Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yanti Nurscanti

NPM : 1218159
Kelas Sukabumi Semester 3
INKES Rajawali Bandung 2020
Keperawatan JIwa

Kecemasan yang diakibatkan Covid 19


Penyebaran wabah virus corona yang sangat cepat, melebihi kemampuan
ilmuwan menciptakan vaksin dan obat yang efektif, memang mengkhawatirkan. Tak
heran jika banyak orang mengalami kecemasan. Dalam sebuah survei yang dilakukan
Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) terhadap lebih dari 1000 orang dewasa di Amerika
serikat, ditemukan bahwa 48 persen responden merasa cemas mereka akan tertular
virus corona. Sekitar 40 persen mengkhawatirkan mereka akan sakit berat atau
meninggal akibat Covid-19, dan 62 persen mencemaskan keluarga atau orang
tercintanya tertular. Lebih dari sepertiga responen (36 persen) mengatakan pandemi
Covid-19 berdampak serius pada kesehatan mental emreka, dan 59 persen menjawab
efeknya cukup berat pada kehidupan sehari-hari.

Kecemasan terbesar para responden terkait pandemi ini adalah pengaruh pada
keuangan, kekurangan makanan, obat, dan kebutuhan lainnya.stres dan kecemasan
yang disebabkan oleh pandemi bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
“Selama masa ini, sangat penting untuk menjaga kesehatan diri dan mengelola stres.
Saya menyarankan setiap orang untuk mencari cara mengatasi stres di rumah atau di
tempat kerja, terutama para tenaga medis,” katanya seperti dikutip dari Healthday.

Kecemasan akibat wabah virus corona penyebab Covid-19 tidak selalu


merupakan masalah gangguan kesehatan mental. Menurut dokter spesialis kesehatan
jiwa Dr. Jiemi Ardian, SpKJ., perasaan yang muncul tersebut dapat dikatakan sebagai
bagian dari adaptasi normal seseorang.
“Covid-19 menimbulkan berbagai macam reaksi bersamaan dengan kemunculannya,
karena banyak hal baru yang sebenarnya tidak pernah terpikirkan dan itu
menimbulkan kecemasan tersendiri,” ujar Dr Jiemi Ardian yang juga Advisor
Layanan Kesehatan Mental ibunda.id kepada Antara di Jakarta, Selasa (1/4).
Menurut Dr. Jiemi masalah tersebut muncul karena terjadinya perubahan sistem
secara tiba-tiba akibat merebaknya virus corona sehingga orang harus menyesuaikan
secara mendadak terhadap perubahan pola, yakni dari kondisi normal menjadi
kecemasan. "Kecemasan itu akibat ketidaktahuan dalam menghadapi sesuatu yang
baru (virus corona)."Lebih lanjut, ia mengatakan kecemasan tersebut merupakan
akibat dari isolasi sosial, kurangnya interaksi, gerakan fisik yang terbatas, serta pola
stresor yang berubah.
“Jika emosi tersebut mengambil alih pikiran, perasaan dan perilaku hingga merasakan
penderitaan dan ketidakmampuan melakukan fungsi keseharian, maka mungkin itu
bisa menjadi tanda terjadi gangguan mental dan perlu mendapatkan bantuan,”
ujarnya.

Penyebab gangguan mental sendiri selalu kompleks, merebaknya virus corona


penyebab Covid-19 sendiri bisa menjadi pencetus bagi kondisi gangguan mental
seseorang yang pernah mereda justru menimbulkan gangguan baru. "Tapi Covid-19
hanyalah salah satu faktor dari sekian banyak faktor lainnya."
Lebih lanjut Dr. Jiemi menambahkan terdapat beberapa faktor utama yang
menyebabkan gangguan mental seseorang.
Dimulai dari faktor biologi seperti gen, neurotransmitter, sistem syaraf, dan endokrin.
Kemudian faktor psikologi seperti cara menghadapi stresor, gaya berpikir seseorang,
dan kemampuannya dalam beradaptasi serta faktor sosial seperti sistem pendukung
orang-orang dekat yang berada di sekitar.
“Kita memerlukan kewaspadaan sekaligus ketenangan untuk menjaga kesehatan jiwa
pada saat wabah Covid-19 ini, untuk itu kita juga perlu melakukan hal-hal yang riil
untuk menjaga kesehatan jiwa itu sendiri,” katanya.
Dilansir dari Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia tindakan
tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara di antaranya, berbicara dengan orang
terpercaya jika terjadi kecemasan yang berlebih, menjaga pola hidup sehat selama
aktivitas di rumah, tidak merokok, minum alkohol atau narkoba serta memilih
informasi yang akurat dan kredibel dari sumber yang terpercaya.
“Jika memang sudah terjadi gangguan dan membuat seseorang mengalami
penderitaan dan disfungsi, maka konsultasi secara daring dengan psikolog sangat
dianjurkan karena pada saat seperti ini mungkin mengurangi kontak adalah cara yang
bijak,” kata Dr Jiemi

Mengelola stres

Menjaga agar stres tidak bertambah buruk sangat penting, terutama karena efeknya
bisa menurunkan kekebalan tubuh. Ada banyak cara untuk mengurangi stres dan
kecemasan selama pandemi Covid-19, salah satu caranya adalah dengan menyaring
informasi. Sebab, tak sedikit orang yang bertambah stres setelah membaca berita
seputar virus ini. Hal tersebut juga disampaikan psikiater dr.Dharmawan Ap Sp.KJ.
Menurutnya kita perlu membatasi menonton, membaca, dan mendengar informasi
yangberlebihan yang bisa menambah kecemasan. “Apa yang kita baca perlu
disaring,” katanya kepada Kompas.com (21/3/2020). Ia menambahkan, saat
seseorang cemas, sedih atau stres adalah sesuatu hal yang normal ketika dirinya
tengah dilanda krisis. Berbicara dengan orang yang bisa dipercaya seperti keluarga
atau teman dekat bisa dilakukan untuk meredakan kecemasan itu. Jika merasakan
perasaan yang tidak nyaman, maka masyarakat bisa berkonsultasi dengan profesional
di bidang kesehatan seperti psikiater.

Anda mungkin juga menyukai