Anda di halaman 1dari 21

128

BAB IV
BANGUNAN PELENGKAP JALAN

4.1 UMUM
Bangunan pelengkap jalan raya bukan hanya sekedar pelengkap namun juga
merupakan bagian penting yang perlu diadakan untuk pengamanan kontruksi jalan
itu sendiri dan petunjuk bagi pengguna jalan agar unsur kenyaman dan
keselamatan dapat terpenuhi.
Bangunan pelengkap jalan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Bangunan drainase jalan
2. Bangunan penguat tebing
3. Bangunan untuk pengamanan dan pengaturann lalu lintas

4.2 BANGUNAN PELENGKAP JALAN (TRASE 1)


4.2.1 Bangunan Drainase Jalan
Dua hal pokok yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan sistem
drainase untuk jalan raya, yaitu sebagai berikut.
1. Drainase Permukaan
2. Drainase Bawah Permukaan
Analisis hidrologi dilakukan sehubungan dengan “drainase permukaan”,
sedangkan adanya air tanah akibat prosese infiltrasi dan kapilerisasi yang akan
mempengaruhi subgrade, stabilitas lereng dan tembok penahan tanah termasuk
dalam “drainase bawah permukaan”. Pada perancangan ini kami hanya merancang
sistem drainase permukaan.
1. Drainase Permukaan
Drainase permukaan adalah sistem drainase yang dibuat untuk
mengendalikan air (limpasan) permukaan akibat hujan. Tujuan dari sistem
drainase ini, untuk memelihara agar jalan tidak tergenang air hujan dalam waktu
yang cukup lama (yang akan mengakibatkan kerusakan konstruksi jalan), tetapi
harus segera dibuang melalui sarana drainase jalan.
129

Sarana drainase permukaan terdiri dari.


1. Saluran
2. Gorong- gorong
Perhitungan Drainase Permukaan
Perhitungan Saluran
Pada perhitungan ini, digunakan trase 1 (trase yang dipilih)

Jalan 3% Bahu 4% Elv.150 m

Kir Elv. 50 m Elv.150 m


Kan. Elv. 50 m

3,5 m 1m

L2= 701,76 m

Jalan Bahu Tebing

3,5 m 1m L1= 732,41 m

Diketahui : Elevasi tertinggi = 150 m


Elevasi terendah = 50 m
Lebar pekerasan jalan = 3,5 m
Lebar bahu jalan =1m
Panjang saluran ( P ) = 475 m
L1 = 732,41 m
130

L2 = 701,76 m
Penyelesaian :
1. Menentukan Luas Daerah Tangkapan Hujan ( A )
Luas perkerasan jalan ( A1 ) = Lebar perkerasan jalan x P
= 3,5 m x 475 m = 1662,5 m2
Luas bahu jalan ( A2 ) = Lebar bahu jalan x P
= 1 m x 475 m = 475 m2
L1  L 2
Luas tebing = P
2
= 191121,4 m2
Luas Tebing dengan Faktor Keamanan (A3) = 191121,4 x 2,5
= 477803,6 m2
Jadi luas daerah tangkapan hujan secara total adalah :
A total = A1 + A2 + A3 = 1662,5 + 475 + 477803,6 = 479941,1 m2

2. Perhitungan Analisis Hidrologi


a. Menentukan Koefisien Pengaliran ()
Tabel 4.1 Koefisien pengaliran ()
No Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran
1. Jalan beton dan jalan aspal 0,70 - 0,95
2. Jalan kerikil dan jalan tanah 0,40 – 0,70
3. Bahu jalan
Tanah berbutir halus 0,40 – 0,65
Tanah berbutir kasar 0,10 – 0,20
Batuan masif keras 0,70 – 0,85
Batuan masif lunak 0,60 – 0,70
4. Daerah perkotaan 0,70 – 0,95
5. Daerah pinggir kota 0,60 – 0,70
6. Daerah industria 0,60 – 0,80
7. Pemukiman padat 0,60 – 0,80
8. Pemukiman tidak padat 0,40 – 0,60
9. Taman dan kebun 0,20 – 0,40
Lanjutan Tabel 4.1 Koefisien pengaliran ()
No Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran
10. Persawahan 0,45 – 0,60
11. Perbukitan 0,70 – 0,80
12. Pegunungan 0,75 – 0,90
131

Sumber:Petunjuk desain drainase permukaan jalan No.008/T/BNKT/1990,Binkot


Bina Marga. Dep,PU,1990

Tabel 4.2 Koefisien pengaliran ()


No Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran
1. Pegunungan yang curam 0,75 - 0,90
2. Tanah bergelombang dan hutan 0,50 – 0,75
3. Dataran yang ditanami 0,45 – 0,60
4. Atap yang tembus air 0,75 – 0,95
5. Perkerasan aspal,beton 0,80 – 0,95
6. Tanah padat sulit diresapi 0,40 – 0,55
7. Tanah agak mudah diresapi 0,05 – 0,35
8. Taman/lapangan terbuka 0,40 – 0,60
9. Kebun 0,20
10. Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/ha) 0,25 – 0,40
11. Perumahan kerapatan sedang (21-60
0,40 – 0,70
rumah/ha)
12. Perumahan rapat (61-160 rumah/ha) 0,70 – 0,80
13. Daerah rekreasi 0,20 – 0,30
14. Daerah industria 0,80 – 0,90
15. Daerah perniagaan 0,90 – 0,95
Sumber: Diktat Drainasi Perkotaan ,IR.H. A. Halim Hasmar,MT - Menentukan
waktu konsentrasi (tc)

Tabel 4.3 Kecepatan aliran air ijin berdasarkan jenis material


No Jenis Bahan Kecepatan air yang diijinkan
1. Pasir halus 0,45
2. Lempung kepasiran 0,50
3. Lanau alluvial 0,60
4. Kerikil halus 0,75
Lanjutan Tabel 4.3 Kecepatan aliran air ijin berdasarkan jenis material
5. Lempung kokoh 0,75
6. Lempung padat 1,10
7. Kerikil kasar 1,20
8. Batu-batu besar 1,50
9. Pasangan batu 1,50
10. Beton 1,50
11. Beton bertulang 1,50

Sumber:Petunjuk desain drainase permukaan jalan No.008/T/BNKT/1990,Binkot


Bina Marga.Dep,PU,1990
132

Tabel 4.4 Kecepatan aliran air ijin berdasarkan kemiringan saluran


No Kemiringan dasar saluran % Kecepatan rata-rata (m/dt)
1. <1 0,45
2. 1- < 2 0,60
3. 2- < 4 0,90
4. 4- < 6 1,20
5. 6- < 10 1,50
6. 10- < 15 2,40
Sumber:Diktat Drainasi Perkotaan ,IR.H. A. Halim Hasmar,MT
Tabel 4.5 Kecepatan aliran air ijin berdasarkan kemiringan saluran
No Kemiringan dasar saluran % Kecepatan rata-rata (m/dt)
1. ≤4 1
2. 5 0,995
3. 10 0,980
4. 15 0,955
5. 20 0,920
6. 25 0,875
7. 30 0,820
8. 50 0,500
Sumber:Diktat Drainasi Perkotaan ,IR.H. A. Halim Hasmar,MT
Berdasarkan Tabel diatas, maka Nilai Koefisien Pengaliran ( α ) :
Jalan perkerasan ( α1 ) = 0,9
Bahu jalan ( α2 ) = 0,8
Perkebunan ( α3 ) = 0,5
 A  A   A3 
α desain =  1  1    2  2    3  
 A  A  A

 980   140   261836,396 


= 0,9   0,8   0,5 
 262956,396   262956,396   262956,396 

= 0.502

b. Kemiringan Tebing
elevasi.tertinggi elevasi.terendah
I tebing =  100%
L
537,5 - 375
=  100%
332,952

