Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
6
kesehatan, aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
dan masyarakat:
termasuk pembiayaan.
program kesehatan.
dan efisien.
mencakup:
7
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
A. Visi Puskesmas
8
Indonesia sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masa depan yang
B. Misi Puskesmas
kerjanya.
9
masyarakat yang bertempat tinggal diwilayah kerjanya makin berdaya
di wilayah kerjanya.
10
2.1.5 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
secara terpadu.
kelompok khusus
11
2. Azas Pemberdayaan masyarakat
bahagia (BKB).
SadarGizi (KADARZI).
(POSKESTREN).
(TOGA)
12
3. Azas Keterpaduan
kesehatan lain tetapi juga dengan program dari sektor lain. Ada dua
antara lain:
13
a) Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sektor kesehatan dengan
4. Azas Rujukan
14
masalah karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan baik
puskesmas lainnya.
puskesmas.
medik di puskesmas.
15
b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Kabupaten/Kota.
yaitu:
16
masalah kesehatan masyarakat atau penyelenggaraan upaya
mampu.
f. Upaya pengobatan
17
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
yang dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah
ada, yakni:
j. laboratorium sederhana
upaya ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap usaha wajib dan
18
2.1.6 Kedudukan
kerjanya.
19
dan swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek
peraturan daerah.
sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas
c) Keuangan
20
d)Umum dan pengawasan
UKBM
21
sesuai dengan kriteria kepala puskesmas yakni seorang
kegiatan fasilitasi.
puskesmas.
22
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
kabupaten/kota.
23
5. Dengan lintas sektor
terhadap kesehatan.
6. Dengan masyarakat
24
2.2 HIPERTENSI
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung
lebih dari suatu periode (Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol–arteriol
tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi menambah beban kerja jantung dan
arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh
Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.
hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg
sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
miokard, diabetes dan gagal ginjal (Corwin, 2009). Hipertensi disebut juga
25
sebagai “pembunuh diam–diam” karena orang dengan hipertensi sering tidak
separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Penyakit
hipertensi ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval
teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup (Smeltzer dan Bare,
2002).
tekanan diastolik dan umumnya ditemukan pada usia lanjut. Tekanan sistolik berkaitan
dengan tingginya tekanan pada arteri apabila jantung berkontraksi (denyut jantung).
Tekanan sistolik merupakan tekanan maksimum dalam arteri dan tercermin pada hasil
pembacaan tekanan darah sebagai tekanan atas yang nilainya lebih besar.
diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya ditemukan pada anakanak
dan dewasa muda. Hipertensi diastolik terjadi apabila pembuluh darah kecil menyempit
secara tidak normal, sehingga memperbesar tahanan terhadap aliran darah yang
dengan tekanan arteri bila jantung berada dalam keadaan relaksasi di antara dua
diastolik.
26
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII), klasifikasi
hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,
Tabel 1
27
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan
menurut Corwin (2009), Irianto (2014), Padila (2013), Price dan Wilson (2006),
termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok, stress emosi,
obesitas dan lain-lain (Nafrialdi, 2009). Pada sebagian besar pasien, kenaikan
berat badan yang berlebihan dan gaya hidup tampaknya memiliki peran yang
berat badan yang berlebih dan penelitian pada berbagai populasi menunjukkan
bahwa kenaikan berat badan yang berlebih (obesitas) memberikan risiko 65-70
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak
28
dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan
darah tinggi.
2. Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita
perempuan.
3. Diet: konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
orang dengan usia yang tua karena jika garam yang dikonsumsi
cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh. Banyaknya
seseorang atau dengan kata lain pembuluh darah membawa lebih banyak
cairan. Beban ekstra yang dibawa oleh pembuluh darah inilah yang
29
menghadirkan protein yang menyeimbangkan kadar garam dan kalsium
membuat pembuluh darah pada ginjal menyempit dan menahan aliran darah.
pada ginjal bisa mengalirkan darah seperti biasanya. Tekanan darah yang
Konsumsi garam per hari yang dianjurkan adalah sebesar 1500 – 2000 mg
atau setara dengan satu sendok teh. Perlu diingat bahwa sebagian orang
4. Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam
30
5. Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola hidup
dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok dan
pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting agar
2. Hipertensi Sekunder
karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau
gangguan tiroid, hipertensi endokrin, hipertensi renal, kelainan saraf pusat yang
darah tinggi karena adanya penyempitan pada arteri ginjal, yang merupakan
pembuluh darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan
meningkatkan tekanan darah serta ganguuan yang terjadi pada tiroid juga
31
merangsang aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah yang
intravaskuler, luka bakar, dan stress karena stres bisa memicu sistem saraf
darah.
Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat
ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus). Menurut Price, gejala
hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku kuduk, sulit tidur,
32
gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas, berkeringat dan
pusing .
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit
kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas,
cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing
dan sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-
tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, 15 kadang kadang disertai mual dan
ginjal sebelumnya. Pada anamnesis dapat pula digali mengenai faktor resiko
33
dislipidemia, diabetes milletus, mikroalbuminuria, penurunan laju GFR, dan
riwayat keluarga.
dua kali pengukuran pada setiap kali kunjungan ke dokter. Apabila tekanan
darah ≥ 140/90 mmHg pada dua atau lebih kunjungan maka hipertensi dapat
ditegakkan. Pemeriksaaan tekanan darah harus dilakukan dengan alat yang baik,
ukuran dan posisi manset yang tepat (setingkat dengan jantung) serta teknik
yang telah atau sedang terjadi seperti pemeriksaan laboratorium seperti darah
lengkap, kadar ureum, kreatinin, gula darah, elektrolit, kalsium, asam urat dan
sesuai indikasi dan diagnosis banding yang dibuat. Pada hiper atau
abdomen. Pada sindrom cushing, dilakukan kadar kortisol urin 24 jam. Pada
34
2.2.6. Penatalaksanaan Hipertensi
antihipertensi dapat langsung dimulai untuk hipertensi derajat 1 dengan penyerta dan
gaya hidup.
penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan
Terpai nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan
lainnya.
Modifikasi gaya hidup berupa penurunan berat badan (target indeks massa tubuh
dalam batas normal untuk Asia-Pasifik yaitu 18,5-22,9 kg/m2 ), kontrol diet berdasarkan
DASH mencakup konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, serta produk susu rendah lemak
jenuh/lemak total, penurunan asupan garam dimana konsumsi NaCl yang disarankan
adalah < 6 g/hari. Beberapa hal lain yang disarankan adalah target aktivitas fisik minimal
30 menit/hari dilakukan paling tidak 3 hari dalam seminggu serta pembatasan konsumsi
alkohol. Terapi farmakologi bertujuan untuk mengontrol tekanan darah hingga mencapai
tujuan terapi pengobatan. Berdasarkan JNC VIII pilihan antihipertensi didasarkan pada
ada atau tidaknya usia, ras, serta ada atau tidaknya gagal ginjal kronik. Apabila terapi
antihipertensi sudah dimulai, pasien harus rutin kontrol dan mendapat pengaturan dosis
setiap bulan hingga target tekanan darah tercapai. Perlu dilakukan pemantauan tekanan
35