DEBBY Revisi Konsul KTI Debby 3
DEBBY Revisi Konsul KTI Debby 3
LITERATURE REVIEW
OLEH:
DEBBY CHINTYA KUMALASARI
181210003
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi DIII Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang
181210003
JOMBANG
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
MASYARAKAT
NIM : 181210003
Telah di uji dan dinilai di hadapan dewan penguji dan diterima sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pendidikan pada program studi
Menyetujui
Komisi pembimbing
Dr. Hariyono, S.Kep., Ns., M. Kep. Ucik Indrawati, S.Kep., Ns., M.Kep.
NIK.04.05.052 NIK.04.08.123
Mengetahui,
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIM : 181210003
Telah diuji dan di nilai di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Diploma III
Menyetujui
Di tetapkan di : Jombang
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Penatalaksanaan Awal
Gigitan Ular Di Masyarakat”. Adapun maksut dan tujuan penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar Diploma III
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dari berbagai pihak sejak persiapan hingga tersusunnya Karya Tulis
Ilmiah ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis
menghaturkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
memberikan dorongan baik moral maupun spiritual terutama kepada Bapak Imam
Fatoni,S.KM.,MM, selaku ketua STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Dan
bapak Afif Hidayatul Arham,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku ketua program Studi
Diploma III Keperawatan STIKES Insan Cendekia Medika Jombang. Bapak
Dr.Hariyono,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku pembimbing utama Karya Tulis Ilmiah
yang dengan sabar telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, bimbingan
dan waktunya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dan Ibu Ucik
Indrawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku pembimbing kedua Karya Tulis Ilmiah. Serta
Kedua Orangtua tercinta yang berperan besar bagi penulis saat menyusun Karya
Tulis Ilmiah, yang telah berjuang memberikan masukan baik materi, nasihat serta
doa-doa untuk penulis. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Diploma III
Keperawatan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis
selama masa studi. Tidak lupa kepada teman-teman saya yang selalu mendukung
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan masih terbatasnya
kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan
adanya saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.
Jombang, 14 April 2021
Penulis
iv
DAFTAR ISI
SAMPUL.............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................... ii
KATA PENGANTAR......................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR........................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
Latar Belakang.................................................................................... 1
Tujuan.................................................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 25
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR SINGKATAN
IV : Intra Vena
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
kawasan yang menjadi teritori alami bagi ular, banyak masyarakat awam
tergolong dalam gawat darurat yang jika tidak segera tertangani dapat
juta orang terkena gigitan ular pada setiap tahunnya, dan 2,7 juta antaralain
yaitu gigitan ular berbisa. Sekitar 81.000 hingga 138.000 orang meninggal
pada setiap tahunnya disebabkan oleh gigitan ular, dan banyaknya amputasi
serta disabilitas permanen diakibatkan oleh gigitan ular pada setiap tahunnya
belum adanya perhatian serius dari pemerintah maupun tenaga medis karena
dampak okupasi yang sering dilalaikan oleh tenaga medis. Paramedis atau
1
penanggung jawab kesehatan yang sangat terbatasi untuk mempelajari kasus
gigitan ular karena pelaporan yang sangat lemah. banyak dijumpai ular
Efek dari toxic (racun) pada bisa ular pada saat mengigit terkait
spesies, ukuran ular, jenis kelamin, serta keefisienan gigitan: apakah hanya
satu atau kedua taring masuk kedalam kulit, dan banyaknya serangan yang
pada saat ini, aspek yang bisa mempengaruhi mordibilitas dan mortalitas
sesudah gigitan ular, dan managemen yang tepat pada pasien envenomasi ular
Dampak risiko kesehatan yang bisa ditimbulkan, gigitan ular bisa ditanggapi
dengan lebih serius. Usaha untuk meminimalisir jumlah kasus dan kematian
mencegah kasus gigitan ular, memperkuat sistem kesehatan untuk hasil yang
bagus, serta menjamin penatalaksanaan yang tepat, aman, dan efektif dapat
2
Pertolongan pertama pada kasus gigitan ular secara tradisional/herbal
banyak resikonya dari pada manfaatnya dan sangat tidak dianjurkan, akan
agar ada pemahaman untuk merujuk pasien yang dirugikan ke Rumah sakit,
dianggota tubuh yang terkena gigitan, dan merujuk segera pasien dimana
1.2 TUJUAN
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dalam bentuk penjelasan secara lisan maupun tulisan dari apa yang individu
tersebut pelajari dan bisa digunakan sebagai pengetahuan atau gagasan untuk
individu mengerti tentang apa yang sudah dipelajari dan bisa menjelaskan
kembali atau memberikan uraian yang lebih rinci menggunakan bahasa dan
pemikiran sendiri dengan materi yang telah dipelajari, bahkan apabila bisa
apa yang sesorang pahami dalam keadaan lain. Bloom menjelaskan bahwa
4
ada 3 tipe kemampuan pemahaman yaitu translasi (kemampuan menjelaskan),
a) Tingkat paham
(kehidupan dilapangan).
