FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA
Disusun oleh :
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
4. Kedua orang tua serta keluarga yang selama ini selalu memberikan dukungan
baik moral maupun materil serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dengan lancar.
5. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Pancasila yang telah
i
memberikan ilmu kepada penulis, sehingga dapat diaplikasikan saat Praktek
Kerja Lapangan ataupun ketika nanti berada di dunia kerja.
6. Sahabat dan teman-teman penulis, khususnya teman-teman di Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila angkatan 2017, atas dukungan dan kebersamaannya
selama ini yang selalu memberikan semangat selama proses penulisan.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini masih
terdapat kekurangan, baik dalama materi maupun teknik penyajiannya. Oleh karena
itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis
berharap semoga Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Desember2020
Penulis.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1 Logo RSAU dr. Esnawan Antariksa............................................................................ 4
Gambar II. 2 Struktur Organisasi RSAU dr. Esnawan Antariksa ..................................................... 9
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
a. Sejarah
Pada tanggal 20 Juni 1950, RSAU yang saat itu bernama Pangkalan
udara Cililitan diserahkan kepada pemerintah indonesia dari Belanda.
Pada tahun 1955 Dinas Kesehatan Pangkalan Cililitan (RSAU) masih
berstatus sebagai tempat perawatan sementara.
Pada tahun 1956-tahun 1957, Dinas Kesehatan Pangkalan Udara
Cililitan mendapatkan alokasi pembangunan rumah sakit, tetapi
kemudian sempat berhenti dan terlambat penyelesaiannya karena terjadi
sanering mata uang rupiah, setelah bangunan fisik selesai, rumah sakit
terdiri dari perkantoran, apotik, laboratorium, Asrama perawat,
pergudangan dan ruang perawatan dengan kapasitas 60 Tempat tidur.
Sekarang, bangunan ini masih dapat kita saksikan segagai bangunan
lama Ruspau Antariksa. Selanjutnya Rumah Sakit ini berada dibawah
kendali Gugus Kesehatan 502.
4
5
2) Misi
(a). Menyelenggarakan dukungan kesehatan dalam kegiatan
operasi TNI/TNI AU.
(b). Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional
dan berkarakter baik promotif, preventif maupun kuratif bagi
anggota TNI AU/TNI beserta keluarga, PNS beserta
keluarga dan bagi masyarakat umum.
(c). Meningkatkan kualitas pelayanan secara berkesinambungan
dengan memanfaatkan teknologi modern dan penerapan
ilmu pengetahuan terkini serta mengembangkan
profesionalitas yang berkarakter.
(d). Sebagai sub sistem Kesehatan Nasional, turut aktif dalam
pengabdian kepada masyarakat serta penanggulangan
keadaan darurat dan bencana.
8) EEG
9) EMG
10) Endoskopi
11) FEES
12) Fluroskopi
13) Fakoemulsifkasi
14) Gamma Camera
15) Genset 1000 KVA
16) ICU/ICCU
17) Incenerator
18) IPAL
19) Kamar operasi 4 ruang dibedah sentral
20) Lasik
21) Laboratorium
22) Litotripsi
23) Laparoskopi
24) Mamograpi
25) PCML
26) Pediatric Urology Set
27) Ruang Jenazah
28) Ruang Hemodialisa
29) TCD Laser camera
30) Tur Set
31) UGD 10 Bed yang cukup luas dan memadai
32) USG 3D
33) Uroflowmetri
34) VNG
Ketua Eksekutif KARS Dr. dr. Sutoto, M.Kes., kepada Kasau Marsekal
TNI Agus Supriatna. Akreditasi ini merupakan wujud upaya pihak rumah
sakit dalam memberikan layanan kesehatan yang terbaik. Pada tahun
2016 RS TNI AU dr. Esnawan Antariksa dalam rangka Hari Kesehatan
Nasional (HKN) mendapatkan penghargaan peringkat II Nasional dari
Menteri Kesehatan Republik Indonesia untuk kategori Penerapan
Standar Mutu Akreditasi Managemen dan Penggunaan Obat.
e. Tipe Rumah Sakit
Rumah Sakit Angkatan Udara dr. Esnawan Antariksa ini merupakan
rumah sakit tipe B.
farmasi.