= 48,806
133

elevasi.tertinggi elevasi.terendah
I tebing =  100%
L
475 - 388,417
=  100%
150,173

= 57,656

c. Menentukan Waktu Konsentrasi ( tc )


1) Untuk Jalan Perkerasan
i1 = 3 % ( dari tabel diperoleh v1 = 0,9 m/dt )
L1 3,5
to1 =  = 0.00108 jam
v1 0.9 x3600

2) Untuk Bahu Jalan


i2 = 4 % ( dari tabel diperoleh v2 = 1,2 m/dt )
L2 0,5
to2 =  = 0.00012 jam
v2 1.2 x3600

3) Untuk Daerah Perkebunan


i3 = 57,66 % ( dari tabel diperoleh v3 = 2,4 m/dt )
L3 438,78
to3 =  = 0.05078 jam
v3 2,4 x3600

4) Untuk saluran
i4 = 2 % ( dari tabel diperoleh v4= 0.9 m/dt )
L = panjang saluran = 258,49 m
L4 258,49
td4=  = 0,13176 jam
v4 0.9 x3600

Maka waktu konsentrasi :


tc = td + ∑ to
= 0,07978 + 0,00108 + 0.00012 + 0,05078
= 0,13176 jam

d. Menentukan Intensitas Curah Hujan ( It )


Diketahui : Curah hujan ( R ) = 660,25 mm/ tahun ( ditentukan dari soal )
134

660,25
R =  0.075 mm/ jam
365  24
2 2
 0.075   24 
=     
R 24 3 3
It    = 0,10 mm/ jam
 24   tc   24   0,13176 

e. Menentukan Koefisien Penyebaran Hujan ( β )


A = 262956,40 m2 < 4 km2, maka β = 1
f. Menentukan Debit Limpasan Permukaan ( Q )
Q = α x β x It x A
= 0,50 x 1 x 0,10 x 262956,40
= 13311,47 m3/jam
= 3,70 m3/dt

3. Analisis Hidrolika

Gambar 4.1 Tampang Melintang Saluran Drainase

a. Luas tampang saluran


Fs =BxH
= 0,75 H x H = 0,75H2
135

b. Keliling basah saluran


Ps = B + 2H
= 0,75H + 2H
= 2,75H

c. Radius hidrolik
Fs 0,75 H 2
R=   0,27 H
Ps 2,75H

d. Koefisien Kekasaran Dinding


n = 0,01 (saluran untuk pasang yang di plester)
e. Formula manning :
1 2 1
Kecepatan aliran v = R 3 I 2
n
1
= 0,01   0,27 H    0,1 / 100
2/3 1/ 2

= 13,34 H2/3
Debit Aliran ( Q ) = Fs x v
3,70 m3/dt = 0,75 H2 x 13,34 H2/3
3,70 m3/dt = 10 H8/3
H8/3 = 0,37
H = 0,69
B = 0,75 H
= 0,75 x 0,69
= 0,53 m

H = 0,69 m

B = 0,53 m
136

Gambar 4.2 Dimensi Drainase Saluran 1

Tabel 4.6 Rekapitulasi Drainase


Kiri Kanan
Drainase
B H B H
Trase 1 0,45 0,60 - -
Trase 2 0,30 0,40 0,30 0,40
Trase 3 0,23 0,30 0,23 0,30
Trase 4 0,15 0,20 0,23 0,30
Trase 5 0,30 0,40 0,53 0,70
Trase 6 - - 0,15 0,20
Trase 7 - - 0,16 0,30
Trase 8 0,15 0,20 0,30 0,40
Trase 9 0,15 0,20 0,53 0,70
Trase 10 0,06 0,10 0,53 0,80

4.2.2 Bangunan Penguat Tebing


Bangunan penguat tebing terdiri dari :
1. Perkuatan lereng
2. Stabilisai timbunan
3. Tembok penahan

1. Perkuatan Lereng
Perkuatan lereng adalah bangunan konstruksi nonstruktural untk melindungi
lereng timbunan atau galian dari gerusan air dan angina yang sifatnya tidak
menahan beban. Perkuatan lereng dalam perencanaan teknik jalan, juga termasuk
bagian yang harus direncanakan dengan didasarkan pada sifat dan jenis tanah
bahan urugan pada daerah timbunan dan sifat serta jenis tanah lereng alam pada
daerah galian sehingga jenis perkuatan lereng dapat ditentukan. Sistem drainase
pada perkuatan lereng ini tidak boleh diabaikan, dengan demikian dalam
perencanaan perkuatan lereng harus dipertimbangkan apakah perlu dibuat system
bertangga (terasering), dibuat saluran penangkap (catch ditch) dan dipasang pipa
drainase pada perkuatan lereng dengan pasangan batu alam atau beton.
137

2. Stabilisasi Timbunan
Stabilisasi timbunan pada umumnya banyak digunakan pada peningkatan
jalan, baik pelebaran maupun pemindahan alinyemen. Stabilisasi timbunan dapat
dilakukan dengan berbagai jenis dan cara yang disesuaikan dengan kebutuhan
atau kondisi setempat, misalnya dengan tanaman, dengan memperbaiki atau
membuat drainase bawah permukaan atau membuat tembok penahan dan lainnya.

3. Tembok Penahan
Tembok penahan adalah bangunan struktural yang umumnya dibuat untuk
menahan badan jalan yang berupa timbunan yang cukup tinggi baik pada daerah
rolling maupun pada daerah dataran rendah yang memiliki perbedaan tinggi muka
air normal dan tinggi muka air banjir cukup besar sehingga konstruksi badan jalan
dibentuk berupa timbunan untuk menghindari banjir. Jadi tembok penahan
diperlukan untuk menahan kelongsoran badan jalan pada lokasi dengan lereng
atau talud cukup tinggi. Untuk merencanakan tembok penahan tanah terlebih
dahulu harus diketahui karaktristik tanah, baik tanah dasar maupun tanah urugan,
dimana parameter tanah yang diperlukan yaitu :
1. Berat isi ( γ )
2. Sudut geser ( Ø )
3. Kohesi ( c )

Perhitungan Dinding Penahan Tanah


138

Gambar 4.3 Dimensi Dinding Penahan Tanah

1. Dimensi Dinding Penahan Tanah


Dalam perhitungan dimensi dinding penahan tanah ini, ketinggian
dinding penahan tanah diambil dari tinggi timbunan yang paling tinggi,
sehingga dinding penahan tanah ini aman untuk semua timbunan. Berikut
adalah dimensi dinding penahan tanah :
H1 = 3,25 m
H2 = 0,81 m ≈ 1 m
1
D1 =  H1
5

= 0,65 m ≈ 1 m
3
D2 =  D1
2
= 0,98 m ≈ 1,2 m
3
D3 =  D2
2

= 1,5 m ≈ 3 m
2. Data – Data
Lebar Bahu Jalan (p) = 1,5 m
139

Beda Tinggi (t) =0m


γ1 = 1,67 T/m3
Ø1
= 140
c1 = 35 T/m3
γ2 = 1,94 T/m3
Ø2
= 120
c2 = 30 T/m3
γ batu kali = 2,2 T/m3

3. Perhitungan Stabilitas Dinding Penahan Tanah


a. Gaya Aktif menurut Rankine per pias
B = D3 + D2
= 3 + 1,2
= 4,2 m
HT = H1 + H2
= 3,25 + 1
= 4,25 m
α = 100
cos   cos 2   cos 2 
Ka = cos  
cos   cos 2   cos 2 

cos10 - cos 2 10 - cos 2 14


= cos10 
cos10  cos 2 10  cos 2 14

= 0,697
1 2
Pa =  H T  Ka
2
1,67
=  4,25 2  0.697
2
= 10,514 T/m
Pv = Pa sin α
= 10,514 sin 10˚
= 1,826 T/m
140

Ph = Pa cos α
= 10,514 cos 10˚
= 10,355 T/m
b. Faktor Keamanan terhadap Guling
1) Bidang 1
Luas (A1) = (D2 + D3) x H2
= (3 + 1,2) x 1
= 4,2 m2
Berat pias (W1) = A1 x γ batu kali
= 4,2 x 2,2
= 9,24 T
Lengan terhadap O (L1) = (D2 + D3)/2
= (1,2 + 3)/2
= 2,1 m
Momen terhadap O (M1) = W1 x L1
= 9,24 x 2,1
= 19,40 Tm
2) Bidang 2
Luas (A2) = H1 x D1
= 3,25 x 1
= 3,25 m2
Berat pias (W2) = A2 x γ batu kali
= 3,25 x 2,2
= 7,15 T
D1
Lengan terhadap O (L2) =  ( D3  ( D2  D1 ))
2
1
=  (3  1)
2
= 2,5 m
Momen terhadap O (M2) = W2 x L2
= 7,15 x 2,5
= 17,88 Tm
141

3) Bidang 3
Luas (A3) = 0,5 x (D3-D2-D1) x H1
= 0,5 x (3-1,2-1) x 3,25
= 1,30 m2
Berat pias (W3) = A3 x γ batu kali
= 1,30 x 2,2
= 2,86 T
Lengan terhadap O (L3) = (2/3 x (D3-D2-D1)) + D3
= (2/3 x (3-1-1,2)) + 1,2
= 1,73 m
Momen terhadap O (M3) = W3 x L3
= 2,86 x 1,73
= 4,96 Tm

ΣV = W1 + W2 + W3
= 9,24 + 7,15 + 2,86
= 19,25 T
Σ Mr = M1 + M2 + M3
= 19,40 + 17,88 + 4,96
= 42,24 Tm
HT
Momen Guling (Mo) = Ph ×
3
4,25
= 10,355 
3
= 14,669 Tm

FK (guling) =
∑ Mr
Mo
42,24
= 14,669

= 2,9 > 1,5-2  Aman

c. Faktor Keamanan terhadap Geser


142

φ2
Kp = tan 2 45 +
2

 12 
= tan  45 
2

 2

= 1,5
k1= k2 = 2/3
 1 2 
Pp =    Kp   2  H 3  2  c 2  Kp  H 3  
 2 

 1 
=    1,5  1,94  1  2  30  1,5  1 
2

 2 
= 75,573 T/m
∑ V tan ( k 1 × φ 2 ) + ( B × k 2 × c 2 ) + Pp
FK (geser) = Pa cos α

 19,25 tan  0,67  12    4,2  0,67  30   75,573 


= 
 10,514 cos10 
= 15,672 > 1,5  Aman

d. Faktor Keamanan terhadap Daya Dukung

B  ∑ Mr   Mo 
e = 
2  V 

4,2  42,24 - 14,669 


= - 
2  19,25 

= 0,668
b/6 = 4,2 / 6 = 0,7  e < b/6

qult =
∑V 6e
(1 ± )
B B

qmaks =
∑V 6e
(1 + )
B B
19,25 6  0,668
= 4,2 (1  4,2
)

= 8,957 T/m2

qmin =
∑V (1 
6e
)
B B
143

19,25 6  0,668
= (1  )
4,2 4,2

= 0,210 T/m2
Qult = (c.Nc.Fcd.Fci) + (q.Nq.Fqd.Fqi) + (1/2.γ2.B’.Nγ.Fγd.Fγi)

Untuk Ø2 = 12˚ diperoleh :


