Pengertian Prosedur Audit Prosedur Audit adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor untuk mendapatkan semua informasi mengenai kualitas keuangan yang disediakan oleh perusahaan, yang memungkinkan mereka untuk membentuk opini audit atas laporan keuangan apakah mereka mencerminkan pandangan yang benar dan adil dari posisi keuangan organisasi. Mereka diidentifikasi dan diterapkan pada tahap perencanaan audit setelah menentukan tujuan audit, ruang lingkup, pendekatan, dan risiko yang terlibat. Metode Prosedur Audit Dalam melakukan prosedur audit, ada beberapa metode prosedur audit yang harus Anda gunakan dalam melakukan dan menentukan kualitas informasi keuangan, berikut penjelasan nya: 1. Penyelidikan Penyelidikan adalah proses meminta klien untuk penjelasan tentang proses atau transaksi yang terkait dengan laporan keuangan. Jenis prosedur audit ini biasanya melibatkan pengumpulan bukti verbal. Demikian juga, auditor menggunakan prosedur penyelidikan untuk berbagai macam proses audit. Misalnya, auditor dapat meminta klien untuk memahami lingkungan bisnis dan kontrol atau mereka mungkin bertanya tentang transaksi atau saldo item baris laporan keuangan. Bukti yang dikumpulkan oleh penyelidikan formal atau informal umumnya tidak bisa berdiri sendiri meyakinkan. Oleh karena itu, auditor biasanya melakukan prosedur lain bersama dengan penyelidikan seperti memeriksa dokumen pendukung untuk memastikan bahwa penjelasan yang diberikan oleh klien dapat diandalkan. 2. Pemeriksaan catatan atau dokumen Pemeriksaan catatan atau dokumen adalah proses pengumpulan bukti dengan memeriksa catatan atau dokumen. Jenis prosedur audit ini dapat dilakukan dengan menjamin catatan transaksi ke dokumen pendukung atau menelusuri dokumen pendukung ke catatan transaksi. Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan prosedur inspeksi untuk menguji pernyataan terjadinya transaksi pengeluaran dengan menjamin mereka untuk menerima laporan, faktur pemasok, dan pesanan pembelian. Pernyataan audit biasanya diuji dengan memeriksa dokumen untuk mendukung transaksi akuntansi dalam catatan perusahaan (vouching). Dan pernyataan kelengkapan biasanya diuji dengan memilih dokumen dan melacaknya kembali ke catatan perusahaan (penelusuran) dengan memastikan apakah sesuai atau tidak. 3. Perhitungan ulang Perhitungan ulang adalah proses menghitung kembali pekerjaan yang telah dilakukan klien untuk melihat apakah ada hasil yang berbeda antara pekerjaan auditor dan pekerjaan klien. Jenis prosedur audit ini biasanya digunakan untuk menguji penilaian dan alokasi pernyataan keuangan. 4. Prosedur analitik Prosedur analitik adalah proses mengevaluasi informasi keuangan melalui analisis tren, rasio atau hubungan antara data termasuk data keuangan dan non-keuangan. Auditor biasanya melakukan jenis prosedur audit ini dengan membangun harapan mereka tentang transaksi khas atau saldo akun dan membandingkannya dengan catatan klien. Jika auditor menemukan bahwa catatan klien tidak konsisten. Maka auditor akan menyelidiki lebih lanjut tentang varian yang ada. Sebagai contoh, auditor dapat melakukan prosedur analitik pada akun beban bunga dengan mengalikan tingkat bunga rata-rata dengan saldo rata-rata pinjaman. Kemudian, auditor akan menggunakan hasilnya untuk membandingkan dengan jumlah yang dicatat oleh klien. 5. Tes Penilaian Menghitung aset berwujud dapat memberi auditor bukti nilai. Auditor dapat mengonfirmasi jumlah peralatan atau produk tertentu untuk menentukan bahwa nilainya sesuai dengan pernyataan perusahaan.