(m). Pengawasan penyimpanan dan pendokumentasian hasil
kegiatan administrasi produksi farmasi.
(n). Pengawasan penyimpanan dan pendokumentasian hasil
kegiatan administrasi unit pengendalian mutu.
(o). Pengawasan penyimpanan dan pendokumentasian hasil
kegiatan administrasi pendidikan dan latihan personel farmasi
dan peserta Pendidikan Kerja Lapangan (PKL).
rawat jalan.
(6) Mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan
farmasi depo farmasi rawat jalan.
(b). Depo Farmasi Rawat Inap
Kepala Unit Depo Farmasi Rawat Inap dijabat oleh seseorang
Apoteker dan dibantu oleh Kepala Urusan Depo Farmasi
Rawat Inap. Dalam rangka pelaksanaan tugas, Kepala Unit
Depo Farmasi Perawatan Rawat Inap menjalankan fungsi-
fungsi sebagai berikut:
(1) Membuat rencana kerja depo farmasi rawat inap.
(2) Mengatur dan mengendalikan pelaksaan kegiatan
pelayanan depo farmasi rawat inap.
(3) Mengkoordinir, memonitor dan mengawasi pelaksanaan
sistem administrasi secara komputerisasi dalam kegiatan
pelayanan depo farmasi rawat inap.
(4) Memonitor penyusunan rencana kebutuhan bekal farmasi
depo farmasi rawat jalan setiap bulan, triwulan, semester,
dan tahunan.
(5) Memonitor penyusunan seluruh laporan depo farmasi
rawat inap.
(6) Mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan
farmasi depo farmasi rawat inap.
(b). Perencanaan
Perencanaan dan penyediaan barang di RS TNI AU dr.
Esnawan Antariksa dilaksanakan oleh Kepala Unit
Administrasi Pengendalian Bekal Kesehatan (Ka Unit Mindal
Bekkes) dibantu oleh Pengatur Logistik (Tur Log) dan
Pengatur Administrasi (Tur Min). Pemesanan bekal kesehatan
disesuaikan dengan kebutuhan menggunakan metode Just In
Time. Sedangkan Tur Min melaksanakan pembuatan laporan
15
(c). Pengadaan
Merupakan upaya dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan
operasional yang telah ditetapkan dalam rencana. Pengadaan di
RS TNI AU dr. Esnawan Antariksa terdiri atas: pembelian,
pembuatan, sumbangan atau hibah dan dropping (dari
DISKESAU). Prinsip dari pengadaan adalah cukup, tidak lebih
serta mengacu pada perencanaan kebutuhan dan prioritas.
Dalam pengadaan material kesehatan dilakukan berdasarkan
formularium Rumah Sakit, penggunaan obat generik,
efektifitas dan efisiensi.
(d). Penerimaan
Setelah barang datang maka akan diterima oleh tim penerimaan
barang yang juga personil Instalasi Farmasi. Proses pada waktu
penerimaan barang yaitu mengecek kelengkapan administrasi
barang seperti faktur, surat jalan, jenis, jumlah, nomor batch,
tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Jika sudah lengkap
(e). Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan penyelenggaraan dan
pengaturan sediaan farmasi di dalam ruang penyimpanan.
Gudang farmasi merupakan tempat penyimpanan sementara
perbekalan farmasi dantempat pembinaan bekal farmasi. Tugas
kegiatan yang di lakukan di gudang farmasi meliputi
penerimaan, penyimpanan dan administrasi barang yang
berasal dari pembelian maupun berupa bantuan. Penyimpanan
perbekalan farmasi di RS TNI AU dr. Esnawan Antariksa
adalah di Gudang Bekal Kesehatan (Bekkes). Pedoman dalam
system penyimpanan di RS TNI AU dr. Esnawan Antariksa
adalah menjamin kualitas barang/obat tetap baik, memudahkan
dalam pencarian, memudahkan pengawasan persediaan/stok,
menjamin keamanan dari kecurian dan kebakaran, serta
menjamin pelayanan yang cepat dan tepat.
