Anda di halaman 1dari 22

METODA PELAKSANAAN

Penawar : CV. CASTO VICTORY


Nama Paket Pekerjaan : Penimbunan Jalan Dsn. Nelayan Gp. Birem Puntong

A. PENDAHULUAN
Setelah kami mempelajari dokumen lelang dan gambar rencana, untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut diatas kiranya perlu dibuat suatu metode pelaksanaan yang terarah dan
efektif. Sehingga diharapkan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan spesifikasi rencana dan
tepat waktu. Sebelum dimulainya pekerjaan harus dibentuk manajemen pelaksanaan,
persiapan dan pasilitas pendukung pelaksaan dan program keselamatan kerja sehingga
dalam pelaksanaan nantinya terarah dan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.

B. RUANG LINGKUP KEGIATAN


Untuk melaksanakan sesuai dengan tahapan pelaksanaan yang akan diterapkan ilapangan,
maka perlu diketahui lingkup – lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga
membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik sehingga diperoleh hasil
yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan
sebelumnya.

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan yang terdiri dari beberapa Divisi meliputi :
1. Divisi 1. Mobilisasi
2. Divisi 3. Pekerjaan Tanah
3. Divisi 7. Struktur

C. PERENCANAAN LAPANGAN ( SITE PLAN)


Perencanaan kegiatan lapangan (site Plan) direncanakan untuk mengatur penempatan
peralatan penyimpanan material dan sarana penunjang lainnya yang akan digunakan
dalam pelaksanaan misalnya: Direksi keet, gudang, barak kerja, dan posisi peralatan.
Dalam menempatkan material untuk kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di
halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :
Tidak mengganggu kelancaran dalam pelaksanaan
Memudahkan pemeriksaaan dan pengecekan
Mudah dalam pengambilannya
Memudahkan pelaksanaan pekerjaan
Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja
Terjamin kebersihannya
Lalu lintas keluar masuk kenderaan proyek akan diberi rambu-rambu sehingga tidak
menimbulkan gangguan lalu lintas.
D. METHODE PENCAPAIAN SASARAN
Untuk menjamin sistem manjemen dapat berlangsung dengan baik, kami melaksanakan
setiap item pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

a. Sistem pengendalian Proyek


Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan
dalam bentuk daftar Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart tersebut,
dilapangan dijabar lagi secara lebih rinci. Dibuat Program mingguan, yang realisasinya
dipantau dengan daftar-daftar isian laporan kegiatan pekerjaan. Untuk memandu
pelaksanaan pekerjaan dilapangan, dibuat methode kerja yang rinciannya dilengkapi
dengan gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drarwing) yang mudah dibaca dan
dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan pekerjaan.

b. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta
sesuai dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan yakni biaya hemat, mutu akurat dan waktu tepat. Kebutuhan peralatan
minimun yang ditentukan merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan.

c. Material
Kebutuhan Material Pokok antara Lain Agregat pada lokasi pekerjaan dipasok dari
lokasi stone Crusher yang telah dilakukan Proses pencampuran dengan spesifikasi
teknis.

d. Tenaga Kerja
Tenaga Kerja yang digunakan dalam penanganan pekerjaan ini terdiri atas :
Pimpinan Proyek dan staf manajemen Proyek
Tenaga Operasional Lapangan, Pelaksana, Pengawas Teknik, Mekanik dan Operator
Pekerja harian yang diambil tenaga kerja local

e. Pengaman ( Security )
Untuk pengawas dan pengamanan proyek, kami sebagai pelaksana kegiatan akan
menyediakan tenaga keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang
bertugas untuk :
1. Pengawas terhadap para pekerja
2. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
3. Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun dan menyediakan tabung pemadam
kebakaran yang mudah dicapai,baik ditempat pekerjaan maupun dikantor proyek.
4. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti
helm kerja, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan jika dipersyaratkan.
5. Melakukan pengawasan dan menyiapkan rambu-rambu pengamanan ditempat
tempat yang berbahaya maupun yang sifatnya menganggu kegiatan proyek
6. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
7. Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak
luar, serta mencegah kemungkinan terjadi keributan dilingkungan proyek.
g. Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan kerja (K3), Menjadikan tanggung jawab perusahaan selama masapekerjaan
berlangsung hingga pekerjaan selesai di kerjakan., untuk menghindari kecelakaan kerja
maka Para pekerjaan dan Personil inti diharuskan memakai perlengkapan-
perlengkapan kerja seperti Helm, Sepatu, Sarung tangan, tali pinggang dan
menempatkan papan – papan peringatan keselamatan kerja.

METODA PELAKSANAAN
1. DIVISI 1. UMUM
PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Tahap Persiapan
Pekerjaan ini meliputi:
1. Pembuatan Papan Nama Proyek
2. Pembuatan/Penyewaan Kantor Lapangan direksi, Barak Kerja, Bengkel dan Areal
penimbunan Material, yang ditempatkan pada lokasi yang telah disetujui oleh owner
dan konsultan pengawas
3. Mobilisasi Perlatan, meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang
dibutuhkan selama pekerjaan
4. Pengukuran /Rekayasa Lapangan
Sebelum melaksanakan pekerjaan maka perlu dilakukan suatu rekayasa lapangan,
yang merupakan suatu kegiatan untuk mencari kesesuaiaan antara rancangan asli
yang ditunjukkan dalam gambar dengan kebutuhan aktual lapangan. Rekayasa
lapangan ini untuk mendetilkan rancangan asli sehinga dapat diterapkan dengan baik
pada Rancangan Bertahap maupun pada Rancangan Lengkap. Rekayasa lapangan ini
terdiri dari survey lapangan dan analisis data lapangan, untuk melakukan rekayasa
lapangan ini terlebih dahulu dilakukan pengukuran untuk mendapatkan elevasi
kontur riil lapangan yang berupa data-data ukur dimana pengukuran ini dilakukan
dengan mengunakan alat Theodolit untuk mendapatkan data situasi dan center line
dari pada jalan dan Waterpass untuk mendapatkan beda tinggi dan kontur dari pada
lokasi pekerjaan.

5. Pembuatan Shop Drawing dimulai setelah kantraktor memperoleh izin dari owner
untuk memulai pekerjaan. As build drawing dapat dimulai proses pembuatannya
sejak diperoleh data dari hasil pengukuran/rekayasa Lapangan. Selain itu yang
termasuk lingkup pekerjaan persiapan dan dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan
sampa serah terima pekerjaan anatara lain:
 Pembuatan/Pemgambilan foto-foto pelaksanaan dan laporan kemajuan pekerjaan
 Kebersihan, keluliasaan lapangan, keselamatan dan kesehatan kerja (K-3)
 Penyimpanan barang-barang, material dan contoh sample pekerjaan (Uji mutu)
 Pengujian mutu hasil campuran, uji pemadatan, baik dengan fasilitas labaratorium
lapangan maupun labaratorium lain
 Pekerjaan finishing akhir sebelum pekerjaan diserah terimakan , termasuk
pembongkaran kantor lapangan, los kerja dan fasilitas-fasilitas lainnya.
engukuran /Rekayasa Lapangan
6. Manajemen Proyek
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan akan ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang
sudah berpengalaman dalam bidang nya masing-masing, sehingga keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan akan benar-benar terjamin sesuai dengan jadwal dan mutu
yang diharapkan .
Struktur Organisasi pelaksanaan
Pekerjaan di tangani oleh suatu tim managemen yang dipimping oleh kepala proyek
yang dibantu oleh beberapa taf tenaga ahli dan beberapa tenaga pelaksana lapangan
sesuai didalam dokumen.

7. Manajemen dan Keselamatan Lalulintas


 Untuk keselamatan lalu lintas maka disediakan perlengkapan dan pelayanan lalu
lintas untuk mengendalikan dan melindungi karyawan Kontraktor,Direksi Pekerjaan,
dan pengguna jalan yang melalui daerah konstruksi, termasuk lokasi sumber bahan
dan rute pengangkutan.
 Menyediakan, memasang rambu lalu lintas yang diperlukan, barikade, rel pengaman
lentur atau kaku, lampu, sinyal , marka jalan dan perlengkapan lalu lintas lainnya dan
menyediakan bendera dan petunjuk lalu lintas dengan cara lain sepanjang ZONA
kerja pada setiap saat selama Periode Pelaksanaan. Manajemen lalu lintas harus akan
dilakukan sesuai dengan perundangan dan peraturan yang berlaku.
 Sebelum Jalan dibuka untuk lalulintas umum, Kontraktor akan membuat marka
sementara setelah pekerjaan penghamparan perkerasan aspal selesai.
 Semua perlengkapan yang disebutkan di atas harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari Direktorat Jenderal Bina Marga dan peraturan terkait lainnya yang berlaku.
 Semua pengaturan lalu lintas yang disediakan dan dipasang oleh Penyedia Jasa harus
dikaji oleh Direksi Pekerjaan agar sesuai dengan ukuran, lokasi, reflektifitas (daya
pantul), visibilitas (daya penglihatan), kecocokan, dan penggunaan yang sebagaimana
mestinya sesuai dengan kondisi kerja yang khusus.
 Pengukuran
Pekerjaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini. Agar didapatkan hasil data yang akurat, maka setiap alat survey harus sudah
dikalibrasi.
Ada 2 katagori pekerjaan pengukuran yang akan dilakukan sbb:
1. Pengukuran Poligon dengan Theodolit
2. Pengukuran Waterpas