kelompok yang semi tertutup, dan semi terbuka dan sebagian besar yang
masyarakat ialah jaringan yang saling berhubungan antara satu dan lainnya,
5
dan saling membutuhkan satu sama lainnya (interpenden). Pada umumnya
tatanan kehidupan, dan adat istiadat yang harus dijalankan dan dipatuhi.
Dalam bahasa inggris masyarakat disebut dengan society yang berasal dari
2.2.1 Definisi
bisa atau racun kompleks yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan ular
tujuan untuk pertahanan ular. Bisa ular sedikit demi sedikit menyesuaikan
fungsi berbagai reseptor sel terhadap manusia maupun pada hewan, masalah
tergantung jenis/ spesies ular dan kategori racun dalam bisa (World health
organization, 2019). Gigitan ular adalah pemicu utama jumlah kematian pada
suatu populasi dalam skala yang besar (mortalitas) dan morbiditas diseluruh
(Tianyi et al., 2018). Gigitan ular yaitu masalah medis yang cukup banyak
6
kasus akan tetapi cukup terabaikan diIndia , kurangnya pengetahuan pada
tindakan awal pada saat tergigit ular berbisa yang benar dapat mengakibatkan
yang masuk dalam keluarga Elapidae yaitu kobra, king kobra, kraits, ular
koral, ular Australia, dan ular laut. Sebagian jenis kobra melindungi dirinya
dengan menyemburkan bisa (racun) yang mencapai satu meter lebih pada
(solenogyph) jika tidak ada ancaman taring dilipat rata pada rahang atas, jika
ada ancaman dan menyerang taringnya akan tegang. Colubridae: yaitu terdiri
Sedikit korban yang terkena gigitan ular tidak mengerti terhadap jenis
masyarakat terhadap ciri-ciri ular berbisa (racun) atau tidak. Tanda ular
berbisa yaitu kepala segitiga atau elips, mempunyai dua gigi taring yang besar
7
pada rahang atas jika digigit akan meninggalkan bekas dua titik. Sementara
itu cirri-ciri ular yang tidak berbisa yaitu kepala berbentuk bulat atau segi
empat, gigi taring kecil dan jika tergigit akan meninggalkan bekas gigitan
spesies, korban gigitan ular bisa timbul dengan berbagai patologi yang dapat
hemotoksik yang didapat dari racun. Beragam bisa ular menunjukan sifat
Nyeri tekan pada sekitar area bekas gigitan ular mencapai 98% kasus,
nyeri pada kelenjar getah bening dan pendarahan lokal persisten, memar,
Pada kasus berat luka gigitan ular akan berkembang menjadi bula, dan
2016). Tanda gejala gigitan ular yang umum ditemukan yaitu tanda-tanda
terdaparr bulae atau vasikular, sakit kepala, mual dan mutah, terasa sakit pada
8
otot-otot, demam, keringat dingin. Bisa neurotoksik: kelumpuhan pada otot
koma. Untuk bisa haemolitik: luka bekas gigitan ular terus berdarah,
adanya envenomisasi berat pada gigitan ular harus ditinjau bila ditemui
yang cepat pada daerah luka gigitan ular, terjadinya pembesaran kelenjar
getah bening yang menandakan penyebabran pada sistem limfatik, gejala lain
(Luman & Endang, 2017). Pasien yang menderita dengan kasus yang parah,
sitotoksik. Tingkat keparahan pada kasus gigitan ular terjadi karena beragam
faktor. Ular akan mengeluarkan bisa (racun) secar berbeda tergantung pada
(Wood et al., 2017). Kapasitas racun pada ular bervariasi sesuai dengan
