Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

FUNGSI MANAJEMEN
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH :
Nurul Islamy
2014901110068

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
FUNGSI MANAJEMEN

A. Pengertian Manajemen Keperawatan


Manajemen didefenisikan secara umum sebagai upaya-upaya yang dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain. Dalam manajemen pertama-tama perlu
diketahui dengan jelas apa tujuan yang akan dicapai. Selanjutnya bagaimana upaya yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan melibatkan sekelompok orang
dalam suatu organisasi. Menurut Gillies (2014) manajemen keperawatan adalah suatu
proses bekerja melalui upaya anggota staf keperawatan untuk memberikan  pelayanan
keperawatan,  pengobatan dan bantuan terhadap para pasien, dan tugas manajer
keperawatan adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin serta mengontrol
keuangan, material, dan sumber daya manusia yang ada untuk memberikan pelayanan
keperawatan seefektif mungkin bagi setiap kelompok pasien dan keluarga mereka.
Schein (2014) memberi definisi manajemen sebagai profesi. Menurutnya manajemen
merupakan suatu profesi yang dituntut untuk bekerja secara profesional, karakteristiknya
adalah para profesional membuat keputusan berdsarkan prinsip-prinsip umum, para
profesional mendapatkan status mereka karena mereka mencapai standar prestasi kerja
tertentu, dan para profesional harus ditentukan suatu kode etik yang kuat. Dari beberapa
definisi yang tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan usaha
yang dilakukan secara bersama-sama untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), ketenagakerjaan (staffing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling). Manajemen merupakan sebuah kegiatan; pelaksanaannya disebut manajing
dan orang yang melakukannya disebut manajer. Manajemen dibutuhkan setidaknya untuk
mencapai tujuan, menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling
bertentangan, dan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Manajemen terdiri dari
berbagai unsur, yakni man, money, method, machine, market, material dan information.

B. Fungsi Manajemen
Pada fungsi manajemen keperawatan terdapat beberapa elemen utama. Manajemen
memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-
masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli dan
Bahtiar, 2010). Fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen
yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan pengawasan
(Marquis dan Huston, 2010).
1. Perencanaan (Planning)
a. Definisi
Perencanaan adalah adalah suatu keputusan untuk masa yang akan dan apa yang
dilakukan sesuai tujuan tertentu. Misi, visi, nilai dasar dan tujuan adalah titik awal
dari perencanaan strategi. Keempat hal ini mengatur konteks landasan dari suatu
proses dan untuk menjalankan sesuatu serta unit perencana yang tertanam dalam
suatu organisasi. Perbedaan misi menggambarkan tujuan dari suatu organisasi
sedangkan. Visi menggambarkan keinginan untuk masa depan, seringkali
digambarkan dengan jelas, menggugah, singkat oleh manajemer suatu organisasi.
Nilai dasar menyatakan secara filosofis komitmen yang diprioritaskan oleh
manajer. Tujuan adalah keinginan masa depan dari suatu organisasi yang di
usahakan untuk di wujudkan.
Tujuan yang terukur dapat memberikan seorang manajer standar pembanding
terhadap hasil yang telah dilaksanakan. Dalam membangun manajer harus
memilih beberapa tujuan major untuk menaksir kinerja organisasi. Memberikan
sebuah tantangan tersendiri bagi semua karyawan, anggota organisasi untuk
mengiprovisasi kinerja dalam organisasi. Menetapkan dalam periode waktu
tertentu yang seharusnya dapat dicapai.
b. Fungsi
1) menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian di masa datang
2) memusatkan perhatian pada setiap unit yang terlibat
3) membuat kegiatan yang lebih ekonomis
4) memungkinkan dilakukannya pengawasan
c. Unsur-unsur Perencanaan
1) Meramalkan (forecasting), misalnya memperkirakan kecenderungan masa
depan (peluang dan tantangan)
2) Menetapkan tujuan (establishing objectives), misalnya menyusun acara yang
urutan kegiatannya berdasarkan skala prioritas
3) Menyusun jadwal pelaksanaan (scheduling), misalnya menetap
kan/memperhitungkan waktu dengan tepat
4) Menyusun anggaran (budgeting), misalnya mengalokasikan sumber yang
tersedia (uang, alat, manusia) dengan memperhitungkan waktu dengan tepat
cara yang mengembangkan prosedur, misalnya menentukan tata cara yang
paling tepat
5) Kebijakan (interpreting and establishing policy), misalnya menafsirkan
kebijakan atasan dan menetapkan kebijakan operasional
d. Sifat-sifat Perencanaan
Ada beberapa sifat perencanaan yang harus diperhatikan agar dapat dihasilkan
rencana yang baik, yaitu:
1) melihat jauh ke depan
2) sederhana dan jelas,
3) fleksibel
4) stabil dan ada dalam keseimbangan
5) tersedianya sumber-sumber untuk pelaksanaan
e. Teknik Perencanaan
1) PPBS, yaitu system perencaaan, pembuatan program, dan pembuatan
anggaran (planning, programming, and budgeting system)
2) NwP, yaitu perencanaan jaringan kerja (network planning)
3) Perencanaan tradisional berdasarkan jenis pengeluaran
4) Perencanaan hasil keria yang berorientasi pada sasaran/hasil yang ingin
dicapai

