Anda di halaman 1dari 2

Nama : Brigido Theofilus Tade Mau

NIM : 19101161
PKK/Semester: 5/4
Mata Kuliah : Seksualitas dan Moral Perkawinan
Dosen Pengajar: Drs. Stepanus Maryos, M.SI
1. Coba tulislah bentuk-bentuk perkawinan yang pernah terjadi disekitarmu, anda ketahui !
2. a. Adakah kecenderungan masyarakat di sekitar anda berpoligami, poliandri?
b. Tunjukkan gejala-gejala/ kasus-kasus berpoligami!
c. Apa alasan orang berpologami (hal positif dan negatif)
d. Tulislah tanggapan kritis anda terhadap kasus poligami!
e. Tulislah sikap dan perlaku yang perlu dikembangkan terhadap pandangan berpologami!
1. Endogami, Monogami, dan Exogami
2. a. Tidak, karena di daerah saya merupakan mayoritas penduduk nasrani yang notabene
melarang adanya poligami
b. Begitu banyak kasus-kasus berpoligami yang terjadi, contoh pertama terjadi di Zimbabwe.
Seorang pria asal Zimbabwe yang mengaku sedang menjalankan proyek poligami sejak 38
tahun lalu dan kini telah memiliki 16 istri dan 151 orang anak. Pria bernama Misheck
Nyandoro itu pun mengatakan jika dirinya tak bekerja apa-apa dan hanya bertugas untuk
memuaskan dan memenuhi kebutuhan seksual dari ke-16 istrinya itu. Selanjutnya, di Sidoarjo
terdapat sebuah kamupung yang bernama 'Kampung poligami'. Salah seorang warga
Mursidan mengatakan banyaknya warga yang berpoligami membuat kawasan ini dinamakan
Jalan Wayoh oleh warganya, dalam bahasa Indonesia, Wayoh artinya bermadu, poligami.
c. Alasan Positif:
 Mencegah banyaknya perempuan yang janda.
 Terhindar dari maksiat dan zina
 Untuk meperbanyak keturunan
 Ibadah
 Meningkatkan prestasi dimata teman atau kelompoknya
 Meningkatkan status dalam masyarakat

Alasan Negatif:

 Menjadi sarana untuk mengeksploitasi tubuh perempuan.


 Merasa bosan dengan istri yang terdahulu
 Mencari sebuah kepuasan seksual
d. Berbagai alasan yang muncul jika kita tanya kepada teman atau kolega yang melakukn
poligami, mereka menjawab untuk menyalurkan keinginan seksualnya dari pada berhubungan
dengan wanita tunasusila dan tidak halal, lebih baik menikah lagi dan halal yang penting bisa
berlaku “adil”. Di Indonesia sendiri, sejumlah kalangan dengan tegas menolak poligami. Tak
jarang banyak yang menyebutkan bahwa poligami bukan tradisi suatu agama, melainkan bentuk
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) karena tak sedikit kasus poligami berujung pada
kekerasan secara fisik atau verbal. Terdapat pandangan yang berbeda antara kaum musil dan
kaum kristiani dalam menanggapi poligami, bagi kaum muslim berpoligami merupakan sebuah
ibadah. Dalam perspektif hukum Islam, poligami dibatasi sampai maksimal empat orang isteri.
Yang pasti hukum Islam tidak melarang poligami secara mutlak (haram) dan juga tidak
menganjurkan secara mutlak (wajib). Hukum Islam mengatur masalah poligami bagi orang-
orang yang memang memenuhi syarat untuk melakukannya. Sedangkan bagi kaum kristiani
perkawinan poligami dilarang, oleh karena ia menganut asas monogami tertutup. Bagi mereka
pernikahan hanyalah sekali dan tidak dapat terceraikan. Bagi saya pribadi, baik dan buruknya
poligami, boleh dan tidaknya poligami tergantung bagaimana seseorang mempergunakan
poligami tersebut. Jika seseorang melakukan poligami untuk kebaikan maka poligami tersebut
tidak akan menjadi sebuah kesalahan, tetapi kika seseorang mempergunakan poligami sebagai
sesuatu yang buruk, maka poligami tersebut akan menjadi sesuatu yang salah dan merugikan.
e. Kasus poligami sekali lagi tidak dapat kita nilai menjadi sesuatu yang baik maupun sesuatu
yang buruk. baik dan buruknya poligami tergantung dari bagaimana sudut pandang orang
tersebut melakukan poligami. Jika seseorang melakukan poligami untuk kebaikan maka poligami
tersebut tidak akan menjadi sebuah kesalahan, tetapi kika seseorang mempergunakan poligami
sebagai sesuatu yang buruk, maka poligami tersebut akan menjadi sesuatu yang salah dan
merugikan. Masyarakat sebaiknya mampu menilai dengan baik bagaimana poligami itu
dilakukan, apakah untuk sebuah kebaikan atau sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai