Anda di halaman 1dari 8

“PATAH”

Karena Perselingkuhan Istri


Tidak semua perselingkuhan berakhir dengan perceraian.
Tidak ada satupun orang yang tentunya mau diselingkuhi, apalagi ketika sudah
berumah tangga. Namun, ketika kejadian tidak mengenakan ini terjadi, maka
hanya ada dua pilihan yaitu bertahan atau bercerai.

“Penyebab perselingkuhan yang paling besar bukanlah berkurangnya daya tarik,


namun karena kurangnya koneksi emosional,” kata Rose Richardson yang
merupakan seorang terapis pernikahan dan keluarga di Carolina Utara. Bisa jadi
di satu pihak, misalnya suami - sudah berusaha sekuat tenaga membuat suasana
hangat dan romantis, namun karena keengganan pasangan dengan alasan
apapun, tidak menyambutnya dengan baik sehingga tidak terjadi koneksi
emosiaonal. Apalagi jika pasangan memilih bersikap tertutup, tidak terbuka dan
jujur dengan perasaannya.

Namun, untuk membangun kepercayaan setelah diselingkuhi agaknya memang


sulit dan membutuhkan usaha-usaha ekstra agar bisa mengembalikan
kepercayaan pasangan.

Sebelum menerapkan cara memperbaiki hubungan setelah perselingkuhan, kita


harus pahami dulu bahwa perselingkuhan dapat membawa trauma luar biasa bagi
pasangan. Jangan dikira hanya dengan meminta maaf semuanya akan kembali
seperti sediakala, meski juga sudah melakukan perubahan pada keseharian.
Namun bersikap cenderung menutupi peristiwa perselingkuhan yang terjadi atau
menolak membicarakannya dengan berbagai alasan.

Dilansir dari jurnal How To Survive An Affair yang ditulis oleh Willard F. Harley,
Jr., PhD, beberapa perselingkuhan sebenarnya memberikan pemicu traumatis
yang akhirnya membuat pasangan bisa memenuhi kebutuhan dasar masing-
masing secara lebih baik.

Bagi beberapa pasangan, mempertahankan pernikahan setelah perselingkuhan


adalah hal yang mustahil. Namun, tidak sedikit juga yang berhasil bertahan dan
membuat pernikahan jauh lebih harmonis.
Menurut terapis perkawinan dan keluarga Amanda D.Mahoney, pasangan yang
memilih untuk tetap bersama tanpa menyalahkan satu sama lainnya, memiliki
potensi untuk memperbaiki hubungannya.

Cara Menyelesaikan Masalah Istri Selingkuh

Jika Moms atau Dads berpikir bahwa pasangan layak untuk mendapat
kesempatan kedua, berikut adalah cara memperbaiki hubungan setelah
perselingkuhan.

1. Terima Perasaan

Shock, agitasi, ketakutan, nyeri, depresi, dan kebingungan adalah hal yang
normal. Menurut jurnal Emotional Processes Following Disclosure of an
Extramarital Affair, Dads kemungkinan besar akan merasa seperti berada
di rollercoaster emosional untuk sementara waktu.

Perlu waktu untuk mengatasi rasa sakit karena memiliki pasangan yang tidak
setia. Jangan berharap campuran perasaan dan ketidakpercayaan hilang begitu
saja bahkan jika Dads mencoba memaafkan pasangan dan memperbaiki
pernikahan kita. Pernikahan telah berubah dan sangatlah wajar untuk
mendukakan hubungan yang pernah dimiliki. Kebanyakan butuh waktu bertahun-
tahun untuk meredakan perasaan ini.

2. Jangan Langsung Menemui Selingkuhan Istri

Tentu, pria tersebut sudah merusak hubungan pernikahan Dads dan pasangan
dan melewati batas. Tetapi, ancaman atau kekerasan fisik dari Dads malah akan
merugikan diri sendiri dan mungkin membuat kita masuk penjara dan mendorong
istri untuk masuk lebih jauh ke dalam pelukan pria tersebut. Jangan dikira
tidak ada niat mereka melakukan kontak lagi setelah peristiwa perselingkuhan
mereda.

Terlebih lagi istri Dads dan pria lain tersebut telah menurunkan standar mereka
dengan berselingkuh, ini tidak berarti Dads juga harus seperti mereka.
3. Intropeksi dan Mengakui Perselingkuhan

Nyatanya, mengakui kesalahan dianggap lebih baik dibandingkan jika ketahuan


saat sedang berselingkuh. Pengakuan tersebut bisa menjadi langkah awal untuk
membangun kembali kepercayaan pada pasangan.

Sementara perselingkuhan yang terus-menerus ditutupi justru akan semakin


mengurangi kepercayaan pasangan. Jawablah dengan jujur setiap pertanyaan
yang diberikan pasangan untuk membangun kembali keintiman dalam
pernikahan. Karena pihak yang diselingkuhi sangat berhak untuk mengetahui
segala informasi perselingkuhan itu, jadi jangan ada yang ditutupi lagi,
Moms. Walaupun saat ini (menutupi) itu sudah berhasil dilakukan, bukan berarti
suami sudah melupakannya. Mungkan karena besar rasa cintanya, sementara
waktu itu bisa diredam, tapi tentu saja tidak bias diharapkan selamanya begitu.

4. Memutuskan Komunikasi dengan Selingkuhan

Untuk memperbaiki hubungan, pasangan yang berselingkuh haruslah menyadari


apa kesalahannya dan bertekad untuk tidak mengulangi. Hapuslah kontak dan
perasaan dengan selingkuhan, putuskan hubungan tersebut karena maaf saja
tidak akan pernah cukup. Menutup nutupi adalah hal konyol yang seolah bisa jadi
solusi, tapi yakinlah itu suatu saat akan meledak dan menimbulkan hal yang
mengerikan.

Dads haruslah meyakinkan diri dan pasangan bahwa perselingkuhan itu benar-
benar akan berakhir. Membicarakannya secara terbuka, walaupun menyakitkan
adalah hal terpenting. Karena selamanya setelah peristiwa itu, harus dihindari
beberapa tindakan yang bisa menimbulkan curiga.

Hal ini dilakukan agar pasangan yang diselingkuhi tidak terus terbebani dengan
perasaannya. Tentu saja diperlukan kesabaran yang ekstra untuk terus
memberikan kepercayaan pada pihak yang tersakiti. Itu konsekuensi logis dari
perbuatan menyakitkan yang pernah dilakukan.

5. Jujur pada Pasangan tentang Apa yang Dirasakan

Dilansir dari One Love Foundation, salah satu ciri hubungan yang sehat adalah
kejujuran.
Moms dan Dads harus merasa bisa berbagi kebenaran sepenuhnya tentang hidup
dan perasaan satu sama lain dan tidak pernah harus menyembunyikan
sesuatu.

Nah, mengatasi perselingkuhan setelah terjadi harus diawali dengan kejujuran


hati. Katakan apapun yang Moms dan Dads rasakan tentang kekecewaan dan
kesedihan yang dirasakan.

Usahakan untuk menyampaikannya ketika perasaan sudah tenang agar tidak


terbawa emosi dan apapun yang ingin dikatakan bisa tersampaikan dengan baik.

Keterbukaan ini dapat membantu pasangan untuk saling menyadari kesalahan


masing-masing.

Sembari pasangan melampiaskan segala kekecewaannya, disinilah momen yang


tepat menunjukkan keseriusan untuk menyudahi perselingkuhan ini. Jangan
malah menghindar atau justru mencari celah untuk mendapatkan kesalahan
pasangan.

6. Mencari Letak Kekurangan pada Hubungan

Seperti yang dikutip psikolog dr. Peggy Drexler, penting untuk membahas yang
menjadi akar permasalahan sebenarnya.

