Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)    ISSN : 1978 – 9777 

Yogyakarta, 24 November 2007 
 

PEMAKAIAN KAMERA CCTV SEBAGAI SENSOR POSISI

Erdhi Widyarto Nugroho


Teknik Elektro Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
e-mail : Erdhi@unika.ac.id

ABSTRACT
Kamera CCTV adalah suatu kamera yang secara real time dapat diinputkan ke dalam computer.
Kamera CCTV sering diakai sebagai sarana untuk alat keamanan. Dalam penelitian ini kamera
CCTV difungsikan sebagai alat instrumentasi atau alat untuk menghitung jarak perpindahan suatu
benda. Dengan mengubah citra ke dalam model threshold dan operasi template matching antara
citra satu dengan citra duaakan menghsilkan citra yang menampilkan posisi benda awal dan posisi
benda akhir. Kemudian diukur jarak piksel antara posisi benda awal dan posisi benda akhir.

Kata Kunci : Kamera CCTV, template matching, jarak piksel

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alat ukur atau alat instrumentasi banyak sekali dibutuhkan baik pada aplikasi industri
maupun rumah tangga. Hal ini seiring banyak sekali dipakainya aplikasi di bidang industi dan
rumah tangga yang memakai kendali umpan balik, atau dalam bahasa sehari-harinya adalah alat
otomatis.
Pada salah satu teknik pengolahan citra memungkinkan citra digital hasil dari kamera
digital dapat difungsikan sebagai suatu alat ukur atau alat instrumentasi. Pengolahan citra tersebut
adalah dengana mengubah citra digital kedalam model threshold sehingga didapat batasan pada
citra tersebut. atau bisa juga memakai teknik deteksi tepi. Setelah mendapatkan batasan-batasan
pada citra, kemudian dilakukan penentuan pedoman untuk instrumentasi. Sebagai contoh untuk
mengukur perpindahan posisi suatu benda. Dilakukan dua buah citra digital, citra digital pertama
adalah untuk penentuan jarak awal dan citra digital ke dua adalah untuk penentuan jarak akhir.
Dengan mengubah citra ke dalam model threshold dan operasi template matching antara citra satu
dan citra dua akan menghasilkan citra yang menampilkan posisi benda awal dan posisi benda akhir.
Kemudian diukur jarak piksel antara posisi benda awal dan posisi benda akhir.
Kamera CCTV adalah suatu kamera yang secara real time yang dapat diinputkan kedalam
komputer. kamera CCTV sering dipakai sarana untuk alat keamanan. Dalam penelitian ini kamera
CCTV difungsikan sebagai alat instrumentasi atau alat ukur, karena alat ini digunakan secara real
time. Bagaimana kamera CCTV ini bisa difungsikan sebagai alat ukur atau alat instrumentasi
mendorong peneliti melakukan analisa untuk memfungsikan kamera CCTV sebagai alat
instrumentasi.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui dan menganalisa kamera CCTV sebagai akusisi
citra dipakai untuk sensor posisi
1.3. Pembatasan Masalah

D ‐ 1 
 
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)    ISSN : 1978 – 9777 
Yogyakarta, 24 November 2007 
 
Penelitian ini hanya untuk gerakan benda untuk koordinat x dan y. Benda yang bergerak
dibatasi hanya untuk benda yang beraturan.
1.4. Rumusan Masalah
Pada penelitian ini peneliti merumuskan masalah, bagaimana kamera CCTV difungsikan
sebagai sensor posisi atau sensor jarak.

2. LANDASAN TEORI
2.1. Akusisi Citra
Dalam proses akusisi citra dikenal dengan trigger (picu), frame, log, start dan
stop. Start adalah mulai gambar atau kamera berjalan dalam display, untuk ini hanya
memerlukan monitor. Trigger adalah picu saat kapan frame mulai masuk kedalam
memori. Frame masuk ke dalam memori bisa disetting. Dalam gambar 2.1
menunjukkan frame yang diakusisi adalah 3 frame tiap trigger. Trigger ini bisa diatur
pengulangan picu dalam video stream. Log adalah banyaknya frame yang masuk dalam
memori.