(f). Pendistribusian
Sistem distribusi obat di ruang rawat inap pasien yang
dilakukan di RS TNI AU dr. Esnawan Antariksa adalah sistem
distribusi unit dose dan sistem distribusi kombinasi obat resep
individual dan sistem floor stock. Sistem distribusi unit dose
adalah suatu sistem distribusi obat-obatan yang disiapkan
dalam bentuk satuan unit atau kemasan unit untuk sekali
pemakaian, yang disediakan dalam waktu tidak lebih dari 24
jam dan diantarkan keruangan oleh farmasi. Sistem distribusi
kombinasi obat resep individual dan sistem floor stock, obat
17
(e). Konseling
Konseling Obat adalah suatu aktivitas pemberian nasihat atau
saran terkait terapi obat dari Apoteker kepada pasien dan atau
keluarganya. Konseling dapat dilakukan atas inisiatif apoteker,
rujukan dokter, keinginan pasien atau keluarganya. Konseling
obat di RS TNI AU dr. Esnawan Antariksa hanya dilakukan
untuk pasien HIV, TB, dan Malaria.
(f). Visite
Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap
yang dilakukan apoteker secara mandiri atau bersama tim
tenaga kesehatan untuk mengamati kondisi klinis pasien
secara langsung dan mengkaji masalah terkait obat, memantau
terapi obat dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD),
meningkatkan terapi obat yang rasional dan menyajikan
informasi obat kepada dokter, pasien serta profesional
kesehatan lainnya. Visite di RS TNI AU dr. Esnawan Antariksa
dilakukan di ruang rawat inap pasien oleh seorang Apoteker.
rekonsiliasi awal pasien masuk rawat inap lalu entri resep pada
aplikasi komputer dan diparaf oleh petugas yang entri resep.
6. Produksi
Kegiatan produksi sediaan farmasi dibagi menjadi 2 yaitu kegiatan
produksi steril dan nonsteril, keduanya memiliki ruangan yang berbeda.
31
32
33
Sistem pelayanan dalam RSAU dr. Esnawan Antariksa menggunakan sistem Unit
Dose Dispensing untuk seluruh ruangan. Sistem UDD (Unit Dose Dispensing) obat
dipersiapkan perwaktunya oleh farmasi yakni untuk diminum pada pagi hari, siang
hari, dan atau malam hari. Dispensing dilakukan di ruangan dan diberikan langsung
oleh tenaga teknis kefarmasian (TTK) kepada pasien rawat inap. Di ruang perawatan
juga terdapat emergency cabinet yang berisi barang-barang emergency yang
dilengkapi dengan kunci sekali pakai, jika barang telah digunakan ditandai dengan
rusaknya kunci pada emergency cabinet ditujukan untuk mempercepat penanganan
jika terjadi keadaan emergensi terhadap pasien.
Instalasi farmasi pelayanan rawat jalan dilakukan setiap hari. Instalasi farmasi
pelayanan rawat jalan melayani semua resep dari poliklinik. Resep yang dilayani di
depo rawat jalan yaitu resep asli dari dokter praktek setempat dan bukan copy resep
karena intalasi farmasi rawat jalan tidak melayani resep dan copy resep dari luar.
Disertai dengan Pelayanan Farmasi Klinik berupa Pemberian Informasi Obat (PIO)
maupun konseling terhadap pasien.
Saat ini RSAU dr. Esnawan Antariksa memiliki 1 gedung untuk melayani resep yang
dibagi menjadi 2 bagian yaitu Depo Farmasi Rawat Inap (melayani resep rawat inap
dan regular) dan Depo Farmasi Rawat Jalan (melayani resep BPJS TNI dan Non
TNI). Obat-obat yang diberikan pada pasien disesuaikan dengan aturan BPJS
sedangkan untuk rawat inap diberikan dengan sistem UDD (Unit Dose Dispensing).
