Anda di halaman 1dari 9

Latbel :

Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang berfungsi sebagai
tempat tinggal atau hunian yang digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan
makhluk hidup lainnya, serta sebagai tempat pengembangan kehidupan keluarga.
Oleh karena itu, keberadaan rumah yang sehat, aman, serasi, dan teratur sangat
diperlukan agar fungsi serta kegunaan rumah dapat terpenuhi dengan baik.
Masalah rumah dan permukiman yang terjadi di Indonesia meliputi kurangnya
jumlah rumah di daerah perkotaan, masalah yang menyangkut aspek kualitas rumah,
serta masalah mengenai aspek non fisik yang meliputi perilaku yang berpengaruh
terhadap kesehatan rumah. Rumah dan lingkungan permukiman merupakan salah satu
kebutuhan dasar bagi manusia untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
secara keseluruhan. Rumah sehat dapat digolongkan sebagai rumah yang memenuhi
syarat – syarat fisiologis, psikologis, pencegahan penyakit, serta pencegahan
kecelakaan.
Rumah sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, baik dari aspek fisik seperti atap, lantai, dan dindinng rumah, maupun dari
aspek fasilitas kesehatan lingkungan, seperti kepemilikan jamban yang sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi
rumah yang baik, serta kepadatan hunian rumah yang sesuai.
Rumah sehat menurut World Health Organisation disingkat WHO adalah suatu
struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat berlindung, dimana
lingkungan dari struktur tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang
diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani, rohani dan keadaan
sosial yang baik untuk keluarga dan individu.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.829/Menkes/SK/VII/1999,
persyaratan rumah sehat meliputi kriteria mengenai lantai dan dinding, pencahayaan,
luas jendela, ventilasi, temperatur, kelembaban, luas kamar tidur, keberadaan vektor
penyakit, sarana penyediaan air bersih, pengelolaan limbah. Lantai dan dinding yang
memenuhi syarat yaitu lantai dan dinding yang kuat, kedap air, serta mudah
dibersihkan. Pencahayaan yang baik adalah pencahayaan yang cukup, baik cahaya
alam maupun buatan, dengan syarat minimal 60 lux. Luas jendela yang baik adalah
luas jendela dengan ukuran minimal 10% - 20% dari luas lantai. Rumah yang baik
adalah rumah yang dilengkapi dengan ventilasi yang cukup untuk proses pergantian
udara dalam ruangan. Adapun kualitas udara dalam runagan meliputi temperatur
berkisar 18°C – 30 ° dengan kelembaban udara berkisar 40% - 70%. Luas kamar tidur
yaitu minimal 3 meter persegi, tidak ditemukannya vektor di dalam rumah,
tersedianya sarana penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kualitas air.
Limbah cair yang dihasilkan tidak mencemari sumber tanah, tidak berbau, serta tidak
mencemari permukaan tanah dan air tanah. Adapun untuk pengelolaan limbah padat,
limbah padat yang dihasilkan dikelola dengan baik.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu dilakukan survey rumah sehat di
beberapa kota di Indonesia untuk mengetahui proporsi rumah sehat yang ada serta
mengenal permasalahan kesehatan rumah dan lingkungan permukiman yang terjadi.
Hasil survey ini nantinya dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan rencana
program guna mengatasi masalah perumahan dan lingkungan yang terjadi.

Pengolahan Data :

Data yang diperoleh, dikumpulkan dan diolah secara manual dengan


menggunakan kalkulator. Selanjutnya data disusun dan disajikan dalam bentuk tabel
yang disertai dengan penjelasan – penjelasannya. Data yang dikumpulkan akan
dianalisa dan dibahas secara deskriptif guna menentukan gambaran persentase rumah
sehat
Tabel :

A. Komponen Rumah

Aspek penilaian Kriteria Ya Tidak


Bangunan rumah Bangunan kuat, terpelihara, 103 (97%) 3 (3%)
dan bersih
Lantai kuat, kedap air, rata, 89 (84%) 17 (16%)
dan tidak licin
Dinding rata, bersih, dan 85 (80%) 21 (20%)
berwarna terang
Langit langit kuat, bersih, 83 (78%) 23 (22%)
berwarna terang, dan tinggi
dari lantai minimal 2,5 meter
Tata letak barang Barang tersusun rapi 89 (84%) 17 (16%)
Tidak beresiko 75 (71%) 31 (29%)
mengakibatkan kecelakaan
didalam rumah
Dinding rumah Permanen 101 (95%) 5 (5%)
Semi permanen 5 (5%) 101 (95%)
Pencahayaan Cukup terang/ tidak remang 97 (92%) 9 (8%)
remang
Tidak silau/ tidak berbayang 38 (36%) 68 (64%)
Perlengkapan obat PPPK Terdapat kotak PPPK di 48 (45%) 58 (55%)
rumah
Terdapat obat-obatan dalam 90 (85%) 16 (15%)
kondisi baik dan tidak
kadaluwarsa

Dari hasil survei yang didapatkan, dapat dilihat bahwa sebanyak 97%
rumah responden memiliki kriteria bangunan kuat, terpelihara, dan bersih,
84% memiliki kriteria lantai kuat, kedap air, rata, dan tidak licin, 80%
memiliki kriteria dinding rata, bersih, dan berwarna terang, serta 78%
memiliki kriteria langit langit kuat, bersih, berwarna terang, dan tinggi dari
lantai minimal 2,5 meter. Pada aspek tata letak barang, sebanyak 84% rumah
responden memiliki susunan barang yang rapih dan sebanyak 71% rumah
responden memiliki tata letak barang yang tidak berisiko mengakibatkan
kecelakaan di dalam rumah. Sebanyak 95% responden memiliki tipe rumah
dengan dinding permanen. Pada aspek pencahayaan, sebanyak 92% responden
memiliki pencahayaan yang cukup terang. Sedangkan pada aspek
perlengkapan obat P3K, sebanyak 45% responden memiliki rumah dengan
kelengkapan kotak P3K didalamnya serta sebanyak 85% responden
menyediakan obat – obatan didalam rumah.

B. Indoor Air Quality

Aspek penilaian Kriteria Ya Tidak


Tata ruang dalam rumah Bersekat 93 (88%) 13 (12%)
Ventilasi Terdapat ventilasi atau 106 (100%) 0
exhaust fan
Luas ventilasi < 20% dari 22 (21%) -
luas lantai
Luas ventlasi ≥ 20% dari luas 38 (39%) -
lantai
Tidak tahu luas ventilasi 46 (43%) -
Cerobong asap dapur Ada 36 (34%) 70 (66%)
Jenis alat untuk memasak Kompor gas 104 (98%) 2 (2%)
Kompor minyak tanah 2 (2%) 104 (98%)
(kerosin)
Kompor listrik 4 (4%) 102 (96%)
Tungku 3 (3%) 103 (97%)
Pasangan bata 3 (3%) 103 (97%)
Jenis bahan bakar /sumber Listrik 4 (4%) 102 (96%)
untuk memasak
LPG 105 (99%) 1 (1%)
Minyak tanah 1 (1%) 105 (99%)
Kayu bakar 7 (7%) 99 (93%)
Arang (kayu, batok kelapa, 3 (3%) 103 (97%)
dll)
Sekam 1 (1%) 105 (99%)
Briket batu bara 0 106
(100%)
Suhu 18-30 °C 100 (94%) -
< 18 °C - -
> 30 °C 4 (4%) -
Tidak tahu 2 (2%) -
Kelembapan Terdapat jamur 25 (24%) 81 (76%)
Perilaku penghuni Lingkungan rumah dan 95 (90%) 11 (10%)
perabotan rumah bersih
Jendela terbuka saat 89 (84%) 17 (16%)
pagi/siang hari
Aktivitas Aktivitas yang mencemari 24 (23%) 82 (77%)
udara ruangan dalam rumah
Membersihkan AC minimal 39 (37%) 67 (63%)
3/6 bulan sekali?
Jenis obat nyamuk apa yang Bakar 5 (5%) -
digunakan
Semprot 44 (42%) -
Elektrik 28 (26%) -
Tidak ada 29 (27%) -
Keberadaan ibu Terdapat ibu 41 (39%) 65 (61%)
hamil/bayi/balita/anak-anak hamil/bayi/balita/anak-anak
dirumah

Dari hasil survei yang didapatkan, dapat dilihat bahwa sebanyak 88% rumah
responden memiliki tata ruang dalam rumah yang bersekat dan semua
responden memiliki rumah yang berventilasi. Jenis alat yang digunakan untuk
memasak mayoritas adalah kompor gas yaitu sebanyak 98% dan mayoritas
responden menggunakan gas LPG yaitu sebanyak 99%. Pada kepemilikan
cerobong asap dapur, hanya 34% responden yang memiliki kelengkapan
tersebut didalam rumahnya. Pada aspek suhu dan kelembapan, sebanyak 94%
responden memiliki suhu rumah 18-30 °C dan sebanyak 76% responden
memiliki rumah yang tidak terdapat jamur (kelembapan yang baik). Sebanyak
90% responden memiliki lingkungan rumah dan perabotan rumah bersih dan
sebanyak 84% responden memiliki jendela terbuka saat pagi/siang hari. Pada
aspek aktivitas, sebanyak 77% responden tidak melakukan aktivitas yang
mencemari udara ruangan dalam rumah dan sebanyak 37% responden
membersihkan AC minimal 3/6 bulan sekali. Jenis obat nyamuk yang
digunakan oleh responden mayoritas adalah obat nyamuk semprot. Sebanyak
39% rumah responden terdapat ibu hamil/bayi/balita/anak – anak dirumah.

C. Penanganan Sampah

Aspek penilaian Kriteria Ya Tidak


Tempat sampah dalam rumah Tersedia dengan jumlah 103 (97%) 3 (3%)
cukup
Terbuat dari bahan yang kuat, 55 (52%) 51 (48%)
tahan karat, kedap air, dan
tertutup
Terdapat tempat sampah 25 (24%) 81 (76%)
untuk membedakan sampah
basah dan sampah kering/
sampah organik dan non-
organik
Tempat sampah diletakkan 50 (47%) 56 (53%)
jauh dari penyimpanan air
dan bahan makanan
Kondisi sampah dalam rumah Tempat sampah rutin 104 (98%) 2 (2%)
dibersihkan/ sampah tidak
menumpuk
Kondisi sampah di Kondisi lingkungan bersih 97 (92%) 9 (8%)
lingkungan RT/RW rumah
Banyak sampah berserakan 4 (4%) 102 (96%)
atau bertumpuk di sekitar
lingkungan
Banyak lalat dan binatang di 7 (7%) 99 (93%)
sekitar tumpukan sampah
Pengelolaan sampah Dikumpulkan oleh kolektor 11 (10%) -
informal yang mendaur ulang

Dikumpulkan dan dibuang ke 67 (63%) -


TPS
Dibakar 19 (18%) -
Dibuang ke dalam lubang dan 2 (2%) -
ditutup dengan tanah
Dibuang ke dalam lubang 2 (2%) -
tetapi tidak ditutup dengan
tanah
Dibuang ke 0 -
sungai/kali/laut/danau
Dibiarkan saja sampai 0 -
membusuk
Dibuang ke lahan 5 (5%) -
kosong/kebun/hutan dan
dibiarkan membusuk

Dari hasil survei yang didapatkan, dapat dilihat bahwa sebanyak 97% rumah
responden tersedia tempat sampah didalam rumah, 52% responden memiliki
tempat sampah yang terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat, kedap air, dan
tertutup, 24% responden menyediakan tempat sampah untuk membedakan
sampah basah dan sampah kering/ sampah organik dan non-organik, 47%
responden memiliki tempat sampah yang diletakkan jauh dari penyimpanan
air dan bahan makanan, serta 98% responden memiliki tempat sampah rutin
dibersihkan. Mayoritas responden memiliki kondisi lingkungan bersih. Pada
aspek pengelolaan sampah, sebanyak 63% responden mengelola sampah
dengan dikumpulkan dan dibuang ke TPS
Sumber :
1. Sudaryanto, Sigid, Siti Hani Istiqomah, and Indah Werdiningsih. "Survei Rumah
Sehat di Kota Yogyakarta, Tahun 2008." Sanitasi: Jurnal Kesehatan
Lingkungan 2.3 (2009): 98-102.
2. Retnaningsih, Ekowati. "Survei Rumah Sehat di Kota Palembang tahun
2007." Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan 3.2 (2009).
3. Adha, Mustika Aulia. "Gambaran Kondisi Fisik dan Sanitasi Dasar Rumah dalam
Upaya Penyehatan Rumah di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan
Tahun 2015." (2015).
4. RI, K. 3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 829/Menkes. SK/VII/1999
tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, 1999.
5. Arnita, Ayu. Gambaran Sanitasi Lingkungan di Dusun Bassiu Desa Gunturu Kecamatan
Herlang Kabupaten Bulukumba Tahun 2011. Diss. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2011.

6. Aprina, Sri Rezeki Firda. "Kondisi Fisik Rumah Di Desa Sihusapi Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir Tahun 2017." (2018).

Anda mungkin juga menyukai