Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

IDENTIFIKASI FRUCUTS

Disusun oleh :

Rida Farida (10060319069)

Ai Nurlaela (10060319070)

Wini Dwiyunianti (10060319071)

Almirah Azis (10060319072)

Shift / Kelompok : B/5

Tanggal Praktikum : 10 Desember 2020

Tanggal Laporan : 16 Desember 2020

Asisten : Aisya Qisthi, S.Farm.

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT B

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2020 / 1441 H

PERCOBAAN 4
I. Tujuan Pengamatan

Dapat mengidentifikasi simplisia campuran yang diberikan untuk diakses


secara makroskopik dan mikroskopik serta untuk melihat fragmen-fragmen khas
yang ada pada simplisia-simplisia tersebut yang dapat ditentukan kebenaran apa
saja yang ada di dalam simplisia campuran tersebut.

II. Teori Dasar

Morfologi Buah Buah (Fructus) adalah organ pada tumbuhan yang merupakan
perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah biasanya membungkus
dan melindungi. Aneka rupa dan bentuk buah tidak terlepasnya dengan fungsi
utama buah, yakni sebagai pemencar biji tumbuhan (Campbell, 2003). Pada
Orderan buah, ada kalanya bagian bunga di samping bakal buah ikut tumbuh dan
merupakan suatu bagian dari suatu bagian, sedang umumnya segera setelah terjadi
penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga di samping bakal buah segera
menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas disebut hanya bakal
buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya gugur pula seperti halnya
bagian-bagian yang lain (Rosanti, 2011).

Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan,


yaitu:

1. Buah semu atau buah tertutup

Buah terbentuk dari bakal buah beserta bagian-bagian lain bunga, yang
perlahan menjadi bagian utama buah ini, sedangkan buah yang sesungguhnya
kadang-kadang tersembunyi (Tjitrosoepomo, 1985).

Buah semu dapat dibedakan atas:

a. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga
yang ikut membentuk buah, misalnya: tangkai bunga, pada buah
jambu monyet dan kelopak bunga pada buah ciplukan (Rosanti, 2013).
b. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal
buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat
tumbuh menjadi buah, tetapi di samping itu ada bagian lain pada
bunga itu yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang
mencolok (dan seringkali yang berguna), misalnya pada buah arbe
(Fragraria vesca L.) (Tjitrosoepomo, 1985).
c. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga
majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja,
misalnya buah nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih
(Artocarpus communis Forst.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga
yang tebal dan berdaging, beserta daun-daun tenda bunga yang pada
ujungnya berlekatan satu sama lain, hingga merupakan kulit buah
semu ini (Tjitrosoepomo, 1985).
2. Buah sejati atau buah telanjang,

Buah yang terjadi dari bakal buah, dan jika ada bagian bunga lainnya yang
masih tinggal bagian ini tidak merupakan bagian buah yang berarti
(Tjitrosoepomo, 1985).

Buah sejati terdapat 3 golongan, yaitu :

1. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan satu
bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula tersusun
dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak ruangan.
Buah sejati tunggal dapat dibedakan lagi dalam dua golongan, yaitu:
 Buah sejati tunggal yang kering (siccus), yaitu buah sejati tunggal yang
bagian luarnya keras dan mengayu seperti kulit yang kering, misalnya
buah kacang tanah (Arachis hypogoea L.), padi (Oryza sativa L.).
 Buah sejati tunggal yang berdaging (carnosus), ialah jika dinding
buahnya menjadi tebal berdaging. Dinding buah seringkali dengan jelas
dapat dibedakan dalam tiga lapisan yaitu:
a. Kulit luar (exocarpium atau epicarpium), lapisan tipis, tetapi kuat atau
kaku seperti kulit dengan permukaan yang licin.
b. Kulit tengah (mesocarpium) biasanya tebal berdaging atau berserabut,
dan jika lapisan ini dapat dimakan, maka lapisan inilah yang
dinamakan daging buah (sarcocarpium), misalnya pada mangga
(Mangifera indica).
c. Kulit dalam (endocarpium), yang berbatasan dengan ruang yang
mengandung bijinya, cukup tebal dan keras misalnya pada kenari
(Canarium commune L.), kelapa (Cococ nucifera L.) (Eka, 2016).
2. Buah sejati ganda, adalah buah yang terjadi dari satu bunga dengan banyak
bakal buah yang masing-masing bebas, dan kemudian tumbuh menjadi buah
sejati, tetapi ke semuanya tetap berkumpul pada satu tangkai. Menurut sifat
masing-masing buah yang berkumpul tadi, buah sejati ganda dapat dibedakan
dalam:
 Buah kurung ganda, misalnya pada mawar (Rosa hybrida Hort.), dalam
badan yang berasal dari dasar bunganya yang berbentuk periuk terdapat
banyak buah-buah kurung.
 Buah batu ganda. Pada jenis-jenis rubus (Rubus fraxinifolius Poir.).bunga
banyak bakal buah, yang kemudian masing-masing tumbuh menjadi buah
batu.
 Buah bumbung ganda, berasal dari bunga dengan beberapa bakal buah
yang masing-masing tumbuh menjadi buah bumbung, terdapat a.l. pada
pohon cempaka (Michelia champaka L.).
 Buah buni ganda, seperti di atas, tetapi bakal buah berubah menjadi buah
buni, misalnya srikaya (Annona squamosa L.) (Rifai, 1976).
3. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga majemuk,
yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah, tetapi setelah
menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya tampak seperti buah saja,
misalnya pada pandan (Pandanus tectorius Sol.) (Mulyani, 2006).
Sama halnya dengan buah sejati ganda, buah sejati majemuk dapat dibedakan
atas:
 Buah buni majemuk, jika bakal buah masing-masing bunga dalam bunga
majemuk membentuk suatu buah buni, misalnya pada nenas (Ananas
comosus Merr.). Pada buah nenas pada pembentukan buah ikut pula
mengambil bagian daun-daun pelindung dan daun-daun tenda bunga
sehingga keseluruhannya nampak sebagai satu buah saja.
 Buah batu majemuk, misalnya terdapat pada pandan (Pandanus tectorius
Sol.). Pada pandan rangkaian bunga betinanya setelah mengalami
penyerbukan, berubah menjadi buah batu majemuk, yang masih kelihatan
sebelah luarnya. Bahwa kelompokan buah itu adalah kumpulan banyak
buah.
 Buah kurung majemuk, misalnya pada bunga matahari (Helianthus annus
L.). Bunga tumbuhan ini terdiri atas bunga-bunga mandul di tepi dan
bunga yang subur di tengah. Dan karena tiap bunga yang subur itu setelah
penyerbukan pembuahan berubah menjadi sebuah buah kurung, maka
seluruh bunga akan berubah menjadi suatu buah kurung majemuk (Rifai,
1976).

Anatomi Buah Epicarp Mesocarp Endocarp Bagian-bagian bunga yang


kadang-kadang tidak gugur, melainkan ikut tumbuh dan tinggal pada buah,
biasanya tidak mengubah bentuk dan sifat buah itu sendiri, jadi tidak merupakan
suatu bagian buah yang penting, misalnya: (Syaiful, 2011) .

Pada jagung daun-daun pelindung bunga betina tidak gugur, dan kita kenal
kemudian sebagai pembungkus tongkol jagung (klobot). Daun-daun kelopak.
Pada terong dan pada jambu, masih dapat kita lihat kelopak lihat yang ikut
merupakan bagian buah. Tangkai kepala putik. Juga bagian ini sering tinggal
pada buah, misalnya pada jagung, yang kita kenal sebagai rambut jagung, juga
pada semua macam jambu, masih dapat kita lihat tangkai kepala putik di bagian
ujung buah. Kepala putik. Buah yang masih mendukung kepala putik adalah
buah manggis, yang sekaligus dapat menunjukkan jumlah daun dan jumlah
ruangan dalam buah manggis tadi. Buah yang sendiri-mata terbentuk dari bakal
buah, atau paling banyak di sana terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya
telah gugur itu, umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus. jadi
merupakan buah yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah
sejati atau buah sungguh (Syaiful, 2011).

Fungsi Buah Buah lada hitam berfungsi untuk Karminatif, sesak napas,
tekanan darah tinggi, diaforetik (peluruh keringat) (DepKes RI, 2010).

Buah kapulaga memiliki beberapa khasiat di antaranya sebagai obat batuk dan
dapat sebagai preventif pada tulang keropos (Agoes, 2010).

Kapulaga juga berkhasiat untuk merawat badan lemas, obat kejang perut besar
karena perut kembung (meteorismemus), stimulan dan reumatik (Sastroamidjojo,
2001).

Buah ketumbar selain sebagai bahan pelengkap dapur, rempah-rempah juga


dapat digunakan untuk tanaman obat tradisional, salah satu tanaman ini adalah
ketumbar. Seperti yang terlihat pada masyarakat saat ini semakin banyak masalah
dalam kesehatan yang disebabkan karena kurang perhatian terutaman pada pola
makan sehari-hari. Salah satu peyakit yang disebabkan oleh pola makan salah
penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus) yang berada dalam kadar gula darah
(Tjiptrosoepomo, 2005).

Buah cabe berkhasiat tonik, stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah,
antirematik, menghancurkan bekuan darah(antikoagulan), meningkatkan nafsu
makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan
menimbulkan rasa panas. Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh
kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur, dan peluruh
kencing (diuretik) (Dzulkarnain, 1996).

Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi kejang perut, muntah-
muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, sukar buang air besar pada
penderita penyakit hati, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam, hidung berlendir,
lemah syahwat, sukar melahirkan , neurasthenia, dan tekanan darah rendah
(Agoes, 2010). Kandungan Kimia Buah lada hitam mengandung minyak atsiri,
alkaloida, khavisin (berupa hablur putih kekuningan, rasa agak pedas), dan piperin
(zat ini tidak larut dalam udara, mula-mula tidak berasa, lama-lama menjadi pedas
dan tajam. piperin menjadi piperidin dan asam piperat) (DepKes RI, 2010).

Buah kapulaga mengandung sineol (DepKes RI, 2010: 21). Buah Kapulaga
yang disuling mengandung minyak atsiri dengan komposisi yaitu sineol, terpineol,
borneol.Kadar sineol dalam buah lebih kurang 12%. Biji kapulaga mengandung
3-7% minyak atsiri yang terdiri atas terpineol, terpinil asetat, sineol, alfa borneol,
dan beta kamfer (Sinaga, 2008). Buah ketumbar mengandung komponen aktif
yaitu vitamin, rasa, peptida, mineral, asam lemak, polyunsaturated fatty acid,
antioksidan, enzim dan sel hidup. Kandungan kimia terbesar dari Ketumbar yaitu
1,8% minyak atsiri (Wallis, 2005). Buah cabai mengandung kurang lebih 1,5%
(biasanya antara 0,1-1%) rasa pedas. Rasa pedas tersebut terutama disebabkan
oleh kandungan capsaicin dan 8 dihidrocapsaicin (Dzulkarnain, 1996). Buah cabe
mengandung kalsivin, asam tetrahydropiperidin, 1 undekilenil- 3, 4-metilendioksi
benzen. piperidin, minyak atsiri, sesamin, piperin. piperidin, retrofraktamida,
guaninsin, piperlonguminin pelitorin, pipernoalin dan piperoktadekalidin (Agoes,
2010).

III. Prosedur

Serbuk tumbuhan yang akan diamati adalah Piperis Nigri Fructus, Amomi
Compacti Fructus, Coriandri Sativi Fructus, Capsici Annui Fructus dan Piperis
Retrofracti Fructus yang berasal dari simplisia kering organ tumbuhan yang
dihaluskan. Sehingga cara pembuatan sediaan histologi untuk serbuk tumbuhan
dilakukan terlebih dahulu dari objek kaca dan penutup kaca yang bersih dan bebas
minyak. Kemudian diteteskan reagen kloral hidrat yang akan digunakan untuk
pengamatan di atas kaca objek. Setelah itu, ditambahkan serbuk sampel yang
akan diamati pada tetesan reagen kloral hidrat diatas kaca objek dan dicampurkan
sampel serbuk dengan reagen kloral hidrat sampai merata. Lalu campuran
tersebut ditutup dengan kaca penutup dan sediaan diamati di bawah mikroskop
dengan berbagai lensa pembesaran yang sesuai. Setelah dilakukan pengamatan
menggunakan reagen kloral hidrat, kemudian perlakuan yang sama seperti
prosedur sebelumya, hanya saja reagen yang digunakan berbeda cara untuk
melihat adanya butir pati dan floroglusinol + HCI untuk melihat adanya sel batu.

Dalam penggunaan mikroskop, mikroskop terlebih dahulu ditempat datar,


kering dan memiliki cahaya yang cukup. Setelah itu, mikroskop dinyalakan
dengan memasangkan kabel pada stop kontak dan pijat tombol. Kemudian pasang
lensa okuler dengan lensa yang memiliki ukuran perbesaran sedang. Diputar
revolver untuk memilih lensa objektif dengan perbesaran paling kecil. Diputar
makrometer untuk menjauhkan lensa objektif dengan meja mikroskop. Cahaya
diatur agar lensa mendapatkan cahaya yang cukup. Setelah itu, maka preparat
yang akan diamati dan diletakkan pada gelas benda di atas lubang meja
mikroskop, kemudian preparat dikokohkan dengan penjepit objek. Diputar
makrometer slow-ground sehingga lensa objektif berada pada tempat terdekat
dengan meja mikroskop. Lalu diamati preparat melalui lensa okuler sambil
memutar makrometer untuk menemukan bayangan. Untuk fokus bekerja,
digunakan mikrometer sehingga diperoleh bayangan yang jelas.

IV. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah kaca objek, penutup kaca,
sendok spatel, dan mikroskop. Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini
adalah preparat buah lada hitam, preparat buah kapulaga, preparat ketumbar,
preparat buah cabe, preparat buah cabe jawa.

V. Hasil Pengamatan dan Pembahasan


V.1Foto dan Keterangan

NAMA TUMBUHAN Lada Hitam(Piper ningrum)


NAMA SIMPLISIA Buah lada hitam(Piperis Nigri Fructu

Fragmen yang ditemukan Sketsa hasil pengamatan


1. Fragmen epikarp serta hypodermis tanpak
tangensial
2. Fragmen perispern
3. Fragmen mesokarp
4. Kelompok sel batu dari hipodermis

Makroskopik
1. Bau aromatic
2. Rasa pedas
3. Warna coklat muda
NAMA TUMBUHAN Kapulaga(Amomum compactum)
NAMA SIMPLISIA Buah kapulaga(Amomi fructus)
Fragmen yang ditemukan Sketsa hasil pengamatan
1. Epidermis luar
2. Serabut slerenkrin
3. Penebalan kayu
4. Selaput biji
Makroskopik
1. Bau khas aromatic
2. Rasa agak pedas
3. Serbuk berwarna kelabu kekuningan
NAMA TUMBUHAN Ketumbar(Cociandrum sativum L)
NAMA SIMPLISIA Buah ketumbar(Coriandri Fructus)
Fragmen yang ditemukan Sketsa hasil pengamatan
1. Mesokarp
2. Serabut sklerekim

