Anda di halaman 1dari 15

HEMORHOIDEKTOMI

PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /IV/2012 0 1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER April 2012
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Pengangkatan Hemoroide
Tujuan Untuk melaksanakan apendisitis akut dan kronis.
Kebijakan Skrening awal :
 Lab darah rutin, urine rutin
 Ro foto thorax dan EKG (Bila usia > 40th)
Procedure Hemoroide eksterna. Hemoroid interna grade II – IV
1. Lab darah rutin
2. Ro fhoto torax dan EKG (Bila usia lebih dari 40 tahun)
Peralatan yang ada dan masih bisa dioperasikan
1. Pasien litotomi
2. Toilet daerah perineum dan dubur, tutup duk steril
3. Dipasang bola kassa
4. Irisan mukokutan sampai hemorrhoid terangkat semua
5. Jahitan mukokutan
6. Bola kassa dilepas, dipasang tampon kassa yang diberi salep dan
betadifin.
7. Tampon ditutup kain kassa dan diplester perineum
Unit terkait 1. Instalasi rawat jalan
2. Instalasi rawat inap bedah
3. Instalasi bedah central
4. IGD
LAPARATOMI DI SMF BEDAH
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /IV/2012 0 1/1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER April 2012
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Operasi membuka perut
Tujuan Untuk melaksanakan apendisitis akut dan kronis.
Kebijakan Skrening awal :
 Lab darah rutin, urine rutin
 Ro foto thorax dan EKG (Bila usia > 40th)
Prosedur 1. Ileus osbtruksi
2. Peritonitis umum
3. Perdarahan dalam rongga perut
4. Pengangkatan tumor dalam rongga perut
1. Lab darah lengkap
2. Lab urine lengkap
3. Ro foto thorak dan EKG
Set laparotami
1. Toilet seluruh medan operasi, tutup duk steril
2. Incisi median dari bawah procesus xipoideus sampai atas simpisis
pubis, waktu melewati umbilicus memutar disebelah kirinya.
3. Incisi diteruskan sampai peritoneum
4. Kedua tepi irisan ditarik kekanan dan kekiri dengan hak.
5. Eksplorasi dan penyelesaian operasi di dalam rongga perut sesuai
dengan indikasi operasinya.
6. Luka operasi ditutup lapis
7. Jahitan ditutup dengan kassa steril.
Unit terkait 1. Instalasi rawat jalan
2. Instalasi rawat inap bedah
3. Instalasi bedah central
4. IGD
HERNIA REPAIL INGUINAL
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /IV/2012 0 1/1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER April 2012
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Pemotongan dan penjahitan kantong hernia serta penutupan
bagian dinding perut yang lemah.
Tujuan Untuk melaksanakan apendisitis akut dan kronis.
Kebijakan Skrening awal :
 Lab darah rutin, urine rutin
 Ro foto thorax dan EKG (Bila usia > 40th)
Prosedur 1. Hernia inguinalis lateralis
2. Hernia inguinalis medialis
1. Lab darah rutin
2. Ro fhoto thorax dan EKG (bila usia lebih dari 40 tahun)
Set hernia repair
1. Toilet medan operasi, tutup duk steril.
2. Irisan sejajar lig, ingunale kurang lebih 3 cm diatasnya, dari
pertengahan SIAS-Tuberculum pubicum sampai diatas tuberculum
pubicum.
3. Canalis inguinalis dibuka dengan membuka aponeurosis moliquus
abdominis eksternus.
4. Kantong hernia diidentifikasi, dipisahkan dari funiculus
spermaticus, kantong dijahit ikat dan pada annulus inguinalis
internus, kemudian digantungkan pada conjoint tendon.
5. Hernioplasty : umur lebih 50 tahun dengan cara Halstead.
umur kurang 50 tahun dengan cara bassini.
6. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
7. Jahitan ditutup dengan kassa steril.
Unit terkait Instalasi rawat jalan
Instalasi rawat inap bedah
Instalasi bedah central
IGD
APPENDOKTOMI DI SMF BEDAH
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /IV/2012 0 1/1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER April 2012
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Pengangkatan apendik vermiformis
Tujuan Untuk melaksanakan apendisitis akut dan kronis.
Kebijakan Skrening awal :
 Lab darah rutin, urine rutin
 Ro foto thorax dan EKG (Bila usia > 40th)
Prosedur 1. Apendisitis akut
2. Apendisitis khronis
1. Lab darah rutin, urine rutin.
2. Ro fhoto thorax dan EKG (bila usia lebih dari 40 tahun).
Apendektomi set
1. Toilet medan operasi, tutup duk seteril
2. Irisan Mc. Burney / tranverasl
3. Otot-otot displit sesuai arah serabutnya.
4. Peritoneum dibuka
5. Cecum dipaparkan, apendik dipisahkan dari mesoapendik,
perdarahan di jahit ikat.
6. Apendik di jahir ikat pada pangkalnya dan dipotong
7. Luka operasi ditutup lapis demi lapis
8. Jahitan ditutup dengan kassa steril.
Unit terkait Instalasi rawat jalan
Instalasi rawat inap bedah
Instalasi bedah central
IGD
CIRCUMSISI DI SMF EBDAH
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /IV/2012 0 1/1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER April 2012
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Tindakan operatif dengan jalan membuang melingkar preputium
Tujuan Untuk melaksanakan apendisitis akut dan kronis.
Kebijakan Skrening awal :
 Lab darah rutin, urine rutin
 Ro foto thorax dan EKG (Bila usia > 40th)
Prosedur Membuang melingkar preputium dengan alasan ritual maupun
medik.
1. Ritual
2. Medik : Fimosis
Relatif : kelainan perdarahan diathese
Set minor surgery
1. Desinfeksi genitalia eskterna, pasang duk steril
2. Anastesi lokal / general
3. Jepit dengan klem 2 buah pada ujung preputium.
4. Potong longitudinal preputium
5. Potong longitudinal preputium pada dorsum penis sampai gland
penis terbuka.
6. Jahit ikat a. frenularis
7. Potong kulit dan mukosa prputium melingkar
8. Jahit kulit dengan mukosa
Unit terkait Instalasi rawat jalan
Instalasi rawat inap bedah
Instalasi bedah central
IGD
PEMBERIAN INFORMASI DPJP
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /III/2012 01 1/1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER Maret 2012
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Dokter Penanggung jawab Pelayanan (DPJP) adalah seorang
dokter yang bertanggung jawab terhadap pelayanan dan
pengelolaan asuhan medis pasien.
Tujuan Memberikan informasi secara jelas dan benar pada pasien dan
keluarga pasien tentang kondisi penyakit pasien, rencana
pengobatan yang akan dilakukan dan kemungkinan kejadian
yang diharapkan atau tidak dharapkan.
Kebijakan 1. Ketua kelompok staf medis diberikan wewenang untuk
menetapkan dan mengatur jadwal Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP)
2. Dokter umum bisa sebagai DPJP bila mendapat izin dari
dokter yang terkait/manejemen rumah sakit.
3. Untuk kasus rawat bersama maka ketua tim adalah dokter
yang pertama merawat berdasarkan kasus dan
kompetensinya/keahliannya.
Prosedur - Meminta keluarga pasien untuk ke ruang dokter
- Menjelaskan secara jelas dan benar kondisi penyakit pasien,
rencana pengobatan dan pemeriksaan penunjang yang akan
dilakukan
- Meminta persetujuan pasien dan keluarga bila akan
dilakukan tindakan medis kepada pasien.
Unit terkait Rawat jalan
Rawat inap
Masing-masing SMF
Komite medis
PENERIMAAN SMF
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /I/2011 0 1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER Januari 2011
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Adalah prosedur penerimaan SMF
Tujuan a. Menilai kompetensi calon staf SMF
b. Menerima atau menolak anggota calon staf SMF
Kebijakan Dilaksanakan oleh panitia kredensial dalam menerima staf SMF
Prosedur 1. Ketentuan umum :
a. Calon anggota SMF telah lulus administrasi yang telah
ditetapkan.
b. Rapat panitia kredensial dengan menilai syarat
administrasi, kognitif dan psikomotor calon staf SMF
c. Rapat dilaksanakan setelah ada pemberitahuan dari direksi
tentang calon anggota SMF
2. Kriteria staf medis fungsional :
a. Telah lulus dari FK/FKG yang telah diakui pemerintah
baik dalam negri maupun luar negeri.
b. Melamar menjadi calon anggota SMF
c. Memiliki STR yang telah dikeluarkan oleh KKI.
d. Umur untuk dokter umum/dokter gigi tidak lebih dari 40
tahun, dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis tidak lebih
dari 45 tahun.
Unit terkait - Komite medis
- SMF komite medis
PEMILIHAN KETUA KOMITE MEDIK
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /I/2011 0 1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER Januari 2011
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Adalah rapat untuk memilih ketua komite medis
Tujuan - Menilai pertanggungjawaban ketua komite medis
- Memilih ketua komite medis untuk masa kepengurusan
berikutnya.
Kebijakan Dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3 tahun
Prosedur  Ketentuan umum
 Rapat ketua komite medis bertugas menilai pertanggung
jawaban ketua komite medik untuk masa kepengurusan
berikutnya.
 Rapat pemilihan ketua komite medis dilaksanakan
sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun.
 Seorang dokter atau dokter gigi angota SMF hanya
dibolehkan menjadi ketua komite medis maksimal satu
kali masa kepengurusan kecuali pada masa kepengurusan
tidak berurutan.
 Dalam keadaan luar biasa rapat pemilihan ketua komite
medis dapat diadakan sewaktu-waktu atas usul atau
infasif tiga kepala SMF dan mendapat persetujuan
sekurang-kurangnya separuh jumlah dokter gigi anggota
SMF.
 KRITERIA CALON KETUA KOMITE MEDIS
 Dokter atau Dokter Gigi anggota SMF yang sudah
bekerja sekurang-kurangnya tiga tahun di RSUD Kab.
Penajam Paser Utara.
 Didukung atau dicalonkan sekurang-kurangnya 2 SMF
 Bersedia secara tertulis dicalonkan menjadi ketua komite
medis.
Unit terkait Komite medik
PEMILIHAN KEPALA SMF
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /I/2011 0 1
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER Januari 2011
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Adalah rapat untuk memilih kepala Staf Medis Fungsional
Tujuan a. Menilai pertanggung jawaban kepala SMF
b. Memilih kepala SMF untuk masa kepengurusan berikutnya.
Kebijakan Dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga tahun.
Prosedur 1. Ketentuan umum :
a. Rapat kepala SMF bertugas menilai pertanggung jawaban
kepala SMF.
b. Rapat pemilihan kepala SMF sekurang-kurangnya
dilakukan sekali dalam tiga tahun.
c. Seorang dokter atau dokter gigi angota SMF yang
bersangkutan dibolehkan dipilih menjadi kepala SMF
lebih dari 1 kali masa kepengurusan.
2. Kriteria Calon Kepala Staf Medis fungsional (SMF) :
a. Dokter atau dokter gigi anggota SMF yang sudah bekerja
sekurang-kurangya tiga tahun di RSUD Kab. PPU.
b. Bersedia secara tertulis dicalonkan menjadi kepala SMF.
c. Bagi SMF yang tidak mempunyai anggota (satu orang)
otomatis menjadi kepala SMF.
Unit terkait Komite medik
Seluruh SMF
PERAN SMF DALAM PEMBUATAN PROSEDUR
PELAYANAN MEDIS
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 0 1
PENAJAM PASER UTARA 010/….….. /TU-HK /I/2011
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Tanggal terbit Ditetapkan direktur
KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA Januari 2011
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
(0542) 7211361, 7211513 PPU drg. Novi Heriyanto, S
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Setiap staf medis tiap SMF, mengadakan rapat untuk membuat
SPO masing-masing bidang spesialistiknya.
Tujuan Terciptanya koordinasi antar SMF secara elektif dan efisien agar
terjadi peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit.
Kebijakan Setiap prosedur pelayanan harus sesuai SOP
Prosedur 1. Rapat masing-masign SMF untuk menginventarisasi SOP.
2. Hasil rapat membuat tugas masing-masing SMF dengan batas
penyelesainnya.
3. Setelah hasil akhir dikoreksi masing-masing kepala SMF dan
akan diplenokan oleh setiap SMF dan dirapatkan pada tingkat
komite medik.
4. Hasil rapat komite medis direkomendasikan ke direktur
RSUD Kab. Penajam Paser Utara
Unit terkait Komite medik
Seluruh SMF
Seluruh Ka. Instalasi, Ka. Bidang
Direktur
RENCANA PELAYANAN
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /I/2011 0 2
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER Januari 2011
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Adalah prosedur rencana pelayanan kesehatan.
Tujuan  Merencanakan pelayanan medis terhadap pasien
 Memberi edukasi kepada pasien tentang rencana pelayanan
serta hal yang mungkin bisa terjadi terhadap pelayanan yang
diberikan.
Kebijakan Dilaksanakan oleh dokter penanggung jawab pelayanan.
Prosedur  Petugas pelayanan adalah dokter penanggung jawab
pelayanan yang telah ditunjuk oleh direktur, atas rekomendasi
masing-masing.
 Penerimaan layanan adalah pasien RSUD Penajam Paser
Utara baik berkunjung di klinik rawat jalan maupun rawat
inap dan instalasi gawat darurat.
 Dalam memberikan pelayanan medis, dokter penanggung
jawab pelayanan membuat rencana pelayanan yang
dituangkan dalam rekam medis berdasarkan SOAP, serta
memberikan edukasi kepada pasien tentang prosedur yang
diberikan, beserta resiko-resiko yang mungkin dapat terjasi
akibat tindakan tersebut.
 Penderita berhak mendapatkan keterangan tentang
penyakitnya, serta berhak medapat keterangan tentang
tindakan, serta rencana tindakan yang diberikan kepadanya,
beserta resiko-resiko yang mungkin dapat terjadi.
 Penderita bekerjasama dengan petugas untuk mengupayakan
pelayanan yang optimal.
 Penderita wajib memberikan keterangan yang benar kepada
petugas.
 Apabila terdapat penyakit yang perlu mendapatkan konsultasi
antar SMF, dokter penanggung jawab pelayanan melakukan
pelayanan konsultasi sesuai disiplin ilmu yang diperlukan,
yang dituangkan dalam rekam medis.
 Apabila penderita menderita suatu penyakit yang perlu
ditangani oleh beberapa disiplin ilmu, maka dokter
penanggung jawab pelayanan medis yang menangani
penyakit dominan yang diderita pasien menjadi ketua tim
pelayanan.
 Alih rawat dilakukan oleh penanggung jawab pelayanan, bila
penderita telah selesai menjalani pelayanan sesuai disiplin
petugas yang bersangkutan, tetapi masih perlu mendapat
pelayanan disiplin ilmu yang lain, maka dokter penanggung
jawab pelayanan melakukan alih rawat yang dituangkan
dalam lembar rekam medis.
Unit terkait Rekam medik
KONSULTASI MEDIS
PROSEDUR TETAP
No. dokumen No. Revisi Jumlah halaman
PEMERINTAH KABUPATEN 010/….….. /TU-HK /I/2011 0 2
PENAJAM PASER UTARA Tanggal terbit Ditetapkan direktur
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN PENAJAM PASER Januari 2011
UTARA
Jl. Propinsi KM.09 Nipah-Nipah
drg. Novi Heriyanto, S
(0542) 7211361, 7211513 PPU
NIP.19671117 200003 1 004
Pengertian Permintaan pendapat, saran dan instruksi lebih lanjut sehubungan dengan
keadaan penyakit yang diderita pasien yang membutuhkan penanganan.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan konsultasi medis kepada
dokter sepesialis, sehingga pasien mendapat penanganan yang efektif dari dokter
spesialis yang bersangkutan.
Kebijakan Konsultasi pelayanan medis pasien raweat inap, rawat jalan dan kunjungan IRD
dilakukan oleh dokter umum ke dokter spesialis.
Prosedur 1. Prosedur :
Bila dokter jaga memerlukan konsultasi ke dokter spesialis makan :
a. Konsultasi dilakukan secara tertulis atau melalui pesawat telepon / HP
dengan lengkap pada lembar konsultasi termasuk keadaan umum pasien.
b. Harus dengan jelas dicantumkan maksud konsultasi :
- Mohon pendapat (yang dikonsultasi hanya berhak menjawab
pendapatnya)
- Rawat bersama (bila ada tindakan dari pihak konsultasi, sebaiknya
diusulkan kepada “owner”.
- Ambil alih
- Ditulis hari/tangal/jam konsultasi diserta tanda tangan
2. Konsultasi pada jam kerja :
a. Dokter jaga menghubungi dokter spesialis / konsulen melalui telepon di
poliklinik/IGD/Tempat tugasnya.
b. Bila dokter /konsulen tidak ada ditempat dapat dilakukan dengan cara
memanggil diseluruh are rumah sakit.
c. Dan bila dokter/konsulen jaga saat itu juga tidak ada jaga maka dapat
memanggil konsulen spesialis lain yang sejenis ahlinya atau diberikan ke
direktur untuk langkah selanjutnya.
d. Selanjutnya bila sudah menjadi hubungan dokter jaga dengan dokter
konsulen dapat tertulis pada lembar konsulen maka tangung jawab pada
dokter konsulen.
e. Waktu konsulen sampai dokter konsulen datang ke ruangan / tempat
maksimal 30 menit.
f. Bila dalam waktu konsultasi konsultasi konsulen tidak dapat datang ke
rumah sakit maka diwajibkan dokter umum yang mengkonsul menulis
segala instruksi pada lembar konsul termasuk paraf atas nama dokter
konsulen.
3. Konsultasi diluar jam kerja :
a. Dokter jaga menghubungi dokter spesialis/ konsulen melalui telepon/HP
b. Bila konsulen susah dihubungi melalui alat komunikasi, maka konsulen
dihubungi ketempat tinggalnya oleh petugas IGD dan membawa lembar
konsul, dan kelengkapan lain yang berhubungan dengan penegakan
diagnose.
c. Bila dokter konsulen dapat dihubungi maka yang bersangkutan segera
dapat memberikan advis/terapi yang perlu diberikan atau dokter konsulen
segera datang ke IGD untuk melihat dan menangani pasien.
d. Bila dokter konsulen tidak dapat dihubungi / ditemui, maka masalahnya
diberikan ke direktur pelayanan/ ketua komite medik untuk langkah
selanjutnya.
e. Pada lembar RM IGD sudah tertulis , pasien akan rawat jalan/ rawat inap/
dirujuk.
Unit terkait Rekam medik

Anda mungkin juga menyukai