of Pharmaceutical
J. Pharm. Sci. Sciences
3 (1)
ISSN: 2654-7392, E-ISSN: 2654-6973
Vol. 3, No. 1, Juni 2020, Hal. 1 – 11
DOI: 10.24252/djps.v3i1.13945
Purwaniati
RUBI Analisis Farmasi dan Kimia Medisinal, Fakultas Farmasi, Universitas Bhakti Kencana
Jl. Soekarno-Hatta 754 Bandung, Jawa Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan calon-calon senyawa baru yang potensial dikembangkan sebagai
obat COVID-19 dengan mekanisme menghambat enzim main protease (Mpro) dari virus COVID-19. Metode yang
digunakan adalah penambatan molekul dengan program AutodockTools 1.5.6, dan dilanjutkan dengan prediksi
profil farmakokinetik dan toksisitas dengan bantuan aplikasi PreADMET. Potensi penghambatan dinilai
berdasarkan nilai energi pengikatan dan konstanta inhibisinya. Penelitian menunjukkan bahwa senyawa ligan alami
(N-(2-phenyl-ethyl)methanesulfonamide), S1, S3, S7 dan S9 merupakan senyawa-senyawa yang memberikan
aktivitas penghambatan terhadap enzim Mpro yang lebih potent dibanding lopinavir sebagai pembandingnya. Energi
pengikatan dan konstanta inhibisi ligan alami, S1, S3, S7 dan S9 lebih rendah dari senyawa pembanding, berturut-
turut, yaitu -1,61 kcal/mol dan 66,26 mM. Prediksi ADMET menunjukan bahwa senyawa-senyawa yang potensial
tersebut masih memerlukan perbaikan dari segi farmakokinetik dan toksisitas.
ABSTRACT
The aim of this research is to find potential new compounds that are potential to be developed as COVID-
19 drugs with a mechanism to inhibit the main protease (Mpro) enzyme from the COVID-19 virus. The method used
molecular docking with the AutodockTools 1.5.6 program and continued with the prediction of pharmacokinetic
profiles and toxicity with the help of the PreADMET application. Inhibition potential was assessed based on the
binding energy value and the inhibition constant. Research showes that natural ligand (N-(2-phenyl-ethyl)
methanesulfonamide), S1, S3, S7, and S9 were compounds that provide inhibitory activity against Mpro enzymes
which were more potent than lopinavir as a comparison. The binding energy and inhibition constants of natural
ligands, S1, S3, S7, and S9 are lower than comparative compounds, respectively -1.61 kcal/mol and 66.26 mM.
ADMET prediction shows that these potential compounds still need improvement in terms of pharmacokinetics and
toxicity.
1
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
diliputi struktur menyerupai selimut dikenal juga sebagai 3CL protease (3CLpro),
(enveloped structure) dengan bentuk berperan dalam memediasi proses replikasi
pleomorfik atau spherical (Prajapat, et al., dan transkripsi virus (Prajapat, et al., 2020;
2020; Yang, Bartlam, & Rao, 2006). Dari Zhang, Lin, Sun, Rox, & Hilgenfeld, 2020).
semua virus RNA, genom virus corona adalah Virus SARS-COV-2 akan terikat pada sel
yang terbesar (Belouzard, Millet, Licitra, & target melalui interaksi protein spike – protein
Whittaker, 2012). sel inang, yaitu pada reseptor angiotensin
Target kerja obat COVID-19 dapat dipilih converting enzyme 2 (ACE-2) (Li, et al., 2003).
dari protein struktural dan non struktural virus. Setelah proses pengikatan tersebut, genom
Protein struktural virus ini terdiri dari protein virus dan nukleosidnya kemudian dilepaskan
spike (S), membrane (M), envelop (E), dan ke dalam sitoplasma sel inang (Velthuis,
nucleocapsid (N) (Hilgenfeld, 2014; Prajapat, Worm, & Snijder, 2012). Genom virus yang
et al., 2020). Sedangkan genom RNA virus mengandung gen ORF1a dan ORF1b
corona ini mengandung 7 gen yang terdiri dari: kemudian menghasilkan dua poliprotein yaitu
ORF1a, ORF1b, S, OEF3, E, M, dan N dalam pp1a dan pp1ab. Poliprotein tersebut kemudin
5’ – 3’ (Prajapat, et al., 2020). menghasilkan 16 protein non struktural (NSP)
Penyakit pernafasan akut COVID-19 yang masing-masing memiliki fungsi yang
disebabkan oleh suatu virus yang merupakan spesifik (Stobart, et al., 2013).
