Indah Permata Sari (D1B120190) Makalah Patologi Tugas Empat
Indah Permata Sari (D1B120190) Makalah Patologi Tugas Empat
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
.Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah yang telah
kekurangan, oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat dibutuhkan
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
B. Farmakogenetik
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
melakukan sekuensi dan cloning gen pada tahun l980-an Pengobatan yang
berbasis pada terapi gen diyakini memiliki banyak keuntungan yang tidak
umum berupa efisiensi terapi yang tinggi, mengingat terapi gen bekerja dengan
selektif pada gen penyebab terjadinya penyakit. Selain itu terapi gen juga
juga memiliki beberapa kelemahan. Hal ini disebabkan oleh sistem genetik dari
manusia yang sangat komplek sehingga terapi gen masih sering diperdebatkan
terapi gen juga memerlukan biaya yang cukup besar dalam pelakanaanya.
metode terapi ini dapat diterapkan secara luas dalam masyarakat (Dedy
Syahrizal, 2008).
Terapi gen adalah satu teknik untuk memperbaiki gen yang rusak
dengan tujuan untuk pengobatan. Gen merupakan unit dasar fisis dan
fungsional yang diwariskan dan berada dalam kromosom inti sel. Gen terdiri
atas rantai pasangan basa yang mengkode instruksi perakitan berbagai protein.
Ketika terjadi perubahan gen, protein yang dikode akan berubah dan tidak
dapat berfungsi secara normal sehingga terjadi penyakit genetik (Tanonjo dan
Satya, 2012).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
struktur selular. Ketika teiadi kerusakan pada gen, maka protein tidak akan
Syahrizal, 2008).
Terapi gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen yang cacat yang
bertanggung jawab terhadap suatu penyakit. Selama ini pendekatan terapi gen
Pendekatan ketiga adalah mereparasi gen abormal dengan cara mutasi balik
terapi gen yaitu mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal tersebut (Dedy
Syahrizal, 2008).
Terapi gen adalah satu teknik untuk memperbaiki gen yang rusak
dengan tujuan untuk pengobatan. Gen merupakan unit dasar fisis dan
fungsional yang diwariskan dan berada dalam kromosom inti sel. Gen terdiri
atas rantai pasangan basa yang mengkode instruksi perakitan berbagai protein.
Ketika terjadi perubahan gen, protein yang dikode akan berubah dan tidak
dapat berfungsi secara normal sehingga terjadi penyakit genetik (Tanonjo dan
Satya, 2012).
dunia. Hal ini meliputi "memperkenalkan" sebuah gen yang baik kedalam
target sel sebagai hasil akhrir terapinya. Tetapi hasil terapi ini tidak dapat
disebabkan gen yang telah diterapi tidak dapat diturunkan. Dengan kata
Terapi gen somatik secara umurn dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu
kembali ke dalam tubuh dan (in vivo) dimana proses terapi berlangsung di
dalam tubuh.
dalam sel telur tikus yang telah difertilisasi. Tikus dapat tumbuh dewasa
dan keturunannya juga memiliki gen yang serupa. Para ahli menemukan
bentuk terapi gen ini. Hal ini membuat mereka berpikir bahwa hal yang
sama dapat juga diterapkan pada manusia. Meskipun bentuk terapi ini
Transfer Gen
terutama efisiensi transfer dan ekspresi gen pada sel target. Transfer gen
fungsional ke dalam sel target dalam terapi gen memerlukan vektor yang
kompeten dan dapat membawa gen target dengan baik. Gen normal akan
merupakan yang paling sulit dalam keseluruhan tahapan terapi gen karena pada
tahapan ini menentukan keberhasilan terapi gen itu sendiri. Vektor yang akan
digunakan untuk penyisipan gen pada terapi gen harus memenuhi beberapa
karakteristik, yaitu memiliki spesifitas yang tinggi, mampu secara efisien
menyisipkan satu atau lebih gen dengan ukuran tertentu, tidak dikenali oleh
sistem imun tubuh penderita, dan dapat dipurifikasi dalam jumlah yang besar.
Vektor pembawa gen target harus tidak dikenali oleh sistem tubuh penderita
gen target via vektor tersebut harus aman bagi penderita dan lingkungan.
Vektor penyisipan gen juga harus mampu untuk memfasilitasi ekspresi gen
virus (viral vector) maupun senyawa atau molekul selain virus (non viral
vector). Transfer gen pada terapi gen dengan menggunakan vektor berupa virus
B. Farmakogenetik
terapi menjadi lebih efektif dan aman. Farmakogenetik juga akan lebih
memudahkan dan mempercepat penemuan obat-obat baru (Tjay Tan Hoan dan
yaitu bagaimana gen-gen dapat mempengaruhi khasiat dan efek samping obat
variasi individual terhadap reaksi suatu obat. Setelah tahun 2002 para ilmuwan
Genom manusia ternyata terdiri dari 25.000 gen yang sama, tetapi masing-
masing memiliki kelainan kecil yang spesifik (genetic fingerprint) (Tjay Tan
individu lain yang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari faktor obat itu
besar yang bervariasi karena perbedaan genetik. Pada beberapa individu, obat
tersebut dapat memberikan efek yang kuat sehingga timbul efek samping
ataupun efek toksik. Sebaliknya, pada individu lain, obat tersebut akan
memberikan respon yang kecil atau tidak memberikan efek yang kuat sehingga
terapi obat gagal. Ilmu yang mempelajari peranan faktor genetik (herediter)
Rahardjo, 2008).
pada individu tersebut, misalnya bertambahnya efek samping, efek toksik, atau
efek obat yang lemah. Dengan mengenali individu tersebut, dapat dilakukan
terhadap obat, yang mungkin karena adanya perbedaan dalam frekuensi gen
yang ada dalam populasi dari tiap-tiap kelompok etnik tersebut (Rio Rahardjo,
2008).
kelamin. Namun, apabila kelainan terjadi pada kromosom tubuh maka tidak
sistem dan fungsi tubuh manusia akan terganggu dan berbeda dari normalnya.
mengidentifikasi adanya gen yang terkait fungsi tertentu sehingga ketika terjadi
gen sehingga ekspresi gen dapat dikontrol dan produknya dapat dimanfaatkan
untuk tujuan tertentu Teknik ini sudah banyak dimanfaatkan untuk merekayasa
Widyastuti, 2017).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terapi gen adalah teknik untuk mengoreksi gen-gen yang cacat yang
genetik.
B. Saran
Pada penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat diperlukan demi
DAFTAR PUSTAKA
Dedy Syahrizal. 2008. Terapi Gen : Dasar dan Posisinya Sebagai Modalitas
Pengobatan. Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.
Dyah Ayu Widyastuti. 2017. Terapi Gen : Dari Bioteknologi Untuk Kesehatan.
Universitas PGRI Semarang.
Henry Tanojo dan Satya Wydya Yenny. 2012. Terapi Gen Untuk Genodermatosis.
Padang : Universitas Andalas.
Tjay Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting (Kasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya). Jakarta : Gramedia.