menghubungkan dengan
model bisnis yang dipakai/diterapkan, peneliti melihat ada kesesuaian/kecocokan dengan
model bisnis yang diterapkannya hal ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
beberapa ahli.

Model Bisnis
Dari hasil kajian yang telah dilakukan diketahui bahwa Model Bisnis yang diterapkan
di PT.Bukalapak adalah jenis dari Model Bisnis Marketplace Customer to Customer (C2C)
yang berbasis E-Commerce. Ini merupakan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
terhadap CEO Bukalapak Achmad Zaky dan beberapa orang Narsum dari Pihak Internal
(Manajemen PT.Bukalapak & Co-Founders) & Eksternal (Investor). Marketplace C2C dipilih
menjadi jenis model bisnis di PT.Bukalapak karena jenis model bisnis tersebut telah terbukti
keberhasilannya seperti Alibaba.com di Cina, Founder & Co-Founders Bukalapak ingin meniru
keberhasilan dari Alibaba.com kemudian diterapkan di Indonesia. Dengan memanfaatkan The
Fourth Industrial Revolution (era 4.0) saat ini seperti yang dikemukakan oleh Klaus Schwab.
Dengan menerapkan model bisnis yang telah terbukti tingkat keberhasilannya maka dengan

96
HJABE Vol. 2 No. 4 Oktober 2019

mudah akan menarik Investor, khususnya Investor dengan pemodal besar atau lebih dikenal
dengan istilah Venture Capital. Hal ini terbukti dalam kurun waktu 5 tahun Bukalapak berhasil
menjadi salahsatu Startup Unicorn Indonesia dengan nilai valuasi mencapai $1M atau setara
dengan Rp.14,3 Triliun.
Adapun saran-saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Masih terdapat banyak gaya kepemimpinan lain selain gaya kepemimpinan visioner &
partisipatif yang seharusnya dimiliki oleh seorang CEO yang bergerak dalam bidang
bisnis khususnya e-commerce untuk menunjang keberhasilan perusahaan yang
dipimpinnya. Seperti misalnya gaya kepemimpinan transformasional, transaksional,
adaptif dsb.
2. Dalam satu perusahaan bisa memiliki lebih dari satu model bisnis seperti di Bukalapak
misalnya selain model bisnis marketplace C2C, Bukalapak bisa mengembangkan
model bisnis ke model B2B (Businnes to Business) dengan skala yang lebih besar agar
supaya perusahaan dapat lebih berkembang.

DAFTAR PUSTAKA
Greenberg, J. & Baron, R. (2000). Perilaku Organisasi.Jakarta: Prentice Hall.
Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Alfabeta.
Moleong, L. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surabaya: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
Moleong, L.J. (2006). Metode penelitian kualitatif. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Moleong, L.J. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Nasir, U (2012) Jurnal Kepemimpinan Visioner Dalam Mengubah Sekolah Sebagai
Organisasi Pembelajaran. Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang.
Nelson, A.(2002). Spiritualityandleadership. Bandung:Kalam Hidup.
Qalby, A. N., Munir, A. R., & Jusni, J. (2018). Pengaruh Relationship Marketing dan Brand
Image terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi Kasus Pelanggan Astinet Segmen Bisni
PT.Telkom Witel Makassar). Hasanuddin Journal of Applied Business and
Entrepreneurship, 1(2), 61-72.

97

Anda mungkin juga menyukai