Gambar 2.1 Operasi akusisi citra

2.2. Pengolahan gambar Morphologi


Morpologi adalah satu teknik pengolahan citra yang berdasakan pada bentuk obyek. Nilai dari
tiap piksel pada citra keluaran berasal dari operasi perbandingan suatu piksel dengan piksel-piksel
disekitarnya (neighbors) pada citra masukan. Operasi perbandingan ini bergantung pada suatu
struktur elemen. Struktur elemen adalah matrik yang digunakan untuk memberikan suatu tanda
pada piksel-piksel di sekitar piksel asal (origin) dengan suatu bentuk dan ukuran tertentu. Matrik
ini mempunyai bentuk dan ukuran yang bebas dan mempunyai nilai 1 dan 0. Operasi morphologi
dapat dibagi menjadi dua operasi dasar, yaitu Erosi dan Dilasi.
2.2.1 Dilasi
Dilasi yang sederhana adalah proses penambahan area suatu obyek dengan menghasilkan
satu piksel disekeliling obyek tersebut. Proses ini menghasilkan area yang lebih besar dari obyek
tersebut.
Proses Dilasi dapat dinyatakan sebagai berikut :
E = B ⊕ S = {x,y|Sxy ∩ B ≠ Ø}
E adalah Citra Output. B adalah obyek dan S adalah Struktur elemen. Citra keluaran
didapat dari piksel asal / origin nilainya bertambah atau menjadi satu(jika nilainya satu
maka nilainya akan tetap satu) jika ada piksel tetangga (neighbors) sesuai dengan
struktur elemen. Gambar 2.2 menggambarkan proses dilasi

D ‐ 2 
 
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)    ISSN : 1978 – 9777 
Yogyakarta, 24 November 2007 
 

Obyek 

Gambar 2.2 Operasi Dilasi


2.3. Segmentasi
Segmentasi adalah suatu proses untuk memisahkan sejumlah objek dalam suatu citra dari latar
belakangnya. Proses segmentasi dapat dilakukan dengan menggunakan dua buah pendekatan
sebagai berikut :
• Metode berdasarkan tepi (edge–based)
Metode ini berbasiskan perbedaan atau perubahan mendadak nilai intensitas suatu piksel
terhadap piksel tetangganya.
• Metode berdasarkan daerah (region-based)
Metode ini berbasiskan kesamaan nilai suatu piksel terhadap piksel tetangganya.
akan pada citra biner.

3. METODOLOGI PENELITIAN
mulai

Inisialisasi
hardware

Inisialisasi
trigger,repeat trigger,
logged data

Input posisi mula


(berupa citra biner)

Repeat trigger dan


logged data

Operasi template Hapus logged data


matching terakhir

Ada piksel
bernilai 1?

Frame terakhir di
inputkan jadi master
dua

Repeat trigger dan


logged data

Hapus logged data Operasi template


terakhir matching

piksel bernilai
0 semua ?

5 x repeat
trigger

Operasi perhitungan
piksel di master 2 Konversi ke
END
dengan data posisi cm
pertama
4. HASIL DAN PEMBAHASAN

D ‐ 3 
 
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)    ISSN : 1978 – 9777 
Yogyakarta, 24 November 2007 
 
Pada akusisi citra yang dilakukan adalah inisialisasi hardwarenya, jika menggunakan
kamera CCTV atau card video maka inisialisasinya memakai ‘matrox’, jika menggunakan web
kamera menggunakan ‘winvideo’, selain inisialisasi hardware juga dilakukan inisialisasi penentuan
trigger(picu atau gambar yang mau diambil), jenis trigger, repeat trigger (pengulangan trigger) dan
jumlah frame yang mau diambil. Jika menggunakan trigger secara manual maka tidak usah
mengatur lagi repeat trigger.
Gambar atau frame yang diambil adalah sebagai berikut:

Picu  Picu  Picu  Picu 


Gambar 4.1 Setting trigger
set(vid,'FramesPerTrigger',1);
set(vid, 'TriggerRepeat',5);
Inisialisasi repeattrigger memakai 5 frame, hal ini disesuaikan dengan frame rate
hardwarenya. Atau dengan kata lain dalam 1 detik alat ini mampu mengakusisi gambar sebanyak 5
frame. Data yang diakusisi ke memori adalah 1 frame.
Input gambar yang diambil disamakan dengan inisialisasi repeat trigger.
data = getdata(vid,1);
Gambar pertama adalah untuk gambar pada posisi benda saat pertama kali diambil atau diambil
gambarnya. Gambar atau frame pertama ini yang kemudian menjadi gambar yang diinputkan ke
memori. Sebelum diinputkan ke memori dilakukan operasi biner yaitu membuat gambar menjadi
bernilai 0 dan 1. Contoh gambar awal :
I = rgb2gray(data);
threshold = graythresh(I);
master = im2bw(I,threshold);

a. b.
Gambar 4.2 gambar posisi awal

Kemudian pada setiap frame yang diambil dari trigger ulang yang diatur frame
setiap pengulangannya akan dilakukan operasi image matching. Jika ada pergerkan pada
posisi bola tersebut maka gambar akan ada warna putihnya. Jika tidak maka gambar akan
hitam legam. Jika gambar/ frame hitam legam maka gambar tersebut akan dihapus dari
memori. Jika ada pergerakan akan ditunjukkan gambar berikut :

D ‐ 4 
 
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)    ISSN : 1978 – 9777 
Yogyakarta, 24 November 2007 
 

Gambar 4.3 saat terjadi gerakan


Cara mengetahui adanya pergerakan adalah sebagai berikut :
for i= 1 : 320
for j = 1 : 240
L(i,j) = data2(i,j) - master(i,j);
if L(i,j) == 1;
master2 = L;
else
flushdata(vid);
end
L adalah gambar yang diinputkan untuk dilakukan pengujian. Ukuran gambar yang dipakai
adalah 320x240. flushdata bertujuan untuk menghapus semua gambar di memori.
Gambar 4.3 yang menunjukkan adanya gerakan, gambar ini akan inputkan ke memori
sebagai master ke 2. Gambar atau frame master dua ini dilakukan operasi image matching dengan
input trigger berikutnya, sehingga input trigger berikutnya tidak dilakukan operasi image matching
dengan frame awal atau posisi pertama.
Jika tidak terjadi pergerakan(hitam total) maka dilakukan operasi image matching lagi sampai
langkah ke lima input trigger. Jika tidak terjadi pergerakan (hitam total) maka gambar atau frame
tersebut yang kemudian dilakukan operasi perhitungan piksel dari posisi mula sampai posisi akhir.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk mencari posisi akhir. Jika masih ada gerakan maka frame
master 2 dihapus dan frame terakhir yang dijadikan frame master 2. begitu seterusnya sampai
didapatkan frame posisi akhir.
Operasi perhitungan piksel dilakukan dengan menghitung koordinat posisi awal dikurangi
dengan koordinat posisi akhir. Contoh gambar 4.4 operasi perhitungan piksel :

Gambar 4.4 Operasi jarak gerakkan


Setelah tahu jarak pikelnya kemudian dikonversikan ke jarak asli. Pada penelitian ini memakai
ukuran 320x 240. sehingga jarak tiap piksel sama dengan 0,5 mm.
Untuk operasi manual pertama-pertama ditentukan dulu posisi tepi luar dari benda tersebut
kemudian diukur sampai posisi tepi luar benda tersebut terkhir. Untuk operasi otomatisnya
dilakukan dengan cara dilakukan operasi pencarian posisi tepi luarnya. Jika pergerakannya dari kiri
kanan maka diambil posisi koordinat x nya, jika atas bawah dipakai posisi koordinat y.

D ‐ 5 
 
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)    ISSN : 1978 – 9777 
Yogyakarta, 24 November 2007 
 
Operasi pencarian tepi luar adalah dengan cara dilakukan operasi perbandingan, jika pada
suatu piksel bernilai 1 maka dilakukan perbandingan koordinat obyek yang bernilai paling kecil
atau paling besar yang bernilai 1. operasi diatas untuk koordinat x dan y.
k = 1;
for i= 1 : 320
for j = 1 : 240
if K(i,j) == 1;
if k >= j
k = k;
else
k = j;
end
Setelah didapat koordinat titik tepi luar posisi awal dan posisi akhir baru kemudian
dilakukan operasi perhitungan piksel. Jika jarak yang dicapai melebihi dari ukuran bola maka yang
dilakukan adalah menghitung posisi tepi luar atau dalam dikurangi posisi tepi luar atau dalam bola
saat tidak bergerak.
Pada penelitian ini haya dilakukan untuk pergerakan posisi koordinat X dan Y. dan untuk
benda yang beraturan. Jika dilakukan benda yang tidak beraturan secara analisa harus terlebih
dahulu dilakukan inisialisasi pergerakan benda tersebut. Jika benda tersebut adalah air atau untuk
penentuan tinggi cairan maka harus terlebih dahulu ditentukan nilai rata-rata tepi luarnya atau pada
letak koordinat terbanyak titik-titik piksel tepi tersebut terdapat. Tapi sebelumnya dilakukan
terlebih dahulu operasi deteksi tepi. Hal ini karena cairan air bergelombang atau bahkan ada
riaknya.
Untuk pergerakan posisi Z, harus lebih dahulu tahu luas penampang benda yang bergerak.
Jika benda maju maka benda tersebut akan tampak besar. Jika benda tersebut mundur maka benda
tersebut akan tampak kecil. Besar kecilnya benda tersebut dikonversikan dengan luas penampang
mula. Tranformasi yang dilakukan dengan tranformasi affin 3.
Supaya picu trigger dengan lama proses program tidak berbenturan sebaiknya trigger data
dilakukan secara manual. picu trigger secara manual digunakan untuk mencegah jalannya program
lebih dari 1 detik pada setiap picunya. Atau bisa juga dengan mengetahui dahulu lamanya jalanya
eksekusi program baru diset picu triggernya.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan antara lain:
1. Kamera CCTV mampu dipakai untuk sensor posisi dan sensor kecepatan.
2. Adanya gerakan diketahui dari adanya gambar yang bernilai 1 dari hasil operasi image
matching dari setiap picu akusisi citra.
3. posisi gerakkan dihitung dari tepi awal atau akhir benda saat posisi akhir dikurangi tepi
awal atau akhir posisi benda awal.
4. Sensor kecepatan dihitung dengan dua metode yaitu metode frame yang berhubungan
dengan operasi pada sensor posisi dan metode koordinat.

D ‐ 6 
 
Seminar Nasional Teknologi 2007 (SNT 2007)    ISSN : 1978 – 9777 
Yogyakarta, 24 November 2007 
 
5. Metode frame dihitung lamanya frame saat bergerak sampai frame diam
6. Metode koordinat diawali dan diakhiri saat ada benda menyentuh garis koordinat tertentu.
5.2 Saran
Dari penelitian ini bisa dibuat saran-saran :
1. dicoba untuk pergerakan benda kearah maju mundur, dan pergerakkan benda tidak
beraturan
2. dicoba untuk pergerakan lintasan benda yang tidak linier.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kenneth R. Castleman.,Digital Image Processing, 1996, Prentice Hall International
2. Anil K Jain., Fundamental of Digital Image,1995, Prentice Hall of India New Delhi.
3. Dwayne Phillips, Image Processing Analysis and Enhancing Digital Images, 1994, R&D
Publications, Inc.
4. Jacob, J., M., 1989, Industrial Control Electronics, Prentice Hall International
5. Widyarto, sErdhi,2004, Pemakaian Sensor Gambar untuk Pengendalian motor stepper, Laporan
Penelitian Unika

D ‐ 7 
 

Anda mungkin juga menyukai