Anda di halaman 1dari 17

TUGAS: “ PENGANTAR MANAJEMEN”

DI SUSUN OLEH :

Nama : Henly Sianturi

Nim :193010303038

Jurusan/ kelompok : Akuntansi/A

FAKULTAS FEB UPR

TAHUN 2019
Fungsi Manajemen ( POAC )

Fungsi manajemen terdiri dari beberapa fungsi utama yang dikenal dengan
POAC, yaitu :

1. Planning (fungsi perencanaan)


2. Organizing (fumgsi pengorganisasian)
3. Actuating/Directing (pengarahan)
4. Controlling (pengendalian)

1. Planning (fungsi perencanaan)

Menurut T. Hani Handoko (1995) mengemukakan Planning adalah


pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi,
kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran standar, yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam
fungsi ini.

Manajer dalam fungsi perencanaan harus mengkaji dan mengevaluasi


berbagai rencana alternatif sebelum memutuskan karena ini adalah langkah awal
yang bisa berpengaruh secara total dalam perusahaan kedepannya. Fungsi-fungsi
manajemen tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya perencanaan yang
matang.

Ada beberapa aktivitas dalam fungsi perencanaan yaitu sebagai berikut:

 Menetapkan arah tujuan dan target bisnis.


 Menyusun strategi untuk mencapai yujuan tersebut.
 Menentukan sumber daya yang dibutuhkan.
 Menetapkan standar kesuksesan dalam upaya mencapai tujuan .
Perencanaan dari sudut pandang jenjang manajemen bisa dibagi kedalam
beberapa jenjang yaitu sebagai berikut:

a. Top level planning (perencanaan jenjang atas)

Perencanaan dalam jenjang atas ini bersifat strategis. Jenjang atas


ini memberikan petunjuk umum, rumusan tujuan, pengambilan keputusan
serta memberikan petunjuk pola penyelesaian dan sifatnya menyeluruh.
Top level planning menekankan tujuan jangka panjang organisasi dan
tentu menjadi tanggung jawab manajemen puncak.

b. Middle level planning (perencanaan jenjang menengah)

Jenjang menengah sifatnya lebih administratif. Jenjang menengah


menyiapkan cara-cara yang akan ditempuh untuk merealisasikan tujuan
dari sebuah perencanaan dijalankan. Tanggung jawab perencanaan middle
level berada pada manajemen menengah.

c. Low level planning (perencanaan jenjang menengah)

Perencanaan jenjang bawah lebih fokus terhadap bagaimana cara


menghasilkan. Jenjang bawah ini lebih mengarah kepada kegiatan
operasional perusahaan. Manajemen pelaksana adalah pihak yang
bertanggung jawab dalam perencanaan jenjang bawah ini.

Perencanaan yang baik selayaknya memenuhi beberapa syarat-syarat


berikut:

 Mempunyai tujuan yang jelas.


 Sederhana, tidak terlalu sulit dalam mejalakannya.
 Memuat analisis pada pekerjaan yang akan dilakukan.
 Fleksibel, bisa berubah mengikuti perkembangan yang terjadi.
 Mempunyai keseimbangan, tanggung jawab dan tujuan yang selaras pada
setiap bagian.
 Segala sesuatu yang tersedia bisa dipergunakan secara efektif serta bedaya
guna.

Berikut ini beberapa manfaat dari adanya perencanaan, diantaranya:

 Bisa membuat pelaksanaan tugas jadi tepat dan kegiatan pada tiap-tiap unit
akan lebih terorganisir kearah tujuan yang sama.
 Dapat menghindari kesalahan yang mungkin akan terjadi.
 Memudahkan pengawasan.
 Menjadi pedoman dasar di dalam menjalankan kegiatan.

