BAB IV
BANGUNAN PELENGKAP JALAN
4.1 UMUM
Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap namun juga
merupakan bagian penting yang perlu diadakan untuk pengamanan kontruksi jalan
itu sendiri dan petunjuk bagi pengguna jalan agar unsur kenyaman dan
keselamatan dapat terpenuhi.
Bangunan pelengkap jalan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Bangunan drainase jalan
2. Bangunan penguat tebing
3. Bangunan untuk pengamanan dan pengaturann lalu lintas
3,5 m 1m
L2= 701,76 m
L2 = 701,76 m
Penyelesaian :
1. Menentukan Luas Daerah Tangkapan Hujan ( A )
Luas perkerasan jalan ( A1 ) = Lebar perkerasan jalan x P
= 3,5 m x 475 m = 1662,5 m2
Luas bahu jalan ( A2 ) = Lebar bahu jalan x P
= 1 m x 475 m = 475 m2
L1 L 2
Luas tebing = P
2
= 191121,4 m2
Luas Tebing dengan Faktor Keamanan (A3) = 191121,4 x 2,5
= 477803,6 m2
Jadi luas daerah tangkapan hujan secara total adalah :
A total = A1 + A2 + A3 = 1662,5 + 475 + 477803,6 = 479941,1 m2
= 0.502
b. Kemiringan Tebing
elevasi.tertinggi elevasi.terendah
I tebing = 100%
L
537,5 - 375
= 100%
332,952
= 48,806
133
elevasi.tertinggi elevasi.terendah
I tebing = 100%
L
475 - 388,417
= 100%
150,173
= 57,656
4) Untuk saluran
i4 = 2 % ( dari tabel diperoleh v4= 0.9 m/dt )
L = panjang saluran = 258,49 m
L4 258,49
td4= = 0,13176 jam
v4 0.9 x3600
660,25
R = 0.075 mm/ jam
365 24
2 2
0.075 24
=
R 24 3 3
It = 0,10 mm/ jam
24 tc 24 0,13176
3. Analisis Hidrolika
c. Radius hidrolik
Fs 0,75 H 2
R= 0,27 H
Ps 2,75H
= 13,34 H2/3
Debit Aliran ( Q ) = Fs x v
3,70 m3/dt = 0,75 H2 x 13,34 H2/3
3,70 m3/dt = 10 H8/3
H8/3 = 0,37
H = 0,69
B = 0,75 H
= 0,75 x 0,69
= 0,53 m
H = 0,69 m
B = 0,53 m
136
1. Perkuatan Lereng
Perkuatan lereng adalah bangunan konstruksi nonstruktural untk melindungi
lereng timbunan atau galian dari gerusan air dan angina yang sifatnya tidak
menahan beban. Perkuatan lereng dalam perencanaan teknik jalan, juga termasuk
bagian yang harus direncanakan dengan didasarkan pada sifat dan jenis tanah
bahan urugan pada daerah timbunan dan sifat serta jenis tanah lereng alam pada
daerah galian sehingga jenis perkuatan lereng dapat ditentukan. Sistem drainase
pada perkuatan lereng ini tidak boleh diabaikan, dengan demikian dalam
perencanaan perkuatan lereng harus dipertimbangkan apakah perlu dibuat system
bertangga (terasering), dibuat saluran penangkap (catch ditch) dan dipasang pipa
drainase pada perkuatan lereng dengan pasangan batu alam atau beton.
137
2. Stabilisasi Timbunan
Stabilisasi timbunan pada umumnya banyak digunakan pada peningkatan
jalan, baik pelebaran maupun pemindahan alinyemen. Stabilisasi timbunan dapat
dilakukan dengan berbagai jenis dan cara yang disesuaikan dengan kebutuhan
atau kondisi setempat, misalnya dengan tanaman, dengan memperbaiki atau
membuat drainase bawah permukaan atau membuat tembok penahan dan lainnya.
