Anda di halaman 1dari 5

Nama : Andika Pramana Putra

NPM :1913034055

Mata Kuliah : Sistem Informasi Geografi (SIG)

Dosen Pengampu : 1. Dedy Miswar, S.Si., M.Pd.

2. Listumbinang Halengkara, S.Si., M.Sc.

Tugas Review Jurnal


SIG

1. Judul :
Aplikasi SIG (Sistem Informasi Geografis) Untuk Evaluasi Sistem
Jaringan Drainase di Sub DAS Lowok Waru Kota Malang
2. Penulis :
Azizah Rachmawati
3. Tahun Terbit :
2010
4. Penerbit :
Jurnal Rekayasa Sipil / Volume 4, No.2– 2010 ISSN 1978 – 5658
1. Latar Belakang
Perencanaan kota merupakan sesuatu yang tidak sederhana, karena di
dalamnya akan menyangkut berbagai kepentingan yang bertujuan untuk
memperlancar kehidupan kota. Perencanaan tersebut memerlukan suatu
analisis yang cukup tepat baik dari segi teknis maupun sosial yang
menyangkut hidup orang banyak. Dengan pertambahan penduduk
mengakibatkan berkembangnya perumahan dan sarana penunjang kehidupan,
sehingga lahan terbuka (pervious area) akan semakin berkurang dan lahan –
lahan tertutup/kedap air (imperviousarea) akan semakin meningkat. kedap air
ini mengakibatkan air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah. Sistem
Jaringan Drainase perkotaan dapat juga memanfaatkan teknologi informasi
yang sedang berkembang saat ini, salah satu sistem informasi tersebut adalah
Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographical Information System
(GIS) yaitu suatu sistem informasi yang didesain untuk bekerja dengan data
yang berrefensi pada spatial atau koordinat geografis. Perubahan penggunaan
dan penutupan lahan, yang merupakan fungsi ruang dan waktu, serta
penyebab terjadinya banjir ini dapat dipresentasikan lebih baik dalam data
digital yang berstruktur data Sistem Informasi Geografis (Sutan Haji, 2000).

Pemilihan Sub DAS Lowokwaru dengan pertimbangan bahwa kawasan


ini adalah kawasan yang cukup luas dengan beberapa kelurahan yang cukup
padat penduduknya, selain itu banyak terjadi banjir/genangan yang terjadi di
kawasan pusat kota seperti Jl. Letjen Sutoyo, Jl. Jakgung Suprapto, Jl.
Sukarno-Hatta (Anonim, 2005). Dengan pertumbuhan penduduk yang relatif
cepat diiringi pembangunan sarana dan prasarana yang memadai, kawasan ini
sudah mulai padat dan segala permasalahan juga mulai timbul diantaranya
adanya genangan atau banjir pada daerah pusat kota yang mempunyai jalur
lalulintas yang cukup padat di Kota Malang. Untuk mengatasi hal tersebut,
maka perlu dilakukan suatu upaya untuk mengevaluasi kondisi saluran yang
ada, dengan pemanfaatan teknologi GIS. Diharapkan hasil sistem jaringan
drainasenya akan lebih baik hasilnya dan lebih informatif, karena didukung
dengan analisis geografis berupa gambar peta – peta.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan peneliti untuk menghitung debit air hujan pada
saluran drainase adalah metode Rasional. Bentuk umum rumus metode
Rasional adalah sebagai berikut :

Q = 0,278 . C.I.A.

Penelitian dilakukan di Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) Lowokwaru


Kota Malang yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS)
Bango. Pada DAS Bango mengalir Sungai Bango, dengan beberapa anak
sungai yaitu, kali Kajar, kali Sumpil, kali Mewek serta Saluran Lowokwaru
dan drainase Sawojajar. Wilayah Sub DAS Lowokwaru sebagian besar
terletak di kecamatan Lowokwaru, kecamatan Blimbing dan kecamatan
Klojen. Penelitian dilaksanakan selama tujuh bulan yaitu penyusunan
proposal, pengambilan data primer, pengambilan data sekunder, analisis data,
dan penyusunan laporan.