strain baru virus corona. Jenis virus ini dapat Hampir semua protein dalam virus tersebut
menular melalui infeksi droplet (sekresi merupakan protein-protein yang potensial
pernafasan) dan kontak fisik antar orang. Studi sebagai target kerja obat COVID-19. Protease
menunjukan virus ini juga dapat menyebar menjadi salah satu protein yang penting untuk
melalui keringat, urin dan sekressi pernafasan. ini. Ada 2 tipe cysteine protease yang bekerja
Virus yang masuk ke dalam tubuh manusia pada poliprotein dalam pelepasan NSP, yaitu:
akan berikatan dengan sel-sel target primer chymotrypsin-like cysteine protease (main
seperti eritrosit dan pneumomosit (Ding, et al., protease [Mpro]), yang memproses bagian
2004; Guo, Korteweg, McNutt, & Gu, 2008). terminal C poliprotein pp1a/pp1ab dan
Infeksi SARS-COV-2 mengakibatkan papain-like protease (PLpro) yang memproses
kerusakan jaringan dan penurunan fungsi bagian terminal N poliprotein pp1a/pp1ab
paru-paru, dan pada beberapa kasus (Lindner, et al., 2005).
menyebabkan kegagalan paru-paru (Prajapat, Mpro memiliki bentuk homodimer yang
et al., 2020). SARS-COV-2 main protease menunjukan aktivitas protease. Protease ini
(Mpro) merupakan salah satu target penting dapat membelah 11 situs pada pp1a dan pp1ab
yang telah teridentifikasi sebagai target kerja yang menghasilkan protein-protein yang
obat COVID-19 (Prajapat, et al., 2020). Mpro sangat dibutuhkan bagi kelangsungan virus
2
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
tersebut. Beberapa senyawa seperti asam Ultra 14.0, Chembio3D Ultra 14.0, dan
arylboronat, derivat kuinolinkarbok-silat, dan AutodockTools 1.5.6.
tiofenkarboksilat menunjukan adanya aktivitas Data yang digunakan adalah struktur kristal
penghambatan Mpro (Hsu, et al., 2005). protein Mpro yang didownload dari PDB
Sejumlah struktur kristal Mpro yang berikatan dengan kode PDB ID: 5R7Y, dan senyawa-
dengan inhibitornya telah tersedia dalam senyawa turunan N-(2-pheny-
Protein Data Bank (PDB). Lopinavir dan methyl)methanesulfonamide.
ritonavir yang merupakan inhibitor protease
Validasi Metode Docking
HIV juga menunjukan aktivitas penghambatan
Preparasi Protein Target dan Ligan Alami
pada Mpro (Liu & Wang, 2020). Beberapa
Protein target didownload dari database
flavonoid juga dilaporkan dapat menghambat
Protein Data Bank dengan ID 5R7Y,
enzim tersebut (Jo, Kim, Shin, & Kim, 2020).
kemudian ligan alami dengan kode JFM
N-(2-pheny-methyl)methenesulfonamide
(molekul N-(2-phenymethyl)methenesulfon-
merupakan salah satu molekul yang
amide) dipisahkan dari semua komponen
terkonfirmasi mampu menginhibisi enzim
lainnya dalam kompleks protein (molekul
Mpro SARS-COV-2, sebagaimana ditunjukan
protein, molekul kecil lainnya, ion, dan air)
dalam PDB ID : 5R7Y (Zhang, Lin, Sun, Rox,
dengan menggunakan program Yasara View
& Hilgenfeld, 2020).
kemudian disimpan dalam format file PDB
Berdasarkan potensi Mpro sebagai target
dengan nama ligan (ligan.PDB). Struktur
obat COVID-19, maka penelitian ini dilakukan
protein dapat dilihat pada Gambar 1.
melalui studi penambatan molekul (molecular
Kompleks protein yang masih utuh (5R7Y)
docking) derivat senyawa N-(2-
dibuka dalam program Yasara View,
phenymethyl)methenesulfonamide terhadap
kemudian dilakukan penghapusan semua
kemampuan inhibisi enzim Mpro . Dari studi ini
molekul air dan ligan alami, kemudian di
diharapkan diperoleh suatu derivat baru yang
disimpan dengan nama makromolekul dengan
dapat disintesis dan lebih lanjut dikembangkan
format file PDB (makromolekul.PDB).
menjadi obat COVID-19.
