Individu Rostow
Individu Rostow
Disusun Oleh :
150310080053
Agribisnis B
2
modern. Dua teori utama yang menggunakan pendekatan stuktural dikemukakan oleh Arthur
Lewis dengan teori migrasinya dan Hollis Chenery dengan teori transformasi strukturalnya
BAB II
PEMBAHASAN
1. Jelaskan posisi pertanian dalam Teori Pembangunan Ekonomi Rostow dan Lewis?
Apakah sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pertumbuhan yang
dijelaskan oleh Rostow dan Lewis?
Teori pembangunan ekonomi ini muncul pada awalnya merupakan artikel yang
dimuat dalam Economic Journal (1956), selanjutnya dikembangkan dalam buku yang
berjudul The Stages of Economics, (1960). Teori pembangunan Rostow ini termasuk dalam
teori linier tahapan pertumbuhan ekonomi, yang memandang proses pembangunan sebagai
suatu tahap-tahap yang harus dialami oleh seluruh negara. Proses pembangunan sebagai suatu
urutan tahap-tahap yang harus dilalui oleh seluruh negara. Industrialisasi merupakan salah
satu kunci dari perkembangan.
3
5) Perubahan pandangan masyarakat yang pada mulanya berkeyakinan bahwa
kehidupan manusia ditentukan oleh alam.
Menurut Rostow, Pembangunan Ekonomi merupakan suatu proses yang dapat menyebabkan:
1. Perubahan orientasi ekonomi, politik dan sosial yang pada mulanya berorientasi
kepada suatu daerah menjadi berorientasi keluar.
2. Perubahan pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga yaitu
kesadaran untuk membina keluarga kecil
3. Perubahan dalam kegiatan investasi masyarakat dari melakukan investasi yang tidak
produktif menjadi investasi yang produktif
4. Perubahan sikap hidup dari adat istiadat yg kurang merangsang pembangunan
ekonomi misalnya kurang menghargai waktu kerja dan orang lain.
4
Tahap Masyarakat Tradisional (The Traditional Society):
• Fungsi Produksi terbatas, cara produksi masih primitif
• Tingkat produktifitas masyarakat rendah : untuk sector pertanian
• Struktur social hirarkis : mobilitas vertical masyarakat kecil ; kedudukan
masyarakat tidak berbeda dengan nenek moyang.
• Kegiatan politik dan pemerintahan di daerah-daerah berada di tangan tuan
tanah.
Tahap Prasyarat Tinggal Landas (The Preconditions for Take-Off)
Masa transisi masyarakat mempersiapkan untuk mencapai pertumbuhan atas
kekuatan sendiri (self sustained growth). Tahap ini memiliki 2 corak berbeda :
• Tahap Prasyarat Tinggal landas yang dialami negara Eropa, Asia, Timur
Tengah dan Afrika : perombakan terhadap masyarakat tradisional yang sudah
ada untuk mencapai tahap tersebut.
• Tahap Prasyarat Tinggal landas yang dialami negara born free (daerah
imigran) (Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru) : tanpa
harus merubah sistim masyarakat tradisional yang sudah ada.
Tahap Tinggal Landas (The Take-Off)
Pertumbuhan ekonomi selalu terjadi, Kemajuan pesat dalam inovasi atau terbukanya
pasar-pasar baru. 3 ciri utama negara yg mencapai Tahap Tinggal Landas :
• Kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% dari PNB
(Nett National Product).
• Berkembangnya satu atau beberapa sector industri pemimpin (leading sector)
dgn tingkat pertumbuhan tinggi
• Tercapainya suatu kerangka dasar politik, social dan kelembagaan yang bisa
menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang
menyebabkan pertumbuhan ekonomi.
5
• Harus tercipta tabungan dalam masyarakat dan para pengusaha harus
menanamkan kembali keuntungannya untuk membiayai pembangunan sector
pemimpin.
• Pembangunan dan transformasi teknologi sector pemimpin harus bisa
diciptakan kebutuhan akan adanya perluasan kapasitas dan modernisasi sector-
sektor lain.
Tahap Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity)
Kondisi masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern di
hampir semua kegiatan produksi dan kekayaan alam. Sektor pemimpin baru akan
bermunculan menggantikan sektor pemimpin yang mengalami kemunduran.
Karakteristik non ekonomi tahap menuju kedewasaan :
• Struktur dan keahlian tenaga kerja berubah Kepandaian dan keahlian pekerja
bertambah tinggi. Sektor indusri bertambah penting peranannya Sektor
pertanian menurun peranannya.
• Sifat kepemimpinan dalam perusahaan. mengalami perubahan. Peranan
manajer professional semakin penting dan menggantikan kedudukan
pengusaha pemilik.
• Masyarakat bosan dengan keajaiban yang diciptakan industrialisasi sehingga
timbul kritik-kritik.
Negara yang mencapai tahap ini (WW Rostow) : Inggris (1850), USA (1900),
Jerman dan Perancis (1910), Swedia (1930) Jepang (1940) Rusia dan Kanada (1950).
6
• Meningkatnya konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok (sandang,
pangan, papan) menjadi konsumsi terhadap barang tahan lama dan barang-barang
mewah.
Model pembangunan dua sektor pertama kali dikembangkan oleh W.A. Lewis.
Menurut Lewis, terdapat dikotomi dalam masyarakat di negara-negara terbelakang yaitu
adanya dua sektor yang hidup berdampingan, sektor capital intensive (industri) dan
sektor labor intensive (pertanian). Pada prinsipnya, model pembangunan dua sektor ini
menititkberatkan pada mekanisme transformasi struktur ekonomi yang dialami oleh
negara-negara sedang berkembang (LDCs), yang semula lebih bersifat subsisten dan
menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih
modern yang didominasi oleh sek-tor-sektor non primer, khususnya sektor industri dan jasa.
Berkenaan dengan hal ini, maka industrialisasi pertanian merupakan media transmisi yang
tepat bagi proses transformasi struktur ekonomi dari perekonomian subsisten ke
perekono-mian modern.
Dalam teorinya, Lewis (1954) mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada
dasarnya terbagi menjadi dua sektor:
Sektor tradisional yaitu sektor pertanian subsisten yang surplus tenaga kerja, dan
Asumsi dasar teori ini adalah bahwa transfer tenaga kerja dari sektor pertanian ke
sektor industri terjadi tanpa mengakibatkan penurunan output sektor pertanian. Karena
persediaan tenaga kerja di sektor pertanian tidak terbatas, maka sektor industri dapat
berkembang dengan menarik tenaga kerja secara tidak terbatas dari sektor pertanian.
Tenaga kerja bersedia pindah ke sektor industri karena mereka dapat menerima upah yang
lebih tinggi dibandingkan dengan upah subsisten di sektor pertanian. Produktivitas
marginal tenaga kerja di sektor industri lebih tinggi dari upah yang mereka terima,
sehingga mengakibatkan terbentuknya surplus sektor industri. Surplus sektor industri
dari selisih upah ini diinvestasikan kembali seluruhnya dan tingkat upah di sektor industri
diasumsikan konstan serta jumlahnya ditetapkan melebihi tingkat rata-rata upah di
sektor pertanian. Oleh karena itu, laju dari proses transfer tenaga kerja tersebut ditentukan
oleh tingkat investasi dan akumulasi modal secara keseluruhan di sektor industri. Pada
tingkat upah sektor industri yang konstan, kurva penawaran tenaga kerja perdesaan dianggap
elastis sempurna. Sektor industri akan terus menyerap tenaga kerja dari sektor pertanian
sampai pada titik dimana tingkat upah sama dengan nilai produk marginal tenaga kerja
sektor industri.
Berdasarkan teori-teori tersebut sangat jelas bahwa peranan pertanian sangat penting
sebagai fundamental pembangunan perekonomian suatu Negara. Negara maju ialah Negara
yang sudah memantabkan pertaniannya dan berkembang menjadi Negara industri. Tanpa
berbasiskan pertanian yang mantabh,maka mustahil suatu Negara menjadi maju dan bisa
beralih ke Negara industri.
8
Contoh Kasus
9
harus mengacu kepada Program K2I. Karena pembangunan daerah sangat ditentukan oleh
potensi yang dimiliki oleh suatu daerah, maka kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah
daerah harus mengacu kepada potensi daerah yang berpeluang untuk dikembangkan,
khususnya sektor perkebunan (kelapa sawit, karet, dan kelapa). Sampai saat ini kelapa sawit
merupakan tanaman primadona masyarakat Riau.
Ada beberapa alasan kenapa Pemerintah Daerah Riau mengutamakan kelapa sawit
sebagai komoditas utama, antara lain: Pertama, dari segi fisik dan lingkungan keadaan daerah
Riau memungkinkan bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit. Kondisi daerah Riau
yang relatif datar memudahkan dalam pengelolaan dan dapat menekan biaya produksi;
Kedua, kondisi tanah yang memungkinkan untuk ditanami kelapa sawit menghasilkan
produksi lebih tinggi dibandingkan daerah lain; Ketiga, dari segi pemasaran hasil produksi
Daerah Riau mempunyai keuntungan, karena letaknya yang strategis dengan pasar
internasional yaitu Singapura; Keempat, Daerah Riau merupakan daerah pengembangan
Indonesia Bagian Barat dengan dibukanya kerjasama Indonesia Malaysia Singapore Growth
Triangle (IMS-GT) dan Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle (IMT-GT), berarti
terbuka peluang pasar yang lebih menguntungkan; dan kelima, berdasarkan hasil yang telah
dicapai menunjukkan bahwa kelapa sawit memberikan pendapatan yang lebih tinggi kepada
petani dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lainnya (Almasdi Syahza, 2002).
Perkembangan luas areal kebun kelapa sawit di Riau selama periode tahun 2002-2006
sebesar 3,9% per tahun, yakni pada tahun 2002 seluas 1.312.661 ha menjadi 1.530.150 ha
pada tahun 2006. Sementara perkembangan luas kebun karet dan kelapa pada periode yang
sama justru turun yaitu kelapa -3,25% dan karet 1,67%. Ini memperlihatkan terjadinya alih
fungsi lahan dari kebun karet dan kelapa menjadi kebun kelapa sawit. Beralihnya petani dari
usahatani keret dan kelapa menjadi kelapa sawit lebih disebabkan karena kelapa sawit
mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan usahatani lainnya.
Pembangunan perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan dan
keterbelakangan khususnya di daerah pedesaan, di samping itu juga memperhatikan
pemerataan perekonomian antar golongan dan antar wilayah. Pembangunan pertanian yang
berbasis perkebunan dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat sehingga terjadi suatu perubahan dalam pola hidup masyarakat di sekitarnya.
10
BAB III
PENUTUP
11
DAFTAR PUSTAKA
- http://ridhoassegaf.blogspot.com/2008/12/teori-teori-pembangunan.html
- http://budirismayadi.tripod.com/ekbang-2.htm
- http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ekonomi_pembangunan/bab_3_teori_pertumb
uhan_dan_pembangunan_ekonomi.pdf
- http://rudyct.com/PPS702-ipb/10245/roni_dwi_susanto.pdf
- http://www.bunghatta.ac.id/artikel-290-kelapa-sawit-dampaknya-terhadap-percepatan-
pembangunan-ekonomi-pedesaan-di-daerah-riau
12
13