Anda di halaman 1dari 10

1

Analisis Teori Organisasi Kekuasaan dan politik

Dr. Sunarto, M.Pd.I


Dr. Nurul Hidayati Murtafiah, M.Pd.I

Abstrak
Orang-orang pada pucuk pimpinan suatu organisasi seperti manajer, direktur, kepala
dan sebagainya, memiliki kekuasaan (power) dalam konteks memengaruhi perilaku
orang-orang yang secara struktural organisasi berada di bawahnya.Sebagian pimpinan
menggunakan kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu menumbuhkan motivasi
karyawan untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih baik.Namun, sebahagian
pimpinan lainnya tidak mampu memakai kekuasaan dengan efektif, sehingga aktivitas
untuk melaksanakan pekerjaan dan tugas tidak dapat dilakukan dengan baik.

Studi yang mempunyai hubungan dekat dengan kekuasaan dalam organisasi adalah
politik.Politik seperti halnya kekuasaan adalah sesuatu yang nampak dan dialami dalam
kehidupan setiap organisasi.Akan tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku
keorganisasian, karena keberadaannya dapat memengaruhi perilaku orang-orang yang
ada dalam organisasi.Untuk menyelesaikan konflik sesuai dengan keinginan individu
atau subunit seringkali harus terlibat dalam perilaku politik untuk meningkatkan
kekuasaan dan pengaruhnya.

Studi tentang Kekuasaan dan Politik dalam organisasi hanya sedikit.Beberapa


studi justru menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Kekuasaan dan Politik adalah
sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap organisasi tetapi agak sulit untuk
mengukurnya akan tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku keorganisasian,
karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam
organisasi.

Kata Kunci : Organisasi dan Politik


2

A, Pendahuluan

Studi tentang Kekuasaan dan Politik dalam organisasi hanya sedikit.Beberapa


studi justru menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda. Kekuasaan dan Politik adalah
sesuatu yang ada dan dialami dalam kehidupan setiap organisasi tetapi agak sulit untuk
mengukurnya akan tetapi penting untuk dipelajari dalam perilaku keorganisasian,
karena keberadaannya dapat mempengaruhi perilaku orang-orang yang ada dalam
organisasi.

Pada saat setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan


satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran
kekuasaan. Kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau
lebih individu.Politik tidak hanya terjadi pada sistem pemerintahan, namun politik juga
terjadi pada organisasi formal, badan usaha, organisasi keagamaan, kelompok, bahkan
pada unitkeluarga. Politik adalah suatu jaringan interaksi antarmanusia dengan
kekuasaan diperoleh, ditransfer, dan digunakan.Politik dijalankan untuk
menyeimbangkan kepentingan individu karyawan dan kepentingan manajer,  serta
kepentingan organisasi. Ketika keseimbangan tersebut tercapai, kepentingan individu
akan mendorong pencapaian kepentingan organisasi.

Pada saat setiap individu mengadakan interaksi untuk mempengaruhi tindakan


satu sama lain, maka yang muncul dalam interaksi tersebut adalah pertukaran
kekuasaan. Kekuasaan adalah kualitas yang melekat dalam satu interaksi antara dua atau
lebih individu.
3

B. Pembahasan

a). Pengertian Kekuasaan

Pengertian kekuasaan dalam organisasi serta pengertian politik dalam organisasi


dalam perbincangan seputar organisasi dan manajemen adalah perkembangan paling
mutakhir dalam studi-studi organisasi dan manajemen. Tokoh-tokoh seperti James
March dan Jeffrey Pfeiffer1bertanggung jawab dalam mempopulerkan studi kekuasaan
dan politik di dalam organisasi. Tulisan ini akan membahas masalah kekuasaan dan
politik di dalam organisasi, bukan kekuasaan dan politik pada struktur kenegaraan yang
biasa kita sebut “politik” sehari-hari. Mungkin saja akan banyak konsep yang serupa
karena pinjam-meminjam konsep antarbidang ilmu adalah umum.

1. Definisi Kekuasaan dalam Organisasi

Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kemampuan individu


untuk mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika
dihadapkan pada penolakan mereka.”2 Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting
dalam penggunaan kekuasaan secara sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas
personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan
orang lain. Kekuasaan adalah gagasan politik yang berkisar pada sejumlah
karakteristik.Karakteristik tersebut mengelaborasi kekuasaan selaku alat yang
digunakan seseorang, yaitu pemimpin (juga pengikut) gunakan dalam hubungan
interpersonalnya. Karakter kekuasaan, menurut Fairholm adalah:

1. Kekuasaan bersifat sengaja, karena meliputi kehendak, bukan sekadar tindakan


acak;
2. Kekuasaan adalah alat (instrumen), ia adalah alat guna mencapai tujuan;
3. Kekuasaan bersifat terbatas, ia diukur dan diperbandingkan di aneka situasi atau
dideteksi kemunculannya;

1
James G. March and Thierry Weil, On Leadership (Malden : Blackwell Publishing, 2005) h. .52
2
Gilbert W. Fairholm, Organizational Power Politics: Tactics in Organizational Leadership,
2nd Edition (Santa Barbara: Praeger, 2009) ,h. 5
4

4. Kekuasaan melibatkan kebergantungan, terdapat kebebasan atau faktor


kebergantungan-ketidakbergantungan yang melekat pada penggunaan
kekuasaan.
5. Kekuasaan adalah gagasan bertindak, ia bersifat samar dan tidak selalu dimiliki;
6. Kekuasaan ditentukan dalam istilah hasil, hasil menentukan kekuasaan yang kita
miliki;
7. Kekuasaan bersifat situasional, taktik kekuasaan tertentu efektif di suatu
hubungan tertentu, bukan seluruh hubungan; dan
8. (8) Kekuasaan didasarkan pada oposisi atau perbedaan, partai harus berbeda
sebelum mereka bisa menggunakan kekuasaan-nya.

Gareth Morgan dalam karya penelitiannya Images of Organization, mendefinisikan


kekuasaan sebagai “... medium lewat mana konflik kepentingan diselesaikan ...
kekuasaan mempengaruhi siapa dapat apa, kapan dan bagaimana ... kekuasaan
melibatkan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita
kehendaki.” 3

Stephen P. Robbins mendefinisikan kekuasaan sebagai “... kapasitas bahwa A


harus mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan apa yang
diharapkan oleh A. Definisi Robbins menyebut suatu “potensi” sehingga kekuasaan bisa
jadi ada tetapi tidak dipergunakan. Sebab itu, kekuasaan disebut sebagai “kapasitas”
atau “potensi”.4

Seseorang bisa saja punya kekuasaan tetapi tidak menerapkannya.Kekuasaan


punya fungsi bergantung. Semakin besar ketergantungan B atas A, semakin besar
kekuasaan A dalam hubungan mereka. Ketergantungan, pada gilirannya, didasarkan
pada alternatif yang ada pada B dan pentingnya alternatif tersebut bagi B dalam
memandang kendali A.

3
Gareth Morgan, Images of  Organization (Thousand Oaks, California: Sage Publications, 2006) h.166.
4
Stephen P. Robbins, Organisational Behaviour: Global and Southern African Perspectives, 2nd Edition (Cape
Town: Pearson Education South Africa (Pty) Ltd., 2009)  h.15
5

Penulis lain semisal John A. Wagner and John R. Hollenbeck justru menawarkan
definisi kekuasaan dari para politisi semisal Winston Churchill dan Bill Clinton, yaitu “
kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan membujuknya untuk
melakukan hal-hal yang tidak bisa mereka tolak.” Sebab itu, Wagner and Hollenbeck
mendefinisikan kekuasaan sebagai“ ... kemampuan, baik untuk mempengaruhi perilaku
orang lain ataupun untuk melawan pengaruh yang tidak diinginkan.” 5

Studi Charles McClelland menyebut bahwa kekuasaan adalah satu jenis


kebutuhan (nPow) yang dipelajari selama periode masa kecil dan dewasa seseorang.
Kebutuhan akan kekuasaan ini punya dampak berbeda pada cara orang berpikir dan
berperilaku. Umumnya, orang yang tinggi “nPow-nya” bersifat kompetitif, agresif,
sadar prestise, cenderung bertindak, dan bangga tatkala bergabung ke dalam kelompok. 6

