LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN TUMOR ABDOMEN
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Tumor adalah : merupakan kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel yang
tumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya
serta tidak berguna bagi tubuh. (Kusuma, Budi 2001)
Tumor adalah : massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm. (Wolf.
Weitzel. Fuest. 1984)
Tumor adalah : benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan
pertumbuhan yang terbatas dan lonjong. (Dolan T. Joant. 1991)
Tumor abdomen : merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-
beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel
normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan
dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior.
Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi
tidak menginvasinya.
2. Etiologi
Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.
Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsi
aotonomnya dalam pertumbuhan, kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan
metastasis.
Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
1) Karsinogen
2) Hormone
3) Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang
kurang berserat.
4) Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
Insiden
Tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan
kematian utama di Amerika Serikat. Lebih dari 496.000 orang Amerika meninggal akibat
proses maligna, setiap tahunnya. Memperlihatkan frekuensinya, penyebab kematian akibat
tumor di Amerika Serikat meliputi kanker paru, prostate, dan area kolorektal pada pria dan
pada tumor paru, payudara, dan area kolorektal pada wanita.(Smelstzer, Suzanne C.2001)
3. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh mutasi
ganetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secar
abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel
tersebut. Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel
untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi.
Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang
membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi
dengan jalan katabolisme. Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk
membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat
mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan bahan-bahan tersebut.(Kusuma, Budi drg.
2001). Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi
perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan
memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan
secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal
dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn
penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.(Smelstzer, Suzanne C.2001).
5. Pemeriksaan Diagnostik
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi malignansi meliputi :
a. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau oleh
tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan
gambaran berbagai struktur tubuh.
c. CT Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan
jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan;
dapat ,mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound\
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima,
digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.
f. Endoscopy
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu ke
dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy
jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.
g. Pencitraan kedokteran nuklir
Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti
dengan pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope.(Smeltzer,
Suzanne C.2001).
7. Penatalaksanaan medis
1) Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal
atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi.
Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus
menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus
menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah
injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne C. 2001)
2) Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan
tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy yang
digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam spektrum
elektromagnetik.
3) Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor,
untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi
dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi
ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
4) Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker
dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody
monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle Gale. 2000).
Patchaway
Tumor abdomen
Nyeri akut
Resiko diare
Kurang
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
American Callege Of Surgeons. 1997. Advced Trauma Life Suport (ATLS) for
Doctors, Edition 6, Amerika Serikat.
Departemen Kesehatan RI. 1990. Pusat Diklat Tenaga Kesehatan, Penerapan
Proses Keperawatan Pada Klien Gangguan Sistem Pernafasan. Depkes RI.
Horison’ s. Gangguan Saluran Pencernaan, Edisi 9 Terjemahan Adji Dharma, EGC
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.
Dolan T. Joant. 1991. Critical Care Nursing Clinical Management Through The
Nursing Proces, New York. Amerika Serikat, FA Davis Company. Philadephia.
Doenges E. Marilyn. Et All. 1987. Nursing Care Plans, Edition 2, Company Philadephia.
Wolf. Weitzel. Fuest. 1984. Dasar – Dasar Ilmu Keperawatan. Jakarta. PT Gunung Agung.
Kusuma, Budi.2001.Gangguan Saluran Pencernaan.jakarta.
1. Pengkajian
Data dasar pengkajian klien :
a. Aktivitas istirahat
Gejala : kelemahan dan keletihan
b. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja.
Kebiasaan : perubahan pada TD
c. Integritas ego
Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
d. Eliminasi
Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada
defekasi.
Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
e. Makanan/cairan
Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet).
Anoreksisa, mual/muntah.
Intoleransi makanan
Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa
otot.
2. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi
a) Ansietas b/d perubahan status kesehatan.
b) Nyeri (akut) b/d proses penyakit
c) Resiko tinggi terhadap diare
d) Kurang pengetahuan mengenai prognisis dan kebutuhan pengobatan
Post operasi
a) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
b) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.
c) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi.
3. Intervensi
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, dibuat rencana tindakan untuk mengurangi,
menghilangkan dan mencegah masalah klien.(Budianna Keliat, 1994, 16)
Pre operasi
a. Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Kemungkinan dibuktikan oleh: peningkatan ketegangan, gelisah, mengekspresikan
masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup. Hasil yang diharapkan :
a) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut
b) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi.
Intervensi Rasional
1) Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, 1) Informasi memberikan data dasar untuk
durasi dan skala. mengevaluasi kebutuhan / keefektifan
intervensi.
2) Berikan tindakan kenyaman dasar misal:
massage punggung dan aktivitas hiburan 2) Dapat meningkatkan relaksasi
misalnya music.
3) Dorong penggunaan keterampilan 3) Memungkinkan klien untuk berpartisipasi
penggunaan keterampilan manajement nyeri secara aktif dalam meningkatkan rasa control.
misalnya relaksasi napas dalam.
4) Kolaborasi pemberian analgetik sesuai 4) Analgetik dapat menghambat stimulus
indikasi nyeri.
Tujuan : dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan pengobatan.
Intervensi Rasional
1) Tinjau ulang dengan klien/orang tedekat 1) Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini
pemahaman diagnose khusus, alternative mengidentifikasi kebutuhan belajar dan
pengobatan dan sifat harapan. memberiakan dasar pengobatan dimana
klien membuat keputusan berdasarkan
informasi.
2) Tentukan persepsi klien tentang kanker dan 2) Membantu identifiokasi ide ,sikap, rasa
pengobatan kanker. takut, kesalahan konsepsi, dan kesenjanagan
pengetahaun tentang kanker.
3) Berikan informasi akurat dan jelas dalam 3) Membantu penilaian diagnose kanker,
cara yang nyata tetapi sensitive. memberikan informasi yang diperlukan selama
waktu menyerapnya.
4) Tinjau ulang aturan pengobatan khusus dan 4) Meningkatkan kemampuan untuk mengatur
penggunaan obat yang dijual bebas. perwatan diri dan menghindari potensial,
komplikasi, reaksi/interaksi obat.
5) Tinjau ulang dengan klien/orang terdekat 5) Meningkatkan kesejateraan, memudahkan
pentingnya mempertahankan status nutrisi pemulihan dan memumgkinkan klien
optimal. mentoleransi pengobatan.
6) Anjurkan meningkatkan masukan cairan dan 6) Meperbaiki konsistensi feces dan
serta dalam diet serta latihan teratur. merangsang peristaltic.
Post operasi
a. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan
pembedahan.
Tujuan : Mempertahankan volume cairan adekuat denga membrane mukosa lembab,
turgor kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan haluaran urien adekuat.
Intervensi Rasional
1. Pantau tanda-tanda vital dengan sering. 1. Tanda-tanda awal hemoragi usus dan
Periksa balutan luka dengan sering selama pembentukan hematoma yang dapat
24 jam pertama terhadap tanda-tanda darah menyebabkan syok hepovelemik.
merah terang dan berlebihan.
2. Palpasi nadi periver. Evaluasi pengisian 2. Memberikan informasi tentang volume
kapiler turgor kulit, dan status membrane sirkulasi umum dan tingkat hidrasi.
mukosa.
3. Perhatikan adanya edema. 3. Edema dapat terjadi Karena perpindahan
Interpensi rasional
1. Kaji tanda-tanda infeksi dan vital sign. 1. Mengetahui tanda-tanda infeksi dan
menentukan intervensi selanjutnya.
2. Gunakan tehnik septik dan antiseptik. 2. Dapat mencegah terjadinya kontaminasi
dengan kuman penyebab infeksi.
3. Ganti verband. 3. Verban yang basah dan kotor dapat menjadi
2. Bebat insisi selama batuk dan latihan napas. 2. Meminimalkan stress/tegangan pada tepi luka
Berikan pengikat atau penyokon untuk pasien yang sembuh. Jaringan lemak sulit menyatu,
gemuk bila di indikasikan dan garis jahitan lebih mudah terganggu.
