PROPOSAL
Oleh
ANDI.MUHAMMAD ILHAM
17083014008
2021
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil dari karya sastra baik yang berupa puisi, prosa, maupun drama telah
diajarkan melalui bangku sekolah pada pengajaran bahasa Indonesia yang tidak
hanya bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan dan pengalaman, tetapi juga
kemampuan untuk mengapresiasi dari hasil karya sastra tersebut. Salah satu hasil
dari karya sastra ialah drama, di mana drama adalah salah satu genre sastra yang
hidup dalam dua dunia, yaitu seni sastra dan seni pertunjukan atau teater. Orang
yang menganggap drama sebagai seni pertunjukkan akan membuang fokus itu
1
Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung:1997). h 144
4
memiliki tujuan yang hendak dicapai baik itu secara berkelompok maupun secara
yang ingin dicapai. Pendalaman dan pemahaman tujuan tersebut ikut menentukan
tenaga pengajar yang tidak mampu untuk mengajarkan sastra dan dengan
sulit untuk terpenuhi. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus sebab dapat
meskipun media dan sarana untuk pengajaran merupakan ujung tombak dari
(guru). Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki atau cara kerja yang
yang ditentukan.2 Oleh karena itu, di dalam proses pengajaran dibutuhkan metode
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (Jakarta, Balai Pustaka:2003). h 740
5
tertentu untuk merangsang anak didik guna keberhasilan pencapaian tujuan dari
pengajaran.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh tenaga pengajar yakni menggunakan
metode bermain peran di dalam pengajaran drama guna pencapaian hasil belajar
yang lebih efektif. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa keberhasilan dan
ditentukan oleh banyak faktor seperti: siswa, metode, alat, dan sarana pengajaran,
3
Sufiani. “Problematika Pengajaran Drama di SLTP Negeri 3 Bantimurung Kabupaten
Maros”. Skripsi FBS UNM. (Makassar:2004) . h 4
6
dengan menggunakan metode bermain peran pada siswa kelas VIII SMP Negeri
34 Makassar.
B. Rumusan Masalah
dengan Menggunakan Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri
34 Makassar?”
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
drama.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Drama
1. Pengertian Drama
Istilah “drama” semula berasal dari Yunani yang berarti perbuatan atau
pertunjukan. Sebagai sebuah karya seni yang lainnya dasar karya sastra ini pun
berasal dari kehidupan manusia dengan serba anekanya. Hanya bedanya, jika
cerpen, novel, atau pun puisi, cara menikmati dan juga memahaminya dengan
dibaca, berbeda dengan karya sastra drama yakni harus dengan cara
dengan membaca naskah atau skenario, tetapi hal itu bukanlah menikmati
drama dalam arti yang sebenarnya. Sebuah skenario atau naskah drama,
dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau
Adapun beberapa batasan yang dikemukakan antara lain; oleh H.B. Yasin
pikiran dan perasaan orang dengan mempergunakan laku jasmani, dan ucapan
kata-kata. Pendapat lain yakni dari Aristoteles (dalam Sufiani, 2004: 6) bahwa
drama adalah penyajian atau peragaan (peniruan) semua kejadian atau cerita.
drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Selain itu, drama adalah
Perbuatan dan pandangan kedua tokoh itu yang berbeda menimbulkan konflik
pementasannya,
dalam dua bagian yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik
adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya sastra itu sendiri.
Sedangkan unsur ekstrinsik ialah unsur yang membangun karya sastra dari luar
istiadat.
1. Tema
karya fiksi.
2. Latar (setting)
Latar atau setting adalah merupakan latar belakang fisik, unsur tempat,
waktu, dan suasana dalam sebuah cerita. Akan tetapi, latar sebuah cerita
itu akan berkaitan dengan hal seperti adat istiadat, agama, dan lain
3. Penokohan
4. Sudut Pandang
diambil oleh pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Namun hal
1) Isi Lakon
Berdasarkan isi lakon atau ceritanya (Juanda, 2002: 80), karya sastra
tokohnya pun mungkin terjadi bahkan ada, tetapi tidaklah begitu besar
teratur dan tidak menentu. Selain itu, segala sesuatu yang terjadi
2) Berdasarkan Penyajian
Jika dipandang dari cara menyajikannya di atas pentas atau panggung (Juanda,
gerak-gerak saja. Dalam drama jenis ini tidak akan kita jumpai kata-
nyanyian.
tarian. Pada drama jenis ini, dialog juga tidak akan kita temukan dalam
dan “tari”.
d. Drama mini kata. Dalam drama jenis ini, dialog-dialog antara para
pelaku amat sedikit kita dapatkan. Contoh drama mini kata, misalnya:
perkenalan.
latihan dasar.
13
temannya.
bervariasi.
dikenal siswa.
Drama
1. Alur Cerita
2. Waktu
Alokasi waktu harus diatur dengan baik untuk setiap adegan, agar
3. Penokohan
kata-kata.
4. Setting Panggung
panggung. Untuk yang besar dan luas, maka bisa ditata sedemikian rupa
sesuai dengan adegan-adegan dalam naskah (dua atau tiga latar belakang).
Namun untuk panggung yang tidak besar, panggung dapat ditata dalam
tiap babak.
5. Kostum Pemain
6. Musik Pengiring
setiap adegan dan setiap babak. Untuk itu persiapkan musik pengiring
7. Lighting
menggunakan spot light dengan aneka warna. Namun apabila tidak ada
spot light Anda bisa menggunakan bohlam aneka warna yang ditata
sedemikian rupa, sehingga Anda dapat mengatur lampu sesuai dengan apa
yang diinginkan.