 Pengendalian resiko K3 pada pekerjaan ini :


Dalam Memobilisasi dan Demolisasi Peralatan digunakan Supir atau Operator yang
Profesional dan untuk menghindari kecelakaan dalam perjalanan, harus
memperhatikan tonase jalan, rambu – rambu lalulintas dan tertib lalulintas dengan
cermat dan seksama.

2. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH


3.1.(3) Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas
pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur.
Pekerjaan galian struktur mencakup : penimbunan kembali dengan bahan
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan; pembuangan bahan galian yang tidak
terpakai; semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan,
penyokong; pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya.
Mutu yang diharapkan :
Galian dan hasil rapi sesuai dengan yang diperlukan

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terjatuh Kelubang
- Terluka akibat penggunaan alat galian yang salah
- Resiko Luka Ringan/Sedang/Berat
- Kecelakaan Lalulintas – Luka Sedang

PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Pakai Sepatu Safety

3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari sumber galian


Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan terlebih dahulu lokasi pekerjaan dibersihkan
dengan menggunakan dengan alat motor greder. Proses ini pertama – tama motor
greder membersihkan rumput – rumput dan semak belukar dengan memakai blade.
Setelah semua permukaan jalan yang akan dibangun selesai dibersihkan dengan motor
greder selanjutnya dipadatkan dengan vibrator roller. Tujuannya agar dalam proses
pengangkutan dan penghamparan timbunan pilihan tidak terjadi hambatan
Tahapan pelaksanaan pekerjaan diawali whell loader memuat material timbunan
pilihan ke dalam dump truck. Selanjutnya dump truck mengangkut material dari quari
ke lokasi pekerjaan. Selanjutnya material dihampar dengam menggunakan motor
grader. Setelah dihampar dan diratakan, hamparan material disiram dengan air water
tank truck (sebelum pelaksanaan pemadatan), setelah itu dipadatkan dengan
menggunakan tandem roller. Selama proses pemadatan, para pekerja akan merapikan
tepi hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Elevasi penimbunan dan kelandaian akhir setelah pemadatan tidak lebih tinggi atau
lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan. Seluruh permukaan timbunan yang tampak
diratakan dan memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan
yang bebas. Bahan timbunan biasa yang digunakan terdiri dari bahan galian tanah atau
bahan galian batu yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan.
Untuk timbunan pilihan digunakan pada lokasi yang telah ditunjuk oleh Direksi
Pekerjaan. Bahan timbunan pilihan terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi
syarat. Bahan timbunan pilihan yang digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan
jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindarkan digunakan pasir atau kerikil yang
berbutir bersih.
Timbunan ditempatkan di permukaan yang telah disiapkan dan dihampar dalam lapisan
yang merata dan dipadatkan. Pemadatan timbunan tanah dilakukan bilamana kadar air
bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum. Timbunan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju kearah
sumbu jalan hingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terbalik kenderaan pengangkut material - Luka Sedang/Berat
- Kecelakaan lalulintas - Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Pengecekan Kendaraan Secara Rutin

3.3.(1) Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan agar tumbuhan rumput / ilalang di atas
badan jalan yang akan dibangun tidak menghambat proses pekerjaan. Pekerjaan ini
dilakukan dengan alat motor greder.
Proses ini pertama – tama motor greder membersihkan rumput – rumput dan ilalang
dengan memakai blade. Setelah semua permukaan jalan yang akan dibangun selesai
dibersihkan dengan motor greder selanjutnya dipadatkan dengan vibrator roller.
Tujuannya agar dalam proses pengangkutan dan penghamparan bahan lapis pondasi
tidak terjadi hambatan, Para pekerja membantu meratakan badan jalan dengan
menggunakan alat bantu.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Kecelakaan lalulintas - Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu

DIVISI 7. STRUKTUR
7.1 (7) Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk kegiatan Plat Beton
Tahapan pelaksanaan di lapangan
Sebelum Pelaksanaan pengecoran yang dilakukan untuk pelaksanaan Plat
Beton ini terlebih dahulu menyiapkan bahan – bahan untuk pengecoran
Plat Beton tersebut. Bahan-bahan yang digunakan kerikil, pasir semen
dan air dipilih dengan kualitas baik. Pasir dan kerikil diambil dari butiran-
butiran yang keras dan tajam, tidak mengandung lumpur pada pasir lebih
dari 5 %, dan 1 % pada kerikil, bersifat kekal dan tidak hancur pengaruh
panas matahari, memiliki gradasi yang baik sesuai kebutuhan mutu beton.
Semen yang digunakan terdaftar dalam merek dagang, tidak berbongkah-
bongkah dan butiran yang seragam. Air yang digunakan secara visual
bersih dan bening, tidak berwarna, berasa, berminyak asam alkali, garam
dan zat organik.
Pengadukan material menggunakan concrete mixer, sebelum dituangkan
beton dibiarkan selama minimal 1,5 menit agar air yang bersifat hidrolis
merata dan mengikat baik antar material

Pengecoran
a) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi
dengan air atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak
yang tidak meninggalkan bekas.
b) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton
tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam
setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih pendek
sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting
time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan
(aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang
disetujui oleh Direksi.

c) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan


sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.

d) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi


partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam
cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi
akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh
melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.

e) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki


bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus
dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan tebal tidak melapaui
15 cm. untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm
menerus sepanjang seluruh keliling struktur.

f) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian


lebih dari 150 cm. beton tidak boleh dicor langsung dalam air.

Konsolidasi :
a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau
dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke
titik lain di dalam cetakan.

b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk


menentukan bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi
tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka penulangan,
dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga
menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat.

d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan


sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif
0,25 kg, dan boleh di letakkan di atas acuan supaya dapat
menghasilkan getaran yang merata,

e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis
pulsating (berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-
kurangnya 5000 putaran per menit apabila digunakan pada beton
yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.

Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam


beton basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi
sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada
seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus
ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih
dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik
lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terkena Butiran Gradasi halus/kasar, Abu Semen
- Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Menggunakan Masker
- Menggunakan Sarung Tangan
- Menggunakan Sepatu kerja

7.1 (9) Beton Siklop fc’=15 MPa (K-175)


Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas K175
dengan batu-batu pecah ukuran besar dilaksanakan untuk abutment plat
beton. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati. Semua batu-batu pecah
harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan, Dinding-dinding penahan
tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapat digunakan batu-batu
pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungi
dengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat dari
30 cm dalam jarak terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap
permukaan yang akan dilindungi dengan beton penutup (coping).
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis
dan struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton.
Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau
struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan
bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.

Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk


pekerjaan ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan
permukaan vertical yang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling
sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung
pada keadaan cuaca.

Permukaan beton harus dikerjakan segera setelah pembongkaran acuan.


Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan untuk
memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang
atau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton.
Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh
sambungan cetakan harus dibersihkan.
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terkena Butiran Gradasi halus/kasar, Abu Semen
- Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Menggunakan Masker
- Menggunakan Sarung Tangan
- Menggunakan Sepatu kerja

7.3 (2) Baja Tulangan BJ 24 Polos


Baja tulangan diperuntukkan pada pembuatan Plat Beton harus dipasang
sedemikian sehingga menyelimuti beton yang menutup bagian luar baja
tulangan 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara
atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran.

Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk


menghilang-kan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan
adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan
dengan beton.

Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat


pengikat sehinggan tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan
tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik
utama tidak diperkenankan.
Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan
beton sehingga tidak akan terekspos. Anyaman baja tulangan yang dilas
harus dipasang sepanjang mungkin, dengan bagian tumpang tindih dalam
sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman. Anyaman harus
dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan harus
dihentikan pada sambungan antara pelat. Bilamana baja tulangan tetap
dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup lama, maka seluruh
baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukan semen acian
(semen dan air saja).
RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)
INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terkena Batangan Besi Tajam, tertimpa besi
- Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Menggunakan Masker
- Menggunakan Sarung Tangan
- Menggunakan Sepatu kerja

7.10.(1) Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan


Pada pekerjaan pasangan batu kosong ini dilaksanakan pada dasar box culvert sebelum
dilakukan pekerjaan beton fc’ 10 Mpa untuk lantai kerja. Pekerjaan ini dilakukan secara
manual oleh pekerja. Batu belah disusun pada tanah dasar yang kondisi tanahnya lembek
sehingga didapatkan suatu lapisan yang kokoh dan stabil untuk menahan beban di atasnya.

Batu yang berukuran lebih besar harus diletakkan pada bagian paling bawah lalu
dilanjutkan dengan menyusun batu yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai
memenuhi ketebalan/dimensi yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong harus
diupayakan serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.

Pelaksanaan:
1. Galian harus memenuhi ketentuan dari spesifikasi Galian, termasuk kunci pada tumit
yang diperlukan untuk pasangan batu kosong diisiadukandan bronjong. Landasan harus
dipasang sesuai dengan Spesifikasi. Seluruh permukaan yang disiapkan harus disetujui
oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau bronjong.
2. Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar, pasangan batu
kosong harus dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar
dalam galian parit di tumit lereng. 
3. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan tangan sesuai dengan
panjang, tebal dan ke dalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu harus ditempatkan
pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus terhadap
permukaan lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal
dinding yang disyaratkan. 
4. Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut, tetapi
pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu
terbesar berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang lebih besar harus juga
ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah selesai.
5. Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum ditem-
patkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya selanjutnya
batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara kokoh pada
lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang berdekatan
sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.
6. Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil,
sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai
padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu
tersebut.
7. Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
8. Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3 hari
setelah selesai dikerjakan.
9. Pekerjaan pasangan batu kosong diisiadukan ini dilaksanakan pada dasar box culvert
sebelum dilakukan pekerjaan beton fc’ 10 Mpa untuk lantai kerja. 
10. Pekerjaan ini dilakukan secara manual oleh pekerja. 
11. Batu belah disusun pada tanah dasar yang kondisi tanahnya lembek sehingga
didapatkan suatu lapisan yang kokoh dan stabil untuk menahan beban di atasnya. 
12. Batu yang berukuran lebih besar harus diletakkan pada bagian paling bawah lalu
dilanjutkan dengan menyusun batu yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai
memenuhi ketebalan/dimensi yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong
harus diupayakan serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.
Batu untuk pasangan batu kosong diisiadukan harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut:
Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
 Berat jenis kering lebih besar dari 2,3.
 Penyerapan air tidak lebih dari 4%.
 Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus kehilangannya harus kurang dari 10%.
 Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi minimum
200 mm. Direksi pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya yang lebih besar
jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terhimpit atau tertimpa batu, terluka akibat terjatuh dikarenakan tersandung
tumpukan batu
- Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Menggunakan Masker
- Menggunakan Sarung Tangan
- Menggunakan Sepatu kerja
Demobilisasi
Setelah semua pekerjaan selesai, pihak rekanan membersihkan lokasi pekerjaan dari
sisa bahan material dan sampah. Semua alat kerja diangkut dari lokasi pekerjaan dengan
menggunakan trailer. Pihak rekanan meyediakan tenaga untuk pengendalian mutu
untuk Quality Control dan Quality Assurance.

Quality Control memeriksa hasil produk dan jasa pelayanan untuk menentukan hasil –
hasil pekerjaan memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh direksi teknis. Quality
Control juga bertugas memperbaiki kesalahan – kesalahan dan mutu yang lebih rendah
serta cara – cara untuk mengidentifikasi untuk menghilangkan sebab – sebab produk
atau kinerja jasa pelayanan yang tidak memenuhi syarat. Quality Assurance bertugas
mengevaluasi seluruh pekerjaan secara teratur agar pekerjaan memenuhi standar mutu
yang ditetapkan.
JANGAN DI PDF

Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan agar tumbuhan rumput / ilalang di atas
badan jalan yang akan dibangun tidak menghambat proses pekerjaan. Pekerjaan ini
dilakukan dengan alat motor greder.
Proses ini pertama – tama motor greder membersihkan rumput – rumput dan ilalang
dengan memakai blade. Setelah semua permukaan jalan yang akan dibangun selesai
dibersihkan dengan motor greder selanjutnya dipadatkan dengan vibrator roller.
Tujuannya agar dalam proses pengangkutan dan penghamparan bahan lapis pondasi
tidak terjadi hambatan, Para pekerja membantu meratakan badan jalan dengan
menggunakan alat bantu.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Kecelakaan lalulintas - Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu

Galian Struktur dengan kedalaman 0 - 2 meter


Pelaksanaan pekerjaan penggalian dapat dilakukan dengan menggunakan Exavator atau
manual (tenaga manusia) pada lokasi yang telah ditentukan, selanjutnya Excavator
menuangkan material hasil galian kedalam dump truk untuk selanjutnya membuang
material hasil galian keluar lokasi dan selanjutnya sekelompok pekerja akan merapikan
hasil galian tersebut.
LINGKUP PEKERJAAN :
Pekerjaan ini mencakup pembuatan Box Culvert di badan jalan yang akan dilakukan
lapis pondasi agregat kelas C pengerukan menggunakan alat berat (cara mekanik),
pembuangan hasil galian dengan dump truck, sekaligus perapihan hasil galian oleh
pekerja.
ANALISA PENGERAHAN ALAT & MATERIAL
Alat yang dikerahkan :
1. Excavator
2. Buldozer (jika diperlukan)
3. Dump Truck
4. Alat Bantu
Mutu yang diharapkan :
Galian dan hasil rapi sesuai dengan yang diperlukan

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terjatuh Kelubang
- Resiko Luka Ringan/Sedang/Berat
- Kecelakaan Lalulintas - Luka Sedang

PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Pakai Sepatu Safety

3. Divisi 5 – PERKERASAN BERBUTIR


Lapis Permukaan Agregat Tanpa Penutup Aspal
Pada pekerjaan ini meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,
pembasahan dan pemadatan agregat pecah mesin diatas permukaan yang telah
disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan perintah Direksi Pekerjaan, dan memelihara lapisan pondasi agegrat yang
telah diselesai sesuai yang disyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu,
pemecahan, pengayakan, pemisahan, pencampuran dan operasi lainnya yang perlu
untuk menghasilkan suatu bahan yang memenuhi ketentuan dari Spesifikasi. Tebal total
minimum Lapisan Pondasi Agregat Tampa Penutup Aspal sesuai dengan yang
disyaratkan. Setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, hingga kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan kering
maksimum modifikasi (Modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989.

Material Yang digunakan:


1. Material aggregat klas C, sesuai laporan rencana campuran

Peralatan Yang digunakan antara lain:


1. Whell Loader
2. Dumtruck kapasitas 3-4 m3
3. Motor Grader
4. Vibro Roller
5. Tandem Roller
6. Water Tanker
7. Man power/Pekerja

Cara Kerja
Material aggregat klas C didatangkan dan ditempatkan pada lokasi pekerjaan pondasi
badan jalan dengan menumpuk pada sejumlah titik dengan volume dan jarak tertentu
sesuai kebutuhan, kemudian dihampar dengan motor grader dengan ketebalan
sedemikian hingga bila dipadatkan mencapai 15 cm. Proses penghamparan dilakukan
dengan cermat untuk menghindari kontaminasi dan segregasi. Selanjutnya hamparan
aggregat dipadatkan dengan vibrator roller dalam jumlah lintasan tertentu sambil
disiram air pada kondisi kadar air optimum hingga mencapai nilai kepadatan yang
disyaratkan dalam spesifikasi.

Pengendalian resiko K3 pada pekerjaan ini :


Harus menggunakan Operator alat berat yang berpengalaman dan Pemakaian Safety K3
seperti helm kerja dan rompi untuk operator, pembantu Operator dan Mandor yang
berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan ini.

Divisi 7. Struktur
7.1 (7) a Beton mutu sedang dengan fc’= 20 MPa (K-250)
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk kegiatan Box Culvert .
Tahapan pelaksanaan di lapangan
BAHAN :
Semen

a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen portland yang
memenuhi AASHTO M85 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Terkecuali diperkenankan
oleh Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung
udara dalam campuran tidak boleh digunakan.
b) Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, hanya satu merek semen portland
yang dapat digunakan dalam proyek.

Air

Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organik. Air akan diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan
dalam AASHTO T26. air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan tanpa
pengujian. Bilamana timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan
pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan
perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang
diusulkan dan dengan memakai air suling atau minum. Air yang diusulkan dapat
digunakan bilamana kuat tekan mortar dengan air suling atau minum pada periode
perawatan yang sama.

Ketentuan Gradasi Agregat

a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan, tetapi bahan yang
tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Kontraktor
dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang dihasilkan memenuhi
sifat-sifat campuran yang disyaratkan.

b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari ¾ dari jarak minimum antara baja tulangan atau antara baja tulangan
dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.

Tahap Pencampuran :
Pada pelaksanaan Beton K250 ini untuk tahap pengecoran juga harus
memperhitungkan proses pencampuran untuk itu kami akan menjelaskan tahapan
pencampuran pada pelaksanaan pengecoran ini :
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis
dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari
seluruh bahan.
b) Pencampuran harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur
yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan
dalam setiap penakaran.
c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam
campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelum
waktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m 3 atau kurang haruslah 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3.
e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi Pekerjaan
dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara
manual harus dibarasi pada beton non-struktural.

Pengecoran
g) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air
atau diolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas.

h) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor
sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran,
atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu
pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali diberikan bahan
tambahan (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang
disetujui oleh Direksi.

i) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan


sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya
atau sampai pekerjaan selesai.

j) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah
pengaliran yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal
pengecoran.

k) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-
lapisan horisontal dengan tebal tidak melapaui 15 cm. untuk dinding beton,
tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.

l) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari
150 cm. beton tidak boleh dicor langsung dalam air.

Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam
waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi
atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan
untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.

Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi penuh selama
pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan
diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.

Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton di bawah


permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.

m) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga


campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu
dengan campuran beton yang baru.
n) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan
dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang
lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum
pengecoran beton baru ini, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu
dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
o) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
Konsolidasi :
f) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar
yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat
yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar
tidak boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke
titik lain di dalam cetakan.

g) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan


bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi
tanpa pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan
gelembung udara terisi.

h) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan


pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada
agregat.

i) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-


kurangnya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh di
letakkan di atas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata,

j) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating
(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm
atau kurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.

k) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton
basah secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke
dasar beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh
kedalaman pada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-
pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya.
Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak
boleh digunakan untuk memindahkan campuran beton ke lokasi lain, serta tidak
boleh menyentuh tulangan beton.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terkena Butiran Gradasi halus/kasar, Abu Semen
- Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Menggunakan Masker
- Menggunakan Sarung Tangan
- Menggunakan Sepatu kerja
Baja Tulangan U 32 Ulir
Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga menyelimuti beton yang
menutup bagian luar baja tulangan 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos
langsung dengan udara atau terhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran.

a) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilang-kan


kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang
dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.

b) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat


sehinggan tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi
atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.

c) Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton


sehingga tidak akan terekspos.

d) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, dan
harus dihentikan pada sambungan antara pelat.

e) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang
cukup lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan
adukan semen acian (semen dan air saja).

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terkena Batangan Besi Tajam, tertimpa besi
- Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Menggunakan Masker
- Menggunakan Sarung Tangan
- Menggunakan Sepatu kerja

Fondasi Cerucuk Penyedian dan Pemancangan Cerucuk


Sebelum di gunakan bambu harus diperiksa terlebih dahulu sebelum dipancang
untuk memastikan bahwa bambu tersebut memenuhi ketentuan dari bahan dan
toleransi yang diijinkan. Sebelum pemancangan, tindakan pencegahan kerusakan
pada cerucuk bambu harus diambil. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan
memasang cincin baja atau besi yang kuat.

kepala tiang dipotong tegak lurus terhadap panjangnya sampai bagian kayu yang
keras dan diberi bahan pengawet sebelum pur (pile cap) dipasang.
kepala tiang (serucuk bamboo) harus tertanam dalam pur dengan ke dalaman yang
cukup sehingga dapat memindahkan gaya.
Pelaksanaan :
1. Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam
tanah.
2. Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan
mudah
3. Memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu (lihat Gambar 2).
4. Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
5. Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat
dipukul dcngan stabil dan tetap tegak lurus.
6. Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah diberi topi
sampai kedalaman rencana.

Peralatan:
1. Satu Set Palu Tripot/Excavator
2. Alat Pertukangan
3. Alat bantu lainnya

Tenaga Kerja:
1. Pekerja
2. Tukang
3. Mandor
4. Petugas K3
5. Operator Alat

Aspek K3:
1. Rambu peringatan
2. Alat Pelindung diri (Sarung tangan,baju safety, masker,helm,sepatu safety

Pengendalian Mutu:
1. Cerucuk tertanaman sampai ke tanah keras
2. Cerucuk tidak patah saat penumbukan
3. Ukuran cerucuk sesuai dengan disyaratkan dan di pasang sesuai dengan gambar

Pasangan Batu Kosong yang Diisi Adukan


Pada pekerjaan pasangan batu kosong ini dilaksanakan pada dasar box culvert sebelum
dilakukan pekerjaan beton fc’ 10 Mpa untuk lantai kerja. Pekerjaan ini dilakukan secara
manual oleh pekerja. Batu belah disusun pada tanah dasar yang kondisi tanahnya lembek
sehingga didapatkan suatu lapisan yang kokoh dan stabil untuk menahan beban di atasnya.

Batu yang berukuran lebih besar harus diletakkan pada bagian paling bawah lalu
dilanjutkan dengan menyusun batu yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai
memenuhi ketebalan/dimensi yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong harus
diupayakan serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.
Pelaksanaan:
13. Galian harus memenuhi ketentuan dari spesifikasi Galian, termasuk kunci pada
tumit yang diperlukan untuk pasangan batu kosong diisiadukandan bronjong. Landasan
harus dipasang sesuai dengan Spesifikasi. Seluruh permukaan yang disiapkan harus
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum penempatan pasangan batu kosong atau
bronjong.
14. Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai (apron) mendatar, pasangan batu
kosong harus dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar
dalam galian parit di tumit lereng. 
15. Batu harus ditempatkan dengan mobil derek (crane) atau dengan tangan sesuai
dengan panjang, tebal dan ke dalaman yang diperlukan. Selanjutnya batu harus
ditempatkan pada lereng sedemikian hingga dimensi yang paling besar tegak lurus
terhadap permukaan lereng, jika tidak maka dimensi yang demikian akan lebih besar
dari tebal dinding yang disyaratkan. 
16. Pembentukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut,
tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu
terbesar berada di bawah permukaan air tertinggi. Batu yang lebih besar harus juga
ditempatkan pada bagian luar dari permukaan pasangan batu kosong yang telah selesai.
17. Seluruh permukaan batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai jenuh sebelum
ditem-patkan. Beton harus diletakkan di atas batu yang telah dipasang sebelumnya
selanjutnya batu yang baru akan diletakkan di atasnya. Batu harus ditanamkan secara
kokoh pada lereng dan dipadatkan sehingga bersinggungan dengan batu-batu yang
berdekatan sampai membentuk ketebalan pasangan batu kosong yang diperlukan.
18. Celah-celah antar batu dapat diisi sebagian dengan batu baji atau batu-batu kecil,
sedemikian hingga sisa dari rongga-rongga tersebut harus diisi dengan beton sampai
padat dan rapi dengan ketebalan tidak lebih dari 10 mm dari permukaan batu-batu
tersebut.
19. Lubang sulingan (weep holes) harus dibuat sesuai dengan yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
20. Pekerjaan ini harus dilengkapi peneduh dan dilembabi selama tidak kurang dari 3
hari setelah selesai dikerjakan.
21. Pekerjaan pasangan batu kosong diisiadukan ini dilaksanakan pada dasar box
culvert sebelum dilakukan pekerjaan beton fc’ 10 Mpa untuk lantai kerja. 
22. Pekerjaan ini dilakukan secara manual oleh pekerja. 
23. Batu belah disusun pada tanah dasar yang kondisi tanahnya lembek sehingga
didapatkan suatu lapisan yang kokoh dan stabil untuk menahan beban di atasnya. 
24. Batu yang berukuran lebih besar harus diletakkan pada bagian paling bawah lalu
dilanjutkan dengan menyusun batu yang berukuran lebih kecil di atasnya sampai
memenuhi ketebalan/dimensi yang sesuai dalam gambar. Pemasangan batu kosong
harus diupayakan serapat mungkin sehingga tidak banyak terdapat rongga.
Batu untuk pasangan batu kosong diisiadukan harus terdiri dari batu yang keras dan awet
dengan sifat sebagai berikut:
Keausan agregat dengan mesin Los Angeles harus kurang dari 40%.
 Berat jenis kering lebih besar dari 2,3.
 Penyerapan air tidak lebih dari 4%.
 Kekekalan bentuk agregat terhadap natrium sulfat atau magnesium sulfat dalam
pengujian 5 siklus kehilangannya harus kurang dari 10%.
 Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi minimum
200 mm. Direksi pekerjaan dapat memerintahkan batu yang ukurannya yang lebih besar
jika kecepatan aliran sungai cukup tinggi.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (RK3K)


INDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RISIKO K3
- Terhimpit atau tertimpa batu, terluka akibat terjatuh dikarenakan tersandung
tumpukan batu
- Luka Sedang
PENGENDALIAN RISIKO K3
- Buat Rambu – Rambu
- Menggunakan Masker
- Menggunakan Sarung Tangan
- Menggunakan Sepatu kerja

Anda mungkin juga menyukai