2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Definisi
Pengorganisasian ialah seluruh proses pengelompokan orang, alat, tugas, serta
wewenang dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu
organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengorganisasian adalah penentuan pekerjaan yang harus dilakukan,
pengelompokan tugas dan membagi pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan
berbagai departemen serta penentuan hubungan. Tujuan pengorganisasian ini
adalah untuk menetapkan peran serta struktur dimana karyawan dapat mengetahui
apa tugas dan tujuan mereka.
b. Prinsip Pengorganisasian
1) Prinsip Spesialisasi
Menurut prinsip, pekerjaan seluruh perhatian harus dibagi di antara bawahan
atas dasar kualifikasi, kemampuan dan keterampilan. Pembagian kerja adalah
pemecahan tugas kompleks menjadi komponen-komponennya sehingga setiap
orang bertanggung jawab untuk beberapa aktivitas terbatas bukannya tugas
secara keseluruhan. Sebaliknya, pembagian pekerjaan menciptakan tugas yang
lebih sederhana yang dapat dipelajari dan diselesaikan dengan relatif cepat.
Jadi hal ini memperkuat spesialisasi, ketika setiap orang menjadi pakar dalam
pekerjaan tertentu. Karena tindakan ini menciptakan variasi pekerjaan, orang
dapat memilih atau ditugaskan pada suatu posisi yang sesuai dengan bakat dan
minat mereka.
2) Prinsip Fungsional
Menurut prinsip ini dapat dilakukan dengan jelas mendefinisikan tugas-tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hubungan orang terhadap satu sama lain.
Klarifikasi dalam otoritas-tanggung jawab membantu dalam mencapai
hubungan koordinasi dan dengan demikian organisasi dapat berlangsung
efektif. Contoh fungsi utama dari produksi, pemasaran dan keuangan dan
hubungan tanggung jawab wewenang dalam departemen ini harus jelas.
Klarifikasi dalam hubungan otoritas- tangggung jawab membantu dalam
organisasi yang efisien.
3) Prinsip Rentang Pengendalian atau Pengawasan
Menurut prinsip ini, rentang kendali adalah rentang pengawasan yang
menggambarkan jumlah karyawan yang dapat ditangani dan dikontrol secara
efektif oleh seorang manajer tunggal. Menurut prinsip ini, seorang manajer
harus dapat menangani jumlah karyawan yang dibawahinya. Keputusan ini
dapat diambil dengan memilih baik rentang lebar atau sempit froma.
Ada dua jenis rentang kendali:
a) Rentang kendali yang luas
Seorang manajer dapat mengawasi dan mengendalikan secara efektif
sebuah kelompok besar orang pada satu waktu.
b) Rentang Kendali Yang Sempit
Pekerjaan dan wewenang dibagi antara banyak bawahan dan manajer tidak
mengawasi dan mengendalikan kelompok yang sangat besar dari orang di
bawah dia. Manajer sesuai dengan rentang yang sempit mengawasi
sejumlah karyawan yang dipilih pada satu waktu.
4) Prinsip Rantai Skalar
Rantai skalar adalah rantai komando atau otoritas yang mengalir dari atas ke
bawah. Otoritas dan tanggung jawab harus berjalan dalam garis yang tegas dan
tidak terputus dari eksekutif tertinggi sampai yang paling rendah. Sebuah
rantai skalar memfasilitasi alur kerja di sebuah organisasi yang membantu
dalam pencapaian hasil yang efektif. Sebagai otoritas mengalir dari atas ke
bawah, hal itu akan menjelaskan posisi kewenangan untuk manajer di semua
tingkatan dan yang memfasilitasi organisasi yang efektif.
5) Prinsip Kesatuan Perintah
Ini menyiratkan satu bawahan-satu hubungan yang superior. Setiap bawahan
bertanggung jawab kepada satu manajer. Hal ini membantu dalam
menghindari kesenjangan komunikasi dan kesimpangan tanggung jawab. Jika
atasan yang lebih tinggi ingin memberikan perintah atau hal-hal lain kepada
para bawahan yang berada beberapa tangga di bawah dalam hierarki
organisasi, seyogianya hal itu dilakukan melalui atasan langsung orang yang
bersangkutan. Paling tidak dengan sepengetahuan atasan langsung tersebut.
c. Implementasi
Tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang
berbada, mempertemukan macam-macam kepentingan dan memanfaatkan
kemampuan-kemampuan kesemuanya kesuatu arah tertentu. (Terry 1979).
Maksud dari hal tersebut adalah dapat dihasilkannya sinergisme, yang berarti
perlu adanya tindakan-tindakan untuk mengelompokkan semua kemampuan yang
sesuai menjadi satu tempat dan memanfaaatkan kemampuan tersebut agar dapat
berguna bagi organisasi tersebut. Jadi pengorganisasian merupakan sebuah kasus
yang dapat menimbulkan efek yang sangat baik dalam upaya menggerakan
seluruh aktivitas dan potensi yang bisa diwadahi.

3. Ketenagaan (Staffing)
a. Definisi
Fungsi staffing dalam manajemen diartikan sebagai suatu proses prosedur langkah
demi langkah yang berkesinambungan untuk menjaga agar organisasi selalu
memperoleh orang-orang yang tepat dalam posisi yang tepat pada waktu yang
tepat.
b. Langkah – Langkah Ketenagaan
1) Perencanaan Sumber Daya Manusia
Langkah-langkah perencanaan sumber daya manusia, yaitu :
a) Perencanaan untuk kebutuhan masa depan
b) Perencanaan untuk keseimbangan masa depan
c) Perencanaan untuk pengadaan dan seleksi atau pemberhentian
d) Perencanaan untuk pengembangan.
2) Pengadaan pegawai baru (rekrutmen)
Dimaksudkan untuk menampung calon yang cukup banyak untuk diadakan
seleksi untuk mendapatkan calon pegawai yang memenuhi syarat-sayarat
administrasi secara umum. Seleksi dapat dilakukan dalam 2 macam, yaitu
seleksi umum (untuk kebutuhan tenaga yang bersifat umum) dan seleksi
khusus (untuk kebutuhan tenaga-tenaga spesialis/ahli dibidang tertentu).
3) Pemilihan dan Penempatan
Jika telah ditentukan kualifikasi untuk masing kedudukan pekerjaan maka
selanjutnya adalah diadakan pemilihan (seleksi) melalui tahapan-tahapan
seleksi mulai test tertulis, kesehatan, test psikologi, wawancara dan surat-surat
pernyataan mengenai kesanggupan kerja dan lokasi penempatan kerja.
4) Induksi dan Orientasi
Induksi dan orientasi mamberi kepada pegawai baru tentang :
a) Informasi umum tentang pekerjaan sehari-hari
b) Tinjauan tentang sejarah, lingkungan kantor, visi dan misi organisasi serta
c) pengembangan kemasa depan.
d) Informasi mengenai kebijakan-kebijakan organisasi, aturan kerja dan hal-
hal mengenai
e) gaji dan tunjangan.
5) Pemindahan
Pemindahan terdiri dari promosi, mutasi dan demosi
a) Promosi, adalah memberikan tanggung jawab dan wewenang yang lebih
besar kepada pegawai, dengan kata lain promosi adalah kenaikan
pangkat/jabatan yang lebih tinggi, merupakan salah satu usaha untuk
memajukan/mengembangkan pegawai.
b) Mutasi, adalah memindahkan pegawai dari jabatan yang satu ke jabatan
yang lain dalam satu tingkatan secara horizontal.
c) Demosi, adalah suatu tindakan memberikan kekuasaan dan tanggung jawab
yang lebih kecil, dengan kata lain penurunan pangkat/jabatan karena dinilai
kurang cakap dan kurang berprestasi pada jabatan tersebut.
6) Latihan dan Pengembangan
Latihan dan pengembangan adalah suatu pendekatan sistematik untuk
memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengembangkan diri
memanfaatkan kekuatan dan kemampuan untuk keperluan organisasi.
7) Penilaian prestasi
Penilaian prestasi adalah salah satu hal yang penting dalan pengorganisasian,
namun dalam pelaksanaannya sangat sulit untuk melihat hasil yang memadai.
Penilaian prestasi dapat dibedakan dalam 2 macam, yaitu formal dan informal.

4. Pengarahan (Actuating)
a. Definisi
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Jadi, actuating
bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau bekerja dengan sendirinya dan
penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai tujuan organisasi
secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan (leadership)
yang baik.
b. Teknik Pengarahan
fungsi actuating ternyata jauh lebih rumit dari kelihatannya, karena harus
melibatkan fungsi dari leadership. Premis yang terkenal pernah diungkapkan oleh
Doghlas McGregor, bahwa seorang karyawan selalu diasumsikan negatif dan
positif. Keberadaan leadership adalah sebagai pendukung. Karena actuating
sendiri memiliki tujuan sebagai penggerak, yang nantinya akan bertujuan
mengefektifkan dan mengefisienkan kerja dalam organisasi.
c. Prinsip Pengarahan
1) Pelaksanaan dan Penugasan.
Tujuan utama penugasan adalah untuk mencapai keseimbangan antara
beberapa faktor: persyaratan dan kualifikasi personal, keseimbangan untuk
pengembangan profesi, dan lain-lain.
2) Pengawasan Pengelolaan Dana
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi
penting dilakukan agar dana tidak disia-siakan.
3) Penyediaan dan Pemanfaatan Sarana Pengawasan.
Pengawasan juga membutuhkan saran dan alat untuk melakukan pengawasan,
misalnya teknologi yang digunakan untuk memantau kerja anggota organisasi
atau pekerja.
4) Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan untuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi
pelanggaran, kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
5) Supervisi Audit.
d. Implementasi
1) Merasa yakin dan mampu melakukan suatu pekerjaan,
2) Percaya bahwa pekerjaan telah menambahkan nilai untuk diri mereka sendiri,
3) Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau
mendesak,
4) Tugas yang diberikan cukup relevan,
5) Hubungan harmonis antar rekan kerja.

5. Pengawasan (Controling)
a. Definisi
Menurut G.R Terry, pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan,
apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-
perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan
standar. Jadi pengawasan dilakukan sebelum proses, saat proses, dan setelah
proses. Dengan pengendalian diharapkan juga agar pemanfaatan semua unsur
manajemen menjadi efektif dan efisien.
b. Proses Dalam Controling
1) Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
2) Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
3) Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar
menentukan penyimpangan jika ada.
4) Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan
dan tujuan sesuai dengan rencana.
5) Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah realistis atau tidak.
Jika ternyata belum realistis maka perlu diperbaiki.
c. Implementasi
Pengawasan juga bisa dibedakan menurut sifat dan waktunya:
1) Preventive control
Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari
terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaannya.
2) Repressive control
Pengawasan yang dilakukan setelah terjadinya kesalahan dalam pelaksanaanya
dengan maksud tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai
dengan yang diinginkan.
3) Pengawasan berkala,
Pengawasan yang dilakukan secara berkala, misalnya perbulan, persemester,
dll.
4) Pengawasan mendadak (sidak)
Pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apa
pelaksanaannya dilakukan dengan baik atau tidak.
5) Pengawasan Melekat (waskat)
Pengawasan /pengendalian yang dilakukan secara integratif mulai dari
sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukan.
Daftar Pustaka

Marquis, Bessie L, Huston, Carol J. 2010. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.


EGC. Jakarta
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan
Profesional Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika
Gillies, D. A., (2014), Nursing management  : A system approach, Third edition,
Philadelphia: WB. Saunders Company

Banjarmasin, 28 April 2021

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

( Sri Sundari, Ns., M.Kep ) (Gusti Herita, S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai