Anda di halaman 1dari 3

Nama: Sidiq Setiyawan

Nim: 1119-30751

Rmk Pengauditan

Bukti Audit Dan Kertas Kerja


Bukti audit
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor dalam
rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu, auditor
harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar kesimpulan yang
diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar dari tuntutan
pihak-pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat yang diberikannya tidak
pantas.
Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting bagi auditor. Namun,
dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam organisasi klien merupakan
bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak adanya pengecekan dari pihak luar yang
bebas. Bukti audit yang diperoleh selama pekerjaan lapangan harus didokumentasikan dengan
baik dalam kertas kerja audit, disertai dengan keterangan mengenai klasifikasi bukti auditnya.
Hal tersebut dimaksudkan agar auditor mudah dalam melakukan analisis dan evaluasi lebih
lanjut, sehingga proses pengembangan temuan audit dapat dilakukan dengan baik berdasarkan
unsur-unsurnya.
Kertas kerja (working paper) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan
laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat penting dalam profesi akuntan publik.
Dalam proses auditnya, auditor harus mengumpulkan atau membuat berbagai tipe bukti. Untuk
mendukung simpulan dan pendapatnya atas laporan keuangan. Untuk kepentingan pengumpulan
dan pembuatan bukti itulah auditor membuat kertas kerja. Kertas kerja memberikan panduan
bagi auditor dalam penyusunan kertas kerja dalam audit atas laporan keuangan atau perikatan
audit lainnya, berdasarkan seluruh standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

Keputusan Yang Harus Diambil Oleh Auditor Berkaitandengan Bukti Audit


Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan 4 pengambilan keputusanyang saling
berkaitan, yaitu:
1. Penentuan prosedur audit yang akan digunakan
Untuk mengumpulkan bukti audit, auditor mengunakan prosedur audit. Contoh prosedur
audit disajikan berikut ini.
a. Hitung penerimaan kas yang belum disetor pada tanggal neraca dan awasi uangkas
tersebut sampai dengan saat penyetoran ke bank.
b. Mintalah cut-off bank statement dari bank kira-kira untuk jangka waktu duaminggu
setelah tanggal neraca.
c. Lakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik sediaan yang diselenggarakanoleh
klien.
2. Penentuan Besarnya Sampel
Keputusan mengenai banyak unsur yang harus diuji harus diambil oleh auditor
untuksetiap prosedur audit. Besarnya sampel akan berbeda-beda di antara yang satu
dengan audityang lain dan dari prosedur yang satu ke prosedur audit yang lain.
3. Penentuan Unsur Tertentu yang Dipilih Sebagai Anggota Sampel
Setelah besarnya sampel ditentukan untuk prosedur audit tertentu, auditor masih
harusmemutuskan unsur mana yang akan dipilih sebagai anggota sampel untuk diperiksa.
4. Penentuan Waktu yang Cocok untuk Melaksanakan Prosedur Audit
Karena audit terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka waktu tertentu, biasanya 1
tahun, maka auditor dapat mulai mengumpulkan bukti audit segera awal tahun.
Umumnya, klien menghendaki diselesaikan dalam jangka waktu satu minggu dengan
tiga bulan setelah tanggal neraca

Karakteristik Bukti Audits


 Ketepatan Bukti
Ketepatan bukti adalah ukuran kualitas bukti, yakni relevansi dan reliabilitasnya
dalammemenuhi tujuan audit atas golongan transaksi saldo- saldo akun dan pengungkapan
yangbersangkutan. Apabila bukti dipandang sangat tepat, maka akan sangat membantu
auditor dalammendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar
 Relevansi Bukti
Bukti harus relevan dengan tujuan audit yang harus diuji terlebih dahulu oleh auditorsebelum
dapat dikatakan sebagai bukti yang tepat. Relavansi menjadi masalah dalam kaitannyadengan
tujuan audit. Karena terkadang ada bukti yang relevan dengan suatu tujuan audit dan adajuga
yang tidak relevan dengan tujuan lainnya.
Reliabilitas Bukti
 Reliabilitas berkaitan dengan seberapa jauh bukti ini dapat dipercaya. Sama seperti relevansi,
apabila tingkat reliabiliasnya tinggi, maka bukti ini akan sangat membantu auditordalam
meyakini bahwa laporan keuangan telah di sajikan secara wajar. Reliabilitas tergantung pada
apakah bukti telah memenuhi karakteristik – karakteristik berikut:
i. Independensi pembuatan bukti
ii. Efektivitas pengendalian internal klien
iii. Pengetahuan langsung auditor
iv. Kualifikasi individu pemberi informasi
v. Tingkat objektivitas
vi. Ketepatan waktu
 Kecukupan Bukti
Kecukupan ini berkaitan dengan kuantitas atau seberapa banyak bukti audit yang
harusdiperoleh. Kuantitas bukti audit ini dipengaruhi oleh penilaian auditor tentang risiko
kesalahanpenyajian material dan juga oleh kualitas bukti audit itu sendiri. Ada dua factor
yang menentukanketepatan ukuran sampel dalam audit yaitu ekspektasi auditor tentang
kesalahan penyajian danefektivitas pengendalian internal dalam organisasi klien.

Anda mungkin juga menyukai