Dalam konteks perilaku organisasi, John R. Schemerhorn et.al.mendefinisikan


kekuasaan sebagai “ ... kemampuan yang mampu membuat orang melakukan apa yang
kita ingin atau kemampuan untuk membuat hal menjadi kenyataan menurut cara yang
kita inginkan.” Kekuasaan biasanya dikaitkan dengan konsep kepemimpinan, di mana
kepemimpinan merupakan mekanisme kunci dari kekuasaanguna memungkinkan suatu
hal terjadi.7

Esensi kekuasaan adalah kendali atas perilaku orang lain. Kekuasaan adalah
kekuatan yang kita gunakan agar sesuatu hal terjadi dengan cara disengaja, di mana
influence (pengaruh) adalah apa yang kita gunakan saat kita menggunakan kekuasaan.
Seorang manajer membiakkan kekuasaan dari aneka sumber, baik dari organisasi yang
disebut sebagai “power position” ataupun dari personalitasnya sendiri yang disebut
“personal power.”

B. Sumber dan Jenis Kekuasaan


5
John A. Wagner II and John R. Hollenbeck, Organizational Behavior: Securing Competitive
Advantage(Madison Avenue, New York: Routledge, 2010) h.215.
6
Ibid.h.215
7
John R. Schemerhorn, James G. Hunt, Richard N. Osborn, Organizational Behavior, 7th Edition
(Phoenix : John Wiley & Sons, 2002) h.173.
6

Dari manakah sumber-sumber kekuasaan? Para penulis berbeda pendapat – kendati punya
banyak kesamaan satu sama lain – seputar sumber kekuasaan di dalam organisasi. Ada baiknya
kita tinjau pendapat Gareth Morgan tentang sumber kekuasaan dalam organisasi, yang
menurutnya berasal dari:8

1. Otoritas formal;
2. Kendali sumber daya langka;
3. Penggunaan struktur, aturan, dan kebijakan organisasi;
4. Kendali proses pembuatan keputusan;
5. Kendali pengetahuan dan informasi’
6. Kendali batasan (boundary) organisasi;
7. Kendali teknologi;
8. Aliansi interpersonal, jaringan, dan kendali atas “organisasi informal”;
9. Simbolisme dan manajemen makna (filosofi organisasi);
10. Gender dan manajemen hubungan berbasis gender;
11. Faktor-faktor struktural yang menentukan tahap-tahap tindakan; dan
12. Kekuasaan yang telah seorang miliki.

 Ada 5 jenis kekuasaan, yaitu:


Studi klasik seputar jenis kekuasaan ditemukan French and Raven tahun 1959. Keduanya
membuat taksonomi yang membedakan9

Revisi atas taksonomi French and Raven dilakukan oleh Ronald J. Stupak and
Peter M. Leitner dalam Handbook of Public Quality Management tahun 2001, di mana
mereka menerima 5 jenis kekuasaan French and Raven tetapi menambahkannya

8
Gareth Morgan, Images.h. 167.
Douglas Fireholm, tentang Organizational . h. 216
9
7

menjadi:10

Taksonomi French and Raven juga diadopsi oleh Stephen P. Robbins. Bagi
Robbins, sumber kekuasaan dikategorikan ke dalam 2 lokus, yaitu: (1) Kekuasaan
Formal dan (2) Kekuasaan Personal. Kekuasaan Formal didasarkan posisi individu
dalam organisasi.Kekuasaan formal juga bisa datang dari kemampuan seorang pejabat
melakukan tindak koersif, reward, juga otoritas.Kekuasaan personal datang dari
individu sendiri.Mereka tidak harus punya posisi formal untuk berkuasa.Orang-orang
yang kompeten bekerja, kendati bukan manajer atau pimpinan, bisa berkuasa.Kekuasaan
ini datang dari karakteristik unik mereka.

Taksonomi jenis dan sumber kekuasaan dari Robbins adalah sebagai berikut:

10
Ronald J. Stupak and Peter M. Leitner, Handbook of Public Quality Management, (Boca Raton,
Florida: CRC Press, 2001). h.78
8

Kemunculan dimensi politik dalam organisasi ini akan kami tutup dengan model analisis
dari Stephen P. Robbins. Model analis tersebut sebagai berikut

:
9

C. KESIMPULAN

Pengertian kekuasaan dalam organisasi serta pengertian politik dalam organisasi


dalam perbincangan seputar organisasi dan manajemen adalah perkembangan paling
mutakhir dalam studi-studi organisasi dan manajemen. Tokoh-tokoh seperti James
March dan Jeffrey Pfeiffer bertanggung jawab dalam mempopulerkan studi kekuasaan
dan politik di dalam organisasi. Tulisan ini akan membahas masalah kekuasaan dan
politik di dalam organisasi, bukan kekuasaan dan politik pada struktur kenegaraan yang
biasa kita sebut “politik” sehari-hari. Mungkin saja akan banyak konsep yang serupa
karena pinjam-meminjam konsep antar bidang ilmu adalah umum.

Esensi kekuasaan adalah kendali atas perilaku orang lain. Kekuasaan adalah
kekuatan yang kita gunakan agar sesuatu hal terjadi dengan cara disengaja, di mana
influence (pengaruh) adalah apa yang kita gunakan saat kita menggunakan kekuasaan.
Seorang manajer membiakkan kekuasaan dari aneka sumber, baik dari organisasi yang
disebut sebagai “power position” ataupun dari personalitasnya sendiri yang disebut
“personal power.”

pendapatGareth Morgan tentang sumber kekuasaan dalam organisasi, yang menurutnya berasal
dari:

1. Otoritas formal;
10

2. Kendali sumber daya langka;


3. Penggunaan struktur, aturan, dan kebijakan organisasi;
4. Kendali proses pembuatan keputusan;
5. Kendali pengetahuan dan informasi’
6. Kendali batasan (boundary) organisasi;
7. Kendali teknologi;
8. Aliansi interpersonal, jaringan, dan kendali atas “organisasi informal”;
9. Simbolisme dan manajemen makna (filosofi organisasi);
10. Gender dan manajemen hubungan berbasis gender;
11. Faktor-faktor struktural yang menentukan tahap-tahap tindakan; dan
12. Kekuasaan yang telah seorang miliki.

DAFTAR PUSTAKA

 Gilbert W. Fairholm, Organizational Power Politics: Tactics in Organizational


Leadership, 2nd Edition (Santa Barbara: Praeger, 2009)
 Gareth Morgan, Images of  Organization (Thousand Oaks, California: Sage
Publications, 2006).
 Stephen P. Robbins, Organisational Behaviour: Global and Southern African
Perspectives, Jurnal Internasional 2nd Edition (Cape Town: Pearson Education South
Africa (Pty) Ltd., 2009) 
 John A. Wagner II and John R. Hollenbeck, Organizational Behavior: Securing
Competitive Advantage(Madison Avenue, New York: Routledge, 2010)
 John R. Schemerhorn, James G. Hunt, Richard N. Osborn, Organizational Behavior,
Jurnal Internasional 7th Edition (Phoenix : John Wiley & Sons, 2002) Vol.7
 Jeffrey Pfeiffer, Managing with Power: Politics and Influence in Organizations (New
York: Harvard Business School Press, 1992)
 Richard L. Daft, Organization Theory and Design, 10th Edition (Mason : Cengage
Learning, 2010) 
 Hunt, Richard N. Osborn, Organizational Behavior, 7th Edition (Phoenix : John Wiley
& Sons, 2002)
 James G. March and Thierry Weil, On Leadership(Malden : Blackwell Publishing,
2005)
 Gareth Morgan, Images ...., op.cit.,
 John A. Wagner II and John R. Hollenbeck, Organizational2010., 
 Ronald J. Stupak and Peter M. Leitner, Handbook of Public Quality Management,
(Boca Raton, Florida: CRC Press, 2001).
 Douglas Fireholm, Organizational 2014
 Gary Yukl, Leadership in Organizations, 6th Edition (New Delhi: Dorling Kindersley,
2006)

Anda mungkin juga menyukai