Makroskopik
1. Rasanya khas
2. Buah diremas berbau aromatic
3. Serbuk berwarna coklat muda
kekuningan/coklat kemerahan
4. Bau aromatic
5. Lama-kelamaan agak pedas

NAMA TUMBUHAN Cabe(Capsicum annuum)


NAMA SIMPLISIA Buah cabe(Capsici Fructus)
Fragmen yang ditemukan Sketsa hasil pengamatan
1. Epidermis kulit biji
2. Pembuluh kayu bernoktah dengan penebalan
tangga dan spiral
3. Serabut sklerenkim
4. Penebalan tangga
Makroskopik
1. Bau merangsang
2. Rasa pedas
3. Serbuk warna coklat kemerahan
NAMA TUMBUHAN Cabe jawa (Piper retrofractum)
NAMA SIMPLISIA Buah cabe jawa(Retrofracti Fructus)
Fragmen yang ditemukan Sketsa hasil pengamatan
1. Endocarp
2. Epidermis luar
Makroskopik
1. Bau aromatic
2. Rasa pedas
3. Serbuk berwarna kelabu kecoklatan
VI. Pembahasan

Pada praktikum kali ini lakukan pengamatan terhadap beberapa


simplisia yang digunakan yaitu Piperis Nigri Fructus, Amomi Compacti
Fructus, Coriandri Sativi Fructus, Capsici Annuii Fructus, dan Piperis
Retrifracti Fructus.

Piperis Nigri Fructus (Buah Lada Hitam)

Klasifikasi tumbuhan sumber simplisia dari Piperis Nigri Fructus


(Piper Nigrum) adalah sebagai berikut:

Kingdom :plantae

Sub kingdom :viridiplantae

Infra kingdom :Streptophyta

Super divisi :embryophypta

Divisi :tracheopytha

Sub divisi :spermatophyta

Kelas :magnoliopsida

Super ordo :magnolionea

Ordo :piperales

Famili :piperaceae

Genus :piper L

Spesies :piper ningrum L


Buah lada memiliki bentuk bulat dan keras namun kulit luarnya lunak.
Kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan jika sudah tua berwarna
kuning. Sedangkan jika sudah masak bunga merah, meskipun biji buah lada
terasa pahit namun kulit dari buah lada berasa manis. Kulit biji dan buah lada
memiliki ukuran besar sekitar 4,5 mm, untuk besar bijinya sekitar 3-4 mm,
berat biji buahnya dalam hitungan 100 biji sekitar 4.5 gram. Kulit buah lada
terdiri dari tiga bagian yaitu kulit luar (Epicarp), kulit tengah (mesocarp), dan
kulit dalam (Endocarp).

Buah lada hitam mengandung minyak volatil, alkaloid, tannin, fenolik,


flavonoid, karbohidrat, dan protein.Khasiatnya sebagai karminatif, tekanan
darah tinggi, diaforetik, sesak nafas.

Pengamatan secara mikroskopik dengan menggunakan reagen


floroglusinol-HCl. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Fragmen yang ditemukan dari hasil pengamatan mikroskopik yait
epikarp serta hypodermis tanpak tangensial, perispern, mesokarp, elompok sel
batu dari hypodermis.
Amomi fructus(Buah kapulaga)

Kerajaan :Plantae

Divisi :Magnoliophyta

Kelas :Liliopsida

Ordo :Zingiberales

Famili :Zingiberaceae

Genus :Amomum

Spesies :A. compactum,

Manfaat kapulaga ialah dapat mengebati mulas,kejang usus,irritable


bowel syndrome (IBS), keluhan hati dan kantong empedu,kehilangan selera
makan,kedinginan,batuk,bronkitis.