1. Dokumentasi Bukti Audit
Dokumentasi audit adalah dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti audit yang relevan yang diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik. Tujuan dokumentasi audit Tujuannya adalah untuk membantu auditor dalam mendapatkan jaminan yang layak bahwa audit telah dilaksanakan secara memadai sesuai dengan standar auditing. Secara spesifik dokumentadi audit memberikan: Suatu dasar untuk merencanakn audit Suatu catatan tentang bukti yang dikumpulkan dan hasil pengujian Data untuk menentukan jenis laporan audit yang tepat Suatu dasar untuk mereview oleh supervisor dan partner Pemilik file audit Tidak ada seorangpun berhak untuk melihat isi dokumen tersebut (termasuk klien) selain auditor beserta tim auditnya, kecuali bila auditor diajukan ke pengadilan berkaitan dengan audit yang bersangkutan. Kerahasiaan file audit Seksi 140 Kode Etik Profesi Akuntan Publik 140.1 Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap Praktisi untuk tidak melakuukan tindakan-tindakan sbb: a) Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku, dan b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga 140.2 Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaanm termasuk dalam lingkungan sosialnya, 140.3 Setiap praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan informasi terjaga dalam KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja Jangka waktu pengarsipan Batas waktu penyimpanan pada umumnya tidak boleh kurang dari 5 tahun sejak tinggal yang lebih akhir dari (i) laporan auditor atas laporan keuangan entitas, (ii) laporan auditor atas laporan keuangan konsolidasian dan anak perusahaan. Isi dan pengorganisasian Bentuk, isi, dan luas dokumentasi audit tergantung faktor-faktor berikut: Ukuran dan kompleksitas entitas Sifat prosedur audit yang akan dilakukan Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi Signifikansi bukti audit yang diperoleh Sifat dan luas penyimpangan yang diidentifikasi Kebutuhan untuk mendokumentasikan suatu kesimpulan atau basis untuk suatu kesimpulan yang belum dapat ditentukan dengan segaera dari dokumentasi pekerjaan audit yang silakukan atau bukti audit yang diperoleh Metodologi dan perangkat audit yang digunakan Contoh-contoh dokumentais audit mencakup: Program auditi Analisis Memorandum isu Ikhtisar hal0hal signifikan Surat konfirmasi dan surat representasi Daftar uji Korespondensi (termasuk email) tentang hal-hal signifikan Arsip permanen Arsip permanen biasanya meliputi: - Ringkasan / copy dokumen-dokumen yang berlaku secara berkelanjutan seperti misalnya anggaran dasar, anggaran rumah tangga, perjanjian obligasi, dan kontrak-kontrak - Analisis akun-akun tertentu dari tahun-tahun yang lalu yang berpengaruh terhadap auditor - Informasi yang berhubungan dengan pemahaman tentang pengendalian internal dan penilaian resiko pengendalian - Hasil prosedur analitas dari tahun-tahun yang lalu Arsip tahun berjalan Meliputi semua dokumen yang bersangkutan dengan tahun berjalan atau tahun yang diperiksa Program audit Biasanya ditempatkan dalam file terpisah untuk meningkatkan koordinasi dan mengintegrasikan semua bagian audit, meskipun ada juga kantor akuntan yang mencantumkan satu copy program audit pada setiap bagian audit dalam dokumen audit Informasi umum Informasi yang bersifat umum, contohnya rencana audit, ringkasan / salinan notulen rapat dewan komisaris, ringkasana= dari kontrak-kontrak atau perjanjian yang tidak tercantum dalam arsip permanen, catatan hasil diskusi klien, komentar hasil review supervisor, dan kesimpulan umum Working trial balance Setelah akhir tahun buku, auditor segera membuat daftar yang berisi saldo dari semua akun yang ada di buku besar Jurnal penyesuaian dan jurnal reklasifikasi Setiap ayat jurnal penyesuaian harus mendapat persetujuan dari klien, karena penyajian laporan keuangan secara wajar merupaakan tanggungjawab manajemen. Reklasifikasi seringkali dibuat dalam laporan agar laporan menyajikan informasi akuntansi secara tepat, walaupun angka dalam buku besar sudah benar - Daftar pendukung Tipe-tipe daftar pendukung: 1. Analisis 2. Daftar saldo 3. Rekonsiliasi jumlah-jumlah tertentu 4. Uji kewajaran 5. Ringkasan pelaksanaan prosedur 6. Pemeriksaan dokumen pendukung 7. Dokumen-dokumen dari luar Penyusunan dokumen audit Karakteristik dokumen audit: Setiap file audit harus memiliki identifikasi yang jelas yang memuat informasi tentang nama klien, periode yang diaudit, deskripsi tentang isi, dll Dokumen audit harus diberi index dan referensi-silang untuk memudahkan dalam pengorganisasian dan pengarsipan Dokumen audit yang sudah rampung harus secara jelas menunjukkan pekerjaan audit yang telah dilakukan Dokumen audit harus berisi cukup informasi untuk memenuhi tujuan sesuai dengan rencana Kesimpulan yang dicapai tentang suatu segmen audit harus diformulasikan dengan jelas