spesies ular dan ukuran dari ular yang semakin besar biasanya volume racun
keparahan cedera tergantung dari bagian tubuh yang tergigit dan kedalaman
9
2.3 Manajemen gigitan ular
setelah gigitan ular yaitu tenangkan korban yang bertujuan untuk mengurangi
tertusuk, kaku pada tangan dan kaki, serta terjadi gangguan pada
untuk penanganan awal pada gigitan ular adalah imobilisasi area dengan
menggunakan cara bebat tekan pada area bekas gigitan ular (pressure
dengan tali bertujuan agar racun tidak menyebar (Avau et al., 2016). Pressure
penyebaran dan absorbs bisa ular, prinsip hamper sama dengan membalut
10
pokok utama dari pertolongan pertama setelah gigitan ular yaitu
Endang, 2017). Pada pertolongan pertama luka bekas gigitan ular tindakan
(pijat), pemberian herbal dan topikal. Insisi tidak disarankan karena beresiko
kejadian, sehingga tanda dan gejala pasien secepatnya harus segara diperoleh
seperti primary survey yang disarankan oleh panduan Advance trauma life
11
a) Anamnesis (riwayat kesehatan)
1) Pada bagian tubuh mana yang tergigit? Apakah anda bisa menunjukan
letaknya.
2) Kapan anda tergigit ular? dan apa yang anda lakukan pada saat anda
tergigit ular?
3) Apakah anda mengingat seperti apa bentuk dan warna ular yang menggigit
anda?
Tanda dan gejala yang diakibatkan dari penyebaran bisa ular sangat
b) Pemeriksaan fisik
SABU (serum anti bisa ular) dan ketersedianya terbatas. DiIndonesia sendiri
serum anti bisa ular polyvalent hanya diproduksi oleh biofarma dan itu hanya
untuk menangani beberapa spesies ular berbisa yang ada diIndonesia yaitu
12
neurotoksik Naja sputatix, bungarus fasciatus, dan colloselasma
a) Keracunan sistemik
dari lokasi gigitan ular, koagulopati (20 WBCT positif), atau INR>1,2 atau
trombositopenia (<100x10⁹/liter).
a) Kercunan lokal
pada jari.
13
Serum anti bisa ular disuntikan melalui intravena jika memungkinkan,
penggunaan serum anti bisa ular dosis yang dianjurkan yaitu 2 vial serum anti
bisa ular diencerkan dalam 100ml normal saline 0,9% setelah itu didrip 60-80
tetes permenit, tindakan tersebut dapat diulang 6-8 jam. Disarankan tersedia
anti bisa ular. Pemberian serum anti bisa ular secara intramuskular tidak
pemberian serum anti bisa ular, setelah pemberian pertama lakukan observasi
koagulasi persisten setelah 6 jam atau setelah 1-2 jam terjadi pendarahan serta
14
apakah tubuh merespon baik jika selama 30-60 menit ada respon baik maka
sedangkan 0.01-0.05 mg/kg diberikan setiap 2-4 jam pada anak-anak, injeksi
posisi supinasi dan duduk. Selain itu dapat dilakukan passive leg raising test
yang bertujuan untuk menilai cairan. Jika menggunakan terapi kristaloid yang
keratin serum, dan bisa terjadi sindrom uremia. Pada pasien oliguri bisa
2016).
15
BAB 3
METODE PENELITIAN
meriview atau merangkum ulang dari beberapa penelitian yang sudah pernah
5) Study design desain penelitian yang digunakan oleh artikel yang akan
direview.
16
3.1.2 Keyword atau kata kunci
Kata kunci merupakan sebuah kata yang berupa kunci atau kode yang
digunakan untuk menghubungkan dari satu kata dengan kata yang lainnya.
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci yang digunakan untuk
snake bite”, sedangkan untuk artikel nasional kata kunci yang digunakan
diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti-
peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel yang
17
3.2 Kriteria inklusi dan ekslusi
18
3.3 Seleksi studi dan penelitian kualitas
a. Artikel international
untuk terbitan tahun 2015 tahun keatas didapatkan sebanyak 122 artikel,
kunci early management of snake bite jumlah artikel yang sesuai dengan
kunci tersebut sebanyak 1,267 artikel, kemudian difilter untuk terbitan 2015
b. Artikel Nasional
menemukan 852 jurnal yang sesuai dengan kata kunci kemudian dipilah
untuk terbitan 2015 keatas dan menggunakan bahasa Inggris dan bahasa
19
Pencarian dengan
menggunakan keyword
melalui database google
scholar (n=852),
pubmed (n=222), dan
science direct
(n=1,267)
N= 2341
20
3.3.2 Daftar artikel pencarian
hasil yang diukur untuk menjawab tujuan. Artikel penelitian yang sama
meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode dan hasil penelitian serta
database.
21
Tabel 3.2 Daftar jurnal hasil pencarian
No Author Tahun Volume, Judul Metode Hasil penelitian Database
Angka (desain,sampel,variabe
l , instrument, analisis)
1. Risal 2020 Vol 4, Manajemen D: Qualitative Study Gigitan ular menjadi masalah kesehatan yang serius Google
Wintoko , no 1 gigitan ular S: total sampling di Asia Tenggara terutama di Indonesia.dikarenakan scholar
Neema V:manajemen gigitan aktivitas agrikultur masyarakat Indonesia yang tinggi
Putri ular sehingga berisiko juga untuk terkena gigitan ular.
Prameswa I: pengumpulan data Penanganan yang tepat dan cepat dapat mengurangi
ri menggunakan risiko kematian pada pasien gigitan ular, seperti
kuesioner yang dibuat melakukan imobilisasi seluruh tubuh korban dengan
sendiri oleh peneliti membaringkannya dalam recovery position.
berdasarkan kajian
teori yang ada.
A : univariat dan
bivariat
2. Anissa 2020 Vol 11, Pertolonga D: Deskriptive Hasil dari penelitian tersebut distribusi keracunan dan Google
Cindy No 1 n pertama kuantitatif kematian akibat gigitan ular sangat bervariasi dan scholar
Nurul dan S: total sampling efek samping, tingginya kasus gigitan ular di
Afni , penilaian V:Pertolongan pertama Indonesia banyak pula masyarakat yang cenderung
Fakhrudin keparahan dan penilaian melakukan pertolongan pertama menggunakan cara
Nasrul envenomasi keparahan envenomasi tradisional , WHO 2016 sudah tidak
Sani pada pasien pada pasien gigitan merekomendasikan bentuk pertolongan pertama
gigitan ular ular seperti itu.
I: kuesioner
A: univariat
3. Soumyad 2020 Vol 14, Interventio D : meta analysis Untuk memastikan pengobatan yang aman dan Pubmed
22
eep No 10 ns for the S : purposive sampling efektif yang dapat menurunkan beban gigitan ular
Bhaumik, manageme V : penatalaksaan awal diperlukanadanya bahan anafilaksis yang berkualitas
Deepti nt of gigitan ular di tinggi. Kurangnya bahan anafilaksis yang bermutu
Beri, snakebite masyarakat tinggi menghambat penyusunan pedoman serta
Zohra S. envenomin I : kuesioner tentang menginformasikan prioritas penelitian primer tentang
Lassi, g: An intervensi untuk gigitan ular.
Jagnoor overview pengelolaan gigitan
Jagnoor of ular yang
systematic mengganggu:
reviews gambaran tinjauan
sistematis
A : quantitative
analyses
4. Saurabh 2020 Vol 82, First-hand D: Deskritife Temuan penelitian ini menggambarkan arus skenario Pubmed
Bhargava, No 4 knowledge S: Random sampling kurangnya pengetahuan masyarakat tentang ular,
Kiran about V: penatalaksaan awal gigitan ular, dan tindakan pertolongan pertama untuk
Kumari, snakes and gigitan ular di envenomasi ular seperti para peserta selanjutnya diuji
Rajendra snake-bite masyarakat pengetahuan pertolongan pertama mereka untuk
Kumar manageme I: kuesioner gigitan ular
Sarin and nt: an
langsung tentang
Rajvinder urgent need
Pengetahuan
Singh
langsung tentang
ular dan manajemen
gigitan ular:
kebutuhan yang
mendesak
A: kualitatif
5. Suman 2021 Volume Care- D: quantitative study Gigitan ular merupakan kondisi darurat medis yang Science
Das, 77, seeking S: cross-sectional menentukan waktu dan memerlukan kontak sedini Direct
Sitikantha Issue 1 behaviour V: penatalaksaan awal mungkin dengan fasilitas kesehatan. Banyak korban
23
Banerjee, of gigitan ular di gigitan ular belum mencari perawatan dari dukun
Somnath suspected masyarakat tradisional (TH) atau dukun desa (VQ) sebelum
Naskar, snakebite I: kuesioner mencapai fasilitas yang sesuai, yang mengakibatkan
Dilip K. cases A:quantitative konsekuensi yang merugikan. Studi ini dilakukan
Das admitted in analyses untuk menilai perilaku pencarian perawatan dan jalur
a medical yang diikuti dalam mencapai fasilitas yang sesuai di
college of antara kasus dugaan gigitan ular dan untuk
West mengidentifikasi faktor terkait
Bengal: A
pathway
analysis
24
DAFTAR PUSTAKA
3. Avau, B., Borra, V., Vandekerckhove, P., & De Buck, E. (2016). The
https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0005079
4. Bhargava, S., Kumari, K., Sarin, R. K., & Singh, R. (2020). First-hand
763–774. https://doi.org/10.18999/nagjms.82.4.763
5. Bhaumik, S., Beri, D., Lassi, Z. S., & Jagnoor, J. (2020). Interventions for the
https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0008727
6. Bush, S. P., Ruha, A. M., Seifert, S. A., Morgan, D. L., Lewis, B. J., Arnold,
T. C., Clark, R. F., Meggs, W. J., Toschlog, E. A., Borron, S. W., Figge, G.
R., Sollee, D. R., Shirazi, F. M., Wolk, R., De Chazal, I., Quan, D., García-
25
Toxicology, 53(1), 37–45.
https://doi.org/https://doi.org/10.3109/15563650.2014.974263
7. Das, S., Banerjee, S., Naskar, S., & Das, D. K. (2021). Care-seeking
Bengal: A pathway analysis. Medical Journal Armed Forces India, 77(1), 58–
62. https://doi.org/10.1016/j.mjafi.2019.11.003
47–80.
108. https://doi.org/10.31629/jg.v3i2.629
10. Lindriati, S., Suntoro, I., & Pitoewas, B. (2017). PENGARUH SOSIALISASI
11. Luman, A., & Endang. (2017). Gigitan Ular Berbisa. 1–21.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/69014
12. Medikanto, A. R., Silalahi, L. M. M. V., Sutarni, S., & Srie, C. T. (2017).
26
Komunikasi Tokoh Masyarakat Dalam Meminimalisir Kesenjangan Sosial Di
Kelurahan Mampang Kota Depok Jawa Bara. E-Journal Acta Diurna, VI(3),
1–11.
14. Pratama, G. Y., & oktafany. (2017). GIGITAN ULAR PADA REGIO
7(1), 33–37.
15. Slagboom, J., Kool, J., Harrison, R. A., & Casewell, N. R. (2017).
947–959. https://doi.org/10.1111/bjh.14591
16. Suryati, I., Yuliano, A., & Bundo, P. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan
17. Tianyi, F. L., Agbor, V. N., Tochie, J. N., Kadia, B. M., & Nkwescheu, A. S.
5. https://doi.org/10.1186/s13104-018-3409-3
https://www.who.int/snakebites/resources/9789290225300/en/
19. Williams, D. J., Faiz, M. A., Abela-Ridder, B., Ainsworth, S., Bulfone, T. C.,
Nickerson, A. D., Habib, A. G., Junghanss, T., Fan, H. W., Turner, M.,
27
response to a priority neglected tropical disease: Snakebite envenoming. PLoS
https://doi.org/https://doi.org/10.1371/journal. pntd.0007059
20. Wintoko, R., & Prameswari, N. P. (2020). Manajemen Gigitan Ular. JK Unila,
21. Wood, D., Sartorius, B., & Hift, R. (2017). Classifying snakebite in South
46–51. https://doi.org/10.7196/SAMJ.2017.v107i1.11361
https://www.who.int/en/news-room/fact- sheets/detail/snakebite-envenoming.
28