Nc = 9,38
Nq = 3,06
Nγ = 1,76
(dari Tabel 6.16 Buku Perencanaan Teknik Jalan Raya)
q = γ2 x D
= 1,940 x 1
= 1,940 T/m3
B’ = B – 2e
= 4,2 – (2 x 0,668)
= 2,864 m
D
Fcd = 1  0,4 
B'
1
= 1  0,4  2,864

= 1,140
D
Fqd = 1 + 2tan Ø2(1-sin Ø2)2
B'
1
= 1 + 2 tan 12˚(1-sin 12˚ )2
2.864
= 1,093
Fγd =1
Pa cos α
Ψ˚ = arctan ∑V
10,514 cos 10
= arctan 19,25
= 28,276

ψ° 2
Fci = Fqi = (1- )
90°
28,276 2
= (1- )
90
144

= 0,470
ψ°
Fγi = (1- φ° )2

28,276 2
= (1- )
12
= 1,840
Maka,
Qult = (c.Nc.Fcd.Fci) + (q.Nq.Fqd.Fqi) +(1/2.γ2.B’.Nγ.Fγd.Fγi)
Qult = (30 x 9,38 x 1,140 x 0,470) + (1,940 x 3,06 x 1,093x
0,470) + (1/2 x 1,94 x 2,864 x 1,76 x 1 x 1,840)
= 162,891 T/m2
q ult
FK (dd) =
q ujung

162,891
= 8,957

= 18,187 > 3  Aman

Tabel 4.7 Perhitungan Momen Dinding Penahan Tanah


X (m) Momen terhadap
W, per pias
Bidang Luas (m2) (lengan
(ton) tinjauan (C) (cm)
momen)
1 1.4*0.5 = 4,20 9,24 2,10 19,40
2 2*0.4 = 3,25 7,15 2,50 17,88
3 0.5*0.2*2 = 1,30 2,86 1,73 4,96
      ΣV= 19,25     Σ MR = 42,24

4.2.3 Bangunan Pengamanan Lalu Lintas


Sebelum jalan baru dibuka untuk lalu lintas, Pengaman lalu lintas harus
sudah dibuat untuk keamanan. Sarana lalu lintas yang umum digunakan terdiri
dari :
145

1. Pagar pengaman ( Railling Guard )


Pagar pengaman dipasang pada tikungan cukup tajam, dimana pada
sisinya merupakan lereng terjal dengan beda tinggi yang cukup besar antar
muka jalan dengan muka tanah sisi jalan. Bahan pangaman harus dari baja
galvanizer, sedangkan dimensi dan spesifikasi bahan sesuai dengan standar
Bina Marga
2. Patok kilometer
Patok kilometer digunakan sebagai penanda jarak dari jalan yang ada.
Patok ini terbuat dari beton dan dipasang tiap jarak 100 m.
3. Lampu penerang jalan
Lampu penerang jalan berfungsi untuk menerangi jalan terutama pada
saat malam hari. Jarak penyinaran lampu kendaraan terbatas, sehingga
mengakibatkan jarak pandang pengemudi terbatas. Dengan lampu
penerangan, setiap bagian jalan dapat terlihat oleh pengemudi.

4.2.4 Bangunan Pengatur Lalu Lintas


Sebelum jalan baru dibuka untuk lau lintas, sarana pengatur lalu lintas
harus sudah dibuat untuk keamanan. Sarana dan sistem untuk mengatur lalu
lintas yang umum digunakan terdiri dari :
1. Rambu Lalu Lintas
Rambu lalu lintas dilihat dari fungsinya terdiri dari 3 kelas, yaitu :
a. Pengatur atau pengarah, digunakan kode R
b. Petunjuk, digunakan kode G
c. Peringatan, digunakan kode W
Bentuk rambu lalu lintas terdiri dari : lingkaran, belah ketupat,
persegi panjang atau bujur sangkar, bersilang, berbentuk anak panah
dan segi delapan. Warna yang digunakan pada umumnya seragam atau
standar yang berlaku internasional. Berikut adalah warna yang
digunakan :
Tabel 4.8 Ketentuan Warna Rambu Lalu Lintas
Kode Warna
R a. Dasar merah, tulisan putih
b. Dasar putih, bingkai merah dan lambang hitam dan putih
146

atau tulisan hitam


W a. Dasar kuning, bingkai hitam dan tulisan/lambang hitam
a. Dasar biru, bingkai hitam dan tulisan/lambang hitam
b. Dasar biru, bingkai dan dasar lambang putih, lambang
G hitam
c. Dasar hijau, tulisan dan lambang putih
d. Dasar biru, tulisan kuning