Mungkin karena pasangan yang terlalu sibuk sehingga Moms atau Dads merasa
kesepian dalam hubungan saat ini. Atau bisa jadi karena kekurangan kepuasan
seksual dari pasangan. Sehingga mencoba-coba untuk mendapatkannya dari
orang lain yang tidak terduga oleh pasangan.

Apapun masalahnya, cobalah sama-sama mencari solusi dari apa yang menjadi
kesalahan masing-masing. Sehingga ke depannya, Moms dan Dads bisa saling
memahami dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

7. Time to Self Healing

Waktu adalah resep terbaik untuk luka, begitu pula patah hati ketika diselingkuhi
oleh pasangan. Butuh minimal 2 atau 3 tahun agar Moms atau Dads mulai dapat
kembali percaya pada pasangan.
Mencintai diri sendiri bisa dilakukan melalui relaksasi untuk menjaga pikiran agar
tetap positif.

Kalaupun memang harus ada yang diubah, maka perubahan itu sebaiknya
ditujukan bagi diri sendiri.

Moms atau Dads sebaiknya terfokus pada pemulihan diri dari trauma
perselingkuhan.

Ini juga merupakan cara terbaik untuk berdamai dengan keadaan dan belajar
memaafkan kesalahan pasangan sedikit demi sedikit. Mulailah untuk melakukan
hobi lama yang sempat terlupakan untuk menghilangkan stres.

8. Jangan Membalas Dendam

Dikhianati oleh pasangan bisa memicu kemarahan. Dalam keadaan marah, naluri
pertama Dads mungkin menghukum pasangan dengan menjelek-jelekannya
kepada teman-temannya (atau lebih buruk lagi, di media sosial), atau berpikir
untuk berselingkuh demi membalas dendam.

Dads mungkin akan mendapatkan rasa kepuasan sementara dari tindakan


semacam ini, tetapi pada akhirnya tindakan tersebut dapat merugikan diri sendiri,
membuat mereka yang berada dalam kondisi marah alih-alih berfokus pada
penyembuhan dan melanjutkan hidup, sendiri atau bersama.

Pikirkan juga sebelum memberi tahu keluarga. Mereka kemungkinan besar akan
memiliki pendapat yang kuat tentang apa yang harus dilakukan, pergi atau tetap
bertahan. Tapi tidak ada orang lain yang benar-benar mengerti apa yang terjadi
dalam pernikahan orang lain. Saat merenungkan bagaimana akan melanjutkan,
yang terbaik adalah merahasiakan detailnya.

9. Cobalah untuk Merawat Diri Kita

Dads mungkin mengalami beberapa reaksi fisik akibat stres seperti mual, diare,
masalah tidur (terlalu sedikit atau terlalu banyak), gemetar, sulit berkonsentrasi,
tidak ingin makan, atau makan berlebihan. Ini mungkin akan terjadi dalam kurun
waktu yang lama. Bahkan bisa mempengaruhi pola hidup menjadi tidak sehat dan
mengundang penyakit.
Setelah berlalu, cobalah yang terbaik untuk makan makanan sehat, tetap pada
jadwal, tidur pada jam-jam yang teratur, berolahraga setiap hari, minum banyak
air, dan, ya, bersenang-senang.

Penting juga untuk menjaga kebutuhan emosional dan fisik kita. Bersandarlah
pada support system kita, bicarakan dengan terapis, tentang apa yang perlu
dilakukan agar emosi tidak menyebabkan penyakit dalam tubuh kita. Jangan
lupakan olahraga secara teratur, tidak ada yang dapat meredakan stres dan
mencegah depresi seperti rutinitas olahraga yang teratur.

10. Hindari Menyalahkan Diri Sendiri

Menyalahkan diri sendiri, atau pihak ketiga tidak akan mengubah apa pun dan itu
hanya membuang-buang energi. Meski benar Anda korban, tapi cobalah untuk
tidak berperan sebagai korban, jika bisa membantunya, atau berkubang dalam
mengasihani diri sendiri. Itu hanya akan membuat kita merasa lebih tidak berdaya
dan buruk tentang diri sendiri.