Penyimpanan perbekalan yang dilakukan di Instalasi Farmasi di RSAU dr. Esnawan
Antariksa disusun berdasarkan jenis, bentuk sediaan alfabetis dan FEFO (First
Expired First Out). Untuk obat golongan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
(NAPZA) disimpan dilemari khusus terdiri dari 2 pintu dan 2 kunci sesuai dengan
standar akreditasi. Kunci lemari ditunjuk oleh seorang TTK yang mempunyai
kewenangan di bawah tanggung jawab Apoteker yang bertanggunggung jawab.
Sedangkan untuk obat-obatan yang tergolong Look A like Sound A like (LASA)
diberi label berwarna hijau tulisan LASA dan diberi jarak satu space antara obat
LASA satu dengan lainnya. Untuk obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi
(High Alert) diberi label berwarna merah pada lemari tempat penyimpanan obatnya.
Sesuai dengan kestabilan terhadap cahaya dan suhu, sementara untuk sediaan
34
thermolabil disimpan pada lemari pendingin dengan kisaran suhu antara 2°- 8°C.
RSAU dr. Esnawan Antariksa memiliki ruang PIVAS (Pharmacy Intravena
Admixture Services) yaitu menyiapkan atau dispensing obat suntik secara aseptis oleh
TTK dibawah tanggung jawab apoteker.
Kegiatan yang dilakukan selama masa Praktik Kerja Lapangan pada Tenaga Teknis
Kefarmasian di depo farmasi rawat jalan dan IGD yaitu membantu melayani
pengambilan obat sesuai dengan resep yang telah di entri. Kegiatan yang dilakukan di
depo Farmasi rawat inap ruang Garuda dan ruang Merak yaitu menyiapkan obat
dengan sistem UDD, yaitu suatu sistem distribusi obat kepada pasien rawat inap
disiapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai untuk pemakaian selama 24 jam.
2. Mindal Bekkes
Gudang farmasi di RSAU dr. Esnawan Antariksa mempunyai tanggung jawab untuk
penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian barang. Gudang Farmasi pada RSAU
dr. Esnawan Antariksa berdasarkan sumber barang dibedakan menjadi dua yakni
Gudang non APBN (pembelian barang dilakukan oleh RS) dan Gudang APBN
(barang berasal dari dropping barang, tender, dan lelang). Dropping barang berasal
dari Lafi AU, yakni lembaga farmasi angkatan udara yang memproduksi sediaan obat.
Bantuan yang berasal dari non Lafi AU, seperti bantuan dari Dinkes dan Askes. Pada
unit pelayanan perbekalan kesehatan dalam pengadaannya pertama-tama dilakukan
perencanaan kebutuhan yang dilakukan sebulan sekali berdasarkan kepada kebutuhan
tiap-tiap ruangan, sisa persediaan di Gudang Farmasi, penggunaan bulan sebelumnya,
pola penyakit, formularium Rumah Sakit serta dana yang tersedia. Kemudian dikirim
ke bagian pengadaan (yang memiliki kewenangan untuk memilah-milah sediaan
farmasi sesuai dengan dana yang tersedia). Setelah bagian pengadaan menyetujui
rencana pembelian sediaan farmasi dilakukan dengan sistem pembelian dan langsung
dilakukan klaim ke KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) kemudian
pihak KPPN yang melakukan pembayaran kepada pihak PBF langsung.
Sementara untuk proses lelang biasanya jarang dilakukan hanya pada alat-alat berat
saja yang harus dengan persetujuan Kepala Rumah Sakit yang diumumkan pada
website angkatan udara dan lembaga harta kekayaan negara dan dilakukan sesuai
dengan Perpres 70 tahun 2013 tentang pengadaan barang. Distribusi obat dan alat
35
kesehatan yang dilakukan di RSAU dr. Esnawan Antariksa yaitu sistem desentralisasi
Depo Farmasi Rawat Inap di ruangan (Ruang Merak dan Ruang Garuda), Depo
Farmasi Ruang Perawatan ICU, Depo Farmasi Kamar Operasi, Depo Farmasi
Hemodialisa. Kegiatan yang dilakukan selama masa Praktik Kerja Lapangan Tenaga
pada Teknis Kefarmasian di depo Mindal Bekkes yaitu, membantu menyediakan obat
sesuai dengan pesanan yang diminta oleh tiap depo farmasi (Instalasi farmasi rawat
jalan, depo IGD, depo farmasi Merak, depo farmasi Garuda, depo UBS, dan depo
OK). Selain menyediakan obat sesuai yang diminta tiap depo, penulis juga
menyediakan amprahan mingguan seperti pada ruang Nuri, ruang Parkit, HCU dan
ruangan lainnya sesuai dengan nota dinas yang dipesan kepada mindal bekkes.