3. Tembok Penahan
Tembok penahan adalah bangunan struktural yang umumnya dibuat untuk
menahan badan jalan yang berupa timbunan yang cukup tinggi baik pada daerah
rolling maupun pada daerah dataran rendah yang memiliki perbedaan tinggi muka
air normal dan tinggi muka air banjir cukup besar sehingga konstruksi badan jalan
dibentuk berupa timbunan untuk menghindari banjir. Jadi tembok penahan
diperlukan untuk menahan kelongsoran badan jalan pada lokasi dengan lereng
atau talud cukup tinggi. Untuk merencanakan tembok penahan tanah terlebih
dahulu harus diketahui karaktristik tanah, baik tanah dasar maupun tanah urugan,
dimana parameter tanah yang diperlukan yaitu :
1. Berat isi ( γ )
2. Sudut geser ( Ø )
3. Kohesi ( c )
= 0,65 m ≈ 1 m
3
D2 = D1
2
= 0,98 m ≈ 1,2 m
3
D3 = D2
2
= 1,5 m ≈ 3 m
2. Data – Data
Lebar Bahu Jalan (p) = 1,5 m
139
= 0,697
1 2
Pa = H T Ka
2
1,67
= 4,25 2 0.697
2
= 10,514 T/m
Pv = Pa sin α
= 10,514 sin 10˚
= 1,826 T/m
140
Ph = Pa cos α
= 10,514 cos 10˚
= 10,355 T/m
b. Faktor Keamanan terhadap Guling
1) Bidang 1
Luas (A1) = (D2 + D3) x H2
= (3 + 1,2) x 1
= 4,2 m2
Berat pias (W1) = A1 x γ batu kali
= 4,2 x 2,2
= 9,24 T
Lengan terhadap O (L1) = (D2 + D3)/2
= (1,2 + 3)/2
= 2,1 m
Momen terhadap O (M1) = W1 x L1
= 9,24 x 2,1
= 19,40 Tm
2) Bidang 2
Luas (A2) = H1 x D1
= 3,25 x 1
= 3,25 m2
Berat pias (W2) = A2 x γ batu kali
= 3,25 x 2,2
= 7,15 T
D1
Lengan terhadap O (L2) = ( D3 ( D2 D1 ))
2
1
= (3 1)
2
= 2,5 m
Momen terhadap O (M2) = W2 x L2
= 7,15 x 2,5
= 17,88 Tm
141
3) Bidang 3
Luas (A3) = 0,5 x (D3-D2-D1) x H1
= 0,5 x (3-1,2-1) x 3,25
= 1,30 m2
Berat pias (W3) = A3 x γ batu kali
= 1,30 x 2,2
= 2,86 T
Lengan terhadap O (L3) = (2/3 x (D3-D2-D1)) + D3
= (2/3 x (3-1-1,2)) + 1,2
= 1,73 m
Momen terhadap O (M3) = W3 x L3
= 2,86 x 1,73
= 4,96 Tm
ΣV = W1 + W2 + W3
= 9,24 + 7,15 + 2,86
= 19,25 T
Σ Mr = M1 + M2 + M3
= 19,40 + 17,88 + 4,96
= 42,24 Tm
HT
Momen Guling (Mo) = Ph ×
3
4,25
= 10,355
3
= 14,669 Tm
FK (guling) =
∑ Mr
Mo
42,24
= 14,669
φ2
Kp = tan 2 45 +
2
12
= tan 45
2
2
= 1,5
k1= k2 = 2/3
1 2
Pp = Kp 2 H 3 2 c 2 Kp H 3
2
1
= 1,5 1,94 1 2 30 1,5 1
2
2
= 75,573 T/m
∑ V tan ( k 1 × φ 2 ) + ( B × k 2 × c 2 ) + Pp
FK (geser) = Pa cos α
B ∑ Mr Mo
e =
2 V
= 0,668
b/6 = 4,2 / 6 = 0,7 e < b/6
qult =
∑V 6e
(1 ± )
B B
qmaks =
∑V 6e
(1 + )
B B
19,25 6 0,668
= 4,2 (1 4,2
)
= 8,957 T/m2
qmin =
∑V (1
6e
)
B B
143
19,25 6 0,668
= (1 )
4,2 4,2
= 0,210 T/m2
Qult = (c.Nc.Fcd.Fci) + (q.Nq.Fqd.Fqi) + (1/2.γ2.B’.Nγ.Fγd.Fγi)
= 1,140
D
Fqd = 1 + 2tan Ø2(1-sin Ø2)2
B'
1
= 1 + 2 tan 12˚(1-sin 12˚ )2
2.864
= 1,093
Fγd =1
Pa cos α
Ψ˚ = arctan ∑V
10,514 cos 10
= arctan 19,25
= 28,276
ψ° 2
Fci = Fqi = (1- )
90°
28,276 2
= (1- )
90
144
= 0,470
ψ°
Fγi = (1- φ° )2
28,276 2
= (1- )
12
= 1,840
Maka,
Qult = (c.Nc.Fcd.Fci) + (q.Nq.Fqd.Fqi) +(1/2.γ2.B’.Nγ.Fγd.Fγi)
Qult = (30 x 9,38 x 1,140 x 0,470) + (1,940 x 3,06 x 1,093x
0,470) + (1/2 x 1,94 x 2,864 x 1,76 x 1 x 1,840)
= 162,891 T/m2
q ult
FK (dd) =
q ujung
162,891
= 8,957
2. Marka Jalan
Marka jalan yang dibuat pada jalan ini adalah marka pembatas
jalan, terletak pada median jalan. Pada jalan lurus marka jalan berupa
garis putus-putus, sedangkan pada jalan di tikungan marka jalan berupa
garis tegas, yang berarti tidak boleh mendahului kendaraan didepannya.
Marka jalan dibuat dengan cat warna putih dan kuning atau dengan
material lainnya yang ditempatkan pada permukaan perkerasan jalan,
kurb atau objek lainnya dengan maksud untuk mengatur lalulintas atau
mengingatkan pengendara.
Fungsi marka jalan bisa berdiri sendiri atau dikombinasikan
dengan rambu lalulintas. Marka jalan mempunyai arti pentingan dan
147
efektif dalam sistem pengaturan lalulintas, akan tetapi pada saat hujan
lebat sulit dilihat.
Ada lima kategori marka jalan yang umum digunakan, yaitu :
a. marka pada perkerasan jalan
b. pada kurb jalan
c. tanda pada objek
d. petunjuk
e. perkerasan yang diberi warna
3. Lampu Jalan
Lampu jalan dipasang di sepanjang tepi jalan, dengan jarak antar lampu
sejauh 100 m dan dipasang zig-zag. lampu yang diperlukan untuk jalan ini adalah
sebanyak 65 buah.
4. Railling Guard
Railling guard dipasang sepanjang tikungan. Railing guard diperlukan
sepanjang 1315 m.
5. Patok Kilometer
Patok kilometer dipasang setiap jarak satu kilometer pada jalan. Jarak pada
rencana jalan ini adalah 3216,037 m, sehingga diperlukan patok sebanyak 7
buah.