Re-docking Ligan Alami pada Protein Target
METODE PENELITIAN Setelah proses preparasi ligan dan protein
Alat dan bahan target selesai (file ligan.PDB dan
Alat-alat yang digunakan adalah makromolekul.PDB), kemudian dilakukan re-
seperangkat hardware: Laptop dengan RAM 8 docking ligan terhadap protein target sebagai
GB, 64 bit, software: Yasara View, Discovery upaya untuk mendapatkan metode docking
Studio Visualizer 2020 Client, Chembiodraw yang valid. Metode docking dinyatakan valid
jika interaksi antara ligan dan protein target
3
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
memberikan nilai RMSD (root mean square pengikatan, konstanta inhibisi dan interaksi
deviation) kurang dari 2 Å. ligan (senyawa uji) dengan protein targetnya.
4
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
tersebut dinyatakan valid karena dari 3 kali docking yang telah valid kemudian digunakan
percobaan docking ligan alami diperoleh nilai untuk menguji (men-docking) senyawa
RMSD kurang dari 2Å. Nilai RMSD dari 3 pembanding dan uji yang terdapat pada Tabel
percobaan tersebut adalah 1,57; 1,62 dan 1,69 1.
Å. Interaksi yang terjadi antara ligan alami Berdasarkan hasil docking senyawa uji
dengan protein target adalah satu ikatan seperti yang tertera pada Tabel 2, dapat
hidrogen, sebagaimana terlihat pada Gambar diketahui bahwa senyawa turunan baru yang
2. Ikatan hidrogen tersebut terbentuk antara diperoleh belum ada yang menunjukan
akseptor ikatan hidrogen atom O pada ligan aktivitas penghambatan enzim Mpro lebih besar
alami dengan donor ikatan hidrogen pada dibanding ligan alaminya. Namun demikian,
residu asam amino histidin 41 (His41). Metode senyawa dengan kode S1, S3, S7 dan S9
Gambar 1. Struktur kristal Mpro dengan PDB ID: 5R7Y, a. Kompleks antara protein Mpro
dan ligan alami, b. struktur 2D ligan alami
Gambar 2. Interaksi yang terjadi antara ligan alami dengan protein target
5
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
menunjukan potensi untuk diteliti lebih lanjut lima senyawa uji memiliki permeabilitas yang
sebagaimana ligan alaminya, karena potensi rendah karena nilai permeabilitas Caco2
aktivitasnya yang hampir sama dengan ligan kurang dari 4 nm/sec. Human intestinal
alami dan jauh lebih kuat dibandingkan absorbtion (HIA) digunakan untuk
dengan senyawa pembanding satu maupun memprediksi prosentase molekul yang
dua, dengan nilai konstanta inhibisinya kurang terabsorbsi dari saluran cerna. Lima senyawa
dari 1 mM. dapat terabsorbsi dengan baik dari saluran
cerna karena nilai %HIA berkisar antara 70-
Studi Profil Farmakokinetik dan Toksisitas
100% (Yee, 1997). Lima senyawa uji tidak
Potensi lima senyawa, yaitu ligan alami, S1,
menunjukan adanya inhibisi pada substrat P-
S3, S7 dan S9, diteliti lebih lanjut dalam
glycoprotein. Ligan alami, S1, S3, S7 maupun
prediksi profil farmakokinetik (absorbsi,
S9 menunjukan kelarutan dalam air yang
distribusi, metabolisme, ekskresi) dan
cukup tinggi, yaitu lebih dari 1000 mg/L.
toksisitas dengan menggunakan aplikasi
Nilai prosentase protein plasma binding
PreADMET. Hasil prediksinya dapat dilihat
(PPB) dari lima senyawa uji relatif rendah. Hal
pada Tabel 3.
ini berarti akan lebih banyak molekul yang
Nilai prediksi blood brain barrier (BBB)
tidak berikatan dengan protein plasma atau
atau sawar darah otak memberikan informasi
dalam keadaan bebas, sehingga molekul
prediksi konsentrasi steady state senyawa uji
tersebut dapat segera terdistribusi pada target
pada otak dan darah (BBB=[otak/brain]/
kerjanya. Molekul dikatakan terikat kuat pada
[darah/blood]). Berdasarkan data diperoleh
protein plasma bila nilai %PPB lebih dari
bahwa ligan alami, S1, S3, S7 dan S9 memiliki
90%.
kemampuan menembus sawar darah otak
Berdasarkan data prediksi metabolism,
menengah (middle absorbtion to CNS), karena
diketahui bahwa seluruh senyawa uji
nilai BBB berkisar antara 0,1-2,0. PreADMET
merupakan inhibitor enzim CYP-2C19 dan
mengklasifikasikan senyawa sebagai: high
CYP-2C9, dan bukan merupakan inhibitor
absorbtion to CNS bila nilai BBB lebih dari
bagi CYP-2D6. Ligan alami hanya akan
2,0, middle aborbtion to CNS bila nilai BBB
sedikit dimetabolisme oleh CYP-2D6. Enzim
antara 0,1-2,0 dan low absorbtion to CNS bila
CYP-2D6 tersebar banyak pada jaringan,
nilai BBB kurang dari 0,1 (Ma, Chen, & Yang,
namun paling besar terdapat pada hati. CYP-
2005; Schinkel, 1999).