Dimulai oleh karya Fredick W. Taylor pada akhir tahun 1800-an , ada
kecendrungan untuk mengalihkan fungsi perencanaan dari karyawan operasi ke
para manajer. Walaupun perencanaan tidak dapat sepenuhnya dipisahkan
dipisahkan dari kegiatan para karyawan, hal ini merupakan suatu bagian yang
terpadu (integral) dari jabatan manajer. Pada dasarnya perencanaan kreatif
merupakan pekerjaan penentuan factor-faktor, kekuatan, pengaruh dan hubungan-
hubungan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Semua fungsi lainnya sangat tergantung pada fungsi ini, dimana fungsi
lain tidak akan berhasil tanpa perencanaan dan pembuatan keputusan yang tepat,
cermat dan kontinu. Tetapi sebaliknya perencanaan yang baik tergantung
pelaksanaan efektif fungsi-fungsi lain.

Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi-


organisasi tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapain
tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan:

 Organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumer daya-sumber daya yang


diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.
 Para angota organisasi untuk melaksaakan kegiatan-kegiatan yang
konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih.
 Kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan dapat
diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk


mencapai:

 Protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan


terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
 Positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.

Manfaat perencanaan :

 Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-


perubahan lingkungan
 Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama.
 Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih
jelas.
 Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
 Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian
organisasi.
 Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
 Meminimumkan pekerjaan yang lebih pasti.
 Menghemat waktu, usaha dan dana.
2. Organizing (fungsi pengorganisasian)

Setelah para manajer menetapkan tujuan-tujuan dan menyusun rencana-


rencana atau program-program untuk mencapainya, maka mereka perlu
merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan
berbagai program tersebut secara sukses.

Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya-sumber daya dan


kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,
perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan
dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab
tertentu dan kemudian, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan
struktur formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan.

Organizing juga dapat diartikan sebagai pengaturan sumber daya manusia


dan sumber daya fisik yang dimiliki agar bisa menjalankan rencana-rencana yang
sudah diputuskan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang


sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya yang dimiliki dan lingkungan yang
melingkupinya. Manajer perlu mempunyai kemampuan untuk mengembangkan
(dan kemudian memimpin) tipe organisasi yang sesuai dengan tujuan, rencana dan
program yang telah ditetapkan. Perbedaan tujuan akan membutuhkan jenis
organisasi yang berbeda pula.

Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian.


Istilah-istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini:

 Cara manajemen merancang stuktur formal untuk penggunaan yang paling


efektif sumber-sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerj
aorganisasi.
 Bagaimana organissai mengelompokkan kegiatannya, dimana setiap
pengelompokan diikuti dengan penugasan seseorang manajer yang diberi
wewennag untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
 Hubungan antara fungsi, jabatan-jabatan, tugas-tugas dan para karyawan.
 Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang
harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan
wewennag yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.

Fungsi pengorganisasian mengelompokkan semua orang, alat, tugas dan


wewenang yang ada dijadikan suatu kesatuan yang kemudian digerakkan
melaksanakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

Pengorganisasian dapat memudahkan manajer untuk mengawasi dan


menentukan orang-orang yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas yang telah
dibagi.

a. Kegiatan organizing
 Mengalokasikan sumber daya, menyusun dan menetapkan
tugas-tugas serta menetapkan prosedur yang diperlukan.
 Menetapkan struktur perusahaan yang menunjukkan adanya
garis kewenangan dan tanggung jawab
 Merekrut, menyeleksi, dan melakukan pelatihan serta
pengembangan tenaga kerja.
 Menempatkan tenaga kerja pada posisi yang pas dan paling
tepat

b. Unsur-unsur organizing
 Sekelompok orang yang diarahkan untuk bekerja sama.
 Melakukan kegiatan yang sudah ditetapkan.
 Kegiatan yang diarahkan untuk mencapai tujuan.

c. Manfaat organizing
 Pembagian tugas-tugas dapat disesuaikan dengan kondisi
prusahaan.
 Menciptakan spealisasi saat menjalankan tugas.
 Personil dalam perusahaan mengetahui tugas apa yang akan
dijlankan

d. Fungsi organizing
 Pendelegasian wewenang dari manajemen puncak kepada
manajemen pelaksana.
 Adanya pembagian tugas yang jelas.
 Mempunyai manajer puncak yang professional utuk bisa
mengkoordinasikan semua kegiatan yang dilakukan.

Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi adalah dengan


derplementasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan
pengelompokan kegiatan-kegiatan kerja suatu organisasi agar kegiatan-kegiatan
yang sejenis dan saling berhbungan dapat dikerjakan bersama. Hal ini akan
tercermin pada struktur formal suatu organisasi, dan tampak oleh suatu bagan
organisasi. Pembagian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap
individu dalam organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan
kegiatan yang terbatas. Kedua aspek ini merupakan dasar proses pengorganisasian
atau organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efesien dan
efektif.

Adapun factor-faktor yang menentukan perencanaan struktur organisasi


adalah sebagai berikut:

 Strategi untuk mencapai tujuannya. Chandler telah menjelaskan


hubungan strategi dan struktur organissai dalam studinya pada
perusahaan industry di Amerika. Strategi ini akan menjelaskan
bagaimana aliran wewnang dan saluran komunikasi dapat disusun
diantara para manajer dan bawahan. Aliran kerja ini dipengaruhi
strategi, sehingga bila strategi berubah maka struktur organisasinya
juga berubah.
 Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan
untuk memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan
bentuk struktur organisasi.
 Anggota (karyawan). Kemampuan dan cara berfikir para anggota
serta kebutuhan mereka untuk bekrjasama harus diperhatikan
dalam merancang struktur organisasi.
 Ukuran organisasi. Besarannya organisasi secar keseluruhan
maupun satuan-satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi
struktur organisasi.

Bagan organisasi menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi,


yang secara ringkas dapat diuraikan seacara berikut:

 Pembagian kerja, setiap kotak menunjukkan individu atau satuan


organisasi mana yang bertanggung jawab untuk kegiatan organisasi
tertenttu , dan tingkat spesialisasi yang digunakan.
 Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perimtah menunjukkan
hubungan wewenang tanggung jawab yang menghubungkan atasan dan
bawahan dalam keseluruhan organisasi .
 Tipe pekerjaan yang dilaksanakan. Label dan desskripsi pada tiap kotak
menunjukkan pekerjaan oragnisasional atau bidang tanggung jawab
berbeda.
 Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan
menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar
fungsional atau disvisional atau lainnya.
 Tingkatan manjemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan
bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Henry G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organisasi yaitu sebagai
berikut:

 Bentuk piramid, bentuk ini yang paling banyak digunakan karena


serdehana, jelas dan mudah dipahami.
 Bentuk vertical. Bentuk vertical agak menyerupai pyramid yaitu dalam hal
pelimpahan kekuasaan dari atas ke bawah, hanya bagan vertical berwujud
tegak sepenuhnya.
 Bentuk horizontal. Bagan ini digambarkan secara mendatar. Aliran
wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
 Bentuk lingkaran. Bagan ini menekankan pada hubungan antara satu
jabatan dengan jabatan lain.
3. Actuating/ directing (pengarahan)

Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan disusun


persoanalisasinya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk
bergerak menuju tujuan yang telah ditentuka. Directing adalah upaya untuk
menciptakan suasana kerja dinamis, sehat agar kinerjanya lebih efektif dan
efisien.

Pengarahan sangatlah diperlukan sebagai cara untuk upaya agar semua


sumber daya manusia didalam perusahaan bisa menjalankan pekerjaan sesuai
dengan apa yang telah direncanakan.

Fungsi pengarahan (leading), secara serdehana adalah untuk membuat atau


mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus
melakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta
kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin.

Beberapa kegiatan pada fungsi pengarahan yaitu sebagai berikut:

 Membimbing dan memberi motivasi kepada pekerja supaya bisa


bekerja supaya bisa bekerja secara efektif dan efisien.
 Memberikan tugas serta penjelasan secara rutin tentang pekerjaan
 Menjelaskan semua kebijakan yang sudah ditetapkann

Kemampuan manajer untuk memotivasi, memengaruhi mengarahkan dan


berkomunikasi dengan para bawahannya. Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia.

Perkembangan teori manajemen juga mencakup model-model atau teori-


teori motivasi yang berbeda yaitu sebagai berikut:

a. Model tradisional

Model tradisional dari motivasi berhubungan dengan Frederick Taylor dan


peran manajemen ilmiah. Model ini mengisyaratkan bahwa manejer menentukan
bagaimana pekerjaan-pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya sistem
pengupahan intensif untuk memotivasi para pekerja lebih banyak bereproduksi
dan lebih banyak menerima penghasilan.

b. Model hubungan manusia

Elton mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan


bahwa kontak-kontak sosial karyawan pada pekerjaanya adalah juga penting dan
bahwa kebosanan dan tugas-tugas yang bersifat pengulangan adalah faktor-faktor
pengurang motivasi. Sebagai hasilnya, para karyawan diberi berbagai kebebasan
untuk membuat keputusan sendiri dalam pekerjaanya.

c. Model sumber daya manusia

Kemudian para teoritisi seperti Mc Gregor dan maslow, dan para peneliti
seperti argyris dan likert,melontarkan kritik kepada model hubungan manusiawi,
dan mengemukakan pendekatan yang lebih “sophisticated” untuk memanfaatkan
para karyawan. Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh
banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi
juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.

Proses komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksankan tugas-


tugas mereka. Pengarahan mengharuskan manajer untuk berkomunikasi dengan
bawahannya agar tujuan kelompok dapat dicapai. Manajer dapat melakukan
fungsi-fungsi manajemen mereka hanya melqlui interaksi dan komunikasi dengan
pihak lain. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk
gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.

Komunikasi, sebagai suatu proses dengan nama-nama orang-orang


bermaksud memberikan pengertian-pengertian melalui pengiringan berita secara
simbolis, dapat menghubungkan para anggota berbagai satuan organisasi yang
berbeda dan bidang yang berbeda pula, sehingga sering disebut rantai p rtukran
informasi . konsep ini mempunyai unsur-unsur yaitu sebagai berikut:

 Suatu kegiatan untuk membuat sesorang mengerti


 Suatu sarana pengaliran informasi
 Suatu sistem bagi terjalinnya komunikasi antara individu-individu.

Bagaimanapun juga, kemampuan dan keterampilan kepemimpinan dalam


pengarahan adalah faktor penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat
mengidentifikasi kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan,
kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat.

Menurut Storoner kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses


pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekolompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya. Ada tiga implikasi penting dari
definisi tersebut:

 Kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut, kesedian


mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin.
 Kepimimpinan, menhyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak
seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok.
 Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pemgikut,
pimpinan juga dapat menggunakan pengaruh.

Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama


dengan manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai
seseorang untuk memengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan
sasaran.
4. Fungsi pengawasan (controlling)

Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan


(controling), atau sekarang banyak digunakan isilah pengendalian. Pengawasan
adalalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat
positif maupun negatif. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah
tujuan organissai dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negative
mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan
tidak terjadi kembali.

Definisi pengawasan adalah proses untuk menajamin bahwa tujuan-tujuan


organisasi dan manajemen tercapai.

Kegiatan pada fungsi pengendalian anatara lain sebagai berikut:

 Mengevaluasi keberhasilan dan target dengan cara menikuti standar


indicator yang sudah ditetapkan
 Melakukan klarifikasi dan koreksi terhadap penyimpangan yang
ditemukan
 Memberikan alternatif solusi yang mungkin bisa mengatasi masalah yang
terjadi.

Controlling akan berjalan efektif dengan memerhatikan hal-hal berikut:

 Routing (jalur), manajer menetapkan cara atau jalur supaya bisa


dengan mudah mengetahui letak dimana suatu kesalahan serimg
terjadi.
 Scheduling (penetapan waktu), manajer menetapkan kapan semestinya
pengawasan harus dijalankan.
 Dispatching (perintah pelaksanaan), adalah pengawasan yang berupa
satu perinatah pelaksaanaan pada pekerjaan. Tujuannya supaya suatu
pekerjaan bisa selesai tepat waktu.
 Follow up (tindakan lanjut), manajer mencarikan solusi apabila
terdapat kesalahan yang ditemukan. Tindak lanjut bisa dengan
memberikan peringatan terhadap pihak yang sengaja atau tidak sengaja
melakukaan kesalahan dan memberikan petunjuk supaya kesalahan
yang sama tidak terulang kembali.

Bentuk pengawasan yang baik adalah pengawasan yang sesuai dengan


kebutuhan dan sifat atau karakter dari perusahaan. Sebuah pengawasan
yang baik dilakukan denagan tidak menelan biaya dan bisa menjamin
adanya kegiatan perbaikan. Untuk itu, perusahaan perlu menyiapkan
langkah-langkah tata pola dan rencan perusahaan sebelum pengawasan
dilakukan.

Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu:

 Penetapan standar pelaksanaan


 Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
 Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkan dengan
standar yang telah ditetapkan.
 Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar.

Ada tiga tipe dasar pengawasan yaitu:

 Pengawasan pendahuluan atau sering disebut steering controls,


dirancang untuk mengantisipasi madsalah-masalah atau
penyimpangan dari standar atau tujuan dmemnungkinkan koreksi
dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu dilaksanakan.
Pengawan ini akan efektif hanya bila manajer mampu
mendapatkan informasi akurat dan tepat pada waktunya tentang
perubahan-perubahan dalam lingkungan atau tentang
perkembangan terhadap tujuan yang diinginkan.
 Pengawasan concurrent, dilakuakan selama suatu kegiatan
berlangsung. Tipe pengawasan ini merupakan proses dimana aspek
tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat
tertentu harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiatan bisa
dilanjutkan, atau menjadi semacam peralatan “double-check” yang
lebih menjamin ketetapan pelaksanaan suatu kegiatan.
 Pengawasan umpan balik (feedback control) atau juga dikenal
sebagai past-action controls, mengukur hasil-hasil dari suatu
kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari
rencana atau standar ditentukan, dan penemuan-penemuan
diterapkan untuk kegiatan-kegiatan serupa di masa yang akan
datang.

Tahap-tahap dalam proses pengawasan:

Tahap 1: penetapan standar

Tiga bentuk standar yang umun adalah sebagai berikut:


 standar-standar fisik, mungkin meliputi kuantitas barang atau jasa,
jumlah langganan, atau kualitas produk.
 standar-standar moneter, yan ditunjukkan dala, rupiah dan
mencakup biaya tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor,
pendapatan, penjualan dan sejenisnya.
 standar-standar waktu meliputi kecepatan produksi atau batas
waktu suatu pekerjaan harus diselesaikan.

Tahap 2: penentuan pengukuran pelaksanaan kegitan

Tahap 3: pengukuran pelaksanaan kegiatan

Tahap 4: pembandingan pelaksanaan dengan standard an analisis penyimpangan

 Tahap 5: pengambilan tindakan koreksi bila diperlukan.


Ada beberapa faktor yang membuat pengawasn semakin diperlukan pleh setiap
organisasi adalah sebagai berikut:

 Perubahan linkungan organisasi


 Peningkatan kompleksitas organissai
 Kesalahan-kesalahan
 Kebutuhan manajer

Wiliam H. Newman telah mengemukakan prosedur untuk pentuupan sistem


pengawasan. Pendekatannya terdiri atas liama langkah dasar yang dapat
diterapkan untuk semua tipe kegiatan pengawasan:

 Merumuskan hasil yang diinginkan. Manajer harus merumuskan hasil


yang akan dicapai sejelas mungkin. Tujuan yang dinyatakan secara umum
atau kurang jelas seperti pengurangan biaya over head atau meningkatkan
pelayanan langganan perlu dirumuskan lebih jelas lagi.
 Menetapkan petunjuk (predictors) hasil. Tujuan pengawasan sebelum dan
selama kegiatan dilaksanakan adalah agar amnajemen dapat mengatasi dan
mempebaiki adanya penyimpangan sebelum kegiatan dilaksanakan.
 Menetapkan standar dan petunujuk hasil. Penetapan standar untuk
petunjuk dan hasil akhir adalah bagian penting perancangan proses
pengawasan.
 Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
 Menilai informasi dan mengambi tindakan koreksi.

Anda mungkin juga menyukai