Penulis juga merapihkan barang-barang yang baru datang dari gudang pusat, dan
memasukkan memutasi barang.
3. Produksi Farmasi
Pembuatan Produksi farmasi merupakan kegiatan untuk melengkapi pengadaan
obat di rumah sakit. Sediaan farmasi yang diproduksi adalah sediaan farmasi yang
tidak tersedia dipasaran, dan jika diproduksi sendiri akan lebih menguntungkan.
Kegiatan produksi dilakukan berdasarkan slow dan fast moving yang dapat diketahui
melalui buku permintaan obat.
Kegiatan produksi farmasi di RS TNI AU dr. Esnawan Antariksa sudah sesuai dengan
Permenkes No. 72 Tahun 2016 tentang Standar Kefarmasian di Rumah Sakit. Kegiatan
produksi nonsteril meliputi pembuatan, pengenceran, dan pengemasan kembali
(repacking) sediaan farmasi yang akan didistribusikan ke Instalasi Rawat Jalan maupun
Instalasi Rawat Inap.
Contoh bentuk sediaan yang pengadaannya melalui produksi sendiri di RSAU dr.
Esnawan Antariksa, berupa bedak kocok, kapsul, dan antiseptik. Beberapa produk
yang sering dibuat antara lain bedak kocok dan handrub untuk antiseptik, sedangkan
pengenceran sediaan paling sering dilakukan pada alkohol 70%, formalin dan betadine.
Pengemasan kembali sediaan farmasi dilakukan untuk sediaan kapsul CaCO3, kapsul
Na bikarbonat.
36
C. PENGOLAHAN LIMBAH
Penanganan limbah di RSAU dr. Esnawan Antariksa dibawah pengawasan Unit
Kesehatan Preventif (Kesprev). Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah sakit berupa limbah padat, cair dan gas. Limbah padat
dibagi menjadi 2 yaitu limbah non infeksius dan infeksius. Limbah padat non infeksius
merupakan limbah yang dihasilkan dari kegitan yang tidak berhubungan langsung
dengan medis seperti alat tulis, sedangkan limbah padat infeksius merupakan limbah
yang dihasilkan dari kegiatan yang berhubungan dengan tindakan medis seperti sarung
tangan yang dugunakan saat proses operasi. Pengolahan limbah padat non infeksius
dilakukan dengan cara dibawa ketempat pembuangan sampah yang telah disediakan.
Berbeda dengan limbah padat infeksius dimana proses pengolahannya dengan cara
dikumpulakan dan dipisahkan selanjutnya dibawa dan dikelola oleh pihak ketiga yaitu
PT. Medivest.
Limbah cair RSAU dr Esnawan Antariksa diolah tersendiri melalui proses pengolahan
yaitu air limbah rumah sakit dialirkan ke sumpit (bak kontrol) yang berfungsi
menampung air limbah dari seluruh gedung rumah sakit. Selanjutnya air limbah dari
sumpit dialirkan ke NSI- Spiral sleve yang berfungsi menyaring sampah dan padatan
kasar dengan ukuran yang lebih besar dari 3 mm. Pada tahap ini sampah diperas lalu
air limbah dialirkan ke primary tank/bar screen yang berfungsi sebagai bak
pengendapan awal. Dari primary tank air limbah selanjutnya dilairkan ke equalization
tank yang berfungsi sebagai penampungan fluktuasi air limbah (pengumpulan macam-
macam karakteristik/ sifat air limbah yang berbeda-beda. Dari equalization tank
selanjutnya dialirkan menuju clarifier tank yang berfungsi mengendapkan padatan-
37
padatan yang tidak tersaring dalam bak primer. Limbah yang berbentuk lumpur yang
mengendap selanjutnya dikumpulkan ke sludge tank yang pada periode tertentu akan
dibuang melalui mobil tinja. Selanjutnya limbah yang sudah tidak mengandung lumpur
akan dialirkan ke buffer tank. Dalam buffer tank terdapat pompa buffer yang berfungsi
untuk memompa air menuju biodetox.