11. Jangan Melibatkan Anak-anak dalam Hal Ini

Situasi ini terjadi antara kita dan pasangan dan tidak boleh melibatkan anak.
Sekalipun telah memutuskan untuk mengakhiri pernikahan, berbagi detail tentang
perselingkuhan hanya akan menempatkan anak-anak pada posisi yang tidak
dapat dipertahankan, menyebabkan mereka cemas, membuat mereka merasa
terjebak di tengah, dan dipaksa untuk memihak. Dan sebagian besar anak akan
lebih dekat kepada ibunya, jadi ini akan jadi boomerang bagi Dads. Kalaupun
anak-anak harus tahu bagaimana sebenarnya ibunya, tunggulah sampai mereka
dewasa. Kecuali mereka melihat dengan mata kepala sendiri perbuatan ibunya.

12. Jangan Membandingkan Permasalah Kita dengan Orang Lain

Jangan bandingkan situasi kita dengan orang lain. Pernikahan dan


perselingkuhan bersifat individual. Apa yang terjadi dalam situasi orang lain
bukanlah cerminan dari apa yang akan terjadi dalam situasi kita. Dads perlu
mengembangkan rencana untuk pemulihan pribadi dan perkawinan berdasarkan
pernikahan dan hubungan dengan istri.

13. Cobalah untuk Berkonsultasi


Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain
dalam permasalahan hidupnya. Terkadang, mencurahkan segala keresahan yang
dialami bisa mengobati luka akibat perselingkuhan. Cobalah untuk berkonsultasi
dengan orang yang bisa Moms dan Dads percaya.

Pastikan bahwa orang tersebut bisa bersikap netral agar nasihat yang diberikan
terbaik bagi kedua pihak dan hubungan.

Moms dan Dads juga bisa menghubungi psikolog untuk meminta solusi dari
permasalahan ini dan membantu menghilangkan trauma dan sindrom stres yang
dialami.

14. Saatnya Memulai Kembali

Menutup lembaran lama dan membuka lembaran yang baru adalah cara
mencapai kebahagiaan bersama pasangan. Itu bukan berarti melupakannya.
Berusahalah memberikan perhatian-perhatian lebih dari biasanya kepada
pasangan untuk membangkitkan rasa percayanya. Tunjukkan bentuk cinta
kepada pasangan dengan memberikan kejutan dan hadiah sederhana bagi
mereka. Jangan pasif!. Tapi jangan juga berpura-pura. Kepura-puraan akan
terlihat konyol oleh pasangan.

Sekadar memberikan perhatian lebih kepada pasangan akan membangun


kembali keintiman dalam pernikahan. Jangan lupakan juga untuk menjaga
transparansi pada pasangan, seperti beritahu ke mana dan dengan siapa saja
akan bepergian.

Tidak semua perselingkuhan harus berujung dengan perpisahan. Jika Moms dan
Dads bisa sama-sama belajar dan menerima kesalahan masing-masing, maka
masalah perselingkuhan ini pasti bisa diatasi.

Cara memperbaiki hubungan setelah perselingkuhan adalah komitmen kedua


pasangan untuk kembali menerima satu sama lain. Anggaplah bahwa peristiwa ini
akan membawa perubahan cinta yang semakin menguat dalam pernikahan Moms
dan Dads.

Perselingkuhan memang merupakan salah satu tantangan yang lebih sulit yang
bisa dihadapi pernikahan, tetapi itu tidak selalu berarti akhir. Saat kita
menjalaninya dari waktu ke waktu, akan menjadi jelas bagaimana dan apa yang
harus dilakukan melangkah maju sehingga fase selanjutnya dalam hidup kita,
bersama-sama atau terpisah, dapat dimulai kembali, dan sangat mungkin untuk
diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai