A. PENDAHULUAN
Setelah kami mempelajari dokumen lelang dan gambar rencana, untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut diatas kiranya perlu dibuat suatu metode pelaksanaan yang terarah dan
efektif. Sehingga diharapkan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan spesifikasi rencana dan
tepat waktu. Sebelum dimulainya pekerjaan harus dibentuk manajemen pelaksanaan,
persiapan dan pasilitas pendukung pelaksaan dan program keselamatan kerja sehingga
dalam pelaksanaan nantinya terarah dan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yang terdiri dari beberapa Divisi meliputi :
1. Divisi 1. Mobilisasi
2. Divisi 3. Pekerjaan Tanah
3. Divisi 7. Struktur
b. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni biaya hemat, mutu akurat dan waktu tepat. Kebutuhan peralatan
minimun yang ditentukan merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan.
c. Material
Kebutuhan Material Pokok antara Lain Agregat pada lokasi pekerjaan dipasok dari
lokasi stone Crusher yang telah dilakukan Proses pencampuran dengan spesifikasi
teknis.
d. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang digunakan dalam penanganan pekerjaan ini terdiri atas :
Pimpinan Proyek dan staf manajemen Proyek
Tenaga Operasional Lapangan, Pelaksana, Pengawas Teknik, Mekanik dan Operator
Pekerja harian yang diambil tenaga kerja local
e. Pengaman ( Security )
Untuk pengawas dan pengamanan proyek, kami sebagai pelaksana kegiatan akan
menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang
bertugas untuk :
1. Pengawas terhadap para pekerja
2. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
3. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun dan menyediakan tabung pemadam
kebakaran yang mudah dicapai,baik ditempat pekerjaan maupun dikantor proyek.
4. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti
helm kerja, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan jika dipersyaratkan.
5. Melakukan pengawasan dan menyiapkan rambu-rambu pengamanan ditempat
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya menganggu kegiatan proyek
6. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadi keributan dilingkungan proyek.
g. Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan kerja (K3), Menjadikan tanggung jawab perusahaan selama masapekerjaan
berlangsung hingga pekerjaan selesai di kerjakan., untuk menghindari kecelakaan kerja
maka Para pekerjaan dan Personil inti diharuskan memakai perlengkapan-
perlengkapan kerja seperti Helm, Sepatu, Sarung tangan, tali pinggang dan
menempatkan papan – papan peringatan keselamatan kerja.
METODA PELAKSANAAN
1. DIVISI 1. UMUM
PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Tahap Persiapan
Pekerjaan ini meliputi:
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
2. Pembuatan/Penyewaan Kantor Lapangan direksi, Barak Kerja, Bengkel dan Areal
penimbunan Material, yang ditempatkan pada lokasi yang telah disetujui oleh owner
dan konsultan pengawas
3. Mobilisasi Perlatan, meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang
dibutuhkan selama pekerjaan
4. Pengukuran /Rekayasa Lapangan
Sebelum melaksanakan pekerjaan maka perlu dilakukan suatu rekayasa lapangan,
yang merupakan suatu kegiatan untuk mencari kesesuaiaan antara rancangan asli
yang ditunjukkan dalam gambar dengan kebutuhan aktual lapangan. Rekayasa
lapangan ini untuk mendetilkan rancangan asli sehinga dapat diterapkan dengan baik
pada Rancangan Bertahap maupun pada Rancangan Lengkap. Rekayasa lapangan ini
terdiri dari survey lapangan dan analisis data lapangan, untuk melakukan rekayasa
lapangan ini terlebih dahulu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan elevasi
kontur riil lapangan yang berupa data-data ukur dimana pengukuran ini dilakukan
dengan mengunakan alat Theodolit untuk mendapatkan data situasi dan center line
dari pada jalan dan Waterpass untuk mendapatkan beda tinggi dan kontur dari pada
lokasi pekerjaan.
5. Pembuatan Shop Drawing dimulai setelah kantraktor memperoleh izin dari owner
untuk memulai pekerjaan. As build drawing dapat dimulai proses pembuatannya
sejak diperoleh data dari hasil pengukuran/rekayasa Lapangan. Selain itu yang
termasuk lingkup pekerjaan persiapan dan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan
sampa serah terima pekerjaan anatara lain:
Pembuatan/Pemgambilan foto-foto pelaksanaan dan laporan kemajuan pekerjaan
Kebersihan, keluliasaan lapangan, keselamatan dan kesehatan kerja (K-3)
Penyimpanan barang-barang, material dan contoh sample pekerjaan (Uji mutu)
Pengujian mutu hasil campuran, uji pemadatan, baik dengan fasilitas labaratorium
lapangan maupun labaratorium lain
Pekerjaan finishing akhir sebelum pekerjaan diserah terimakan , termasuk
pembongkaran kantor lapangan, los kerja dan fasilitas-fasilitas lainnya.
engukuran /Rekayasa Lapangan
6. Manajemen Proyek
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang
sudah berpengalaman dalam bidang nya masing-masing, sehingga keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin sesuai dengan jadwal dan mutu
yang diharapkan .
Struktur Organisasi pelaksanaan
Pekerjaan di tangani oleh suatu tim managemen yang dipimping oleh kepala proyek
yang dibantu oleh beberapa taf tenaga ahli dan beberapa tenaga pelaksana lapangan
sesuai didalam dokumen.
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Pakai Sepatu Safety
DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7) Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk kegiatan Plat Beton
Tahapan pelaksanaan di lapangan
Sebelum Pelaksanaan pengecoran yang dilakukan untuk pelaksanaan Plat
Beton ini terlebih dahulu menyiapkan bahan – bahan untuk pengecoran
Plat Beton tersebut. Bahan-bahan yang digunakan kerikil, pasir semen
dan air dipilih dengan kualitas baik. Pasir dan kerikil diambil dari butiran-
butiran yang keras dan tajam, tidak mengandung lumpur pada pasir lebih
dari 5 %, dan 1 % pada kerikil, bersifat kekal dan tidak hancur pengaruh
panas matahari, memiliki gradasi yang baik sesuai kebutuhan mutu beton.
Semen yang digunakan terdaftar dalam merek dagang, tidak berbongkah-
bongkah dan butiran yang seragam. Air yang digunakan secara visual
bersih dan bening, tidak berwarna, berasa, berminyak asam alkali, garam
dan zat organik.
Pengadukan material menggunakan concrete mixer, sebelum dituangkan
beton dibiarkan selama minimal 1,5 menit agar air yang bersifat hidrolis
merata dan mengikat baik antar material
Pengecoran
a) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi
dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas.
b) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton
tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam
setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek
sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting
time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan
(aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang
disetujui oleh Direksi.
Konsolidasi :
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau
dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke
titik lain di dalam cetakan.
e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis
pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton
yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
Batu yang berukuran lebih besar harus diletakkan pada bagian paling bawah lalu
dilanjutkan dengan menyusun batu yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai
memenuhi ketebalan/dimensi yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong harus
diupayakan serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.
Pelaksanaan:
1. Galian harus memenuhi ketentuan dari spesifikasi Galian, termasuk kunci pada tumit
yang diperlukan untuk pasangan batu kosong diisiadukandan bronjong. Landasan harus
dipasang sesuai dengan Spesifikasi. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2. Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar, pasangan batu
kosong harus dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar
dalam galian parit di tumit lereng.
3. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan tangan sesuai dengan
panjang, tebal dan ke dalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu harus ditempatkan
pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus terhadap
permukaan lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal
dinding yang disyaratkan.
4. Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut, tetapi
pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu
terbesar berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang lebih besar harus juga
ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah selesai.
5. Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum ditem-
patkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya selanjutnya
batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara kokoh pada
lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan
sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.
6. Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil,
sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai
padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu
tersebut.
7. Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
8. Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari
setelah selesai dikerjakan.
9. Pekerjaan pasangan batu kosong diisiadukan ini dilaksanakan pada dasar box culvert
sebelum dilakukan pekerjaan beton fc’ 10 Mpa untuk lantai kerja.
10. Pekerjaan ini dilakukan secara manual oleh pekerja.
11. Batu belah disusun pada tanah dasar yang kondisi tanahnya lembek sehingga
didapatkan suatu lapisan yang kokoh dan stabil untuk menahan beban di atasnya.
12. Batu yang berukuran lebih besar harus diletakkan pada bagian paling bawah lalu
dilanjutkan dengan menyusun batu yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai
memenuhi ketebalan/dimensi yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong
harus diupayakan serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.
Batu untuk pasangan batu kosong diisiadukan harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut:
Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
Berat jenis kering lebih besar dari 2,3.
Penyerapan air tidak lebih dari 4%.
Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus kehilangannya harus kurang dari 10%.
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi minimum
200 mm. Direksi pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya yang lebih besar
jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.
Quality Control memeriksa hasil produk dan jasa pelayanan untuk menentukan hasil –
hasil pekerjaan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh direksi teknis. Quality
Control juga bertugas memperbaiki kesalahan – kesalahan dan mutu yang lebih rendah
serta cara – cara untuk mengidentifikasi untuk menghilangkan sebab – sebab produk
atau kinerja jasa pelayanan yang tidak memenuhi syarat. Quality Assurance bertugas
mengevaluasi seluruh pekerjaan secara teratur agar pekerjaan memenuhi standar mutu
yang ditetapkan.
JANGAN DI PDF
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Pakai Sepatu Safety
Cara Kerja
Material aggregat klas C didatangkan dan ditempatkan pada lokasi pekerjaan pondasi
badan jalan dengan menumpuk pada sejumlah titik dengan volume dan jarak tertentu
sesuai kebutuhan, kemudian dihampar dengan motor grader dengan ketebalan
sedemikian hingga bila dipadatkan mencapai 15 cm. Proses penghamparan dilakukan
dengan cermat untuk menghindari kontaminasi dan segregasi. Selanjutnya hamparan
aggregat dipadatkan dengan vibrator roller dalam jumlah lintasan tertentu sambil
disiram air pada kondisi kadar air optimum hingga mencapai nilai kepadatan yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
Divisi 7. Struktur
7.1 (7) a Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk kegiatan Box Culvert .
Tahapan pelaksanaan di lapangan
BAHAN :
Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland yang
memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan
oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung
udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
b) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merek semen portland
yang dapat digunakan dalam proyek.
Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan
dalam AASHTO T26. air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa
pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan
pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang
diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat
digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode
perawatan yang sama.
a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan, tetapi bahan yang
tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor
dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi
sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
Tahap Pencampuran :
Pada pelaksanaan Beton K250 ini untuk tahap pengecoran juga harus
memperhitungkan proses pencampuran untuk itu kami akan menjelaskan tahapan
pencampuran pada pelaksanaan pengecoran ini :
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari
seluruh bahan.
b) Pencampuran harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m 3 atau kurang haruslah 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3.
e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan
dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara
manual harus dibarasi pada beton non-struktural.
Pengecoran
g) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air
atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas.
h) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor
sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran,
atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu
pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan
tambahan (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang
disetujui oleh Direksi.
j) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah
pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal
pengecoran.
k) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-
lapisan horisontal dengan tebal tidak melapaui 15 cm. untuk dinding beton,
tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
l) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari
150 cm. beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam
waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi
atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan
untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama
pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan
diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
j) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm
atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
k) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton
basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke
dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh
kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-
pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya.
Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak
boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton ke lokasi lain, serta tidak
boleh menyentuh tulangan beton.
d) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan
harus dihentikan pada sambungan antara pelat.
e) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang
cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan
adukan semen acian (semen dan air saja).
kepala tiang dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang
keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
kepala tiang (serucuk bamboo) harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang
cukup sehingga dapat memindahkan gaya.
Pelaksanaan :
1. Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam
tanah.
2. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan
mudah
3. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu (lihat Gambar 2).
4. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
5. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat
dipukul dcngan stabil dan tetap tegak lurus.
6. Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah diberi topi
sampai kedalaman rencana.
Peralatan:
1. Satu Set Palu Tripot/Excavator
2. Alat Pertukangan
3. Alat bantu lainnya
Tenaga Kerja:
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor
4. Petugas K3
5. Operator Alat
Aspek K3:
1. Rambu peringatan
2. Alat Pelindung diri (Sarung tangan,baju safety, masker,helm,sepatu safety
Pengendalian Mutu:
1. Cerucuk tertanaman sampai ke tanah keras
2. Cerucuk tidak patah saat penumbukan
3. Ukuran cerucuk sesuai dengan disyaratkan dan di pasang sesuai dengan gambar
Batu yang berukuran lebih besar harus diletakkan pada bagian paling bawah lalu
dilanjutkan dengan menyusun batu yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai
memenuhi ketebalan/dimensi yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong harus
diupayakan serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.
Pelaksanaan:
13. Galian harus memenuhi ketentuan dari spesifikasi Galian, termasuk kunci pada
tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong diisiadukandan bronjong. Landasan
harus dipasang sesuai dengan Spesifikasi. Seluruh permukaan yang disiapkan harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau
bronjong.
14. Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar, pasangan batu
kosong harus dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar
dalam galian parit di tumit lereng.
15. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan tangan sesuai
dengan panjang, tebal dan ke dalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu harus
ditempatkan pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus
terhadap permukaan lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar
dari tebal dinding yang disyaratkan.
16. Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut,
tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu
terbesar berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang lebih besar harus juga
ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah selesai.
17. Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum
ditem-patkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya
selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara
kokoh pada lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang
berdekatan sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.
18. Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil,
sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai
padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu
tersebut.
19. Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
20. Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3
hari setelah selesai dikerjakan.
21. Pekerjaan pasangan batu kosong diisiadukan ini dilaksanakan pada dasar box
culvert sebelum dilakukan pekerjaan beton fc’ 10 Mpa untuk lantai kerja.
22. Pekerjaan ini dilakukan secara manual oleh pekerja.
23. Batu belah disusun pada tanah dasar yang kondisi tanahnya lembek sehingga
didapatkan suatu lapisan yang kokoh dan stabil untuk menahan beban di atasnya.
24. Batu yang berukuran lebih besar harus diletakkan pada bagian paling bawah lalu
dilanjutkan dengan menyusun batu yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai
memenuhi ketebalan/dimensi yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong
harus diupayakan serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.
Batu untuk pasangan batu kosong diisiadukan harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut:
Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
Berat jenis kering lebih besar dari 2,3.
Penyerapan air tidak lebih dari 4%.
Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus kehilangannya harus kurang dari 10%.
Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi minimum
200 mm. Direksi pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya yang lebih besar
jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.