Anda di halaman 1dari 1

KULIAH ATAU KERJA??? MANA YANG LEBIH ESENSIAL???

Sekarang kesibukannya kuliah aja nih? Udah umur segini kok belum jadi apa-apa? Sudah berapa rupiah
yang kau hasilkan? Pertanyaan itu seakan-akan mebuat barometer kesuksesan adalah bekerja dan
menghasilkan uang...

Patokan keberhasilan setiap individu memang beragam... Ada yang beranggapan sukses itu manakala
mendapat peringkat tinggi dalam bisnis online, menciptakan karya seni, menjadi pembicara, pengajar,
motivator, penulis, peneliti, aktor, artis tiktok, punya suara bagus, dan lain sebagainya.

Tumbuh dalam marga orang-orang berpendidikan ditambah sukes meraih gelar sarjana atau bahkan
magister, serta kehidupan yang mencukupi, tentu anak tersebut mau tidak mau harus menempuh kuliah
setelah mengahabiskan jenjang sekolah menengah atas, kadang juga sama sekali tidak diizinkan bekerja
sebelum tamat kuliah. Mayoritas mereka berhasil meneruskan keilmuan orangtuanya dengan pencapaian
keberhasilan yang sama bahkan lebih. Meskipun ada pula anak yang tidak memaksimalkan peluang itu.

Bagi keluarga yang berkecukupan biasa saja serta orangtua bukan lulusan sarjana, kebanyakan menyuruh
anak-anak mereka untuk bekerja. Sehingga terbentuklah penafsiran masyarakat bahwa anak yang bekerja
lebih cepat mengalami kehidupan yang mandiri dari pada anak yang kuliah. Pekerja lebih terlihat sukses
daripada mahasiswa yang kesibukannya tidak jelas dan tiap waktu hanya memainkan monitor persegi
panjang tanpa menghasilkan apa-apa. Kuliah memang nampaknya tak ada manfaat, juga aktivitas yang
menguras doku, misal biaya UKT, biaya hidup, tugas, kuota, keperluan skripsi, wisuda, dan masih banyak
lagi.

Memang terkadang terbesit rasa iri ketika melihat instastory kawan yang sudah menghasilkan uang, yang
sukes dengan bisnis onlinenya tanpa berlelah-lelah menelaah pengetahuan, istirahat malam tanpa pikulan
kewajiban.

Bagi para mahasiswa, menggunakan kesempatan dengan seelok mungkin adalah metodenya, tak lupa juga
menkronstruksi diri untuk selalu bersyukur atas kemampuan keluarga dalam mencukupi kebutuhan otak
dan pola pikir sampai tingkat strata satu, lebih-lebih starata dua.

Tidak semua penghuni dunia ini harus menjadi pedagang, tidak seluruhnya penduduk dunia ini mesti
angkasawan, karena setiap karier mampu menyempurnakan.

Tak ada salahnya bila pekerja belajar pada ahli ekonom, agar terjadi keserasian antara kerja keras dan kerja
ceras. Tak ada masalah pula mahasiswa yang menerapkan teori-teori uniknya agar tak sekedar tergambar
dalam kertas.

SALAM MAHASISWA ! 

Anda mungkin juga menyukai