Rambu Lalu Lintas


Rambu yang dipasang pada jalan ini meliputi :
1. Rambu turunan
Rambu ini dibutuhkan sebanyak 8 buah
2. Rambu tanjakan
Rambu ini dibutuhkan sebanyak 7 buah
3. Rambu belokan kiri & kanan
Rambu ini dibutuhkan sebanyak 3 buah
4. Rambu pembatas kecepatan
Rambu ini dibutuhkan sebanyak 12 buah
5. Rambu dilarang menyiap
Rambu ini dibutuhkan sebanyak 12 buah
6. Rambu hati-hati
Rambu ini dibutuhkan sebanyak 12 buah

2. Marka Jalan
Marka jalan yang dibuat pada jalan ini adalah marka pembatas
jalan, terletak pada median jalan. Pada jalan lurus marka jalan berupa
garis putus-putus, sedangkan pada jalan di tikungan marka jalan berupa
garis tegas, yang berarti tidak boleh mendahului kendaraan didepannya.
Marka jalan dibuat dengan cat warna putih dan kuning atau dengan
material lainnya yang ditempatkan pada permukaan perkerasan jalan,
kurb atau objek lainnya dengan maksud untuk mengatur lalulintas atau
mengingatkan pengendara.
Fungsi marka jalan bisa berdiri sendiri atau dikombinasikan
dengan rambu lalulintas. Marka jalan mempunyai arti pentingan dan
147

efektif dalam sistem pengaturan lalulintas, akan tetapi pada saat hujan
lebat sulit dilihat.
Ada lima kategori marka jalan yang umum digunakan, yaitu :
a. marka pada perkerasan jalan
b. pada kurb jalan
c. tanda pada objek
d. petunjuk
e. perkerasan yang diberi warna

jenis marka yang paling umum, “marka pada perkerasan” terdiri


dari garis memanjang dan melintang dengan tulisan dan lambang.
Dengan pemilihan warna, lebar dan jenis marka memanjang, maka
perencana (traffic engineer) dapat memberikan pesan kepada para
pengendara. Penjelasan secara umum adalah sebagai berikut :
a. Makna Garis :
1) Garis putus-putus bersifat “Boleh”
2) Garis penuh bersifat “Dilarang”
3) Garis penuh ganda adalah “Dilarang Keras”
b. Warna Garis :
1) Warna putih memisahkan arus lalu lintas ( batas lajur ) pada
arah yang sama
2) Warna kuning memisahkan arus lalu lintas pada arah yang
berlawanan
c. Tebal garis menunjukkan derajat penekanan

Volume marka yang dibutuhkan adalah sepanjang 4009,678 m. jarak antar


marka dapat dilihat pada gambar dibawah.
148

3. Lampu Jalan
Lampu jalan dipasang di sepanjang tepi jalan, dengan jarak antar lampu
sejauh 100 m dan dipasang zig-zag. lampu yang diperlukan untuk jalan ini adalah
sebanyak 65 buah.

4. Railling Guard
Railling guard dipasang sepanjang tikungan. Railing guard diperlukan
sepanjang 1315 m.

5. Patok Kilometer
Patok kilometer dipasang setiap jarak satu kilometer pada jalan. Jarak pada
rencana jalan ini adalah 3216,037 m, sehingga diperlukan patok sebanyak 7
buah.

Anda mungkin juga menyukai