8. Sound System
9. Latihan
10. Pementasan
2) Kemampuan anak untuk berkonsentrasi terbatas (15 menit), lebih dari itu
akan sulit. Oleh karena itu, mendengarkan satu orang yang berbicara
secara monoton akan membuat anak cepat bosan. Dengan drama anak
mendapat lebih banyak variasi sehingga anak bisa bertahan duduk dan
3) Dengan mendengar dan melihat cerita lewat drama, anak akan mengingat
apa yang diajarkan lebih baik; apalagi untuk anak-anak yang terlibat
karena dengan melihat secara langsung adegan itu dimainkan, anak akan
6) Melatih anak untuk berani berdiri di depan umum dan memberikan rasa
B. Metode Pembelajaran
diinginkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Ahmadi dan Prastya (2005:
pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau pola yang khas dalam
dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran pada diri
18
pembelajaran.
siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pribadi dan motivasi
(2008: 101) yang mengatakan, bahwa main peran atau role playing
merupakan suatu kegiatan berupa penampilan tingkah laku, sifat, watak, dan
perangai suatu peran tertentu untuk menciptakan suatu imajinasi yang dapat
playing) dengan lebih luas, bahwa bermain peran adalah suatu aktivitas
peran merupakan suatu bentuk permainan anak-anak yang aman dan bentuk-
masalah social
sebelumnya.
dari metode bermain peran yaitu, (1) mengeksplorasi perasaan siswa; (2)
Soeparno (2008: 101) antara lain: (1) memberikan kesempatan kepada siswa
dengan pola yang telah diajarkan; (2) memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berlatih memahami kalimat- kalimat yang diucapkan orang lain secara
tepat sesuai dengan apa yang dimaksudkan; (3) melatih siswa untuk
mengembangkan dan menanamkan sikap serta tingkah laku yang baik serta
manfaat dari metode bermain peran yaitu sebagai berikut: (1) sebagai sarana
21
untuk mendalami isi mata pelajaran yang dipelajari; (5) untuk bekal terjun
menempatkan diri, menjaga dirinya sehingga sudah tidak asing lagi apabila
begitu pula dengan metode bermain peran. Menurut Zain dan Djamarah
tersedia.
22
sekolah.
sebaikbaiknya.
B. KERANGKA PIKIR
bagian ini akan diuraikan beberapa hal yang dijadikan penulis sebagai
adalah penggunaan metode bermain peran yang digunakan oleh guru di dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Variabel Penelitian
Menggunakan Metode Bermain Peran yang juga biasa disebut dengan variabel
tunggal.
2. Desain Penelitian
permasalahan yang terdapat pada drama tersebut. Setelah itu, kedua kelompok
diberi tes yang sama. Setelah diberi perlakuan yang berbeda, kedua kelas diuji
terhadap materi atau pun drama yang telah dipaparkan oleh peneliti.
sebagai akibat dari perlakuan metode dan media dalam proses pembelajaran,
perlakuan yang dimaksud dalam hal ini adalah penggunaan metode bermain peran
dalam proses belajar mengajar pada pembelajaran drama guna mengetahui tingkat
Metode bermain peran itu sendiri merupakan suatu jenis teknik simulasi
(Hamalik, 2005: 199). Jadi maksud dari penggunaan metode bermain peran pada
drama ini yakni peneliti menyajikan sebuah permasalahan sosial yang telah
dikemas dalam bentuk drama yang kemudian dipaparkan kepada siswa dengan
tujuan agar siswa mampu memerankan tokoh-tokoh yang ada pada drama
tersebut dengan baik serta mampu menyelesaikan masalah yang ada drama itu
pula.
25
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua siswa kelas VIII
2. Sample
1998: 117). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
random atau acak. Dalam artian, sampel itu didasarkan dengan pertimbangan
yang diteliti itu mempunyai latar belakang pembelajaran yang sama baik
serta guru dan metode pembelajaran yang mereka dapatkan juga sama.
adalah penelitian eksperimen. Adapun teknik yang ditempuh oleh peneliti dalam
1. Observasi
dengan mengunjungi objek penelitian selama satu bulan. Hal ini dilakukan
oleh peneliti guna ketika pelaksanaan penelitian dilakukan, tidak akan ada lagi
26
rasa asing terhadap si peneliti dan objek. Selain itu, observasi pula dilakukan
oleh peneliti ketika objek penelitian sedang melakukan tes yaitu bermain
peran.
2. Wawancara
langkah selanjutnya.
3. Dokumentasi
gambar pada saat proses bermain peran itu berlangsung guna adanya
pembuktian atas aktivitas bermain peran yang dilakukan oleh objek penelitian.
4. Eksperimen
data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. 4
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang
tertentu.
a. Reduksi data
berlangsung. Secara teknis, pada kegiatan reduksi data ini data-data yang
analisis data”,
b. Penyajian data
dalam matriks analisis data akan disajikan kedalam bentuk teks naratif.
4
Sugiyono (2008: 246)
28
c. Penarikan kesimpulan
teknis proses penarikan kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
teori yang disusun dalam bab tinjauan pustaka usul penelitian ini, ataupun teori-
peneliti menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yakni
dengan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul
dan sebagainya, yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih bersifat tentatif