Air limbah yang masuk ke biodetox akan diproses dengan sistem pengaturan aliran air
dan udara dimana didalamya terdapat media yang berfungsi sebagai tempat tumbuh
dan berkembangnya mikroorganisme. Dengan adanya media tersebut diharapkan
mikroorganisme spektrum luas seperti lipotik, proteolitik dan lain lain. Dari biodetox
air limbah yang keluar sudah memenuhi mutu dari segi COD (Chemical Oxygen
Demand) yaitu jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organik
mudah urai yang ada di perairan. Selain itu air limbah yang keluar dari biodetox air
juga telah memenuhi BOD (Biochemical Oxygen Demand) yaitu suatu karakteristik
yang menunjukkan jumlah oksigen yang terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi
aerobik. Proses selanjutnya air limbah dialirkan ke tangki klorinasi dimana pada tangki
ini terjadi proses pemurnian air dengan mematikan semua mikroorganisme dan
menghilangkan bau pada air. Dari tangki klorinasi air limbah selanjutnya dialirkan ke
tangki effuent yaitu suatu tangki yang berfungsi sebagai tempat penampungan air
limbah dan siap dibuang ke saluran air.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. RSAU dr. Esnawan Antariksa merupakan Rumah Sakit bagi anggota TNI
AU di wilayah Jakarta sebagai Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan TNI AU
yang juga melayani baik PNS, swasta, maupun masyarakat secara luas.
2. Sistem pendistribusian perbekalan farmasi IFRS di RSAU dr. Esnawan
Antariksa adalah metode desentralisasi yaitu pelayanan farmasi yang
mempunyai cabang di unit pelayanan yang disebut dengan Depo Farmasi.
Instalasi farmasi bertanggung jawab terhadap efektifitas dan keamanan
perbekalan farmasi yang ada di depo farmasi.
3. Penyimpanan perbekalan farmasi di Unit Mindal Bekkes dan di depo-depo
farmasi disusun berdasarkan indikasi obat. Khusus untuk obat-obat
narkotika, psikotropika, dan obat-obat high alert disimpan dilemari terpisah
dari obat- obatan lainnya dan terkunci.
4. Sistem pendistribuasian obat pada pelayanan rawat jalan menggunakan
sistem individual resep, sedangkan sistem pendistribusian obat pada
pelayanan rawat inap menggunakan sistem UDD (Unit Dose Dispensing).
5. Obat-obat yang termasuk dalam golongan High Alert diberi label High
Alert pada kotak penyimpanan obat, sedangkan obat-obat yang memiliki
kemiripan nama zat aktif dan perbedaan dosis dengan zat aktif yang sama
diberi label LASA pada kotak penyimpanan obatnya dan diberi jarak antara
obat LASA satu dengan yang lainnya
38
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan yaitu:
Bagi Instalasi Farmasi
Pembagian beban kerja perlu ditinjau kembali serta perlu adanya peningkaan
pelayanan kefarmasian mengingat jumlah pasien yang terus meningkat
disetiap hari dan waktunya.
39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
40
Lampiran 1. Rak Obat Di Depo Farmasi Rawat Jalan
41
Lampiran 2. Rak Obat di Gudang/ Mindal Bekas
42
Lampiran 3. Rak Obat Di Depo Merak
43
Lampiran 4. Rak Obat Di Depo Garuda
44
Lampiran 5. Produksi
45
Lampiran 6. Resep Obat Rawat Jalan
51