Disusun Oleh :
Kuni Zakiyah
(125040100111006)
Kelas : D
1. Band Placement
Pemupukan pada tempat tertentu (placement), berbentuk seperti barisan
lurus di antara larikan atau barisan tanaman, membentuk garis lurus, atau
membentuk lingkaran di bawah tajuk tanaman. Alur pemupukan dibuat dengan
membuat semacam kanal dangkal sebagai tempat pupuk dengan mencangkul
tanah selebar kurang lebih 10cm dengan kedalaman kurang lebih 10 cm dari
permukaan tanah. Setelah pupuk diletakkan di dalam alur, kemudian ditutup
kembali dengan tanah. Ada juga beberapa aplikasi lain yang memodifikasi cara ini
ini, misalnya dengan cara membuat sejumlah lubang sedalam dan dengan jumlah
lubang tertentu menggunakan tugal atau linggis melingkar di bawah tajuk
kemudian pupuk diisikan ke dalam lubang lalu lubang ditutup tanah kembali.
Pemupukan dengan cara ini dilakukan dengan alasan :
Kesuburan tanah relatif lebih rendah (tanah tegalan atau kebun)
Populasi tanaman lebih rendah karena jarak tanam lebih lebar
Volume pupuk yang digunakan berjumlah lebih sedikit
Volume akar tanaman sedikit dan tidak menyebar
3. Fertigation (fertilizing-irrigation)
Dengan cara ini kita melakukan pengairan sekaligus memupuk tanaman.
Pengairan dapat secara sederhana yakni air saluran yang dimasukkan ke lahan,
atau irigasi modern menggunakan tangki bertekanan. Pupuk yang digunakan dapat
berupa cairan atau pupuk padat yang dilarutkan dalam air. pupuk yang sering
digunakan adalah ammonia, asam fosfat dan KCl. Cara ini biasanya diterapkan
untuk usaha yang komersial terutama di wilayah padang pasir atau perbukitan.
Pupuk dilarutkan dalam air dan disiramkan pada tanaman melalui air irigasi.
Lazimnya, cara ini dilakukan untuk tanaman yang pengairannya menggunakan
sistem sprinkle. Cara ini telah banyak diterapkan pada pembibitan tanaman Hutan
Tanaman Industri (HTI), lapangan golf, atau nursery tanaman yang bernilai
ekonomi tinggi. Lewat cara ini, akurasi dan penyerapan pupuk oleh akar dapat
lebih tinggi. Pada pertanian intensif pemupukan sering dilakukan berkali-kali
sehingga beberapa cara diatas dapat dilakukan bersama-sama dalam satu musim
tanam.
Gambar 3. Aplikasi pupuk anorganik Metode Fertigation
4. Foliar Application
Pemupukan melalui daun (spraying, foliar application) : massa pupuk
dalam jumlah tertentu dilarutkan ke dalam air dan campuran pupuk dengan air ini
menghasilkan larutan pupuk dengan konsentrasi sangat rendah (kurang dari
0,05%. Larutan pupuk ini kemudian ini disemprotkan langsung ke daun-daun
tanaman, menggunakan alat semprot volume rendah (hand sprayer), volume
sedang (sprayer gendong), maupun volume besar menggunakan mesin kompresor,
bahkan menggunakan pesawat terbang kecil untuk hamparan pertanaman yang
luas. Pupuk terlarut disemprotkan pada permukaan tanaman terutama daun. Cara
ini dilakukan untuk melengkapi pemberian pupuk melalui tanah untuk mengatasi
dengan segera gejala kekahatan yang muncul, terutama hara mikro dan hara yang
immobile dalam tubuh tanaman. Hara masuk ke dalam tubuh tanaman melalui
mulut stomata secara difusi atau osmosis. Hal-hal penting yang harus diperhatikan
adalah:
larutan harus encer (< 0,5 %);
tegangan muka larutan harus rendah sehingga
kontak dengan permukaan daun lebih besar,
biasanya ditambahkan zat perekat;
kadar biuret pada urea harus < 2%;
kondisi lingkungan cuaca harus
memungkinkan.
DAFTAR PUSAKA