  Waktu Panen buah dimulai tahun kedua dan ketiga, tergantung pada kondisi
pertumbuhan rumpun dan ketinggian tempat. Umumnya hasil yang agak berarti baru
diperoleh pada tahun ketiga. Buah sudah dapat dipanen bila sisa perhiasan bunga
yang terdapat pada ujung karangan bunga sudah luruh. Dalam hal ini dapat dikatakan
seluruh buah dari karangan tersebut sudah tua. Kemudian ibu gagang karangan bunga
dipotong dengan pisau tepat di bawah buah paling bawah. Musim panen jatuh pada
bu lan menjelang dan selama musim kemarau, yakni bulan Mei – September.
Pengamatan secara mikroskopik dengan menggunakan reagen klora
hidrat. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:

Fragmen yang ditemukan dari hasil pengamatan mikroskopik yaitu


epidermis luar, serabut slerenkrin, enebalan kayu, selaput biji. Pada literature
makroskopik berupa buah sejati, tipe buah kotak, bentuk hamper bulat,
menggembung atau agak keriput, pada permukaan terdapat tiga alur
membujur yang membagi buah menjadi 3 satu dengan yang lainnya oleh
sekat, dalam ruang terdapat 2 deret biji yang saling berlekatan dan menempel
pada plasenta sumbu buah, bentuk biji tidak beraturan, bersudut-sudut,
permukaan biji berkerut-kerut, kulit buah berwarna kecokelatan atau kuning
muda kecokelatan, biji berwarna cokelat kemerahan, bau khas aromatik, dan
rasa agak pedas. Sedangkan literature fragmen mikroskopik berupa fragmen
pengenal adalah epikarpium, endokarpium, dan perisperm dengan idioblas
berupa sel minyak (Farmakope Herbal Indonesia, 2017).

Coriandri Sativi Fructus (Buah ketumbar)

Klasifikasi

Kingdom :Plantae

Divisi :Spermatophyta

Sub divisi :Magnoliophyta

Kelas :Magnoliopsida

Ordo :Apiales

Famili :Apiaceae

Genus :Coriandrum

Spesies :Coriandrum sativum (Backer & Bakhuizen, 1965)

Sumber simplisia: Buah dari tumbuhan ketumbar. Deskripsi: Ketika


buah tanaman ketumbar sudah tua akan berubah warna menjadi cokelat muda
dan memiliki bentuk bulat yang warnanya hijau. Buah yang dihasilkan
memiliki panjang sekitar 4 - 5 mm dan ketika sudah matang, buah tersebut
akan sangat mudah untuk di rontokkan (Fahn, 1 991).
Kandungan kimia: Ketumbar memiliki kandungan kimia berupa
sabinene, myrcene, a-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal,
desilaldehide, trantridecen, asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite,
skopoletin, p- simena, kamfena, felandren, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin
A, vitamin C, asam folat, dan vitamin B3. Kandungan lemak seperti asam
linoleat, asam oleat, asam palmitat, dan asam askorbat ternyata efektif
menurunkan kadar kolesterol di dalam darah. Buahnya mengandung minyak
atsiri, koriandrol, alfapinen, betapinen, simen, terpinen, borneol, dan lemak
(Fahn, 1991).

Pengamatan secara mikroskopik dengan menggunakan reagen


floroglusinol-HCl. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Fragmen yang ditemukan dari hasil pengamatan mikroskopik yaitu,
mesokarp serabut sklerekim.

Pemanfaatan: Rempah, nyeri lambung, pusing, anti-emetik, sariawan,


gangguan haid. Mikroskopik : Mesokarp berikut endokarp, serabut sklerenkim
mesokarp, pembuluh kayu, epikarp bagian ujung buah, hablur kalsium oksalat
(sesuai dengan literatur (Depkes, 1977).

