1.2 Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya
Strategi I, Perlindungan/mempertahankan budaya.
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan
yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status
kesehatannya, misalnya budaya Berolah raga setiap pagi.
Strategi II, Mengakomodasi/negoasiasi budaya.
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu klien
beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau
amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang.
Strategi III, Mengubah/mengganti budaya klien
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan.
Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak
merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai
dengan keyakinan yang dianut.
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu proses
keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses memilih strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai denganlatar belakang
budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995). Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam
keperawatan transkultural (Andrew and Boyle, 1995) yaitu :
Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak bertentangan
dengan kesehatan,
Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan kesehatan
dan
Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
B. STUDI KASUS
Ny. Sri (28) dan Ny. Jaenap (29) sedang melakukan pemeriksaan terkait usia
kehamilannya yang sudah mencapai tanggal perkiraan dokter dirumah sakit MEDIKA
UTAMA. Dan datanglah dua perawat yang memeriksa terkait kandungan dari Ny. Sri dan Ny.
Jaenap. Selang beberapa waktu, atas perintah dokter perawat mengabarkan kepada Ny. Sri
untuk menyiapkan diri untuk menjalani proses persalinan secara normal. Tahap awal
melahirkan normal yaitu adannya kontraksi membuat serviks terbuka secara bertahap. Serviks
mulai melentur sehingga dapat terbuka dan melebar sampai 10 cm. Tahap kedua persalinan
berlangsung dari serviks terbuka sampai bayi lahir. Dan berhubung Ny. Jaenap memiliki
panggul yang sempit maka atas perintah dokter persalinan atas nama Ny. Jaenap dilakukan
secara cesar. Maka dilakukan operasi diarea perut kebawah, dan tahap awal dilakukan
pembiusan sehingga operasi cesar dapat dimulai. Melakukan sayatan lapis demi lapis diarea
perut, penyedotan cairan ketuban, mencari posisi kepala bayi, kemudian kepala dan bahu bayi
dikeluarkan. Setelah itu pemotongan tali pusat plasenta. Setelah selesai semua persalinan Ny.
Sri disaran kan oleh neneknya memakai centing/stagen sesuai dengan adat jawa dan Ny.
Jaenap setelah jahitan di perutnya kering juga dipaksa neneknya untuk memakai
centing/stagen. Namun perawat menyarankan kepada keluarga Ny. Sri dan juga keluarga Ny.
Jaenap boleh memakainya asal tidak terlalu ketat.