3. Gunakan plester kertas untuk balutan sesuai 3. Pengantian balutan sering dapat
indikasi. mengakibatkan kerusakan kulit karena
perlekatan yang kuat.
4.Tinjau ulang nilai laboratorium terhadap 4. Anemia dan pembentukan edema dapat
anemia dan penurunan albumin serum. memenuhi pemulihan.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : ”WA”
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : Petani
Status perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
Suku : Indonesia
Alamat : Desa Pesagi Kecamatan Penebel
Tanggal masuk : 3 April 2021
Tanggal pengkajian : 11 April 2021
Sumber informasi : Catatan medik , keluarga dan pasien
Diagnosa masuk : Post Op Tumor Abdomen
PENANGGUNG
Nama penanggung jawab : ”MR”
Hubungan dgn pasien : Anak
2. RIWAYAT KELUARGA
Genogram (kalau perlu)
Keterangan genogram
: laki – laki
: perempuan
: memiliki penyakit yang sama
: tinggal serumah
: klien
3. STATUS KESEHATAN
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan Utama (saat mrs dan saat ini)
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan riwayat operasi abdomen akibat
terdapat tumor abdomen, pasien mengeluh nyeri pada bagian perut bekas
operasi 2 tahun yang lalu. Saat dilakukan pengkajian tanggal 11 April 2021
pasien nampak tenang, jelas saat berbicara. Tapi pasien masih merasakan
nyeri di daerah bekas operasi.
Alasan Masuk Rumah Sakit Dan Perjalanan Penyakit Saat Ini
Pasien datang ke IRD mengeluh tidak bisa makan dan minum sejak seminggu
yang lalu. Pasien juga mengeuh nyeri perut karena luka bekas operasi
(operasi tumor usus) pada awal tahun 2019. Awalnya pasien masih bisa
makan dan minum. BAB normal dengan konsistensi keras. BAK sedikit-
sedikit, muntah terus-menerus, dan pasien mendapatkan terapi :
Paracetamol : 3 X 500 mg
Ceftriaxon : 2 X 1 gr
Pasien mengatakan sudah minum obat mual yang didapatkan dari berobat ke
dokter praktek swasta, tapi mual dan muntah pasien tidak mau berkurang.
masuk rumah sakit biasanya pasien pergi ke sawah 2x sehari. Jika pasien sakit,
pasien akan berobat ke dokter praktek swasta atau ke puskesmas.
b. Pola Nutrisi/metabolic
Makan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit dia makan 3x sehari.
Dengan porsi yang cukup.
Saat pengkajian : Sejak tadi pagi pasien mengatakan sudah makan 2 kali,
dengan menu makanan yang telah disediakan di rumah
sakit. Pasien hanya mampu menghabiskan 1/2 porsi
makanannya.
Minum
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa minum 1 botol aqua besar/
hari.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan sejak tadi pagi baru minum 1
gelas aqua.
c. Pola eliminasi
BAB
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAB 1x sehari dengan
konsentrasi lembek, bau khas feses, warna kuning feses.
Saat pengkajian : Pasien biasanya BAB 1x sehari dengan konsentrasi
lembek, warna kuning feses, bau khas feses, dan tidak
mengalami gangguan saat melakukan BAB.
BAK
Sebelum sakit : Pasien mengatakan biasa BAK 1-2 kali sehari dengan
lancar, warna kuning urine, jernih, bau khas urine, tidak
ada nyeri saat BAK.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan bisa BAK 1-2 kali dengan ukuran 1
gelas aqua ( 240 cc/hari ), sejak tadi pagi dengan lancar,
warna kuning urine, bau khas urine, tidak ada nyeri saat
BAK.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total.
Okigenasi:
Pasien mengatakan tidak mengalami sesak nafas dan gangguan pernafasan lain.
e. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada masalah ataupun keluhan
saat istirahat dan tidur.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan kemarin malam dapat tidur dari jam
8 malam, tetapi dia tidak bisa tidur nyenyak. Pasien
sering terbangun saat tengah malam.
f. Pola kognitif-perseptual
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran,
penglihatan, dan indera perabaan. Pasien juga tidak merasa
nyeri di bagian tubuhnya.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran,
penglihatan, dan indera perabaan. Pasien mengeluh nyeri
pada perut dengan skala nyeri 5.
g. Pola persepsi diri/konsep diri
Pasien mengatakan cemas dengan penyakit yang dia derita. Pasien mengeluh
cemas karena pasien harus dioperasi lagi dengan penyakit yang sama.
h. Pola seksual dan reproduksi
Pasien tidak mengalami gangguan pada pola seksualnya.
i. Pola peran-hubungan
Pasien merupakan seorang lansia di keluarga tersebut. Sehari-hari pasien bekerja
sebagai petani di sawah yang dia miliki. Pasien sering diminta pendapat oleh
anaknya yang berperan sebagai kepala keluarga. Di banjar pasien juga ikut dalam
pengurus adat.
j. Pola manajemen koping stress
Pasien mengatakan mengalami sedikit stres, karena saat ini pasien hanya bisa
tidur di bed. Berbeda dengan saat belum sakit, dimana pasien dapat pergi ke
sawah dan ladangnya.
k. Pola keyakinan-nilai
Pasien memeluk agama hindu. Sekarang pasien hanya bisa sembahyang dari
tempat tidur.
5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : komposmentis/ apatis/ somnolen/ sopor/ koma
GCS : Eye : 4 Motorik : 5 Verbal : 6
b. Tanda-tanda vital : Nadi :80x/menit Temp: 36,5 C RR : 20x/menit
TD : 120/80 mmHg
c. Keadaan fisik (IPPA)
1) Kepala dan leher
Kepala :
Penyebaran rambut kurang merata di semua bagian kepala, kulit kepala cukup
bersih, rambut pasien terlihat kusut, kurang terawat.
Muka :
Muka terlihat cerah,warna kulit sawo matang dan tidak ada sianosis
Mata :
Simetris, reflek pupil normal, pergerakan simetris, sklerela putih, tidak ada
nyeri tekan di sekitar mata, terdapat edema pada kelopak mata, penglihaatan
pasien kabur karena terdapat edema pada kelopak mata pasien.
Hidung :
Simetris, tidak ada masalah ataupun pembengkakan dan secret pada hidung
pasien, tidak ada nyeri tekan, kebersihan cukup, pasien menggunakan bantuan
oksigen, penciuman baik.
Mulut :
Keadaan umum baik, mulut bersih. Ada beberapa gigi yang berisi karang
gigi. Lidah terlihat bersih
Telinga :
Bentuk telinga kanan dan kiri simetris, keadaan telinga bersih dan tidak ada
gangguan pendengaran
2) Dada
Jantung :
Suara jantung I dan II reguler. Tidak ada bunyi jantung tambahan
3) Abdomen
Perut pasien terlihat ada bekas luka operasi di bagian tengah, pasien merasa
nyeri pada bagian perutnya dengan skala 5.
5) Integumen
Warna kulit pasien sawo matang, turgor kulit baik. Kebersihan kulit baik
6) Ekremitas
Atas
Terdapat infus pada lengan kanan pasien, tidak ada nyeri tekan dan nyeri
lepas, tidak ada keluhan.
Bawah
Kaki pasien tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas, tidak ada keluhan.