2D6 memediasi metabolisme senyawa
Ligan alami, S3, S7 dan S9 menunjukan
antidepresan selective serotonin re-uptake
kelarutan yang cukup baik dalam air murni
inhibitor (Ali, et al., 2013). Karena ligan
maupun dalam larutan buffer. Dari nilai
permeabilitas Caco2, dapat diketahui bahwa
6
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
Pembanding N-(4-(2-(2,6-
1 dimethylphenoxy)acetamido)-3-hydroxy-
1-phenylbutyl)-3-methyl-2-(2-
oxotetrahydropyrimidin-1(2H)-
yl)butanamide (Lopinavir)
S1 phenethylsulfamoyl chloride
S2 N-(4-hydroxyphenethyl)
methanesulfonamide
S3 N-(4-methylphenethyl
)methanesulfonamide
S4 N-(4-ethylphenethyl)ethanesulfonamide
S5 N-(4-(hydroxymethyl)
phenethyl)ethanesulfonamide
S6 N-(4-(hydroxymethyl)phenethyl)-N-
methylethanesulfonamide
S7 N-hydroxy-N-(4-
(hydroxymethyl)phenethyl)
ethanesulfonamide
S8 N-(3-hydroxyphenethyl)
methanesulfonamide
S9 N-(3-methylphenethyl)
methanesulfonamide
7
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
Tabel 1. lanjutan
Kode Nama Senyawa Struktur 2D
Senyawa
S10 N-methyl-N-(3-methylphenethyl)
methanesulfonamide
S11 4-(2-((chlorosulfonyl)amino)ethyl)-2-
hydroxybenzoic acid
alami dan senyawa uji tidak menginhibisi Lima senyawa diprediksi mutagenik,
CYP-2D6, maka resiko interaksi obat yang sehingga tentunya diperlukan optimasi
terjadi jika digunakan bersamaan dengan obat- struktur lebih lanjut untuk menghilangkan sifat
obat SSRI adalah rendah. mutagenik dari senyawa-senyawa tersebut jika
8
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
akan dikembangkan menjadi obat. Prediksi hewan pengerat. Sehingga lima senyawa uji ini
mutagenisitas ini dilakukan berdasarkan dapat disimpulkan sebagai mutagen – non
metode uji Ames. Senyawa uji dinyatakan karsinogen. Lima senyawa tersebut juga
mutagen yang berarti senyawa-senyawa mempunyai potensi penghambatan hERG
tersebut dapat menyebabkan bakteri yang rendah. Inhibisi hERG yang tinggi dapat
Salmonella typhimurium mutan yang tidak mengakibatkan aritmia jantung dan kematian
dapat tumbuh dalam medium tanpa histidin jantung mendadak. Inhibisi hERG menjadi
bermutasi menjadi dapat tumbuh dalam parameter kardiotoksisitas (Potet, et al.,
medium tanpa histidin (Ames, Gurney, Miller, 2012).
& Bartsch).
Ligan alami, S1, S3, S7, dan S9, tidak
menunjukkan adanya sifat karsinogenik pada
Substrat
Lemah Non Non Non Non
CYP 2D6
Inhibisi
Inhibitor Inhibitor Inhibitor Non Inhibitor
CYP 3A4
Substrat
Lemah Lemah Lemah Lemah Lemah
CYP 3A4
HIA (%) 94,5781 94,8290 94,5781 91,7748 94,5781
Inhibisi
Non Non Non Non Non
Pgp
PPB 47,3635 60,7177 57,9192 55,3919 52,1058
Kelarutan dalam
3840,68 1173,28 2651,12 20779,5 2790.03
air (mg/L)
Uji Ames Mutagen Mutagen Mutagen Mutagen Mutagen
Inhibisi hERG Rendah Rendah Rendah Rendah Rendah
Toksisitas
Karsinogenisitas
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
pada tikus
Karsinogenisitas
Negatif Negatif Negatif Negatif Negatif
pada mencit
9
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
10
Ad-Dawaa’ J. Pharm. Sci. 3 (1)
11