3. Data yang Digunakan Peneliti

Didalam jurnal ini peneliti menggunakan 3 macam data :

a) Data Spasial
Data Spasial yang digunakan dalam proses analisis Sistem Drainase
Perkotaan daerah Studi Sub DAS Lowokwaru ini adalah semua data yang
sudah di masukkan dalam ArcView GIS 3.3 dalam bentuk fileshp. Dimana
semua data tersebut berasal dari proses digitasi dari format file dbf dari
program Autodesk Map 2004. Data-data tersebut antara lain: Jalan
Lowokwaru, DPS Lowokwaru, sungai dan anak sungai, tata guna lahan
dll.

b) Data Atribut
Data atribut yang dibutuhkan dalam analisa drainase perkotaan Sub DAS
Lowokwaru ini antara lain data curah hujan yang kemudian diolah dan
didapatkan nilai intensitas curah hujan untuk kala ulang 2, 5 dan 10 tahun.
c) Data Sekunder antara lain :
1) Peta digital titik – titik ketinggian hasil digitasi peta topografi wilayah
studi, dengan skala 1 : 1000. diperoleh dari Departemen Kimpraswil
Kota Malang, dan digunakan untuk menentukan batas dan Luas DAS,
penentuan lokasi titik pengamatan curah hujan dan pengamatan debit.
2) Peta pembagian DAS.
3) Peta Wilayah, Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kota dan
Pengembangan, yang menampilkan tata guna lahan, yang diperoleh
dari BPN Malang, digunakan untuk menentukan koefisien pengaliran.
4) Peta Lay Out dan data fisik sistem yang merupakan hasil pengukuran
di lapangan, yang didapat dari Balai Pengelolaan Sumberdaya Air
WilayahSungai Bango.
5) Data genangan eksisting pada daerah kajian dan data curah hujan dari
St.Lowo-kwaru, St.Dau dan St.Pendem. Sedang-kan data primer
dilakukan dengan cara pengamatan dan pengukuran langsung di
lapangan meliputi pengamatan hujan, pengamatan lokasi genangan,
pengukuran tinggi muka air dan kedalaman saluran yang dilakukan
dengan meteran meliputi tinggi air dan dimensi saluran yang dilakukan
setiap durasi 10 menit selama hujan.

4. Hasil dan Pembahasan


Perhitungan curah hujan rerata daerah menggunakan Sistem Informasi Geografis
(SIG) dengan software ArcView GIS 3.3. Pada software ini diaktifkan Extension
Spatial Analyst. Dari menu toolbar tersebut digunakan fasilitas Penentuan Jarak
Terdekat (Proximity). Dengan fasilitas Proximity ini dapat ditentukan objek mana
yang paling dekat dengan suatu lokasi. Pembuatan poligon theisen merupakan contoh
lain dari penggunaan proximity. Ada dua stasiun hujan yang berpengaruh yakni
St.Lowokwaru dan St. Pendem. Data curah hujan yang dipakai adalah selama 10
tahun, yaitu tahun 1997 – 2006. Dari hasil rata-rata yang diperoleh (sesuai dengan
jumlah stasiun hujan) dipilih yang tertinggi setiap tahun. Data hujan yang terpilih
setiap tahun merupakan hujan maksimum harian DAS untuk tahun yang
bersangkutan. Dari hasil evaluasi saluran drainase di Sub DAS Lowokwaru,
diketahui bahwa tidak semua saluran drainase yang ada mampu menampung debit
rancangan kala ulang 5 tahun, adapun saluran-saluran yang tidak mampu
menampung debit rancangan 5 tahun adalah : SLWK.AK, SLWK.AJ, SLWK.AC,
SLWK.AB, SLWK.AA, SLWK.R, SLWK.O, SLWK.N, SLWK.M, SLWK.G,
SLWK.F, SLWK.E, SLWK.C dan SLWK.A.

5. Kesimpulan

Pemanfaatan SIG dalam pemetaan ancaman Sistem Jaringan Drainase di Sub


DAS Lowok Waru Kota Malang dilakukan dengan mengolah data spatial dan data
atribut dengan menggunakan metode Rasional. Diketahui bahwa Kondisi eksisting
saluran drainase Sub Das Lowokwaru pada ruas tertentu seperti Jl. Kalpataru, Jl.
Indrapasta, Jl. Mawar, Jl. Melati, Jl. Letjen Sutoyo, Jl. JA.Suprapto (daerah
Kedawung) dimensi tidak memenuhi sehingga air tidak dapat mengalir dengan baik
dan melimpas ke jalan dan terjadi genangan. Pembagian batas daerah aliran dengan
bantuan ArcView GIS 3.3 maka masing–masing segmen untuk mencari nilai A dapat
diketahui, sehingga di dapatkan nama-nama Sub DAS. Sub DAS Lowokwaru dengan
luas daerah kajian (A) = 5402204.83 m2 atau 5,4022 Km2, terbagi dalam 40 Sub-Sub
DAS. Dan diketahui bahwa ada empat belas (14) saluran dari hasil perhitungan yang
bertanda negatif (-) , berarti kapasitas saluran lebih kecil dari debit rancangan 5
tahun. Untuk itu perlu diadakan perbaikan dimensi saluran.

Anda mungkin juga menyukai