7) Pemeriksaan neurologis
Status mental dan emosi
Pada saat pengkajian pasien merasa khawatir dengan penyakit yang diderita
saat ini
Pengkajian saraf kranial
Pada saat pengkajian 12 nervus kranial bekerja normal dan baik
Pemeriksaan Reflek
Pada saat pengkajian semua reflek baik
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Data laboratorium yang berhubungan
ANALISA DATA
NO TGL DATA PENYEBAB/INTERPRETASI MASALAH
1 11 April 2021 S :” Pasien mengatakan merasa khawatir dengan Kurang terpapar informasi Ansietas
kondisi kesehatannya saat ini dan sulit untuk
berkonsentrasi”
O : Pasien tampak gelisah dan tegang.
2 11 April 2021 S: “ Pasien mengeluh nyeri pada bagian perut” Agen pencedera fisiologis Nyeri akut
O : Pasien tampak meringis, memegang bagian perut,
dan gelisah. Nadi pasien 80 x/menit
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
HARI/TGL NO RENCANA KEPERAWATAN
Program Studi Profesi Ners STIKES Advaita Medika
Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan Pasien dapat menentukan strategi yang
Program Studi Profesi Ners STIKES Advaita Medika
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/Tgl Jam No Dx Tindakan Keperawatan Respon Klien Ttd
Senin/12 14.30 1 Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Pasien mengatakan lokasi nyeri di bagian ..............
April frekuensi, kualitas, intensitas nyeri perut bekas operasi, terasa sampai >5x ..............
2021 perhari, lebih sering dirasakan saat malam ..............
14.35 1 Mengidentifikasi skala nyeri Skala nyeri pasien 5 dari 10 skala nyeri ..............
14.40 1 Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan Pasien merasa nyeri jika miring kanan atau ..............
memperingan nyeri kiri. Pasien lebih nyaman saat posisi ..............
terletang ..............
14.45 1 Memberikan teknik nonfarmakologis untuk Pasien bisa mengikuti teknik relaksasi ..............
mengurangi rasa Nyeri progresif ..............
15.30 1 Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu Nyeri Pasien mengerti apa yang menyebabkan ..............
nyeri ..............
15.40 1 Pasien setuju ..............
Mengkolaborasi pemberian analgetik
17.00 2 ..............
Menggunakan pendekatan yang tenang dan Pasien mau menerima
..............
meyakinkan
Selasa/13 14.30 1 ..............
Mengidentifikasi skala nyeri Skala nyeri pasien masih 5 dari 10 skala
April ..............
nyeri
Program Studi Profesi Ners STIKES Advaita Medika
2021 14.35 1 Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang Pasien sudah mempraktekkan teknik ..............
sudah diberikan relaksasi progresif, tapi nyeri yang ..............
dirasakan belum berkurang ..............
14.40 1 Memberikan teknik nonfarmakologis untuk Pasien mengikuti teknik relaksasi progresif
mengurangi rasa Nyeri
17.00 2 Menginformasikan secara faktual mengenai Pasien menerima infromasi dengan baik
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
17.30 2 Melatih teknik relaksasi Pasien terlihat lebih tenang
Rabu/14 14.30 1 Mengidentifikasi skala nyeri Skala nyeri pasien 2 dari 10 skala nyeri
April 14.40 1
Memonitor keberhasilan terapi komplementer yang Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang
2021
sudah diberikan
15.40 2
Memonitor tanda-tanda ansietas Tidak ada tanda-tanda ansietas
E. EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari/Tgl S O A P
1 Rabu/14 April “Pasien mengatakan nyeri yang Pasien sudah tidak terlihat meringis Masalah nyeri akut Pertahankan kondisi
2021 dirasakan di bagian perut sudah dan gelisah. Skala nyeri pasien teratasi pasien, lakukan
Program Studi Profesi Ners STIKES Advaita Medika
2 Rabu/14 April “Pasien mengatakan sudah tidak Pasien tampak lebih tenang Masalah ansietas teratasi Pertahankan kondisi
2021 khawatir dengan kondisi pasien
kesehatannya saat ini”
Program Studi Profesi Ners STIKES Advaita Medika
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Pembimbing Pembimbing
Clinical Instructor Clinical Teacher
( ) ( )
NIP. NIK.