Capsici Annuii Fructus (Buah Cabai)

Klasifikasi tumbuhan sumber simplisia dari Capsici Annuii Fructus


(Capsicum Annum L) adalah sebagai berikut :

Kingdom :Plantae

Divisi :Spermatofita

Subdivisi :Angiospermae

KelasL :Dikotiledon

Ordo :Solanales

Famili :Solanaceae

Genus :Capsicum
Spesies :Capsicum annum L

Buah cabai memiliki bentuk yang beragam yakni ada yang bulat serta
bulat memanjang dengan ujung runcing. Selain itu pada bagian bentuk
dalamnya terdapat polong dengan rongga diantara plasenta dan dinding buah.
Untuk buah yang masih muda memiliki warna putih agak kekuningan.
Sedangkan untuk buah yang sudah tua memiliki warna yang cukup mencolok
yakni kuning dan merah licin serta mengkilap. Warna buah tanaman cabai
tergantung dari jenis varietasnya. Untuk buah yang masih muda tidak terlalu
berasa pedas namun ketika buah sudah tua memiliki rasa yang sangat pedas
dan menyengat. Panjang buah cabai kurang lebih 9 sampai 15cm dengan
diameter 1 sampai 1,75 cm, dengan berat 7,5 sampai 15 gram per buah.Buah
cabai menggantung pada tangkai buah yang memiliki warna hijau dan panjang
tangkai kurang l ebih 3,5 sampai 4,5 cm yang keluar dari ketiak daun.

Pengamatan secara mikroskopik dengan menggunakan reagen kloral


hidrat. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Fragmen yang ditemukan dari hasil pengamatan mikroskopik yaitu
epidermis kulit biji, pembuluh kayu bernoktah dengan penebalan tangga dan
spira, erabut sklerenkim, dan penebalan tangga. Pada literature makroskopik
berupa potongan buah, memanjang, kisut, permukaan luar licin mengilat, kulit
buah liat, jika dibelah terlihat ruang buah jumlah 4-5 ruang, banyak biji,
plasenta masih menempel pada ruang buah, biji bulat atau segitiga pipih,
warna merah cokelat kehitaman, biji berwarna kuning muda sampai kuning
jingga kecokelatan, bau khas, rasa pedas. Sedangkan fragmen literature
mikroskopik yang terlihat sesuai literature yaitu fragmen pengenal adalah
endokarpium dengan penebalan dinding, endokarpium tampak tangensial,
hypodermis melintang dan sklerenkim (Farmakope Herbal Indonesia, 2017).
Cabai mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin (8-
methyl- N-vanillyl-6-nonenamide). Hasiatnya sebagi rempah, tekanan darah
rendah, patah selera, mencegah serangan struk, pengobatan jantung.

Piperis Retrofracti Fructus (Cabe Jawa)

Klasifikasi tumbuhan sumber simplisia dari Piperis Retrofracti


Frutctus (Piper retrofractum) sebagai berikut :

Kingdom :Plantae

Subkingdom :Tracheobionta

Super Divisi :permatophyta

Divisi :Magnoliophyta

Kelas :Magnoliopsida

Sub kelas :Magnoliidae

Ordo :Piperales

Famili :Piperaceae

Genus :Piper

Spesiees :Piper retrofractum

Bentuk buah cabe jawa bervariasi dari bulat panjang (conical), bulat
pendek (globular), panjang pipih (foliform), dan panjang kecil (cylin-drical),
Buah cabe jawa mulai dari terbentuk bunga sampai menjadi buah siap panen,
berubah warna yaitu warna hijau pada awal pembentukan, kemudian berubah
putih, dan berubah lagi menjadi hijau kemudian berwarna kuning kemerahan
pada saat siap dipetik (Haryudin : 2009).
Pengamatan secara mikroskopik dengan menggunakan reagen
floroglusinol-HCl. Hasil yang didapatkan sebagai berikut:
Fragmen yang ditemukan dari hasil pengamatan mikroskopik yaitu
endocarp dan epidermis luar. Pada literature makroskopik berupa buah
majemuk, bentuk bulir memanjang sampai silindris, bergagang panjang atau
tanpa gagang, pangkal buah rata, ujung agak menyempit, permukaan luar
tidak rata, bertonjolan teratur, warna kelabu hingga cokelat sampai hitam, bau
khas dan rasa pedas. Sedangkan literature fragmen mikroskopiknya berupa
fragmen pengenal adalah epikarpium, endokarpium, endosperm, sklereida dan
perisperm (Farmakope Herbal Indonesia, 2017).

Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavieine, palmitic


acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene,
piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4-dienamide, dan sesamin.
Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan
susunan saraf pusat. Bagian akar mengandung piperine, piplartine, dan
piperlonguniinine. Kegunaan buah cabe jawa yaitu untuk sebagai bahan obat
pada penyakit demam, persalinan kurang lancar, mulas, kejang perut, kolik,
beri-beri, keringat tidak keluar, lemah syahwat, daunnya untuk obat kumur
(radang mulut), akarnya untuk mengurangi rasa sakit pada radang gusi.

VII. Kesimpulan
Prakatikum kali ini dilakukan identifikasi secara makroskopik dan
mikroskopik pada beberapa simplisia dan masing-masing memiliki ciri khas.
a. Simplisia Piperis Nigri Fructus Memiliki ciri-ciri seperti bau aromatik,
rasa pedas, warna sebuk coklat kekuningan.
b. Simplisia Amomi Compacti Fructus Simplisia ini memiliki eiri-ciri bau
khas aromatik, rasa agak pedas, serbuk berwarna kelabu kekuningan.
c. Simplisia Coriandri Sativi Fructus Simplisia ini memiliki ciri-eiri buah
yang di remas berbau aromatik yang khas, rasanya khas, lama-lama agak
pedas, serbuk berwarna coklat muda kekuningan atau coklat kemerahan,
bau khas aromatik.
d. Simplisia Capsici Annui Fructus Memiliki ciri-ciri seperti bau
merangsang, rasa pedas, serbuk berwarna coklat kemerahan. \
e. Simplisia Piperis Retrofracti Fructus Memiliki ciri-ciri bau khas aromatik,
rasa pedas, serbuk berwarna kelabu kecoklatan.
VIII. Daftar Pustaka

Agoes. A. (2010). Tanaman Obat Indonesia, Jakarta: Salemba Medika.

Campbell, N. (2003). Biologi. Jilid II. Jakarta: Erlangga.

Dalimartha, S. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Manusia, Jilid I. Jakarta: PT Pustaka


Pembangunan Swadaya Nusantara.

De Guzman, C.C dan J.S. Siemonsma. (1999). Plant Resources of South East Asia.
No. 13: Spices. PROSEA. 400 p.

Departemen Kesehatan RI. (2010). Suplemen I Farmakope Herbal Indonesia.


Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Dzulkarnain, B. & Wahjoedi, B., (1996). Informasi Ilmiah Kegunaan Kosmetika


Tradisional, Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI.

Eka, dkk. 2016. The Effectiveness Test for Extract Wuluh Starfruite Leaf (Averrhoa
bilimbi L.) as Diabetes Mellitus Treatment. Jurnal Majority. Volume. 5,
Nomor. 2.

Hariana, A. (2007). Tumbuhan Obat Dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Haryudin, W .. dan O. Rostiana. 2009. Kata Morfologi Cabe Jawa (Piper


Retrofractum Vahl.) Di beberapa Sentra Produksi. Bul.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Farmakope Herbal Indonesia


Edisi II. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Littro,20:1-20.
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: KANISIUS.
Rifa’I. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan. Malang: UM press.

Rosanti, D. (2011). Morfologi Tumhuhan. Jakarta: Erlangga. Sastrohamidjojo, H.


(2001). Spektroskopi. Yogyakarta: Liberty.

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.

Syaiful, A. (2011). Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang Hijau


Terhadap Sistem Oleh Tanah dan Pemberioan Pupuk Organik. Jurnal
Agronomika. Vol. 1, No. 1. Tjiptrosoepomo. (2005). Taksonomi
Tunibuhan Obat-Ohatan. Yogyakarta: Pers Universitas Gadjah Mada.

Tjitrosoepomo. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas


Press.

Anda mungkin juga menyukai