Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Bambu dan bahan dari bamboo

2.2.1 Mengenal bamboo

Bangunan yang dapat dibuat dari bambu jauh lebih murah dibanding dengan bahan bangunan lainnya.
Bambu adalah yang bahan yang penting, sebagai pengganti kayu biasa bagi penduduk desa. Penduduk
menanamnya dihalam rumah, pada lereng gunung, sepanjang sungai, atau jurang dan sebagainya.

Jenis-jenis bamboo

Bamboo banyak macamnya, tetapi dari sekian banyak jenisnya itu hanya 4 macam saja yang dapat
dianggap sebagai jenis bamboo yang paling penting.

1. bamboo tali (apus) amat liat, ruasnya panjang-panjang dan mempunyai garis tengah 4-8 cm, panjang
6-13m.

2. bamboo petung amat kuat, ruasnya pendek-pendek tetapi tidak begitu liat. Garis tengah bamboo
petung 8-13cm, panjang batang 10-18m.

3. bamboo duri (ori) ini juga kuat dan besar seperti bamboo petung, ruasnya juga pendek-pendek.
Bagian luar atau kulit halus dan licin daripada bamboo lainnya, lagipula lebih keras.

4. bamboo wulung (bamboo hitam) ruasnya panjang-panjang seperti bamboo tali atau bamboo apus
akan tetapi tidak liat atau getas. Garis tengah bamboo wulung 4-8cm, panjang batang 7-15cm.

Pengawetan bamboo (pencegahan terhadap hama dan jamur)

Bamboo harus tua, berwarna kuning jernih atau hijau tua, dalam hal terakhir berbintik putih pada
pangkalnya, berserat padat dengan permukaan yang mengkilap. Di tempat ruas tidak boleh pecah.
Bamboo biasanya kurang tahan lama karena mengandung banyak kanji yang disukai oleh rayap. Secara
tradisional batang bamboo sebelum digunakan direndama selama satu bulan didalam air tawar, air
payau, atau air laut yang tenang atau mengalir sehingga kanji tersebut dicuci atau dihilangkan. Alat
perendaman sebaiknya dilakukan setelah bamboo dikeringkan dalam keadaan berdiri ditempat yang
teduh, baru kemudian direndam seluruhnya. Bamboo yang telah direndam dalam air harus berwarna
pucat (tidak kuning, hijau, ataupun hitam) dan berbau asam yang khas, sedangkan bila dibelah dibagian
dalam dari ruas tidak boleh terdapat bulu dalam seperti terdapat didalam bamboo yang belum
direndam.

Bamboo juga memiliki kekurangan-kekurangan antaranya : daya dukungnya kecil, mudah dibelah,
mudah terbakar, peka terhadap rayap, dan bubuk, rongga-rongga merupakan hunian tikus yang baik
sekali. Selain pengawetan secara tradisional dapat juga digunakan cara pengawetan bamboo yang diberi
obat kimia. Pengawetan dengan cara merendam didalam air sebetulnya hanya menghilangkan atau
mengeluarkan zat-zat makanana bagi para perusak atau (cendawan, rayap, bubuk, dan sebagainya).
Pengawetan yang diberi obat kimia dibagi atas dua acara yaitu

- Bamboo setelah ditebang daunnya jangan dihilangkan semua, untuk memberi tanda didalam
proses. Kemudian bamboo dimasukkan kedalam bak atau tong aspal bekas, yang sudah diberi
larutan berbahan pengawet (atau solar). Dalam waktu sehari, dua hari atau lebih, daun bamboo
yang masih terlihat hijau. Tetapi lama-kelamaan daun bamboo akan berubah warna menjadi
kekuningan yang hamper menyerupai bahan pengawet. Setelah daun ini berwarna, maka proses
berarti sudah selesai, artinya obat pengawet sudah masuk kedalam bamboo, maka kemudian
bamboo dapat diangkat dari larutan bahan pengawet dan seharusnya setelah kering dapat
dipergunakan untuk kebutuhan bahan bangunan (kasau, reng, dan sebagainya). Pengawetan
bamboo dapat pula dijalankan secara pengulasan maupun penyemprotan.
- Kedua bamboo setelah ditebang, daun-daunnya dihilangkan semua atau dibersihkan sama
sekali. Kemudian bamboo itu digantung terjungkir pada pangkalnya diatas dan ujungnya
dibawah atau terbalik setelah itu bagian pangkalnya yang diatas dituangi bahan pengawet tipe
satu (dituangkan dalam bamboo yang ruasnya sebelumnya sudah dihilangkan sebelah). Pada
proses ini semula air yang menetes dari ujung bamboo adalah air dari bamboo itu sendiri (air
tidak berwarna). Lama-kelamaan air akan menetes dari bamboo itu berubah warna yaitu
kekuning-kuningan hamper menyerupai larutan bahan pengawet yang dipakai. Bilamana air
yang keluar dari ujung bamboo sudah berwarna maka proses pengawetan dengan cara ini telah
selesai akhirnya bamboo dapat diambil dan diletakan berdiri seperti biasanya.

2.3 Tangkai dan serat alam

2.3.1 Rotan

Rotan merupakan tumbuhan jenis palem yang tumbuh menjalar berumpun dan berbelit pada
pohon hutan.panjang batang rotan dari pangkal sampai ke ujung dapat mencapai lebih 100m,
dengan ketebalan 5-100mm. rotan sebagai bahan bangunan akan diolah sebagai berikut. Rotan yang
ditebang dan dikeringkan sehingga tidak timbul cendawan yang mengurangi mutunya. Batang rotan
yang masih bengkok selanjutnya diluruskan dengan direndam dalam air dan dipanaskan diatas api
atau dipanggang. Rotan selanjutnya diperdagangkan sebagai batang rotan utuh dalam berbagai
ukuran diameternya atau sebagai bahan ikat.

2.3.2 Serabut kelapa

Serabut kelapa membentuk struktur kulit pembungkus tempurung kelapa. Serabut tersebut
terdapat sebagai sisa pada kebun kelapa. Serabut kelapa diawetkan didalam lumpur selama 5-
6bulan. Kemudian serabut dibersihkan, dipukul-pukul dan dikeringkan. Serabut kelapa panjangnya
15-30cm kemudian dapan digunakan sebagai bahan penahan panas karena bagian udara
diantaranya mencapai sampai 65%. Serabut kelapa memiliki sifat tahan lama terhadap gesekan dan
tidak mudah, tahan terhadap air, tahan terhadap jamur dan hama dan tidak dihuni oleh rayap
ataupun tikus.

2.3.3 Ijuk

Serabut ijuk terdapat dari palem aren (arenga pinnata), tumbuh diantara pelepah-pelepah pada
pangkalnya. Palem aren menghasilkan ijuk 4-5 tahun terakhir sebelum tandan-tandan buah timbul.
Pada waktu itu dapat dihasilkan 20-50 lempeng dengan panjangnya 30-40cm
2.3.4 Kapas dan kapuk

Pohon waru lot (Gossypium obtisfolium) dibudidayakan sebagai tanaman niaga, guna
menghasilkan kapas. Dari biji-bijian yang dapat diolah minyak dan kapas bulu dapat dikeringkan
menjadi, pembalut dan kain katun. Kain dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan berbentuk
tenda dan sebagainya

Pohon kapuk (Ceiba pentandra) menghasilkan buah apabila dibuka, maka jonjot-jonjot seratnya
serta biji-bijian. Dari biji-bijian dapat diolah minyak dan kapuk bulu dapat dikeringkan menjadi isian
Kasur dan bantal. Di Eropa penggunaan serat halus, bulu nabati maupun bulu domba yang diolah
dan diawetkan dengan boraks mulai laku sebagai bahan untuk menanggulangi panas atau dingin.

Anda mungkin juga menyukai